Kevin terkejut, saat mobil nya menabrak seseorang. Dengan buru-buru, remaja tampan itu turun dari mobil sport mewah nya dan mendekati seorang wanita yang terpelanting bersama sepeda nya. Sedangkan kue dagangan nya yang masih tersisa, kocar kacir dan berserak di jalanan. Dan sepeda tua nya, ringsek tak berbentuk lagi.
Remaja tampan itu segera mendekati wanita tersebut, yang jatuh dengan posisi tengkurap,, dan membantu nya untuk bangun, "bu Widya,,, maaf bu, tadi saya enggak fokus nyetir nya. Apa ibu tidak apa-apa?" Tanya Kevin panik, setelah melihat orang yang di tabrak.
Wanita berusia sekitar empat puluh tahun, yang meskipun berpenampilan sederhana namun terlihat cantik itu menggeleng,,, "nak Kevin? Ibu tidak apa-apa nak, ibu juga yang kurang hati-hati. Nyebrang pas di tikungan," balas nya dengan lembut.
"Kita ke rumah sakit ya bu, lutut dan tangan ibu berdarah," pinta Kevin hendak memapah bu Widya untuk berdiri.
"Tidak perlu nak, ini hanya luka kecil. Cukup di kasih obat merah, dan akan segera sembuh," tolak bu Widya dengan halus.
Kevin membuka pintu mobil nya, dan tanpa aba-aba langsung mengangkat tubuh bu Widya dan membawa nya masuk kedalam mobil nya. " Nak, jangan seperti ini,,, nanti mobil nak Kevin kotor terkena noda darah ibu," ucap bu Widya khawatir.
"Tidak apa-apa bu," balas nya tersenyum hangat, dan kemudian menutup kan pintu nya dengan pelan.
Dengan berlari kecil, Kevin mengitari mobil nya untuk masuk kedalam mobil dan kemudian duduk di belakang kemudi. Perlahan Kevin melajukan mobil nya kembali menyusuri jalanan untuk menuju rumah sakit terdekat, dan meninggalkan sepeda bu Widya yang rusak tergeletak begitu saja di pinggir jalan.
Sementara orang yang sedari tadi memperhatikan gerak-gerik Kevin, ikut berlalu meninggalkan tempat itu.
"Ibu baru pulang berjualan?" Tanya Kevin sesaat setelah mobil melaju, sambil menoleh sekilas kearah bu Widya.
"Iya nak, tadi ibu berangkat jualan sudah agak sore.. Azka rewel karena demam, jadi nunggu dia tidur dulu baru ibu berangkat. Tadi nya Salma yang mau gantiin ibu, tapi ibu tolak. Salma kan harus belajar, karena sebentar lagi kalian akan ujian kan?" Balas bu Widya panjang lebar.
"Iya bu, bulan depan kami mulai ujian," ucap Kevin membenarkan.
Tak berapa lama, mereka sampai di rumah sakit. Dan Kevin segera mengambil kursi roda yang tersedia di depan lobi rumah sakit untuk membawa bu Widya, "naiklah ke kursi ini bu," titah nya sopan.
Dengan perlahan, bu Widya turun dari mobil dan pindah ke kursi roda. Sesekali wanita itu meringis menahan sakit di lutut nya, yang baru terasa nyeri nya. "Apakah sakit sekali bu?" Tanya Kevin cemas yang sempat melihat raut wajah bu Widya kesakitan, dan kemudian segera mendorong kursi roda bu Widya menuju IGD.
"Sedikit nyeri nak, mungkin keseleo," jawab bu Widya sambil tersenyum, tak ingin membuat remaja yang membantu mendorong kursi roda nya itu merasa khawatir.
Sesampainya di IGD, bu Widya langsung ditangani oleh dokter. Sedangkan Kevin menunggu di luar ruangan,,, remaja yang baru saja genap berusia tujuh belas tahun itu duduk seraya melipat kedua tangan nya di dada, mata nya terpejam dan pikirannya menerawang pada kejadian di rumah nya beberapa saat yang lalu.
Kevin tahu, dengan kabur dari rumah sesungguh nya dia merasa bersalah,,, daddy dan mommy nya pasti sangat khawatir. Tapi dia juga ingin egois, dia ingin menenangkan diri nya dulu untuk sementara waktu.
"Nak,,," panggil bu Widya lembut, sambil menepuk pelan pundak Kevin.
Kevin tersentak dari lamunan nya, "eh, iya bu. Sudah selesai? Apa kata dokter? Apa semua nya baik-baik saja? Apakah ada yang serius?" Cecar Kevin dengan banyak pertanyaan.
Suster yang mengantar bu Widya tersenyum, melihat remaja tampan yang perhatian dengan orang tua nya tersebut.
