Mawar Tak Bermahkota

Mawar Tak Bermahkota

Jiwa yang terguncang....

“Dasar wanita murahan, tampang saja terlihat lugu !, tapi kelakuan nya lebih dari cewek nakal.”

“Kepala aja tertutup hijab , tapi rok nya gampang dibuka lebar ke atas, hahaha.”

“hmmm.....sok jaim tapi ternyata gampangan juga ya!.”

“Sok alim tapi ternyata lebih dari J***ng ya!hmm.”

“Emang nanti ada ya yang mau sama orang yang udah nggak suci seperti dia ?!!.”

“Menjijikkan sekali, ciiiih !!”

“Dasar cewek murahan!!.”

Kata-kata itulah yang sering di dengar oleh Emily saat ini .bahkan banyak lagi perkataan- perkataan yang bikin sesaka di dada.

Padahal orang-orang itu hanya mendengar dari kabar angin saja, tanpa tau fakta yang terjadi sebenarnya.

Semua hinaan dan cacian itu selalu terngiang-ngiang di telinga Emily. Emily merasa dirinya seakan begitu menjijikkan sekali untuk di pandang, apalagi untuk di dekati.

Orang-orang yang awalnya begitu menyukainya, dalam sekejap memalingkan wajah mereka, dan tidak ingin mengenalnya lagi

Mereka melihat Emily bagaikan melihat kotoran.

Setiap kali Emily keluar dari rumahnya, saat itu juga jalan itu dirasakan Emily bagaikan jalan yang di penuhi dengan duri tajam yang siap melukai kakinya saat di pijak.

Bahkan tidak segan, orang-orang itu menghina Emily secara terang-terangan dihadapannya.

Mendengar semua itu tentu saja hati Emily seperti dihunuskan pedang yang tepat mengenai jantungnya.

"Apa ini sebabnya papa tidak mengizinkan aku untuk keluar dari rumah, walaupun hanya sekedar ingin jalan-jalan sekitar rumah ? gumam Emily dalam hati."

...🍃🍃🍃...

Hari ini hati Emily merasa sangat bimbang untuk berangkat melangkahkan kakinya pergi ke sekolah.

Mau atau tidak dia harus tetap berangkat, karena hari itu awal dimulainya tahun ajaran semester II.

Emily yang sekarang sudah kelas XII harus lebih giat lagi belajar untuk menghadapi ujian akhir sekolah yang hanya sebulan lagi akan dilaksanakan.

"Huumph, mungkin teman-temanku sudah siap semua menghadapi ujian nanti. Aku harus bagaimana ya Allah..." lirih Emily.

Emily begitu merasa terpuruk sehingga ia sangat tidak percaya diri dengan dirinya sendiri.

Semua teman-temannya terlihat begitu antusias untuk menghadapi ujian, namun dirinya sendiri masih dalam trauma. Jiwanya terasa sangat kosong.

Semua cita-cita dan angan-angan yang selama ini ia susun rapi hancur lebur seketika, hanya karena seorang laki-laki brengsek yang telah merenggut sesuatu yang sangat berharga bagi semua wanita.

Yah, kesucian diri yang telah hilang,..

...🍃🍃🍃...

Jauh sebelum peristiwa ini, Emily selalu berangkat ke sekolah dengan motor kesayangannya. Namun tidak untuk hari ini dan mungkin untuk seterusnya ia harus diantarkan oleh sopir pribadi papanya.

Sepanjang perjalanan menuju sekolahnya, Emily melihat pemandangan melalui celah jendela kaca mobil dengan sorot mata yang kosong.

Hingga ia tak menyadari jika dirinya telah sampai di sekolah.

Emily turun dari mobil. Saat akan melangkah, entah mengapa pangkah ya terhenti tepat di depan gerbang sekolah. Kakinya terasa begitu lemah dan berat sekali untuk melangkah masuk ke dalam sekolah.

Perasaan takut di dalam dirinya muncul kembali. Dalam benaknya terbayang-bayang bagaimana jika nanti setelah dia masuk ke dalam kelas, semua temannya sudah mengetahui apa yang ia alami dan akan menghina dirinya seperti orang-orang yang telah mengetahui kasusnya itu.

Bahkan saudara- saudara nya pun ikut menghakimi dirinya, tanpa memberikannya sedikit kesempatan untuk membela dirinya.

Semua hak-hak buruk terbayang kembali di pikiran Emily.

Saat Emily terpaku dalam lamunannya, tanpa ia sadari ada seorang guru yang menyadari keberadaannya.

Guru tersebut berjalan menghampiri Emily.

“Emily kamu kenapa melamun di depan gerbang, Diam saja seperti orang yang lagi kesambet setan !, Jangan bilang kamu ada niatan mau bolos ya ? suara guru itu sontak membuat Emily terkejut dan membuyarkan lamunan nya.

Dengan senyum penuh kepalsuan Emily menjawab.

“Eh nggak lah pak, saya tadi merasa seperti ada yang ketinggalan aja pak, ternyata sudah lengkap semua.” Emily berbohong.

Emily kemudian berjalan masuk dan menghampiri semua guru untuk bersalaman.

Sejujurnya kakinya masih sangat berat sekali untuk melangkah, Kepalanya masih dipenuhi rasa ketakutan, sehingga membuat tubuhnya tiba-tiba terasa ringan.

“BRUUUUKKKK....”

Emily terjatuh tidak sadarkan diri.

Sontak saja semua orang yang melihat kejadian itu bergegas untuk menolongnya.

Emily kemudian langsung di gendong oleh pak farid salah satu guru olahraga, yang di susul oleh bu Sofi sebagai wali kelasnya Emily.

