Bukti

***

Nayra tersenyum melihat Rafa yang sudah rapi dengan setelan kemeja, celana kain dan sepatu pantofelnya. Sepertinya ia akan berangkat kerumah sakit hari ini.

"Ehem....udah kali liatinnya nay, kaya gak pernah lihat aja," ucap Liora yang sedari tadi tahu jika Nayra memandang intens Rafa.

"Heheheh....abisnya kak Rafa ganteng sih, Nayra suka," ucapnya yang kelewat jujur.

Semuanya yang berada di meja makan melihat kearah Nayra kemudian tersenyum mendengar ucapan Nayra, sedangkan Rafa hanya cuek dan memilih mengambil makanannya sendiri.

"Nanti Nayra cari suami yang dokter juga ah, biar bisa rawat Nayra kalau lagi sakit," ucap Nayra lagi.

"Ngapain harus nyari segala sih, Kak Rafa kan juga dokter. Udah nay, kamu sama kak Rafa aja," ucap Liora mengedipkan matanya kearah Nayra.

"Lili..."tegur Arkan yang juga sudah berada disana.

"Eh iya dad, ini aku makan kok," ucap Liora mulai menyendokkan nasi ke dalam mulutnya.

"Hari ini kamu jadi balik ke Bandung nay?" tanya Alea membuka suara.

"Rencana sih gitu Tante, soalnya masih ada urusan disana," ujar Nayra.

"Oh yaudah kalau gitu nanti kamu dianter sama Rafa aja, sekalian kan Rafanya juga mau berangkat kerja," ucap Alea beralih menatap Rafa.

"Emang kak Rafanya mau nganterin Nayra, nanti takutnya malah ngerepotin lagi," ujar Nayra curi-curi pandang kearah Rafa.

"Rafa pasti mau. Rafa, nanti sebelum kamu ke rumah sakit, kamu anterin Nayra dulu," ucap Arkan buka suara.

"Iya dad," ucap Rafa. Kalau sudah Arkan yang meminta Rafa mana berani menolak, ia sangat menghormati daddynya itu.

Setelah selesai sarapan bersama, Nayra dan juga Rafa pun pamit pergi. Rafa berjalan bersamaan dengan Nayra yang berada disampingnya.

"Buruan masuk! Gue buru-buru," ujar Rafa yang sudah masuk lebih dulu kedalam mobilnya lalu menghidupkan mesin mobilnya. Sikapnya menjadi lebih dingin sejak tadi malam.

Nayra masuk dan duduk di samping Rafa. Ia bertanya dalam hati mengapa sikap Rafa berubah sedikit dingin padanya pagi ini, padahal tadi malam sikap Rafa masih begitu hangat padanya.

"Kak, Nayra punya salah yah? Kok kakak diemin Nayra sih?" tanya Nayra saat Rafa sudah menjalankan mobilnya.

"Kak...."

"Hmmm...." jawab Rafa yang masih fokus menyetir.

"Nayra ada salah sama kakak? Kalau emang iya Nayra minta maaf," ujar Nayra yang sebenarnya juga tak tahu letak kesalahannya dimana sehingga Rafa mencuekinya.

"Lo pikir sendiri letak kesalahan lo dimana," ujar Rafa.

"Emang salahnya dimana? Perasaan Nayra gak ngelakuin kesalahan," ujar Nayra bingung sendiri.

"Lupain," ujar Rafa pada akhirnya.

"Emm kak," panggil Nayra lagi.

"Apa?"

"Kakak kok masih sendiri?"

"Bukan urusan lo, lo masih bocil jadi diem aja,"

"Nayra tahu nih, pasti karena kakak gak laku kan?atau jangan-jangan kakak gay yah? Amit-amit deh, ganteng-ganteng kok gay sih?"

"Gue bukan gay,"

"Ga percaya, mana coba buktinya?"

" Lo lihat aja besok,"

"Kok besok sih kak? Sekarang aja. Besok kan Nayra udah di Bandung," ujar Nayra.

"Yaudah kalau gitu gue tunggu lo balik dari Bandung," ucap Rafa.

"Ish kelamaan, emang cara buktiinya gimana?" tanya Nayra.

"Lo yakin mau gue kasih bukti sekarang?" tanya Rafa yang menghentikan mobilnya sebentar dan menatap kearah Nayra disampingnya.

Rafa menatap Nayra dari ujung rambut sampai bawah kemudian menggeleng pelan.

