Kota Taipei
Terasa dingin cuaca pagi dengan kicauan suara burung-burung dan marak nya penduduk di kota tersebut, terlihat jelas dari kejauhan sebuah gedung tinggi apartemen yang berada di pusat kota membuat ku merasa nyaman dengan satu gelas kopi hangat di tangan ku sambil menikmati indahnya suasana. Waktu sudah menunjukkan pukul 08.00 aku pun bergegas pergi ke kampus ternama di salah satu kota tersebut untuk menghadapi ujian S2 ku yang hampir selesai sebentar lagi.
"Hay bro."
Terdengar sapaan dari salah satu sahabat ku di kampus, Andrian seorang pelajar asal Indonesia.
"Kemana kita akan pergi setelah jam kuliah selesai?"
Seperti biasanya aku selalu mengajak nya untuk pergi mendengarkan ceramah dari guru kami di sebuah masjid kota Taiwan tersebut untuk mempelajari banyak tentang ilmu agama.
Muhammad Ilham Abdullah
Ilham seorang muslim yang berasal dari keluarga non muslim. Masyarakat sekitar memanggil nya dengan nama Cheng, tetapi di Indonesia orang memanggil nya dengan nama Ilham, orang tua Ilham tinggal di Indonesia karena menjalankan bisnis di sana.
Orang tua Ilham bukanlah muslim, ibu nya keturunan china dan ayah nya keturunan Korea. Yah walaupun berbeda agama namun mereka tetap akur dan menjalankan kehidupan seperti biasanya. Sejak SMA di Indonesia, tentu Ilham sudah menjadi seorang mu'alaf sejak lama, dan melanjutkan studi di Taiwan serta mempelajari banyak hal tentang agama Islam di Taiwan, dengan salah satu guru yang berasal dari Timur tengah dan menetap di sana, Ilham dan sahabat nya Andrian pun tiba di masjid tempat mereka biasanya belajar banyak tentang agama.
" Ilham, tuh lihat lah, para wanita itu selalu melirik mu dan membuat ku merasa iri pada mu." Sambil tertawa Andrian menjahili Ilham.
Sambil beranjak pergi Ilham berkata. "Bodoh amat."
Ilham tak pernah tertarik pada wanita dan itulah yang membuat Andrian selalu meledeknya.
Indonesia
Kring...
Suara alaram ku berdering, rasanya aku malas untuk melanjutkan aktivitas ku terlebih lagi orang tua ku pasti akan mengomeli ku setiap pagi karna ingin menjodohkan ku dengan anak teman nya yang bernama Dimas itu tentu saya aku tidak mau, tapi ya sudah lah.
Saat ini, aku sedang sibuk dan berusaha untuk menghindari perjodohan tersebut karena aku hanya ingin fokus dengan study ku saat ini, jika aku berhasil lolos seleksi beasiswa ku ke luar negeri, orang tua ku tidak akan menjodohkan ku dengan Dimas, dan tentu saja ini pilihan yang sangat sulit, sedangkan aku hanya ingin stay di Indonesia saja.
"Aira bagaimana keputusan mu tentang perjodohan itu?" Aira bingung harus menjawab.
Ibu bertanya dan aku berusaha meyakinkan ibu bahwa aku harus mendapatkan beasiswa itu. Setelah selesai makan, aku seperti biasanya terburu buru berlari mengejar bus untuk pergi ke kampus, yah, aku memang selalu mengendarai angkutan umum, karna tidak suka memakai fasilitas yang di berikan oleh kedua orang tua ku, sangat sederhana sekali bukan.
Setiba nya di kampus Aira pun mulai mengikuti seleksi beasiswa. Aira adalah seorang mahasiswi di universitas ternama di Indonesia, demi menolak perjodohan tersebut, Aira rela ikut beasiswa ke luar negri walaupun org tua nya bisa saja langsung mengirim dirinya ke luar negri tapi itu lah Aira, dia selalu berusaha dengan kemampuan dirinya sendiri.
Aira berada di jurusan komunikasi tentu saja Aira memiliki public speaking yang baik dan sering berbicara di depan orang banyak. Apalagi dengan kemampuan nya menguasai berbagai macam bahasa asing.
Hasil tes pun keluar, jantung Aira berdebar kencang saat ingin melihatnya dan rasa nya tak percaya Aira pun lulus di negara Taipei padahal Aira berharap akan lulus di Amerika tapi tetap saja Aira bahagia, karna perjodohan itu bakalan batal.
