...🍂🍂🍂...
Tangisan haru dan pelukan hangat dari Tyson dan Herlina membuat Alya terharu, ia senang karena selama 6 bulan ini ternyata mereka berusaha mencari dan tidak melupakan nya begitu saja.
Namun lain halnya dengan lelaki yang berstatus sebagai suaminya itu, lelaki yang berdiri di belakang Tyson dengan kedua tangan yang ia masukkan ke dalam saku celana memandang jengah pada Alya.
"Hanya tubuh gendut nya saja yang berubah, wajahnya tetap saja jelek." ucap David dalam hati, ia membuang muka ke arah lain.
"Ish, kenapa dia harus kembali, kenapa aku tidak lenyapkan saja dia waktu itu, kalau sudah begini akan semakin mempersulit hubungan ku saja dengan Lestari." tangannya yang ia masukkan ke dalam saku celana ia kepalkan dengan erat, ingin sekali ia layangkan kepalan tangannya diwajah gadis itu agar gadis itu mengerti bahwa ia sama sekali tidak menginginkannya terutama kembali.
Yah walaupun tubuh Alya sudah tak lagi gendut, namun ternyata itu belum cukup untuk membuat David menyukainya, ternyata bekas-bekas luka di wajah Alya juga berpengaruh. Dalam hati David terus mencemooh wajah Alya, tentu hanya dalam hati, jika tidak ada Papa dan Mama nya, mungkin saat ini David sudah menghina gadis itu habis-habisan, David begitu muak melihat nya.
"David ayo sambut istri mu, lihatlah nak sekarang Alya sudah berubah. Kenapa kau diam saja, ayo sini." Tyson menarik tangan David yang sedari tadi hanya berdiri di belakangnya dan membawanya ke samping Alya.
Alya sangat bahagia melihat David lagi, yah walaupun ia sempat kecewa karena ia mengetahui ternyata lelaki yang dicintainya itu adalah dalang di balik penculikan nya. Namun Alya akan melupakan itu jika David bisa menerimanya kembali.
"Kak David, sekarang kakak semakin tampan saja, aku merindukan kak David"
"Cihhh, lihatlah sekarang gadis jelek itu terus menatap ku, dia pikir aku akan menerimanya karena dia sudah tidak gendut lagi, heehh jangan harap! jelek tetap saja jelek, dia sangat berbeda jauh dengan Lestari."
"Kak David..." Alya tersenyum, ia mencoba menyapa David meskipun ia tahu apa yang sedang dipikirkan oleh lelaki itu saat ini, ia akan berpura-pura tidak tahu apapun.
Jika Alya tersenyum karena ia senang bertemu dengan lelaki yang dicintainya, lain halnya dengan David, ia menarik sudut bibirnya tersenyum sinis. David benar-benar muak dengan situasinya sekarang, andai tidak terpaksa, ia lebih memilih menemui Lestari saat ini.
"Em iya Alya, bagaimana kabarmu? kemana saja kau selama ini?" David bertanya, ia harus berpura-pura saat ini.
"Em baik kak, lihatlah sekarang kak aku sudah tidak gendut lagi" Alya tersenyum, ia melihat tubuhnya sendiri.
David melenguh, sungguh ia sudah benar-benar muak saat ini. "Iya Alya, aku turut senang" David mengembangkan senyum di bibirnya, lebih tepatnya senyum yang di paksakan.
Setelah di rasa semuanya sudah baik-baik saja, lelaki yang sudah mengantarkan Alya pulang dan yang sedari hanya menjadi penonton, berpamitan untuk pulang.
"Alya, Tante, om, saya pamit pulang dulu ya" ucap Kevin berpamitan.
Alya menoleh pada Kevin yang berpamitan, ia lalu melangkah mendekati Kevin.
"Kevin, terima kasih banyak ya, kau sudah mengantar aku pulang" Alya tersenyum pada lelaki yang selama 6 bulan ini sudah membantunya banyak hal.
Melihat Alya tersenyum pada Kevin, David bertambah muak.
"Setelah dia tersenyum padaku, dia juga tersenyum pada laki-laki lain, cihhh dasar wanita munafik." Hardik nya dalam hati.
