"Dad, kenapa si abang enggak diajak pulang?" Tanya Nabila sesaat setelah mommy Billa dan daddy tampan dari enam anak itu menyelesaikan satu ronde permainan panas nya.
Keduanya kini masih sama-sama terbaring di sofa, dengan posisi Rehan memeluk istri nya dari belakang.
"Anak itu tidak tahu kalau daddy buntuti mom,,, tadi mobil nya sempat nabrak seseorang, tapi daddy perhatikan dari jauh orang yang di tabrak luka nya tidak parah. Jadi daddy biarkan Kevin menyelesaikan masalah nya sendiri dan berlatih untuk bertanggung jawab." Balas Rehan seraya menciumi tengkuk sang istri.
"Dad, hentikan," lirih Nabila menahan sensasi geli akibat ulah nakal suami tampan nya itu, "lantas putra kita gimana dad?" Lanjut nya bertanya dengan nada khawatir.
"Jangan ragu kan putra kita mommy,,," lirih nya, seraya kembali mencumbui ibu dari anak-anak nya itu. "Putra kita langsung menolong korban nya, dan membawa nya ke rumah sakit. Dan ternyata mom, orang yang di tabrak Kevin itu ibu nya Salma,,," lanjut Rehan menjelaskan kepada istri nya.
"Salma,,, teman dekat nya si abang itu kah?"
"Hmm,,," jawab Rehan bergumam, "dan ketika Kevin membawa ibu nya Salma ke rumah sakit, daddy langsung ke rumah nya Salma untuk bertemu dengan ayah nya."
"Pak Sulaiman? Daddy ngapain menemui pak Leman?" Selidik Nabila.
"Bagaimanapun putra kita bersalah mom, dan sebagai orang tua sudah semestinya daddy ikut bertanggung jawab.. ya, meskipun Kevin juga sudah meminta maaf sama bu Widya dan mengajak nya untuk berobat."
"Selain itu, daddy juga minta tolong sama pak Leman agar bisa menahan Kevin untuk tetap tinggal di sana,,, jika anak itu masih enggan untuk pulang. Daddy yakin, Kevin pasti mau menceritakan masalah nya pada Salma,, mengingat kedekatan mereka berdua, dan daddy minta bantuan pak Leman agar membantu memberi pengertian pada Kevin."
"Daddy yakin, putra kita masih di sana?" Tanya Nabila nampak khawatir.
Rehan bangkit dan kemudian duduk di sofa, yang diikuti oleh Nabila. Daddy tampan itu membuka ponsel nya dan melacak keberadaan mobil sang putra melalui GPS, "dia masih di sana mom?" Balas Rehan tersenyum lega.
"Daddy pasang GPS di mobil si abang?" Tanya Nabila seraya mengernyit.
"Ya mom,, anak seusia Kevin masih labil mom, daddy enggak mau dia salah memilih teman," balas Rehan seraya menutup kembali ponsel nya.
*****
Di kediaman Salma, Kevin dan teman satu kelas nya itu tengah duduk di teras rumah sederhana milik keluarga Salma.
"Kevin, ada apa?" Tanya Salma memulai pembicaraan, setelah beberapa saat mereka duduk namun Kevin masih belum bersuara.
Kevin menarik nafas dalam, dan membuang nya kasar,, seolah hendak membuang beban berat yang menghimpit dan menyesakkan dada nya.
"Em,, selamat ulang tahun ya Vin, maaf aku cuma bisa kasih ucapan. Semoga hal baik selalu mengiringi langkah mu," ucap Salma, sambil menunggu Kevin membuka suara nya.
"Makasih Salma, do'a mu itu adalah kado terbaik." Balas Kevin seraya tersenyum, namun Salma dapat menangkap bahwa senyum itu bukan senyuman yang biasa nya Kevin berikan. Senyuman yang barusan Kevin tunjukkan adalah senyum getir, hingga membuat Salma semakin penasaran.
"Vin, kalau kamu masih ingin sendiri dulu.. aku masuk aja ya?" Pinta Salma seraya berdiri, sengaja memancing reaksi Kevin. Karena remaja tampan seusia nya itu, masih saja betah duduk mematung di sebelah nya.
"Tunggu Salma,," ucap Kevin menahan Salma, "duduk lah, aku butuh teman untuk bercerita," lanjut nya sambil menarik kembali tangan Salma agar duduk di tempat nya semula.
"Tadi, semua keluarga besar ku berkumpul, dan daddy memberitahukan satu hal penting yang selama ini mereka sembunyikan dari ku..." sejenak Kevin menghentikan ucapan nya, dia menarik nafas dalam untuk memenuhi rongga paru-paru nya, dengan udara malam yang masih segar di komplek perumahan sederhana milik keluarga pak Leman.
