Ketika kamu ingin berhenti dan menyerah, coba pikirkan tentang mengapa kamu memulainya dan seberapa jauh kamu telah melangkah.
Begitulah yang dirasakan Alya saat ini, sudah berminggu-minggu ia mengolesi bekas luka diwajahnya dengan menggunakan racikan bahan herbal yang ia buat sendiri yang tentunya dengan panduan jejaring internet. Namun hasilnya nihil, bekas luka diwajahnya sama sekali tidak berpengaruh dengan racikan yang ia buat sendiri.
Kecewa? Ingin kecewa pun entah harus kecewa pada siapa.
Sedih? Sudah pasti sedih, usahanya berminggu-minggu tiada membuahkan hasil.
Ingin menyerah? Namun ia berpikir, jika menyerah lalu untuk apa ia kembali.
"Bagaimana ini, ini sudah entah minggu yang keberapa, bahkan aku juga sudah 3 kali membuat racikan bahan-bahan herbal itu dan selalu rutin mengolesi diwajah ku, tapi kenapa bekas luka nya sama sekali tidak memudar" Alya mulai resah, sudah berminggu-minggu namun bekas luka diwajahnya yang ia oleskan dengan racikan bahan herbal buatannya belum juga membuahkan hasil.
Tyson yang kebetulan lewat di depan kamar Alya yang pintunya sedikit terbuka tidak sengaja mendengar apa yang diucapkan oleh Alya.
"Huh, ternyata Alya selama ini juga berusaha menghilangkan bekas luka diwajahnya, maafkan Papa Alya, bekas luka diwajah mu itu adalah sisa pengorbanan kedua orang tua mu pada Papa. Maafkan Papa yang selama ini tidak pernah memberitahukan mu tentang kejadian yang sebenarnya, itu karena Papa takut kau akan marah pada Papa dan akan membenci Papa karena Papa adalah penyebab meninggalnya kedua orang tua mu"
Tyson pun pergi dari depan kamar Alya, yah ia rasa ini sudah waktunya ia memberitahu Alya tentang peristiwa meninggalnya kedua orang tuanya, karena Alya juga berhak tau kejadian yang sebenarnya.
•••••
Jika di rumah besar Richardo ada Alya yang tengah bersedih karena bekas luka diwajahnya belum juga memudar, dan juga Tyson yang sedang bersiap dan memikirkan bagaimana cara memberitahu Alya tentang peristiwa yang menewaskan kedua orangtuanya.
Lain halnya dengan di apartemen elite milik David, si pemilik apartemen kini baru saja selesai memadu kasih bersama kekasihnya yang juga adalah sekertaris nya sendiri, di atas ranjang king size si empunya apartemen.
"Aku dengar, istrimu sudah kembali, lalu bagaimana dengan hubungan kita David" ucap Lestari yang kini tengah menenggelamkan wajahnya di dada bidang milik David dengan tubuh keduanya yang masih polos.
"Dan aku juga dengar, katanya istrimu itu sudah tidak gendut lagi" sambungnya, lalu mengurai pelukannya di tubuh David lalu beralih menatap lekat wajah kekasih sekaligus bos nya itu.
"Hei kenapa kau terlihat khawatir seperti itu" David menangkup wajah Lestari lalu membubuhi kecupan di keningnya.
"Tentu saja aku khawatir, istri mu itu pasti terlihat cantik kan sekarang? Bagaimana kalau nanti kau malah tertarik padanya dan melupakan aku" Lestari menunjukkan kekhawatirannya.
"Hahahaha, Lestari dengarkan aku" David membawa Lestari kembali ke dekapannya dan menghujani kecupan di puncak kepala sang kekasih. "Kau salah Lestari, iya memang sekarang dia sudah tidak gendut lagi, tapi dia tetap saja jelek, apa kau lupa dulu dia bukan hanya gendut tapi juga diwajahnya banyak bekas luka" Sambungnya dengan terus mengecup puncak kepala Lestari dan membelai punggung nya yang polos.
Lestari tersenyum, ia semakin membawa lebih dalam tubuhnya yang masih polos ke dalam pelukan David dan menyesap aroma tubuh kekasihnya itu. "Baiklah David, aku percaya pada mu" ucapnya.
•••••••
Setelah beberapa saat terus memandangi wajahnya sendiri dari pantulan cermin, Alya pun memutuskan untuk bertemu Kevin dan ingin berkonsultasi pada nya, kalau-kalau saja Kevin juga bisa membantunya kali ini dengan masalah bekas luka diwajahnya sama seperti Kevin membantunya untuk menurunkan berat badan.
Alya pun bersiap-siap untuk pergi menemui Kevin, dan kebetulan saat ini Kevin membuka cabang di kota tempat tinggal Alya, dengan begitu Alya bisa lebih mudah untuk bertemu dengan Kevin.
Alya keluar dari kamarnya, ia bergegas karena ojek online pesanannya sudah tiba di depan rumah besar milik keluarga Richardo itu, namun saat Alya hendak melangkah keluar, tiba-tiba dari belakang Tyson memanggilnya.
"Alya..." Panggil Tyson.
Alya pun menoleh pada sumber suara yang memanggil-manggil.