Bu Widya tersenyum, "tidak ada nak, kaki ibu hanya keseleo dan lukanya juga tidak serius. Sudah diobati sama dokter, dan juga di kasih resep." Jawab bu Widya dengan tenang.
"Ini resep nya mas, silahkan diambil di loket pengambilan obat di depan," ucap suster tersebut dengan ramah.
"Baik sus," balas Kevin menerima resep dari tangan suster, "makasih suster," lanjut nya tersenyum ramah.
"Sama-sama, mari mas, bu,," pamit suster dan segera kembali ketempat kerja nya.
Kevin segera mendorong kursi roda bu Widya menuju tempat pengambilan obat, sambil menunggu antrian Kevin duduk di sebuah kursi tak jauh dari kursi roda bu Widya.
Ponsel di dalam kantong celana nya yang di silent, sedari tadi bergetar. Sebenar nya dia tergelitik untuk melihat nya, namun ego nya masih terlalu tinggi. Dia tak ingin berhubungan dengan siapapun saat ini, termasuk dengan sang mommy yang senantiasa mengkhawatir kan nya. "Maafin bang Kevin mom,,, bang Kevin pasti udah bikin mommy sedih sekarang?" Gumam nya dalam hati.
"Nak Kevin,," panggil bu Widya lembut, kembali mengagetkan Kevin yang tengah melamun.
"Iya bu,, maaf," ucap Kevin tak enak hati, karena selalu kedapatan tengah melamun.
"Sudah di panggil," ucap bu Widya seraya tersenyum hangat, dan senyum itu mampu menghangatkan hati Kevin yang tengah bersedih.
"Baik bu," Kevin langsung maju menuju loket, mengambil obat dan membayar biaya perawatan bu Widya barusan.
Setelah mendapatkan obat nya, Kevin segera mendorong kursi roda bu Widya menuju mobil nya. Dengan hati-hati, Kevin membantu bu Widya untuk masuk kedalam mobil.
Setelah Kevin duduk di kursi kemudi, remaja tampan itu melajukan mobil nya kembali untuk mengantar bu Widya pulang.
"Nak,, maaf jika ibu lancang, seperti nya nak Kevin sedang ada masalah?" Tanya bu Widya hati-hati.
Kevin menoleh sebentar kearah bu Widya, dan kemudian tersenyum, "tidak bu, hanya masalah kecil kok," balas Kevin.
Bu Widya mengangguk-angguk, dan tak ingin bertanya lagi.
Setelah beberapa saat menempuh perjalanan, sampailah kedua nya di rumah sederhana milik keluarga bu Widya.
Kevin buru-buru turun, dan dengan cepat membantu bu Widya turun dari mobil dan memapah nya untuk masuk kedalam rumah bu Widya.
*****
Sementara di rumah utama, nampak semua orang masih khawatir dan belum bisa beristirahat dengan tenang. Tak ada yang bisa menghubungi Kevin, bahkan chat dari Ilham dan Zaki pun tak di baca oleh Kevin.
Beberapa orang masih menunggu kabar tentang Kevin di ruang keluarga dengan cemas, termasuk papa Sultan dan mama Sekar. Hingga dering ponsel Alex mengalihkan perhatian semua orang dan tertuju pada asisten dari Rehan itu.
Alex segera mengangkat telpon nya, dan sengaja di load speaker agar semua bisa ikut mendengar kan. "Halo Rey,, gimana?" Tanya Alex tak sabar.
"Anak itu aman, bilang sama yang lain agar tak khawatir lagi." Ucap Rehan dari seberang sana.
"Alhamdulillah,,," ucap semua keluarga yang ikut mendengar nya merasa lega.
"Lu sekarang dimana Rey?" Tanya Alex memastikan.
"Gue jalan pulang Lex," balas Rehan dan langsung mengakhiri panggilan telpon nya secara sepihak.
"Ck,, kebiasaan tuh orang,, kayak terima telpon dari jelangkung aja," gerutu Alex berdecak kesal.
"Kayak baru kenal sama Rey aja lu Lex," ucap Devan dan Alvian kompak.
Papa Sultan terkekeh melihat mereka masih saja seperti waktu muda dulu, saling mengolok,, opa dari Kevin itu pun beranjak dari tempat duduk nya, "ayo semua, istirahat lah... sudah malam," ucap nya mengingatkan, sambil berlalu menuju kamar nya, yang diikuti oleh mama Sekar
to be continue,,,
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 216 Episodes
Comments
Neno Arya
tetap hangat walau Ada masslah
2024-05-03
1
rindu papa sultan bok sekarang udah di panggil opa
2023-02-10
1
Rapa Rasha
Kevin pasti mau sendiri karena itu semua
2023-01-24
1