***
01:00
Nayra terbangun dari tidurnya karena merasakan perutnya yang mendadak lapar, kebiasaannya yang sedari dulu tak pernah hilang. Nayra pun melirik ke sisi ranjang yang ditempati oleh Liora. Semalam ia memutuskan untuk menginap di rumah Rafa karena bujukan Alea yang memintanya untuk tinggal.
"Li, bangun dong, temenin aku cari makanan ke bawah, aku laper." ajak Nayra sambil menggoyang bahu Liora yang tidur membelakangi dirinya.
Liora tak bereaksi sama sekali dengan panggilan Nayra. Nayra akhirnya memutuskan untuk keluar dari kamar dan mencari makanan untuk mengganjal perutnya yang lapar.
Nayra menuruni anak tangga dan menuju dapur yang terletak di pojok, keadaan dapur yang gelap membuat Nayra sedikit takut untuk mendekat kesana. Ia pun berusaha untuk mencari saklar agar lampunya segera menyala. Nayra sedikit kesusahan mencari saklar lampu karena ia tak ingat betul letaknya ada di sebelah mana.
Tiba-tiba
Prang....
"Aaaa.....setan....setan....tolong....." Nayra langsung berlari pergi darisana karena mendengar bunyi benda jatuh di lantai. Ia pun terus berlari menaiki tangga dan menuju kamar Liora.
cklek
Nayra membuka pintu dan langsung naik keatas ranjang, sangking takutnya ia pun menarik selimut dan masuk kedalamnya.
"Li bangun dong, aku takut, tadi dibawah ada se..tan.." ujar Nayra yang menggoyang bahu Liora yang membelakanginya.
Ada pergerakan dari arah depan Nayra yang masih meremas selimut dengan kuat. Nayra membuka selimut dan mendongak ke atas.
"Aaaaa......" teriaknya kuat. Ia syok saat mendapati bahwa yang sekarang bersamanya bukan Liora tapi Rafa.
Rafa yang merasakan telingannya berdengung langsung terbangun dari tidurnya. Ia juga kaget karena melihat Nayra berada di kamarnya dan satu selimut dengan dirinya.
"Lo ngapain ada di kamar gue?" tanya Rafa.
"Mmm...itu tadi..anu kak" ucap Nayra yang menjadi bingung untuk menjelaskannya. Ia baru tersadar jika dirinya salah masuk kamar, bukannya ke kamar Liora, Nayra malah nyasar kedalam kamar Rafa.
"Anu apa? Lo mau ngintipun gue tidur kan? Lo cewek tapi otak lo jorok, lo mau modusin gue kan?" tanya Rafa.
"Ngga...nggak kok kak, tadinya aku mau ke kamar Liora, tapi malah nyasar ke kamar Kakak, maafin Nayra kak. Aku gak ada maksud apa-apa kok," ujar Nayra jujur.
"Yaudah sana keluar dari kamar gue! Gue ngantuk mau tidur," ujar Rafa yang kembali menarik selimut dan merebahkan tubuhnya di atas ranjang.
"Kak jangan tidur lagi dong, temenin aku ke dapur dulu, Nayra laper," ujar Nayra menarik tangan Rafa.
Hening sejenak.
"Kak ayo dong temenin Nayra, bentar aja please," ucap Nayra memohon pada Rafa.
"Lo punya kaki kan, bisa jalan sendiri," ucap Rafa yang enggan untuk menemani Nayra.
"Kak ayo dong, kali ini aja, besok kan Nayra udah balik tuh ke Bandung. ," ujar Nayra.
"Ogah,"
Nayra pun tersenyum jahil dan naik keatas tubuh Rafa dan tidur disana. Nayra tersenyum sembari menunggu reaksi Rafa selanjutnya.
"Nay," panggil Rafa pelan.
"Gimana kak? Udah berubah fikiran sekarang?" tanya Nayra.
"Ok, gue bakal ngikutin permintaan lo, tapi buruan lo turun sekarang juga ," ujar Rafa.
Nayra tersenyum penuh kemenangan dan turun dari atas tubuh Rafa. Sedangkan Rafa sedang berusaha untuk menetralkan detak jantungnya yang mulai tak normal, ada apa denganmu Rafa?.
Nayra berdiri lebih dulu kemudian menunggu Rafa bangkit dari atas ranjang. Ia tersenyum melihat Rafa yang mengacak sebentar rambutnya yang sedikit berantakan, damagenya itu loh nambah. Beruntungnya Nayra bisa melihat Rafa ketika bangun tidur dan mungkin setelah ini ia akan menemui Alea untuk mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya, karena sudah melahirkan sosok di depannya ini.
"Yaudah ayok," ujar Rafa berjalan lebih dulu. Nayra yang berada di belakangnya lantas menyusul Rafa keluar dari kamar.
"Hati-hati kak, disitu tadi ada setannya," ujar Nayra saat Rafa mendekat kearah saklar lampu.
