Berita mengenai perihal Emily akhirnya sampai juga ke telinga kepala sekolah.
Bukan karena banyak yang menyebarkan beritanya, Namun karena salah satu anggota keluarga Devan nekat menghadap beliau, dengan tujuan agar Emily dipecat dan dikeluarkan dari sekolah.
Dan hal itu diharapkan akan membuat Emily dan keluarga membatalkan laporan tersebut dan akan bersedia menikahkan Emily dengan Devan.
Setelah menerima berita itu, Kepala sekolah langsung memanggil wali kelas Emily untuk menghadap.
Sementara itu di ruang guru, tampak Sofi terlihat begitu sibuk, banyak tugas deadline yang harus ia kerjakan.
Sofi yang sedang asyik berkutat dengan laptopnya, dicari oleh salah satu staff TU dan memberitahu nya kalau dirinya panggil oleh kepala sekolah dan segera menghadap.
" Selamat pagi Bu, maaf bu Sofi di panggil oleh kepala sekolah serta disuruh menghadap beliau dengan segera." Ucap staff itu.
Sofi termenung sebentar mendengar kalimat itu, dia berpikir apa mungkin ada kesalahan yang sudah dilakukan dirinya.
Kenapa tiba-tiba saja ia dipanggil untuk menemui kepala sekolah.
Sofi menggelengkan kepalanya, dan membuang jauh-jauh pikiran buruknya itu, mungkin saja ia di panggil untuk urusan lain.
Sofi menghela nafas panjang." Baik bu terimakasih, saya akan segera menemui beliau."
Saat Sofi bergegas berjalan menuju ruang kepala sekolah. Dari kejauhan ia melihat Emily yang tampak gelisah, berjalan bolak-balik di depan kelas seperti orang yang lagi kebingungan.
"Emily kenapa ya, dia seperti orang yang lagi kebingungan".Sofi bertanya dalam hatinya.
Ingin sekali ia menghampiri anak didiknya itu, Namun sayangnya Sofi sedang terburu-buru, maklumlah kalau sudah bos besar yang memanggil harus disegerakan.
Langsung ia urungkan niatnya dan segera menuju ke ruang kepala sekolah.
" Tok..tok..tok ". Suara ketukan pintu.
"Masuk," terdengar suara yang menyahut dari dalam.
"Permisi pak, maaf tadi ada salah satu staff memberitahu saya katanya bapak meminta saya untuk keruangan bapak. Maaf pak, ada yang bisa saya bantu ?". Dengan sopan Sofi menuturkan maksudnya itu.
Kepala sekolah mempersilahkan Sofi untuk duduk dulu, baru kemudian menceritakan semua yang ia dengar dari pihak Devan dan menjelaskan maksudnya memanggil Sofi keruangan nya. Dan kepala sekolah mengatakan hal itu mungkin sangat berat untuk siswa seumuran anak yang dimaksudkan.
Setelah panjang lebar menjelaskan semuanya, Kepala sekolah meminta sedikit pendapat Sofi mengenai hal itu.Kala itu Sofi benar-benar terkejut mendengar cerita itu. Dia sungguh tidak percaya, dia sangat hafal tingkah laku dan sifat anak didik yang dimaksudkan itu. Jadi rasanya sangat mustahil baginya, anak tersebut melakukan hal itu.
"Pasti ada yang tidak beres ini". Sofi berbisik di dalam hatinya.
"Bagaimana menurut ibu ?"Tanya kepala sekolah. Sofi yang ditanya seperti itu sedikit terkejut dan langsung menjawabnya ,walaupun agak sedikit gugup.
" Begini saja pak, nanti setelah ini saya yang akan bicara dari hati ke hati dengan anak tersebut, mungkin dengan sesama perempuan dia lebih leluasa untuk bercerita." jelas Bu Sofi
"Baiklah jika seperti itu, saya serahkan sepenuhnya kepada Bu Sofi untuk mengatasi kasus ini, saya sungguh berharap ada jalan keluar yang terbaik, karena ini benar-benar menyangkut nama baik sekolah juga."pinta Kepala sekolah, terlihat jelas wajah beliau sedikit menampakkan kekhawatiran.
"Baik pak, insya Allah saya akan usahakan agar kasus ini teratasi" Tegas Sofi.
Kemudian Sofi pamit dari ruangan, dan langsung akan memanggil anak didik yang dimaksudkan tersebut yang tak lain adalah Emily.
...***...
Di sisi lain Emily yang tadi terlihat cemas, mondar-mandir di depan kelasnya itu sangat kebingungan.Dia mendapat kabar jika salah satu perwakilan keluarga Devan akan ke sekolahnya dan akan membuat dirinya dikeluarkan dari sekolah jika dirinya dan keluarganya tidak mencabut gugatan mereka di kantor polisi.