"Selamat ya Aira." Sambil menjabat tangan.
Ucapan selamat dari teman ku bernama Fatimah.
"Terima kasih Fatimah," ucapku sambil memeluk sahabatku.
Dari kejauhan Dimas orang yang akan di jodohkan dengan ku pun merasa kesal karna mengetahui bahwa perjodohan kami akan tertunda.
Aira berlari pulang menuju rumah, dan memberitahu kan kepada orang tua nya bahwa dia telah berhasil.
Seminggu telah berlalu, ibu membantu Aira menyiapkan seluruh keperluan untuk berangkat ke luar negri besok.
Kota Taipei
Aira tak menyangka telah sampai ke salah satu negara yang sangat ramah lingkungan tersebut, di bantu oleh para membimbing untuk menghantar Aira menuju rumahnya.
"Xie xie sir." Aira mengucapan terima kasih dalam bahasa mandarin.
***
Keesokan harinya Aira tiba di kampus ternama di kota tersebut. Masyarakat yang sangat antusias dan selalu berpartisipasi membuat Aira merasa tentram, tanpa di sadari, waktu telah menunjukkan pukul delapan lewat, Aira terburu-buru, dan berlari sambil membawa lembaran biodata untuk persyaratan masuk ke kampus dan tiba-tiba,
bruk...
Aira menabrak seorang mahasiswi dan meminta maaf lalu cepat-cepat mengambil berkas-berkas ku yg berceceran.
Ilham memperhatikan Aira yg sedang terburu-buru dari kejauhan, dan mendapatkan salah satu biodata yg sempat di jatuhkan Aira, Ilham pun memandangi foto yang terpampang di lembaran tersebut dan seperti nya dia mengingat sesuatu, bahwa dia pernah bertemu dengan gadis itu sebelumnya di indonesia.
Sepertinya aku pernah melihat wanita ini di Indonesia beberapa tahun lalu, ya ini pasti dia.
Ekspresi dingin Ilham yang cuek pun seketika berubah mejadi senyum lebar, yang tampak manis dengan busana nya yang selalu tertata rapi, membuat nya indah sekali di pandang, tentu saja wanita itu yang telah lama dia cari.
Ilham pun bergegas memasuki ruangan tepat di mana Aira berada kemudian menitipkan lembaran milik Aira yang tadi di jatuh kan nya ke salah satu mahasiswa di sana.
" Aira ini lembaran biodata kamu yang hilang." Sambil menyerahkan lembaran biodata tersebut. Aira pun merasa lega karna hampir saja frustasi karna hilang nya biodata tersebut.
" Terima kasih." Aira berkata sambil tersenyum manis.
Aira menyerahkan biodata, dan memenuhi panggilan untuk melanjutkan kontrak studi kedepannya nya. Setelah selesai, Aira bersama teman nya Anisa berjalan keluar ruangan dan makan di suatu kantin.
" Anisa lo tau gak sih?, tadi aku hampir gugup sekali menjawab pertanyaan Mr Cheng."
Sambil merangkul, " tapi menurut ku bahasa dan cara penyampaian komunikasi kamu cukup baik Aira."
Anisa meyakin kan ku dan membuat ku merasa tenang, tanpa ku sadari Mr Cheng senior interview ku tadi, sedang makan di depan meja ku, dengan gaya tampan nya yang membuat teman ku Anisa begitu menyukainya. Aku tak terlalu peduli dengan pujian Anisa tentang ketampanan Mr Cheng. Yang terpenting seluruh urusan ku hari ini telah selesai.
Dua bulan berlalu Ilham alias Mr Cheng telah menyelesaikan S2 nya. Saat itu Ilham berjalan memasuki ruangan di tempat Ilham mengajar murid nya. Tentu saja Ilham adalah dosen di sana. Ilham pun menjelaskan kepada murid nya tentang materi yang akan disampaikan.
"Baiklah sampai di sini saja pertemuan kita, untuk tambahan saya akan memberikan kalian tugas dan harus di kumpul di atas meja saya hari ini juga." Mr Cheng berjalan menuju keluar ruangan.
"Ah sungguh Mr Cheng sangat tampan." Aira menoleh ke beberapa mahasiswi yg sedang membicarakan Mr Cheng, sambil menggerutu kesal, Aira pun merasa aneh.
"Apa sih yang mereka lihat dari Mr Cheng yg cuek seperti itu."
Aira berjalan di sekitar kampus baru nya di Taipei, untuk melihat kondisi lingkungan di sana, tak sadar langkah Aira sudah sejauh ini dan melupakan tugas kuliah yg di berikan Mr Cheng tadi.