...🍃🍃🍃...

Vina dan Bella yang mendengar kabar jika Emily pingsan, langsung berlari menuju ruang UKS tempat dimana Emily dirawat.

Setibanya di ruang UKS, Mereka berdua melihat Emily yang terbaring lemah yang sedang ditemani bu Sofi yang sedang menunggu di sofa yang terletak di sebelah tempat Emily tidur.

“Assalamu’alaikum, permisi bu.Boleh kami melihat keadaan Emily bu ?”Tanya Vina dan Bella seraya sedikit membungkukkan badan sebagai salam hormat.

“Wa’alaikumsalam, tentu saja boleh! sini masuk, Justru ibu malah sangat senang ada kalian datang.”kata bu sofi.

“Senang ? kenapa bisa begitu bu !!." Tanya Vina yang merasa heran.

“Begini Vin, Bella. Ibu mau minta tolong sama kalian, boleh ? " Tanya Sofi.

Vina dan Bella saling menatap, lalu dengan kompak menjawab.

“Boleh Bu, memangnya ibu mau minta tolong apa ya bu sama kita ?."

“Kalian tunggu sebentar disini ya.” pinta Sofi , lalu ia berbalik badan berjalan menuju ke sofa.

Sofi tampak mengemas semua buku-buku nya dan memasukkan semua nya ke dalam tas miliknya, kemudian kembali menghampiri Vina dan Bella.

"Mumpung kalian udah ada disini, ibu minta tolong sama kalian berdua untuk menjaga Emily, sampai dia sadar dan merasa sudah lebih enakan!. Ibu mau masuk ke kelas dulu, karena ibu sekarang ada jam mengajar.” Ujar Sofi.

“Oh, kalo masalah itu nggak usah diminta bu kita pasti jagain Emily. Kita bertiga ini kan best friend forever bu.” celetuk Bella yang memang karakternya sangat cerewet.

“Bagus kalau begitu, terimakasih banyak ya." ucap Sofi.

"Oh ya satu lagi !, nanti akan ada dokter yang akan datang kesini untuk memeriksa Emily, tolong kalian yang sambut beliau ya. Dan Kalo ada apa-apa langsung kamu cari ibu ke kelas, ok !!!” kata bu sofi melanjutkan pesannya.

“oke, siap 45 bu !! Bella dengan sigap menjawab sambil mengangkat tangan kanannya seperti orang yang sedang memberikan tanda hormat kepada bendera merah putih.

“Hus kamu ini, memangnya mau upacara bendera.” Celetuk vina.

“Hehehehe.”Bella tersenyum cengengesan

Bu sofi hanya bisa tersenyum melihat tingkah laku dua orang itu.

“Ya sudah kalo begitu, ibu pamit dulu ke kelas ya.” Sofi melangkah menuju keluar ruangan.

“Baik Bu,” Jawab Vina & Bella.

Mereka berdua melihat Bu Sofi berjalan menuju ruang kelas sampai bayangan gurunya itu menghilang dari pandangannya.

Setelah itu mereka kembali menghampiri Emily, dan berusaha membangunkan sahabat mereka yang masih tidak sadarkan diri.

“Ly, bangun dong. kamu kenapa sih sampai bisa kayak gini." Vina berusaha menyadarkan Emily dengan sesekali menciumkan aroma minyak kayu putih di hidungnya.

“Ayo dong bangun, Ly. Kita belajar di dalam kelas.”sambung Bella merengek.

Usaha mereka tidak sia-sia, beberapa saat kemudian jari-jari tangan Emily bergerak dan perlahan membuka matanya, lalu melihat sekitar ruangan sekelilingnya dan menemukan kedua sahabatnya yang sudah ada disana.

“ Vina, Bella !! Kalian kenapa bisa ada disini ?".Emily heran dan berusaha untuk duduk.

“Huuu dasar !! yang ada itu kita yang nanya sama kamu, say. Kenapa bisa sampai pingsan begini, kamu sakit atau belum sarapan, atau jangan-jangan kamu lagi ada masalah ?" Tanya Vina menyelidik.

Emily hanya tersenyum getir, "Aku nggak apa-apa, mungkin aku hanya sedikit lelah saja."Emily berbohong kepada dua sahabatnya itu.

Didalam hatinya sedikit ada rasa lega, karena ternyata belum ada yang tau apa yang sedang dialaminya sekarang.

“Ya sudah kalo begitu, sekarang kamu rebahan lagi, istirahat dulu sambil nungguin dokter ya.” Ucap vina.

Vina membantu Emily untuk kembali rebahan.

“Ly, kamu beneran sudah sarapan ? terus beneran nggak ada apa-apa juga !!. Kalau belum sarapan aku Cariin makan sekarang, terus juga kalau kamu ada apa-apa cerita ya sama kita. Jangan di pendam sendiri. Terus satu lagi, Kita juga akan nungguin kamu disini, sampai kamu merasa enakan." Bella benar-benar merasa khawatir.

“Beneran, aku sudah sarapan tadi dirumah. Terus, aku juga serius nggak kenapa-kenapa, terimakasih banyak ya atas perhatiannya. Kalian berdua memang sahabat terbaik aku.”ucap Emily.

Mereka pun saling berpelukan seakan saling menguatkan satu sama lain.

"Akan ada hari yang tepat nanti ,aku akan bercerita yang sebenarnya pada kalian." bisik Emily dalam hatinya.

Terpopuler

Comments

Reni Suryani

Reni Suryani

mampirrr

2022-08-16

0

Zhree

Zhree

Salam hangat dari Dikira Janda sama si Duda

2022-05-16

1

Ryoka2

Ryoka2

Mampir kak👍

2022-04-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!