"Tunggu aja tanggal mainnya, gue akan buktiin kalau gue bukan gay," ujar Rafa mendekatkan wajahnya kearah Nayra dan menarik sesuatu di samping tempat duduk Nayra seraya berbisik di telinga Nayra.

"Kita udah sampai, lo gak mau turun?" ujar Rafa yang ternyata membuka sabuk pengaman milik Nayra. Nayra menegak ludahnya kasar dan langsung memalingkan wajahnya yang sudah merah.

"Eh udah sampai yah, kalau gitu Nayra masuk masuk dulu ke dalam, sampai jumpa, Kak Rafa hati-hati di jalan," ujar Nayra lalu membuka pintu dan berlari masuk kedalam bandara dengan wajah yang sudah merah padam.

Sedangkan Rafa hanya tertawa kecil melihat tingkah Nayra barusan.

"Nayra, nayra. Suka banget gue ngeliat wajah dia merah kaya gitu, baru digituin aja udah merah kaya gitu, apalagi nanti......ck, apasih yang ada diotak gue. Sadar Rafa, Nayra itu udah lo anggap kaya adek lo sendiri," ujarnya bermonolog sendiri dan melajukan mobilnya darisana.

***

Nayra sudah tiba di Bandung sekarang, perjalanan dari Jakarta ke Bandung ia tempuh hanya dalam kurang lebih 35 menit, tak sampai membuat tubuhnya merasa lelah. Nayra memutuskan untuk langsung kembali ke rumah dengan mobil jemputan yang memang sudah disiapkan untuk menunggu kepulangannya.

beberapa saat kemudian, Nayra sudah tiba di rumah. Melihat rumah yang terlihat sepi, Nayra berjalan ke aeah dapur dan langsung mengambil minum di dalam kulkas, ia meneguknya dengan cepat agar rasa haus di tenggorokannya mereda.

"Kamu udah balik nay, kapan? Kok Mama ga tahu?" tanya Dwi yang tiba-tiba muncul.

"Barusan mah," ujar Nayra yang meletakkan botol yang ia minum diatas meja.

"Kamu pulang sendiri?"

"Iya mah, tapi tadi dianterin sama kak Rafa sampe bandara, tapi kak Rafanya langsung pergi karena buru-buru mau kerumah sakit," ujar Nayra.

"Oh gitu, trus kamu udah ketemu sama Tante Alea dan Om Arkan belum?" tanya Dwi.

"Udah mah dan mereka bersedia buat dateng di acara wisuda Nayra minggu depan mah, kak Rafa juga ikut. Nayra seneng banget," ujar Nayra menyentuh kedua pipinya yang masih memerah.

"Tau deh yang naksirnya udah dari lama, tapi digantungin terus sama Rafa, emang Rafa mau sama kamu?" tanya Dwi.

"Mama kok ngomongnya gitu sih? Emang gak mungkin banget gitu kalau suatu saat nanti Kak Rafa bisa suka sama Nayra? Nayra kurang apa sih mah?" tanya Nayra yang insecure.

"Ya bukannya gak mungkin nay, tapi apa mungkin Rafa bisa suka sama kamu? Sedangkan kamu itu bandel banget kalau dibilangin sama Mama, kamu gak bisa masak, gak bisa bersih-bersih atau apalah itu. Kamu tahu nggak kalau Rafa itu suka tipe wanita yang pinter dalam segala hal," ujar Dwi .

"Yaudah nanti, Nayra belajar masak sama beres-beres biar kak Rafa bisa suka atau nggak simpati gitu sama Nayra," ucap Nayra memotivasi dirinya sendiri.

Dwi tersenyum mendengar ucapan Nayra barusan, setidaknya dengan alasan seperti itu Nayra bisa merubah dan memperbaiki dirinya agar lebih baik lagi.

***

"Huh..." hela Rafa yang baru saja duduk di kursi miliknya, hari ini pasien rumah sakit menjadi lebih banyak dari biasanya, sehingga ia baru saja bisa istirahat sejenak.

Dret....

Ponsel di saku celana Rafa bergetar, pertanda ada panggilan masuk. Ia pun merogoh saku celananya dan mengeluarkan ponsel miliknya.

+62xxxxxxxxxxxx calling

Rafa menatap nomor tak dikenal di ponselnya, karena takut penting Rafa pun mengangkat sambungan telefon tersebut.

