Nayra: Mimpikah Ini?

1 Minggu Kemudian

***

"Senyum dong nay, masa dari tadi cemberut terus, tangan gue pegel nih daritadi megangin kamera,"  ujar Liora yang bersiap akan memfoto Nayra dengan masih menggunakan toga wisudanya.

"Gak usah li, aku gak mood  foto lagi, mau langsung pulang aja,"  ujar Nayra yang mau beranjak pergi.

"Eh jangan dong nay, kapan lagi coba lo bisa kaya  gini, ayo dong sekali lagi, yang lebar senyumnya!"  ujar Liora.

Ckrek

"Nah gitu dong, entar foto lo gue pajang di kamar kak Rafa ah,"  ucap Liora yang melihat hasil jepretannya sendiri.

Setelah sesi berfoto ria bersama keluarga besar, mereka pun memutuskan  makan bersama sebagai bentuk syukuran wisuda Nayra. Semuanya tampak antusias beda halnya dengan Nayra yang sejak pagi tadi kehilangan moodnya hanya karna seseorang.

"Nay, itu makanannya kok gak dimakan sih? Keburu dingin tuh,"  ujar Dwi yang melihat putrinya itu sedari tadi hanya mengaduk-aduk makanannya sembari sembelah tangannya menopang dagunya.

"Nayra gak nafsu makan mah, Nayra mau pulang,"  ucap Nayra.

Alea yang melihat itu tersenyum tipis kearah Nayra, ia tahu jika Nayra pasti kecewa karena Rafa tak bisa datang hari ini.

Alea berinisiatif untuk menelfon Rafa agar kekecewaan Nayra bisa berkurang karena Rafa mengingkari janjinya, Rafa memang tak bisa hadir disana karena sedang mengurus sesuatu.

"Halo mom, ada apa?"

"Halo, kamu dimana sekarang?" 

"Masih di rumah sakit Mom,"

"Kamu ngomong yah sama Nayra, dia kecewa tuh karna kamu gak bisa datang di hari bahagia dia. Mommy kasihan ngeliat Nayra,"

"Yaudah," 

"Nay ini Rafa mau ngomong sama kamu,"  ujar Alea menyodorkan ponselnya kearah Nayra.

"Nggak usah Tante, nanti takutnya ganggu lagi,"  ujar Nayra menolak dengan halus.

"Kok gitu sih, ayo dong nay, ini Rafa pengen ngomong loh sama kamu,"  bujuk Alea lagi.

Nayra pun mengambil ponsel Alea dan mendekatkannya ke arah telinganya. Ia mendengar suara helaan nafas dari seberang sana.

"Halo..."

"Sorry gue gak bisa dateng  hari ini," 

"Iya gak papa kak, Nayra ngerti kok"

Hening sejenak

"Lo marah sama gue?"

"Nggak, Nayra gak marah kok, Nayra cuma kecewa,"

"Gue gak bisa datang karna ada sesuatu,"

"Iya gak papa, udah kan? Nayra tutup nih telfonnya?"

"Nay,"

"Apa?"

"Jaga kesehatan disana, siapin diri lo buat besok dan kedepannya,"

"Maksutnya?"

"Nanti  juga lo bakal tahu,"

"Tapi...."

Tut....

Lagi-lagi Rafa memutus sambungan sepihak disaat Nayra belum selesai bicara.

"Rafa bilang apa nay?" tanya Alea.

"Kak Rafa bilang nggak bisa datang karna ada sesuatu, tapi kak Rafa gak mau kasih tau Nayra tan," ujar Alea.

"Jadi lo belum tahu nay? Sebenarnya Kak Rafa gak bisa dateng karena seminggu ini dia sibuk ngurus pernikahannya, kan kemaren kak Raf....astaga mulut gue,"  ujar Liora yang keceplosan.

Alea, Arkan, Dwi dan juga Alex menatap kearah Liora yang hampir membongkar semuanya. Gagal sudah rencana mereka karena mulut ember Liora.