"Astaghfirullah haladzim kok aku berjalan sejauh ini sih, duh gimana tugas tadi ya?" Aira beranjak pergi.
Jam perkuliahan Aira telah usai, Aira pun kembali pulang ke rumah sambil membuat laporan yg tertinggal.
Keesokan harinya...
Aira pov
Saat jam kuliah ku telah selesai aku selalu menyempatkan diri untuk mengunjungi masjid di dekat rumah ku, saat aku berjalan dan tiba tiba melihat punggung seseorang yang sedang berjalan membelakangiku, wah sudah tidak salah lagi itu pasti Mr Cheng, aku pun tertawa senang sehingga bisa menyerahkan laporan tugas yang tertinggal kemarin.
"Ni hou Mr Cheng. " Aira berbicara dalam bahasa mandarin. Mr Cheng berbalik arah dan melihat gadis itu menyapa nya.
Aira melanjutkan pembicaraan nya. "Doubuiqi wo chidao le." Aira meminta maaf atas keterlambatan dirinya.
Mr Cheng hanya diam dengan raut wajah yang tenang.
" Zuotian wo wang le zuo baogao, wo xiang gen ni daoqian." Aira menyatakan dirinya lupa membuat laporan dan meminta maaf.
"Ih ini ya mr Cheng yang di kagumi mahasiswi di kampus itu?." Aira mengejek dalam bahasa Indonesia, tawa Aira tak bisa tertahan lagi melihat ekspresi Mr Cheng yg begitu aneh.
"Dasar aneh, haha..." Ucap Aira.
"Kenapa tertawa? apa wajah ku begitu aneh menurut mu?." Mr Cheng tersenyum tipis saat mengatakan nya.
"Duh sial!, kok dia bisa mengerti bahasa Indonesia? tamat lah riwayatku," sahut ku kesal.
Mr Cheng menerima laporan tersebut dengan cuek nya sambil beranjak pergi.
"Assalamualaikum." Mr Cheng memberi salam dan membuat Aira melongo ketika mendengar kata assalamualaikum dari Mr Cheng, wajah Aira menjadi merah seperti tomat karna merasa malu dan merasa bersalah.
"Assalamualaikum." Mr Cheng sekali lagi mengucapkan salam, Aira lantas kaget.
"Wa... wa'alaikumussalam." Aira gugup dan merasa malu.
Ilham...
Langkah kaki ku pun masuk ke dalam masjid seperti biasannya mendengar tausiyah agama di masjid tersebut, setelah selesai aku pun beranjak untuk pulang.
Aira...
Aduh, dimana dompet kecil ku perasaan tadi aku menaruh kunci rumah ku di dalam dompet kecil ku, aku tergesa-gesa mencari kunci ku, hampir menangis rasanya.
"Mr Cheng! ya pasti kunci nya ada di dalam tas tugas yang telah ku berikan kepada Mr Cheng, duh, Aira kok kamu ceroboh sekali sih." Aira pun bergegas berlari pergi ke masjid yang jarak nya tidak terlalu jauh dari rumahnya.
"Mr Cheng! Mr Cheng!" teriak ku dengan nafas naik turun yang sangat lelah.
"Assalamualaikum." Mr Cheng menoleh.
"Wa'alaikumussalam." Aira menjawab salam.
"Maaf Mr di dalam laporan saya terdapat dompet yang isi nya kuci rumah dan lupa saya ambil."
"Ini dompet nya, silahkan di periksa sendiri takut nya ada yang hilang." Aira pun memeriksa tas kecil miliknya, hadiah dari ibu tersayang.
"Xie xie nian," ucapan terima kasih ku, barang ku tidak ada yang hilang, kemudian aku ingin segera pulang tapi Mr Cheng memanggil ku.
"Maaf siapa namamu?." Mr Cheng bertanya.
"Nama saya Aira." Jawab Aira pelan.
Dengan wajah cuek nya Mr Cheng Aira pun penasaran kenapa dia mengucapkan salam layak nya seperti seorang muslim.
"Sorry Mr are you a convert?" Tanya Aira.
"Yes am a convert." Sahut Mr Cheng.
"Sejak kapan?" Aira bertanya penasaran.
"Alhamdulillah sejak di sekolah menengah." Mr Cheng menjawab.
Seketika hati ku bahagia ketika mengetahui Mr Cheng adalah seorang muslim sejak lama.
