Ini Real

***

"Tolong jelasin ini maksutnya apa? Nayra masih gak ngerti,"  ujar Nayra yang meminta penjelasan dari Rafa setelah mereka usai makan malam.

Saat ini keduanya sedang duduk berdua di gazebo belakang rumah Nayra.

"Jelasin yang mana lagi?" tanya Rafa.

"Ya semuanya lah, gimana ceritanya nama Nayra bisa ada di dalam undangan ini?"  tanya Nayra.

"Pokoknya Nayra gak mau tau, kakak harus jelasin semuanya sama Nayra, kalau nggak...."

"Kalau nggak apa? Bukannya ini keinginan lo sendiri? Lo mau bukti kan? Jadi tunggu aja waktunya gue bakal buktiin kalau gue bukan gay,"  ujar Rafa.

Nayra diam dan menelan ludahnya kasar. Ia tak menyangka jika Rafa benar serius dengan ucapannya tempo hari.

"Masih ada lagi? Kalau nggak gue tidur nih?" tanya Rafa dan tidur lesehan sambil melipat kedua tangannya di dada.

"Eh nanti dulu tidurnya, Nayra belum selesai ngomong,"  ujar Nayra.

"Gue kasih waktu 5 detik buat lo ngomong, dimulai dari sekarang,"  ujar Rafa.

"Eh tapi masa 5 detik sih, mana cukup, Nayra kan mau...."

"Waktu lo habis, udah malem, gue mau tidur,"  ujar Rafa yang menutup matanya dan membiarkan Nayra yang sibuk dengan pemikirannya sendiri.

Nayra melihat kearah undangan yang masih ia pegang untuk  memastikan kalau nama yang tertera disana benar-benar namanya. Nayra menutup matanya sebentar dan beberapa detik kemudian membukanya lagi.

"Nggak berubah sama sekali, masih sama, berarti ini gak mimpi"  ujar Nayra.

"Aw...sakit, jadi ini beneran?" gumam Nayra setelah mencubit tangannya sendiri dan beralih melihat Rafa yang sudah menutup matanya, Nayra pun menjulurkan tangannya dan mencubit perut Rafa.

"Aw, lo apa-apain sih Nay?" tanya Rafa membuka matanya karena Nayra tiba-tiba mencubit perutnya.

"Sakit nggak kak?"  tanya Nayra.

"Ya sakit lah, lo kok mendadak bego gini sih? Ini real bukan mimpi, ini kenyataan,"  ujar Rafa memperjelas semuanya.

"Tapi,"

"Tapi apa lagi? L keberatan sama semua ini, yaudah sih tinggal batalin semuanya, gampang kan,"  ujar Rafa yang  berdiri dan pergi meninggalkan Nayra lalu beberapa saat kembali lagi dengan membawa selimut dan bantal.

"Kakak mau ngapain?" tanya Nayra yang melihat Rafa  meletakkan selimut dan bantal.

"Mau tidur,"

"Kak," panggil Nayra  lagi saat Rafa sudah merebahkan badannya.

"Hmm...apa lagi?"

"Kakak serius mau nikahin Nayra? Kakak gak takut kecewa kalau kita beneran nikah? Nayra takut gak bisa jadi istri yang

baik, Nayra gak bisa apa-apa kak, gak bisa masak dan beres-beres,"  ucap Nayra.

"Pasti bisa asal lo mau belajar, semua orang punya kelebihan dan kekurangan. Gue juga bukan manusia sempurna dan gue cuma  butuh pasangan yang bener-bener bisa buat ngelengkapin kekurangan gue,"  jawab Rafa.

"Kenapa harus Nayra, perempuan kan banyak?" tanya Nayra.

"Nggak tahu, mau aja," ujar Rafa

"Maksutnya?"

"Udah malem Nay, sana masuk trus tidur!"  ujar Rafa menarik selimut sampai batas dadanya.

"Ya jawab dulu alesannya apa, kak Rafa gak niat mainin perasaan aku kan?" tanya Nayra.

"Nggak tahu, lihat nanti" singkat padat dan jelas.

"Kok jawabnya gitu? Kni hati kak bukan mainan, kalau kakak cuma niat bercanda bukan aku orangnya,"  ucap Nayra.