Namun sebelum berangkat ke sekolah tadi, mamanya berjanji semua hal itu tidak akan terjadi, mamanya sudah meminta papanya untuk mendahului menelpon kepala sekolah, Agar kepala sekolah juga mendengarkan cerita dari sisi dirinya.
Tapi entah mengapa kecemasan itu tetap tak bisa dihilangkan dari hatinya sebelum ia benar-benar mendapatkan kepastian.
" Tapi bagaimana caranya aku bisa dapat kepastian, kalau aku sendiri nggak tau caranya." gerutu Emily dengan sangat gelisah.
" Doaaaaaar..." Bella dan Vina membuat dirinya terkejut bukan kepalang, karena dari tadi ia hanya asyik bergelut dengan pemikiran nya, tanpa menyadari dari tadi tingkah lakunya diperhatikan oleh sahabatnya itu.
"Kalian membuat gue kaget aja tau nggak !!! bisa nggak sih nggak bikin kaget kayak gitu !!!" gertak Emily yang tidak sadar meninggikan suaranya.
"Yah maaf Ly , kita kan cuma bercanda. segitu banget sih marahnya." Ucap Vina lirih.
" Iya Ly, kita minta maaf. Habisnya lo dari tadi kita liat mondar-mandir udah kayak setrikaan aja. Ada apa ?"
sambung Bella sembari memeluk lengan Emily.
"Nggak apa-apa, gue mikirin ulangan Ekonomi nanti. Gue sama sekali belom belajar, kemarin gue ketiduran." lagi-lagi Emily berbohong.
" Yaelah Ly, sejak kapan sih Lo bingung kalau mau ada ulangan Ekonomi, bukannya Lo itu tanpa belajar pun otaknya sudah encer ?."
Bella menyela perkataan Emily.
" Elo itu kan jago Ekonomi, kenapa harus pusing. Kita aja yang nggak jago tenang-tenang Bae. Bener nggak Bel ?". kata Vina yang menyenggol lengan Bella dengan cepat.
Emily terdiam sejenak, Terbesit kebingungan dalam hatinya. Bagaimana jika nanti kedua sahabatnya tersebut curiga dengannya, dan memaksa dirinya untuk mengatakan yang sebenarnya.
"Apa mungkin ini sudah waktunya aku menceritakan semuanya. Dan berbagi sedikit kegelisan hatiku karena aku sudab tidak kuat menampung nya sendirian."monolog Emily.
"Udahlah jujur aja, sebenarnya ada apa ?. Kenapa harus main rahasia-rahasiaan terus sama kita. Kalo elo masih nganggep kita ini sahabat lo, terus terang dong sama kita nggak seperti ini, Emily!!!." Bella mulai sedikit kesal dengan Emily, karena mereka benar-benar merasa bahwa Emily menyembunyikan sesuatu dari mereka.
Emily memeluk Bella dan Vina seerat mungkin, sambil menangis sesenggukan."Sebenarnya gue..-," belum lanjut berbicara, tiba-tiba terdengar suara seseorang berdehem pelan memotong ucapan yang ingin Emily katakan.
"Owh pak Lana," ucap Bella tersipu malu. Sedangkan Emily yang baru saja menangis segera menghapus air matanya dengan cepat.
"Sedang apa kalian di luar kelas, ini kan masih jam pelajaran !!." Bentak Lana
"Iya pak ,kami sedang menunggu Bu Sofi. Sekarang itu jam pelajaran beliau pak, tapi kenapa belom datang juga makanya kami keluar pak untuk melihat beliau." jawab Vina.
"Emm, ok baiklah. Bu Sofi sekarang masih ada di ruang kepala Sekolah. Kalian tunggu di dalam kelas saja."
"Ba...Baik...pak." jawab mereka dengan kompak dan bergegas masuk ke dalam kelas.
...***...
Jam istirahat pun tiba, semua siswa-siswi berhambur keluar ruangan. Ada yang mencari makanan favorit ke kantin, ada yang punya tujuan mencari doi nya masing-masing di kelas lain. Ada yang hanya sekedar bersenda gurau di bungalo ( meja bunda dengan beberapa kursi ,tempat nongkrong favorit para siswa-siswi). Termasuk pula Emily dengan soulmatenya itu. Mereka duduk di tempat Favorit dibawah pohon mangga di pojok sebelah kanan perpustakaan.
Emily makan Snack potato kesukaan nya itu, sedangkan Bella dan Vina menikmati lezatnya mie ayam pak lek Karso. Mie ayam legend di SMA 4 KARYA BANGSA.
Sofi yang telah keluar dari ruang kepala sekolah, dan tanpa sengaja melihat mereka bertiga itu langsung menghampirinya.
"Emily, kamu ikut ibu sebentar ke kantor ya nak, ada yang ibu mau bicarakan berdua sama kamu."