"Hallo...ada yang bisa saya bantu?"

"Hallo kak, ini Nayra,"

"Kenapa nay?"

"Nayra cuma mau bilang kalau Nayra udah di Bandung sekarang, Nayra berangkatnya tadi siang. Nayra tiba-tiba kangen lagi sama kakak,"

"Gue tau kok kalau gue ngangenin, jangan kangen karna itu berat,"

"Bukannya rindu yah kak? Kakak ambil kata-kata nya Dilan nih?"

"Nggak tuh, baik-baik lo disana, jangan suka makan mie instant lagi, gak bagus buat kesehatan,"

"Iya kak pasti, eh tapi kakak bakalan datang kan minggu depan?"

"Nggak tahu, kalau gue gak sibuk gue bakal datang kok, gue gak bisa janji soalnya,"

"Harus dateng loh, kalau nggak kita musuhan selamanya,"

"Dih bodo amat,"

"Kakak...."

"Ck iya kalau gue ada waktu bakal dateng kok,"

"Gitu dong, udah dulu ya kak, Nayra mau mandi dulu, sampai ketemu minggu depan. Jangan kangen sama Nayra,"

"Ck, iya-iya . Udah sana mandi!"

"Kak, Na....."

Klik

Rafa memutus sambungan telfonnya dengan Nayra. Ia malas jika harus mendengarkan celotehan Nayra akan semakin menjadi jika terus diladeni.

Rafa pun melihat jam yang ternyata sudah menunjukkan pukul 5 sore. Ia pun membereskan mejanya yang sedikit berantakan dan berencana akan pulang, karena shift kerjanya hari ini sudah selesai.

Saat diperjalanan tiba-tiba Rafa menjadi teringat kembali dengan Nayra, wajah Nayra tiba-tiba menghiasi otaknya tanpa diperintah.

Rafa pun melajukan mobilnya agar segera sampai di rumah, ia ingin cepat-cepat untuk mendinginkan hati, tubuh dan pikirannya.

Beberapa menit kemudian Rafa sudah sampai di rumah, dari luar sayup-sayup Rafa mendengar suara Mommynya yang sedang berbincang dengan seseorang. Rafa pun semakin mendekatkan dirinya kearah daun pintu yang terbuka.

"Jadi Rafanya mana jeng, kok belum datang juga?kita udah dari siang lho disini nungguinnya," ujar seorang wanita paruhbaya bersama anak gadisnya yang duduk disampingnya.

"Bentar lagi Rafanya pulang kok, maklum lah jeng, Rafa kan dokter, jadi sering sibuk dan pulang sedikit lama," ujar Alea.

Wanita tersebut hanya manggut-manggut mengerti mendengar penjelasan Alea.

"Nanti konsep pernikahannya kita buat semeriah mungkin yah, saya mau pamer sama orang-orang kalau calon menantu saya seorang dokter," ujar wanita tersebut.

"Ehem....." dehem Rafa yang sudah masuk kedalam.

"Kamu udah pulang? Sini fa duduk dulu, ada yang mau Mommy omongin sama kamu," ujar Alea yang melihat Rafa sudah kembali.

"Rafa capek, mau istirahat. Kalau Mommy mau ngomong sesuatu, ngomong disini aja," ujar Rafa yang masih berdiri.

"Kenalin Tante ini namanya Tante Laksmi dan yang disampingnya adalah Ines calon istri kamu, kita sepakat buat ngejodohin kamu sama Ines," ucap Alea.

"Maaf sebelumnya tapi Rafa gak bisa mom," ucap Rafa.

"Rafa....jangan malu-maluin Mommy dong, mereka jauh-jauh datang kesini cuma mau nemuin kamu, kamu mau yah dijodohin sama Ines. Mommy pengen kamu cepet nikah fa," ujar Alea.

"Ok kalau itu kemauan Mommy, Rafa akan menikah, tapi dengan pilihan Rafa sendiri, jadi Mommy sama Daddy persiapkan diri." ucap Rafa.

"Tap.."

"Permisi," ucapnya pergi darisana. Ia malas jika harus berlama-lama menatap wanita paruhbaya dan anak gadisnya itu. Ia sudah menduga jika ibu dan anak itu hanya tergiur dengan materi dan mengatasnamakan pernikahan sebagai alat untuk mencapai apa yang mereka mau.

Tbc

Jangan lupa vote and coment semuanya.☺

See you

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!