"Karena sekarang bukan jam kuliah, kamu bisa memanggil saya Ilham saja." Ucap Ilham.
"Ilham?" Aira kaget, mengerutkan keningnya.
"Yes, Muhammad Ilham Abdullah." Tersenyum tipis, kemudian beranjak pergi.
Iulah sebutan atau nama Islam Mr Cheng. Aira pun baru menyadari ternyata Ilham sangat lah sopan, dan ramah walaupun terlihat cuek. Aira pun mengucapkan salam dan beranjak pergi, detak langkah Aira di jalan berbunyi satu persatu, masih tak percaya rasanya pria itu muslim .
Oh tidak, kenapa aku jadi mikirin dia yaa? aduh astaghfirullah haladzim.
Sambil memegangi kepalaku yang dari tadi memikirkan tentang Ilham.
flashback
Pada tahun 2010 saat Ilham duduk di sekolah menengah pertama dia berkeliling kota Taiwan mendengar kan lantunan adzan yang sangat merdu, sehingga llham sangat tertarik dengan suara adzan itu, dulu Ilham adalah seorang non muslim, dan banyak mempelajari perbandingan ilmu agama, dan bagi nya agama paling baik dari seluruh agama yaitu, agama Islam.
Ilham pun meminta restu dari orang tuanya untuk pindah agama menjadi seorang mu'alaf, orang tua Ilham sangat lembut dan berbaik hati mengizin kan nya.
Ilham pun bergegas memasuki masjid dan bertemu salah seorang ustadz sekaligus guru nyapada saat itu.
"أشهد أن لا إله إلا الله وأشهد أن محمدا رسول الله"
Setelah selesai mengucapkan dua kalimat syahadat tersebut air mata ku jatuh. Hari demi hari aku sudah terbiasa untuk menjalankan perintah Allah SWT, aku tetap teguh dengan menjauhi larangan larangan dalam Islam, ya, aku tentu tau, masih banyak orang Islam yang pasti telah pernah melanggar aturan, namun sebisa mungkin aku menjaga diri ku.
Pada tahun 2013 aku pulang ke Indonesia bersama org tua ku, karna mereka menjalankan bisnis di sana, aku berteman dengan teman ku yang masih beragama non muslim, pada saat itu, kami makan bersama di salah satu restoran Jepang di Indonesia, aku melihat seorang gadis dengan wajah imut nya dan di tutupi balutan jilbab yang menutupi auratnya membuatku penasaran dan jatuh cinta pada saat itu, aku memandangi nya dalam diam untuk selalu bisa mengingat wajah nya, dan selalu berdoa di sepertiga malam ku ketika aku ingin melihat nya.
Flashback off
Ilham...
Aku berbaring melepas lelah ku sambil mengingat wajah Aira, yang ternyata selama ini selalu ku pinta dalam doa di sepertiga malam ku, gadis itu, ya, ternyata benar dia adalah gadis yang ku temui delapan tahun yang lalu, wajahnya yang berseri dengan balutan jilbab itu sudah tentu aku yakin memang dia yang dulu ku kagumi dalam diam aku tersenyum.
Seperti mimpi rasanya, aku bisa bertemu dengan gadis yang tujuh tahun lalu, dan gadis itu ternyata bernama Khumaira Az-zahra.
Sambil mengkoreksi laporan berkas Aira yang tertinggal akhirnya aku mengetahui nama gadis itu, aku pun kembali merebahkan badan ku di kasur sembari membaca doa dan kemudian tidur.
Suasana pagi yang sangat cerah menghantarkan kaki ku ke salah satu restoran ala jepang kesukaan ku, belum sempat aku tiba di sana, tiba-tiba ada orang yang menabrak ku dari belakang.
"Aduh kakiku." Aira terpental jatuh karna ada laki-laki yang menabrak dirinya. "Baru aja keluar dah apes aja nasib ku, malah kaki ku sakit banget lagi." Sambil merintih kesakitan.
Aira memeriksa tas nya dan ternyata Aira kecopetan, kemudian berteriak dan mengejar pencopet yang telah jauh, dan tak mungkin di kejar lagi, tiba-tiba...
Brukk...
"Lagi-lagi kebiasaan ku menabrak orang lain.
Aku harus meminta maaf." Dan bapak tua tersebut meminta ganti rugi tanpa mendengar penjelasan Aira, tiba-tiba...
"Apa yang kamu lakukan di sini?" Sahut Ilham.
"Baru saja aku terkena musibah kecopetan." Sambil mengetuk kaki nya yang terasa sakit.