"Iya setan, dan setannya itu lo," ujar Rafa menekan saklar lampu dan seisi dapur kembali terang.
"Nayra seriusan kak, disitu emang tadi ada setannya, apa jangan-jangan setannya udah pindah kali yah ke tempat lain?" ucap Nayra ngarang seraya masih memegangi sembelah tangan Rafa.
"Lo bener nay, sekarang setannya ada di belakang lo, matanya merah, rambutnya panjang," ujar Rafa menakut-nakuti Nayra yang sudah parno.
"Mana setannya? Kak, jangan nakut-nakutin Nayra dong," ucap Nayra yang bergerak ke belakang Rafa dan meremas kaos Rafa.
"Gak ada setan disini, palingan tadi cuma halusinasi lo doang. Udah buruan lo makan, gue tungguin," ujar Rafa yang duduk di kursi meja makan.
"Nayra masak mie instant ya kak?" tanya Nayra meminta izin.
"Nggak, mie instant gak baik buat kesehatan," ucap Rafa.
"Trus Nayra makan apa dong, Nayra laper kak. Kali ini aja gak papa yah?" ujar Nayra.
"Terserah lo," ucap Rafa yang menjatuhkan kepalanya di atas meja karena sangat mengantuk.
Nayra pun tersenyum dan mulai mengeluarkan beberapa bungkus mie instant dari dalam lemari dan menyiapkan bahan-bahan lainnya.
"Awh...." Nayra mengaduh sakit karena jarinya teriris pisau dapur. Darah langsung keluar dari bekas luka sayatan di tangan Nayra.
"Makanya hati-hati, sini gue lihat!" ujar Rafa yang terbangun dan langsung menarik jari Nayra yang terluka. Rafa pun menarik jari Nayra yang terluka dan membawanya kedalam mulutnya, Rafa menghisap darahnya agar berhenti keluar.
"Gak usah kak, itu kan jorok," ucap Nayra .
Rafa hanya diam. Setelah beberapa menit kemudian darahnya berhenti keluar. Rafa mengambil kotak obat dan membersihkan luka Nayra. Nayra terkesima melihat wajah Rafa yang sangat telaten mengobati luka di tangannya, padahal hanya luka biasa.
"Selesai," ujar Rafa setelah menempelkan plester luka ditangan Nayra.
"Makasih kak," ujar Nayra dan kembali memegang pisau dapur yang sebelumya ia pegang.
"Lo tunggu disana! Biar gue yang masakin, tangan lo masih sakit," ucap Rafa mengambil alih pisau ditangan Nayra.
"Tapi..."
"Gak ada tapi-tapian," ujar Rafa dan Nayra hanya menurut dan menjauh darisana.
Rafa membasuh mulutnya di wastafel dan memotong-motong sayur di talenan dan mulai memasak mie yang diinginkan oleh Nayra. Ia juga kasihan melihat tangan Nayra yang terluka, ia tahu gadis itu tak berbakat sama sekali dengan urusan masak memasak.
10 menit kemudian mi buatan Rafa jadi, ia pun meletakkannya di depan Nayra yang sudah tak sabaran.
"Nih mienya udah jadi, habisin biar lo kenyang nahan lapar sampai besok pagi," ujar Rafa dan mengambil posisi duduk di samping Nayra.
"Buat kak Rafa mana?" tanya Nayra yang melihat Rafa yang membuat satu porsi saja.
"Gue gak laper, semuanya buat lo aja," ucap Rafa.
Nayra pun mulai menyantap mie hasil masakan Rafa, rasanya sangat lezat dan sangat berbeda sekali dengan mie yang biasa ia makan.
"Kak, nanti kapan-kapan masakin Nayra lagi yah, ini enak banget, Nayra suka," ujar Nayra yang mengajak Rafa bicara.
"Kak," panggil Nayra menoleh kesamping.
Nayra tersenyum kecil melihat Rafa yang ternyata sudah tertidur, jadi sedari tadi ia bicara sendiri dong.
Nayra mendekatkan wajahnya kearah Rafa yang tertidur dan berbisik disana.
"Makasih kak udah mau masakin Nayra, ini mie terenak yang pernah aku makan. Kakak masaknya pake cinta yah? Mok bisa seenak ini sih? Pasti nanti istri kakak bakal beruntung banget punya suami kaya kakak, udah ganteng, baik, bisa masak lagi. Boleh gak sih kalau Nayra berharap kalau wanita itu Nayra? Heheheh....Nayra jadi ngayalnya ketinggian. Intinya Nayra sayang sama kakak, bukan rasa sayang adik untuk kakaknya, tapi rasa sayang seorang wanita untuk pria. Udah ah nanti kalau kepanjangan keburu dia denger lagi," ujar Nayra membawa tempat makannya dan membawanya menuju wastafel, sedangkan Rafa masih menutup matanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
El Mira
bahasanya kurang jls.. kdg gue kdg aku.. kdg elo kdg kmu
2022-03-11
0