"Iya bawel lu ah, gue lagi berusaha untuk itu, udah kan ngomongnya? Sekarang lo tidur sana! Besok kita jalan,"  ujar Rafa.

"Jalan? Jalan kemana ? Emang kakak gak kerja?"  tanya Nayra.

"Besok gue cuti kok. Besok siang kita jalan,"  ujar Rafa.

"Yaudah kalau gitu Nayra masuk dulu, kakak serius mau tidur disini? Disini dingin udah gitu banyak nyamuk lagi," ujar Nayra.

"Gak papa, gue nyaman disini,"  ujar Rafa.

"Mmm...Nayra temenin boleh nggak? Nayra pengen tahu rasanya tidur di luar itu gimana," ujar Nayra.

"Nggak boleh, buruan masuk sana! Entar lo sakit kalau tidur di luar," ucap Rafa menolak.

"Boleh yah Nayra ikutan tidur disini juga? Nayra percaya kok sama kakak,"  ujar Nayra.

"Sekali gue bilang nggak ya nggak, lo kan punya kamar sendiri, sana buruan masuk!"  ujar Rafa lagi.

"Nggak mau! Maunya disini,"  ucap Nayra menarik selimut yang digunakan oleh Rafa dan membawanya kabur.

"Balikin nggak selimutnya," ucap Rafa karena Nayra membawa kabur selimutnya.

"Ya makanya izinin Nayra tidur disini juga baru deh selimutnya aku balikin," ucap Nayra.

"Ck, jangan paksa gue buat pakai cara kekerasan, awas aja lo, gue dapet gue ceburin lo kedalam kolam,"  ancam Rafa dan mengejar Nayra yang berlari mengelilingi kolam berenang.

"Bodo amat,"  ujar Nayra dan terus berlari menghindari kejaran dari Rafa.

Nayra terus  berlari kesana kemari sambil membawa selimut ditangannya, ia tersenyum remeh karena melihat Rafa yang sangat kesusahan untuk mengejar dirinya.

Nayra pun berlari menuju pohon mangga yang berada tak jauh darisana dan naik keatas meninggalkan Rafa yang sudah ngos-ngosan karena terus berlari.

"Kemana lagi tu bocah, larinya cepet banget,"  ujar Rafa yang celengak-celinguk mencari keberadaan Nayra yang tak lagi terlihat. Sedangkan Nayra yang berada di atas pohon tersenyum puas karena Rafa tak berhasil menangkapnya.

Karena tak menemukan Nayra, Rafa pun menjauh darisana dan beranjak masuk kedalam rumah. Ia mengira jika Nayra sudah masuk lebih dulu kedalam rumah.

"Eh ini gimana cara  turunnya?"  tanya Nayra saat ia hendak turun dari atas pohon. Ia menjadi bingung dan panik sendiri.

"Aw..."

Plak   plak...

"Banyak semutnya lagi, aw...aduh..aduh...sakit..."  ujar Nayra saat semut-semut yang bersarang di pohon mulai menjalari dan menggigit kulitnya.

"Tolong....kak Rafa....tolongin Nayra," ujar Nayra berharap jika Rafa mau membantunya turun dari atas pohon.

Rafa yang berdiri tak jauh darisana sayup-sayup mendengar suara panggilan Nayra, ia pun memutar balik dan mencari sumber suara itu.

"Kak tolongin, Nayra ada diatas sini, Nayra gak bisa turun,"  ucap Nayra saat Rafa mendekat kearah pohon mangga yang dipanjat oleh Nayra.

Rafa mendongak keatas dan mendapati Nayra yang sudah garuk-garuk karena digigit semut.

"Lo ngapain ada diatas? Buruan turun!"  ucap Rafa yang melihat  Nayra berada diatas pohon.

"Gak bisa kak, susah turunnya. Bantuin dong,"  pinta Nayra.

"Apa susahnya sih, tinggal lompat,"  ujar Rafa.

"Takut,"

"Yaudah gak usah turun sekalian, lo disitu aja jagain mangga-mangganya. Gue mau masuk dulu,"  ujar Rafa.