"Astaghfirullah haladzim" Ilham menggelengkan kepalanya.
Ilham menjelaskan dan mengganti rugi smua masalah yang di lakukan Aira kepada bapak tua tadi, tentu saja Aira menolak, setelah di pikir-pikir kembali, dia tidak punya cukup uang untuk mengganti, dan menerima bantuan dari Ilham.
"Terima kasih Mr Cheng, saya janji akan mengganti rugi semua uang milik anda."
"Tidak perlu." Ucap Ilham dengan cuek nya,
tentu saja Aira terus saja berargumen ingin mengganti uang Mr Cheng.
Cheng bertanya kepada Aira... "Mau kemana siang-siang begini?". Sambil menggaruk kepala. "Oh, itu tadi mau pergi ke restoran Jepang."
Duh smua isi tas ku telah lenyap, termasuk hp, kartu kredit, ATM, rasanya ingin sekali aku menangis, gimana nih crara mengganti uang Mr Cheng.
"Sudah ku bilang panggil saja aku Ilham!"
"Baiklah Ilham. Terima kasih, kebetulan aku sudah kenyang." Sambil menunduk malu.
Ilham sangat rendah hati sehingga tidak mau di panggil terlalu terhormat seperti itu, dan membuat nya merasa tidak nyaman.
Bruuggg...
Suara perut Aira berbunyi, seperti nya cacing dalam perut nya sudah terlalu lapar, sungguh Aira merasa malu telah berbohong dan membuat pipi nya semakin memerah.
"Sudah ayo ikut aku, lihatlah perut mu sudah berpesta." Dengan cuek nya Ilham mengajak Aira ke restoran Jepang kesukaan Aira. Mengingat beberapa tahun lalu, saat itulah awal pertemuan mereka.
Aira duduk sambil memesan makanan khas Jepang tersebut, sambil malu-malu.
"Hei nona!" ucap Ilham. "Eh..iya ada apa?"
"Biasakan baca do'a dulu sebelum makan!" Ilham sambil menadah tangannya, memandang tajam Aira.
Tiba-tiba Ilham berkata, "do you remember me?"
"Apakah kita pernah bertemu sebelumnya?" Tanya Aira kepada Ilham.
"Ingat tidak? tahun 2013 lalu, saat makan di restoran Jepang, tempat nya di tengah kota Jakarta ada segerombolan anak laki laki yang sangat usil dan membuat mu jatuh ke lantai?."
Aira berusaha mengingat tetapi tetap saja tidak ingat. "Tidak aku tidak ingat."
Flashback
Waktu itu Aira sedang mengadakan acara amal untuk anak yatim di sebuah restoran jepang. Pada saat itu datanglah segerombolan laki laki remaja SMA yang sangat usil menggangu acara amal tersebut, salah satu dari mereka mengejek Aira dan membuat Aira marah, saat Aira ingin menghampiri mereka, tiba-tiba kaki Aira tersandung oleh kaki anak nakal tersebut, dan jatuh ke lantai, Aira emosi bukan main saat itu, dan melemparkan minuman kepada smua laki laki nakal itu. Setelah selesai makan, anak nakal itu pun kembali pulang kecuali Ilham, kemudian Ilham meminta maaf kepada Aira atas perlakuan usil teman nya, Aira dengan wajah kesal nya tak menanggapi Ilham, kemudian Ilham mendonasikan uang nya untuk acara amal tersebut, dengan cuek nya Aira pun berterima kasih dan pergi dengan wajah sinis nya.
flashback off
Setelah Ilham menceritakan hal tersebut, Aira baru ingat, ternyata orang menyebalkan itu adalah Mr Cheng, Aira pun tertawa tak menyangka.
"Oh iya hari ini kan hari ulang tahun ibuku, Ilham bolehkah aku meminjam ponsel mu sebentar?"
"Oh tentu, nih." Sambil mengeluarkan handphone dari sakunya.
Aku pun berbicara dengan ibu sembari mengucapkan hari spesial ibu, rasa nya sedih karna saat ini aku tidak bisa pulang ke Indonesia, tentu aku tak memberitahu kan kepada orang tua ku bahwa aku kecopetan, aku tak ingin merepotkan mereka, meski pun aku tau mereka akan secepat killat menggirim ku uang. Tapi bukan Aira namanya yg selalu menggunakan fasilitas orang tua.
Aira menutup telpon, dan mengembalikan nya kepada Ilham, tanpa sadar Ilham dari tadi memperhatikan Aira dari depan dengan jarak dua meter.