"Maksutnya ini apa? Nayra gak ngerti. Kak Rafa mau nikah? Sama siapa? Kok Nayra gak dikasih tau sih?"  tanya Nayra bertubi-tubi, bersamaan dengan itu ia merasa  hatinya seperti ditindih berton-ton batu. Jadi ini maksut dari ucapan Rafa di telfon tadi, ia meminta dirinya untuk menjaga kesehatan agar ia bisa hadir diacara, dimana Rafa benar-benar akan menikah dengan wanita lain.

"Sebenarnya setelah ini kita mau kasih tahu kamu kok nay, cuman waktunya belum tepat aja,"  ujar Dwi.

Nayra diam. Ia masih tak percaya, semuanya begitu cepat. Sedangkan diam-diam mereka terkikik geli melihat wajah putus asa Nayra yang seperti sudah kehilangan separuh dari nyawanya.

***

Kurang lebih 3 jam di perjalanan akhirnya mereka tiba kembali di Jakarta, semuanya pun sepakat untuk menginap di rumah keluarga Nayra.

"Nayra mau langsung istirahat ya mah," ucap Nayra saat mereka sudah tiba di dalam rumah.

"Tapi...."

"Udah gak papa wik, biarin aja Nayra istirahat duluan, Nayra pasti capek banget,"  sela Alea.

"Yaudah, jangan lupa mandi dulu!"  ucap Dwi.

Nayra mengangguk seraya berjalan menaiki tangga dengan masih mengenakan kebaya dan rok batiknya.

Setibanya di kamar Nayra langsung menjatuhkan badannya diatas ranjang, hati dan badannya sangat lelah sekarang. Nayra bangun dari tidurnya dan melangkah menuju nakas untuk mengambil sesuatu darisana.

"Tega kamu kak, kalau nggak suka sama Nayra bilang, jangan kaya gini,"  ujar Nayra pada selembar foto yang dia pegang.

***

Rafa baru saja tiba di kediaman Nayra, ia sengaja datang karena mau bertemu dengan Nayra agar gadis itu tidak kesal lagi padanya. Kedatangannya disambut baik oleh orang tua Nayra.

Rafa celengak-celinguk mencari keberadaan Nayra yang tidak ia lihat sejak tiba disana.

"Nayra ada di kamarnya fa, kamu temuin gih! Dari tadi siang murung terus,"  ucap Dwi yang melihat Rafa celingak-celinguk mencari keberadaan Nayra.

"Iya tante, kalau gitu Rafa keatas dulu,"  ucap Rafa.

"Iya,"  angguk Dwi.

"Kak," panggil Liora yang baru muncul dari dapur.

"Apaan?" tanya Rafa yang berada di anak tangga.

"Cuma mau bilang, jangan diapa-apain Nayranya, tapi nanti kalau udah sah boleh kok hahahaha...."  ucap Liora tertawa, ia sangat suka menggoda kakaknya itu.

Rafa pun tak mengindahkan ucapan Liora barusan, ia terus melangkahkan kakinya menuju kamar Nayra.

Rafa mendekat ke arah pintu kamar Nayra, sayup-sayup dia mendengar Nayra yang mengoceh sendiri.

"Kurangnya Nayra apa kak, kenapa kakak tega ngelakuin ini sama Nayra? Aku harus gimana biar kakak peka? Nayra suka sama kakak,"  ucap Nayra seraya kembali merebahkan tubuhnya di atas ranjang dan mencampakkan foto yang ia pegang ke lantai.

Rafa pun memegang gagang pintu dan membukanya dengan pelan agar tidak menimbulkan suara. Rafa perlahan masuk dan mendapati Nayra yang sudah menutup matanya.

"Ehem...." 

Nayra membuka matanya, ia merasa tak asing dengan suara itu.

Deg

Nayra terkejut saat mendapati orang yang seharian ini mengganggu fikirannya berada di depannya. Nayra tak tahu kapan Rafa masuk kedalam kamarnya. Nayra memperbaiki duduknya dan berusaha menenangkan jantungnya yang sudah maraton.

"Ngapain kesini, bukannya sibuk yah?"  sindir Nayra.