"Baik bu." jawab Emily
"Sebentar Bu, kita boleh ikut nggak." kata Bella yang langsung berdiri dan memohon kepada gurunya yang akan pergi bersama Emily.
"Boleh ya Bu,. lagian kan Emily ini sahabat kita, jadi nggak ada yang perlu dirahasiakan Bu." pinta Vina.
"Gimana Emily kamu mau mengajak mereka ?" tanya Sofi yang tatapannya seakan bernegosiasi dengannya.
Emily yang paham maksud gurunya itu langsung menjawab."Iya Bu, nggak apa-apa kok mereka ikut, lagi pula tidak ada yang perlu di tutupin dari mereka Bu."
"Baiklah ayo kita pergi ke ruang privasi saja agar tidak ada yang mendengarkan pembicaraan kita."
Mereka bertiga mengikuti Bu Sofi ke salah satu ruangan yang jauh dari keramaian. Dan kemudian mengajak mereka masuk lalu mengunci pintu.
Deg..
Perasaan Vina dan Bella tidak karuan, mereka bingung apa yang sebenarnya terjadi pada Emily. Dan hal apa yang mau dibicarakan bu Sofi pada Emily sampai harus se privasi ini.
" Langsung saja ya ibu bicaranya. Ibu harap kepada Bella dan Vina bisa menjaga rahasia dari apa yang mau ibu bicarakan dengan Emily nanti." kata Sofi memperingatkan keduanya dan mereka hanya mengangguk pelan.
" Dan kamu Emily coba kamu ceritakan ada apa sebenarnya yang terjadi kepadamu nak ?" tatap Sofi sendu.
" Saa ..saa..saya tidak apa-apa Bu." Emily berbohong, Emily masih berusaha menutupinya.
"Nak, ibu tadi menghadap kepala sekolah. Dan pastinya sudah tau semua ceritanya nak, ibu hanya ingin mendengar kan langsung cerita itu dari bibir kamu sendiri nak, Versi kamu.Ayo cerita !!."Mata Sofi mulai tampak berkaca-kaca membendung air mata.
Bella dan Vina ikut merasakan kesenduan diantara guru dan sahabat mereka, tapi mereka masih heran karens belum tau apa yang sebenarnya dibicarakan.
"Sebenarnya Lily sedang dalam masalah berat Bu, Lily sendiri bingung mau cerita nya seperti apa. Lily takut Bu." Air mata Emily tumpah dan sudah tak terbendung lagi.
Vina dan Bella terkejut mendengar ucapan Emily. Dan mereka langsung memeluk Emily dengan sangat erat.
"Memangnya ada masalah apa Ly, ayo cerita ke kita."Ujar Vina
"Ceritanya berawal dari kekurang hati-hati an Lily mengendarai motor Bu, sampai Lily mengalami kecelakaan dan menyebabkan Lily masuk ke dalam jurang yang tidak begitu dalam waktu itu Bu, itu karena Lily mengendarai motor dengan melamun Bu. Lily masih terpukul sekali diputuskan secara sepihak oleh pacar Lily yang sudah kurang lebih 3th nan kita menjalin suatu hubungan dan bahkan sudah akrab dengan keluarga Lily Bu.
"Terus.-" Bu Sofi semakin penasaran.
"Lalu pada saat kecelakaan itu ,ada yang menolong Lily, paman Arshan namanya. Nah paman Arshan ini mempunyai anak yang namanya Devan. Selama Lily belum sembuh total Lily dirawat dengan sangat baik oleh pak Arshan. Dan tanpa Lily sadari sebulan kemudian Devan ini menyukai Lily, dan menyatakan perasaan cintanya sama Lily. Lily tentu saja merasa tidak enak jika harus menolak cintanya, Karena ayahnya begitu baik sama Lily. Lily ingin berbalas Budi atas semua itu, Padahal jauh di lubuk hati Lily sebenarnya masih sangat mencintai kekasih Lily terdahulu. Tapi Lily berusaha menghapusnya, dan berpikir bahwa Devan itu lebih dewasa dan mungkin dia bisa lebih perhatian sama Lily, bisa melindungi Lily, bahkan bisa akrab juga dengan papa."