"Kak, kak jangan gitu dong. Masa kakak tega ninggalin Nayra sendiri diatas sini, kulit Nayra udah merah-merah digigit semut. Kak please tolongin Nayra,"  pinta Nayra.

"Ck, yaudah buruan lompat, gue tangkep dari bawah,"  ujar Rafa.

"Tapi,"

"Buruan!Mau dibantuin nggak, kalau nggak yaudah gue cabut,"  ancam Rafa.

"Iya-iya, tapi beneran ditangkap lo yah,"  ujar Nayra.

"Iya buruan!"

Nayra pun bersiap akan melompat sedangkan Rafa yang sudah bersiap hendak menangkap Nayra.

"1 2 3"

Hap

Nayra pun melompat kepangkuan Rafa dan  memegangi erat kepala Rafa.

"Nay, gue gak bisa nafas ini,"  ujar Rafa karena Nayra terlalu membekap wajahnya. Rafa kehilangan keseimbangan dan keduanya jatuh ditanah dengan posisi bibir Nayra yang berada di pipi kanan Rafa.

Gubrak

Deg...deg...

Jantung keduanya beradu berdetak menyisakan keheningan diantara keduanya. Nayra tersadar dan langsung menjauhkan bibirnya dari pipi Rafa.

"OMG...kamera mana kamera?" ujar Liora yang tiba-tiba muncul dan mengeluarkan ponselnya.

Rafa dan Nayra langsung berdiri, Nayra tertunduk malu sedangkan Rafa menatap tajam kearah Liora yang berhasil mengambil foto keduanya.

"Aduh romantisnya, entar aku kasi tunjuk Mommy ah," ujar Liora seraya melihat layar ponselnya.

"Hapus nggak,"  ujar Rafa meminta liora untuk menghapus foto yang baru saja ia ambil.

"Enak aja, gue udah susah-susah juga ambil fotonya masa dihapus gitu aja, ini  fotonya bagus kok. Cocok nih jadi foto prewed kakak sama Nayra, hahahha..." ujar Liora tertawa.

"Serah lo deh," ujar Rafa akhirnya dan beranjak pergi darisana.

"Eh nay liat deh  hasil foto gue bagus kan, cocok juga nih buat jadi kenang-kenangan entar kalau lo sama kak Rafa udah nikah, bisa ditunjukin deh sama anak cucu kalian,"  ujar Liora mendekati Nayra dan menunjukkan foto yang dia dapat.

"Udah hapus aja Li, aku malu,"  ucap Nayra.

"Ya ela, lo kok samaan sih sama kak Rafa, minta gue buat hapus ni foto. Kan sayang nay, foto bagus begini dihapus. Pokoknya lo harus simpen ni foto, entar gue kirim ke hp lo,"  ujar Liora.

"Lo  ngapain masih berkeliaran disini, sana masuk!" perintah Rafa yang muncul lagi dan meminta Lili agar segera masuk kedalam rumah.

"Iya-iya, ini juga Lili udah mau masuk kok, cerewet bener jadi cowok," ujar Liora.

"Gue masuk duluan yah nay, ati-ati lo sama dia,"  bisik Lili pada Nayra kemudian pergi darisana.

Setelah Liora pergi, Rafa pun menarik tangan Nayra menuju gazebo.

"Siniin tangan lo,"  ujar Rafa.

Nayra pun mengulurkan tangannya kearah Rafa, sedangkan Rafa mulai mengoleskan salep di permukaan kulit Nayra yang terkena gigitan semut.

Rafa melirik kearah jam tangannya yang ternyata sudah menunjukkan pukul 10 malam.

"Lo belum ngantuk?" tanya Rafa.

"Belum, Nayra gak bisa tidur kak,"  ucap Nayra seraya memandang keatas langit yang bertabur bintang.

"Kak,"

"Hmm..."

"Kakak suka sama bintang nggak?"

"Nggak"

"Kenapa?"

"Ya karna emang gue gak suka,"

"Kakak sukanya apa?"

"Gue suka semua hal yang buat gue senang,"

"Nayra termasuk nggak?"

"Nggak tahu,"

"Ck, itu terus jawabnya"

"Doain aja smoga keinginana lo terkabul,"

Tbc

Jangan lupa vote dan coment.

See you😉

I purple you 💜

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!