"Dasar anak manja" Ilham berkata dengan senyuman tipis nya yang membuat Aira kesal karna dia tidak suka di remehkan.
"Apa... anak manja? hey Muhammad Ilham Abdullah! bukan tipe seorang Aira alias Khumaira, jika selalu merepotkan orang tua nya." Aira menciutkan bibirnya.
Dengan nada sombong Aira berbicara, membuat Ilham yg jarang tersenyum itu pun mengeluarkan senyuman penuh di wajah nya.
"Aku akan bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan ku dan mengganti semua uang mu." Ucap Aira dengan wajah nan imut yang sedang meyakinkan Ilham.
"Terserah." Singkat Ilham menjawab.
Setelah selesai makan Ilham beranjak pergi dan mengucapkan salam kepada Aira.
Aira pun pergi keluar restoran sambil berjalan, langkah kecil nya selalu menikmati suasana kota taipei disana, sehingga menghantarkan dirinya ke sebuah toko ice cream dengan tulisan, Membutuhkan pekerja paruh waktu Aira sangat senang, dan berlari ke dalam toko itu untuk mendapatkan pekerjaan sampingan.
Aira pun berbincang-bincang dengan kepala toko, dan akhirnya dia bisa langsung bekerja.
Malam hari...
Suasana malam yang tenang dengan angin sepoi-sepoi sangat menyejukkan tubuh ku, aku duduk di balkon rumah sambil membuat sebuah karya, selain cerdas aku juga berbakat dalam segala bidang, dan itu adalah cara ku bertahan hidup, walupun keluarga ku orang kaya, aku tetap lah seorang pekerja keras yang ingin sukses dengan usaha ku.
Tok, tok, tok...
Suara pintu kamar ku berbunyi
"Aira aku tidur di kamar lo ya?" ucap Aisyah sahabat kampus sekaligus tetangga samping kamar ku. " Yasudah," ujar ku.
"Aku takut tidur sendiri" Aisyah merebahkan badannya ke ranjang. " Iya. Aisyah bawel."
Pagi hari...
Suasana siang yang sangat cerah,saat itu aku sudah pergi ke toko es krim tempat ku bekerja.
"Papa!" Teriak Zhuo keponakan kecil Ilham. Zhuo selalu menghabiskan waktu nya bersama Ilham sehingga dia memanggil Ilham dengan sebutan papa.
"Ada apa sayang?" sambil memeluk keponakannya itu.
"Papa aku ingin jalan jalan ke luar." Ilham menjawab. "Yasudah tunggu ya papa siap siap dulu."
Ilham sangat menyayangi Zhuo keponakan nya itu, bahkan di Indonesia Ilham telah membangun tempat untuk anak-anak dengan keterbatasan mental, dan panti asuhan, Ilham adalah anak tunggal dari keluarga nya, bahkan sebentar lagi, Ilham akan pulang ke Indonesia untuk melanjutkan bisnis ayah nya, dan memutuskan untuk off sebagai dosen di Taipei.
"Papa aku mau ice cream ini."
"Tolong satu es cream nya." Dalam bahasa mandarin.
Tiba-tiba Aira kaget bukan main saat mendengar anak kecil memanggil Ilham dengan sebutan papa.
Oh... ternyata Ilham sudah mempunyai istri dan anak, aduh kenapa hati ku seperti mau meledak saja ya, (menghela nafas pasrah ku.)
"Kamu bekerja di sini Aira?" Aira menjawab singkat. "Oh iya aku bekerja di sini." Sambil mencari amplop berisi uang gaji yang ku minta lebih awal untuk mengganti uang Ilham.
"Ini uang ganti kemaren." Memberikan uang.
"Ambil saja." Ucap Ilham."
"Hey Mr Cheng, itu bukan perinsip saya, lihat lah saya bekerja demi mengganti uang milik anda." Dengan raut wajah kesal Aira berbicara.
Melihat ekspresi Aira yang begitu sedih, ilham pun terpaksa menerima uang itu.
"Baiklah, aku pergi dulu, ayo Zhuo sayang assalamualaikum."
"Wa'alaikumussalam."
Aku tak pernah jatuh cinta seumur hidup ku, tapi kali ini aku seperti nya terlah jatuh cinta kepada suami orang yang sudah mempunyai anak.
Aku pasrah dan sedih.
Saat itu aku duduk dan memikirkan bahwa aku harus melupakan Ilham secepatnya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!