Singkat cerita nya Lily menjalin hubungan, dan lambat laun hubungan ini di dengar oleh papa. Dan papa tidak menyetujui hubungan kita, LiLy menceritakan semua itu sama Devan dengan maksud supaya dirinya bisa berhasil meraih hati papa, lalu Devan berjanji akan mencari cara agar papa setuju dengan hubungan kita. Tapi bodohnya Lily tidak tau dengan cara apa dia mau menakhlukkan hati papa. Lily terus berpikir positif tentang dirinya. Hingga suatu hari Devan mengajak Lily ke suatu tempat Bu, dan Devan mau mengajak melakukan hubungan terlarang itu, tapi Lily selalu menolak Bu, Entah kenapa pada suatu waktu itu Lily seperti terhipnotis Bu Lily menurut begitu saja dengan apa yang dia ucapkan. Padahal jauh dalam benak Lily berpikir tidak mau, dan bahkan saat melakukan itu Emily berpikir sedang apa laki-laki ini di atasku. Setelah Lily menyadari semuanya itu, Lily langsung paham kalau diri ini udah nggak suci tapi jelas sekali pikiran masih linglung. Demi Allah Bu Lily tidak tahu apa sebenarnya yang terjadi dengan Lily, Lily tidak pernah menginginkan ini semua Bu, sulit sekali bagi Lily untuk menjelaskan semuanya."
Sofi, Bella, dan Vina tercengang luar biasa mendengar cerita itu, tidak terasa mereka meneteskan air mata dan langsung memeluk Emily yang saat itu terlihat depresi dan tidak bisa mengontrol dirinya.
"Waktu itu Lily benar-benar takut untuk berbicara kepada siapapun. Kalau Lily mau bicara tidak sadar waktu itu Lily takut memfitnah walaupun kenyataannya Lily tidak pernah merasakan bagaimana rasanya berhubungan badan walau badan ini sudah ternodai Bu."Lily terjatuh dari tempat duduknya dan sesenggukan persis seperti orang yang lagi depresi berat.
" Waktu itu Lily mau cerita ,Lily hanya takut tidak ada yang percaya dengan Lily. Lily takut malah Lily yang disalahkan sama semuanya Bu. Terlebih papa, papa yang hanya ingin tahu anaknya baik-baik saja tanpa ingin tahu keluh kesah anaknya Bu. Papa yang selalu marah jika Lily salah tanpa memberi sedikit celah untuk membela diri Bu. Jangankan untuk cerita, bahkan sebelum kejadian itu papa sendiri mengancam akan menceraikan mama jika sampai Lily nekat dengan Devan, tanpa memberi solusi bagaimana caranya agar lepas. Waktu itu Lily hanya meyakini dia adalah orang baik-baik yang akan menjaga marwah Emily, yang ternyata Devan begitu nekat Bu, dirinya sangat terobsesi dengan Lily. menurutnya mungkin dengan cara seperti itu dia bisa memiliki Lily. Tanpa memikirkan bagaimana nasib Lily ke depannya.
Saat ini saja ketika Lily ingin menjelaskan semuanya namun papa seperti nya enggan berbicara dengan Lily Bu. Beliau tidak mau mendengar kan Lily Bu ?".
" Lily, sini nak...liat ibu nak...kamu jangan takut nak, Jangan berpikir buruk dulu nak tentang papa mu. Yang terpenting sekarang papamu sudah melaporkan semua kejadian ini ke polisi itu berarti papamu percaya sama kamu nak. Cara papamu menyayangimu berbeda nak, percayalah.." Bu Sofi berusaha menenangkan Emily.
" Ly, Lo tenang dong Ly...kita semua disini ada untuk Lo." Vina dan Bella tambah memeluk erat sahabatnya lagi dan berusaha menenangkan nya.
"Emily ,ibu percaya sama kamu. kita semua disini percaya sama kamu. kamu nggak boleh lemah nak, kamu harus buktikan ke semua orang nak. kamu tidak seperti yang mereka pikirkan. tetap lah menjadi Emily yang periang, pintar, dan buktikan kamu adalah sosok kuat dan hebat nak." Sofi berusaha memberikannya kekuatan.
"Iya Ly, kita berdua akan selalu ada untuk Lo,kita akan bantu Lo untuk bangkit kembali. Lo nggak sendiri." tegas Vina.
Emily yang mendengar semua itu langsung merasa hatinya sedikit lega, ketakutannya perlahan sirna...
Semua yang ada disitu memeluk Emily dengan erat.
" Terimakasih Bu Sofi, terimakasih sahabat-sahabatku," kata Emily
" Sama-sama nak, semangat ya. kamu buktikan kepada papamu kamu tetap anak yang bisa dibanggakan. Tetap semangat belajar agar besok nilai ujian mu tinggi nggak boleh jelek nak." kata Bu Sofi memotivasi nya
" Semangat Lily, kami semua sayang kamu. makanya jangan terlalu baik jadi orang biar nggak dimanfaatin". Vina sedikit meledek Emily agar suasana sedikit mencair
" Iya kayak Lo kan Vin, " kata Bella seraya memukul pelan Vina.
Suasana tegang itu pun mecair seketika. Emily merasakan banyak kelegaan di dalam hatinya setah mengeluarkan semua uneg-uneg, nya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Gembelnya NT
Ikut kaget 😵😵
2022-03-05
1
Novianita
semangat Emily💪
2022-02-26
0
Lee
Teruskan kakak! semangatt yaa..
2022-02-24
0