"Daddy Rehan ternyata bukan daddy kandungku Salma,,," lirih nya bergumam, nyaris tak terdengar oleh telinga Salma, yang duduk di sebelah nya.
"Apa Vin? Apa yang kamu katakan barusan? Daddy Rey, bukan ayah kandung mu?" Tanya Salma ingin menegaskan, bahwa diri nya tak salah dengar.
Kevin mengangguk lemah, netra biru nya mulai berembun. "Benar Salma, dan itu yang membuat aku kabur dari rumah hingga saat di jalan tadi... karena kurang fokus menyetir, aku menabrak ibu mu," Ucap nya dengan suara bergetar, menahan sesak di dada nya.
"Yang sabar ya Vin," ucap Salma mencoba memberikan ketenangan pada teman dekat nya itu.
Kevin mendesah kasar... "yang bikin aku kecewa, mengapa mereka enggak berterus terang dari dulu Salma... hingga selama ini aku berfikir, bahwa aku adalah anak yang paling beruntung di dunia. Terlahir di keluarga yang mapan dengan segala fasilitas lengkap, dan meskipun mommy kandung ku telah tiada.. tapi mommy Billa memberi ku limpahan kasih sayang yang tulus, layak nya ibu kandung."
"Aku kecewa Salma,,," lirih nya, dengan bulir bening yang mulai menetes membasahi pipi nya yang putih bersih.
"Mereka pasti punya alasan, kenapa baru menyampaikan nya sekarang Vin... apa kamu sudah menanyakan hal itu?" Tanya Salma dengan lembut.
Kevin menggeleng,, "aku terlanjur kecewa Salma, dan aku langsung pergi," balas Kevin seraya mengusap kasar wajah tampan nya.
"Sebaik nya kamu tenangkan diri kamu dulu Vin, jika sudah tenang,, pulang lah, dan cari jawab nya. Dengan pergi menjauh dari masalah, semua itu takkan dapat merubah keadaan bukan? Bahkan yang ada, masalah kamu akan semakin bertambah."
"Dan kecelakaan tadi adalah peringatan dari Allah,, kamu masih beruntung Vin, akibat kelalaian mu mengemudi, ibu hanya mengalami luka ringan. Apa kamu bisa membayangkan, jika korban yang kamu tabrak sampai luka parah bahkan meninggal? Yang ada, masalah mu akan semakin berat bukan?"
Sejenak hening menyapa, hanya terdengar suara hembusan angin malam yang menerpa dedaunan di halaman rumah Salma.
"Vin, apa mereka mengatakan siapa ayah kandung kamu?" Tanya Salma hati-hati.
Kevin mengangguk,, "iya Salma, dan orang itu ternyata juga sangat dekat dengan ku selama ini. Bahkan, aku juga memanggil nya dengan sebutan papi," balas Kevin dengan sendu.
"Aku enggak habis pikir,, kenapa bukan ayah kandung ku yang merawat aku, tapi justru kakak dari mommy ku?!" Ucap Kevin dengan rasa kecewa, sorot mata nya memancarkan kemarahan yang terpendam.
Tiba-tiba ada seseorang yang menepuk lembut punggung nya, "yang sabar ya nak, hadapi semua nya dengan kepala dingin," ucap pak Leman lembut, entah sejak kapan ayah dari Salma itu berada di sana.
"Maaf, jika bapak mencuri dengar pembicaraan kalian." Ucap pak Leman sambil duduk di hadapan Kevin, "apa yang di katakan Salma tadi ada benar nya nak, sebaik nya kamu pulang dan tanyakan pada orang tua mu. Minta penjelasan pada mereka, karena bapak yakin apa yang mereka lakukan selama ini pasti yang terbaik untuk nak Kevin."
Kevin menggeleng,, "mereka pasti tidak perduli dengan perasaan Kevin pak, bukti nya mereka semua membiarkan Kevin pergi dan tak mencari Kevin! Padahal, jika daddy mau.. pasti dengan mudah orang-orang daddy dapat menemukan keberadaan Kevin disini!" Ucap Kevin menahan marah dan kecewa.
Pak Leman menggeleng,, "kamu salah nak, daddy mu mengikuti mu dan beliau juga tahu bahwa kamu menabrak ibu nya Salma."
Kevin menatap pak Leman, meminta penjelasan.
to be continue,,,
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 216 Episodes
Comments
Neno Arya
jgn berburuk sangka PD daddy mu rehan Vin dia amat menyayangimu..tlg minta penjelasan atas semya nya..
2024-05-04
1
Dewi Zahra
sabar ya Kevin
2024-01-13
1
iya kecewa itu yang di rasakan saat ini
2023-02-11
2