"Kenapa? Lo gak suka gue dateng?"

"Ntah,"  jawab Nayra cuek.

"Nih buat lo, jangan lupa dibaca baik-baik biar lo gak kesel terus," ujar Rafa mengeluarkan sesuatu dari balik jaketnya dan memberikannya pada Nayra.

Walaupun sedang kesal Nayra tetap menerima sodoran tangan Rafa, sebuah undangan berwarna black gold berpita putih.

"Iya nanti Nayra baca, udah sana keluar!"  ujar Nayra mengusir Rafa dari kamarnya. Ia sudah tahu jika itu adalah undangan pernikahan milik Rafa.

"Dibaca baik-baik, kalau perlu pakai kaca mata pembesar biar huruf-hurufnya nyantol di otak lo. Inget jangan dibuang, ntar nyesel. Gue keluar dulu,"  ujar Rafa mengacak rambut Nayra dan berlalu keluar.

Bukannya dibaca Nayra malah meletakkan undangan itu diatas ranjangnya dan masuk kedalam kamar mandi.

20 menit kemudian Nayra keluar dari kamar mandi seraya mengusap rambutnya yang masih basah dan menggerai rambut panjangnya.

Tok....tok...tok...

"Nay buruan turun, kita makan malam dibawah!"  ujar Dwi yang berdiri di ambang pintu kamar Nayra.

"Iya mah, bentar lagi Nayra nyusul," sahutnya lalu mulai menyisir rambutnya. Setelah dirasa cukup Nayra pun hendak berjalan keluar, saat melewati tempat tidurnya anak mata Nayra menangkap selembar undangan yang  sebelumnya ia letakkan di atas ranjang.

"Kalau cuma buat sakit doang, buat apa?"  ujar Nayra yang berjalan menuju ambang pintu, namun baru beberapa langkah keluar dari pintu Nayra masuk lagi dan mengambil undangan tersebut, ia  menjadi penasaran siapa gerangan wanita yang akan bersanding dengan Rafa. Nayra pun membuka lembar undangan tersebut dan membaca isinya.

Rafael Reinhard Keano

            &

Nayra Matthew

"Jadi calon istrinya namanya Nayra, bagus sih, tapi kok bisa samaan yah?" 

"Eh nama belakangnya kok bisa sama juga?"

"Gak mungkin," ujar Nayra.

Nayra pun langsung keluar dari kamarnya sembari membawa undangan  yang Rafa berikan untuknya. Ia butuh penjelasan atas semua ini.

" Mah tolong jelasin sama Nayra apa maksut semua ini?"  ujar Nayra yang sudah tiba di ruang makan dan meletakkan undangan yang ia bawa. Semua arah pandang mata beralih pada Nayra yang minta penjelasan.

"Tanya dong sama Rafanya, kok tanya ke Mama sih, semua ini kan rencana Rafa,"  ujar Dwi.

Nayra pun beralih menatap Rafa yang sedang asyik bermain dengan ponselnya.

"Kak, maksut semua ini apa?" tanya Nayra.

"Rafa, kamu jelasin semuanya biar Nayra gak salah paham,"  pinta Alea buka suara.

"Jelasin yang mana?"  tanya Rafa seraya meletakkan ponselnya diatas meja.

"Ini maksutnya apa? Kok nama calon istrinya kak Rafa  bisa samaan sama nama aku?"  tanya Nayra.

"Jadi lo belum ngerti juga. Itu bukti yang lo minta seminggu yang lalu,"  ujar Rafa.

"Bukti? Jadi ini beneran nama Nayra?" tanyanya yang  jadi lemot. Matanya kembali meneliti setiap huruf yang terpatri disana. Nayra Matthew, itu adalah nama lengkapnya karena ada marga Matthew disana. Itu berarti calon istri yang Rafa maksut adalah dirinya sendiri.

"Katakan kalau ini cuma mimpi, bagaimana bisa?"  batin Nayra.

Tbc.

Smoga masih ada yang nungguin aku up😊

See you guys

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!