Kevin pun tersenyum, ia mengangkat sebelah tangannya dan mengusap puncak kepala Alya.
"Iya Alya, kau jaga dirimu baik-baik dan ingat selalu jaga pola makan mu, ingatlah betapa sulitnya perjuangan mu menjadi seperti sekarang ini" ucap Kevin kembali memperingati Alya, hal yang tidak pernah bosan ia ucapkan selama 6 bulan bersama Alya.
"Aku harap kau bahagia setelah ini" ucap Kevin lagi namun matanya melirik pada David saat mengatakan itu, Kevin tau kalau David belum berubah melihat dari sorot matanya.
•••••••••
Setelah Kevin pulang, Herlina meminta David untuk membawa Alya kekamar dan berisitirahat, begitupun dengan Tyson, ia meminta hal yang sama pada putranya itu.
Alya mengikuti David menuju kamarnya, saat didalam kamar David langsung menuju kamar mandi sementara Alya, ia memilih duduk di sofa yang ada didalam kamar itu.
Tak lama David pun keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan handuk menutupi sebagian tubuhnya dan memegang baju yang dipakainya tadi, David melangkah menuju dimana Alya sedang duduk, sementara Alya yang melihat David melangkah ke arahnya langsung berdiri dan mengembangkan senyum dibibir nya.
Namun senyumnya tiba-tiba hilang saat David melemparkan baju kotornya.
"Kau sudah kembali, dan sekarang kerjakan kembali tugas-tugas mu yang sudah lama kau tinggalkan, termasuk mencuci pakaian ku itu" David tersenyum sinis.
"Kak David....." Alya tercekat, bukankah tadi David menyapa nya dengan baik. Ah iya, Alya lupa akan drama lama yang dimainkan David saat berada dihadapan Tyson dan Herlina.
"Kenapa, kaget? hahaha, Alya Alya sudah lah, jangan kau pikir kau pulang dengan membawa tubuhmu yang sudah tidak gendut itu lagi aku akan senang dan mau menerima mu, heh jangan pernah bermimpi Alya" David menarik lengan Alya menuju cermin berukuran besar yang ada dikamar itu. "Lihat lah Alya!" David mencengkeram wajah Alya dan mengarahkan nya pada cermin berukuran besar itu. "Lihat lah wajahmu sangat buruk, bekas-bekas luka di wajahmu ini membuat mu terlihat sangat buruk" David melepaskan cengkeramannya dari wajah Alya setelah puas menghinanya, ia pun menuju lemari nya dan mengambil pakaian baru.
Setelah selesai berpakaian, David keluar dari kamarnya meninggalkan Alya dengan luka yang baru saja ia torehkan pada hati gadis itu.
Sepeninggalan David, Alya merobohkan tubuhnya di atas lantai. Ternyata dugaannya salah, ia pikir dengan menurunkan berat badannya David akan menyukainya seperti dulu sewaktu ia belum menjadi gendut, namun ternyata tidak, David baru saja mencemooh nya hanya karena bekas luka diwajahnya, kini Alya harus berjuang kembali pada bekas-bekas luka diwajahnya. menurunkan berat badan saja ia berhasil, kenapa tidak hanya dengan bekas luka saja.
Alya pun berdiri kembali, ia lalu mengambil ponselnya dan duduk di sofa yang ia duduki sebelumnya. Alya membuka layanan google dan mengetik di kolom pencarian 'Cara menghilangkan bekas luka' dan menampilkan beberapa tanaman yang dapat dijadikan sebagai obat herbal untuk menghilangkan bekas luka, di antaranya pohon yodium, cocor bebek, batang daun talas dan juga lemon. Beruntung macam-macam tanaman itu tidak sulit untuk didapatkan.
Setelah semua bahan-bahannya terkumpul, Alya pun mulai meracik nya dengan panduan yang ia lihat dari layanan yang sering dijuluki sebagai mbah google itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
Kamiem sag
ish!!!! aku sih gak banget perempuan seperti Alya gak punya kesadaran gak punya harga diri
2024-02-01
0
Salma Cheng
astaga wanita memang lemah meskipun udah terang di siksa , kasian bgd termasuk diriku aku sebagai kaum hawa miris
2022-05-04
3
Betty
The power of bucin
2022-05-01
2