"Iya Pa, ada apa?" Tanyanya lalu melangkah ke arah dimana Tyson sedang berdiri.
"Kau mau kemana nak?" Tanya Tyson.
"Oh itu Pa, aku mau keluar sebentar" jawab Alya dan sedikit mengembangkan senyumnya.
"Oh, Alya bisa ikut Papa sebentar, ada yang ingin Papa bicarakan"
"Iya Pa" Alya pun mengikuti kemana Tyson melangkah, dan disela-sela langkahnya mengikuti Tyson, Alya mengeluarkan ponselnya dan dari dalam tas kecilnya lalu mengirim pesan singkat pada si ojek online agar menunggunya sebentar lagi.
Tyson menghentikan langkahnya saat sampai di ruang keluarga, dan disain sudah ada Herlina, Istrinya yang menunggu. Tyson menghela nafasnya sebelum ia berbicara, dan Alya, ia tetap bersikap tenang walaupun ia tahu apa yang akan dibicarakan oleh Tyson itu bukanlah hal kecil bila melihat dari raut wajah pria paruh baya itu yang terlihat tidak tenang.
Tyson pun menceritakan peristiwa yang sudah lebih dari 20 tahun itu, peristiwa yang menyebabkan kedua orangtua Alya meninggal karena mobil angkutan umum milik Hermawan, Papa nya Alya menghadang mobil musuh yang mengejar mobil Tyson waktu itu, angkutan umum itupun seketika terguling di jalanan dan saat itu ternyata di dalam angkutan itu juga ada Melinda, Mama nya Alya dan juga Alya sendiri yang saat itu masih berumur 7 tahun.
Alya mengangkat tangannya dan merabah wajahnya sendiri.
"Jadi bekas luka diwajahnya ku ini bukan karena murni kecelakaan?" Alya menatap Tyson.
"Iya nak, maafkan Papa karena baru memberitahu mu sekarang. Percayalah Papa tidak mempunyai maksud apa menyembunyikannya dari mu, Papa hanya takut kau marah dan membenci Papa, karena Papa adalah penyebab meninggalnya Hermawan dan Melinda, orangtua mu"
Alya menghela nafasnya lalu menundukkan kepalanya.
Kecewa? Sudah pasti kecewa, ia baru mengetahui peristiwa yang sebenarnya sekarang, yang ia tahu, ia dan kedua orangtuanya mengalami kecelakaan dan Tyson lah sudah menolongnya.
Alya tidak tahu harus berkata apa sekarang, ia hanya berusaha bersikap setenang mungkin, karena walau bagaimanapun pun Tyson adalah orang yang sudah merawat nya selama ini, dan peristiwa itu bukanlah kehendak Tyson.
Alya berusaha tersenyum walaupun ia merasa kecewa. " Pa, kejadian itu sudah lama sekali, aku juga tidak tahu persis, yang aku tahu Papa dan Mama adalah orang yang sudah membesarkan aku"
Tyson dan Herlina tersentuh mendengar pernyataan Alya itu, mereka senang karena Alya bijaksana dalam menanggapi nya.
"Terima kasih nak, dan sekali lagi maafkan Papa"
"Iya Pa, justru aku yang berterima kasih karena Papa dan Mama sudah merawat aku selama ini" ucap Alya dan tersenyum pada kedua paruh baya didepannya.
"Pa, sekarang aku harus pergi dulu, cuma sebentar kok" Alya beranjak dari duduknya, berpamitan lalu menciumi punggung tangan kedua paruh baya itu.
"Iya nak, hati-hati di jalan.
•••••••
Alya pun pergi dengan ojek online pesanannya, sesampainya nya ditempat tujuan, disana sudah ada Kevin yang menyambut karena sebelumnya Alya sudah menghubungi Kevin dan memberitahu kalau ia akan datang.
Kevin pun mengajak Alya masuk ke dalam kantor cabangnya, setelah didalam ruangan Kevin, Alya memberitahu kan tentang keluhannya yang sudah berminggu-minggu mengolesi bekas luka diwajahnya dengan bahan herbal yang ia racik sendiri namun tidak berhasil, bekas luka nya sama sekali tidak memudar.
"Dan sekarang ada apa lagi Alya, sebelumnya kau tidak pernah mempermasalahkan bekas luka diwajah mu itu, lalu kenapa sekarang kau mengeluh?" Tanya Kevin.
Alya menatap Kevin, ia pun menceritakan kalau ternyata David bukan hanya membenci tubuhnya yang gendut namun ternyata juga dengan bekas luka diwajahnya.
Mendengar cerita Alya, Kevin lagi-lagi merasa iba. Yah Kevin tau itu, dengan hanya ia melihat raut wajah David saat itu.
Kevin pun memberikan salah satu produknya yang bermanfaat untuk menghilangkan bekas luka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Kamiem sag
aku nunggi saat jantan dan betina pen zina David-Lestari kena ajab paling gak busuk gitu k*#@+l dan cepetnya David-Lestari itu
eh... tapi dicerita ini ada Tuhan gak sih
2024-02-01
0
Ajani Habib
lanju ceritanya bagus dan menyetuh
2022-06-01
1
Salma Cheng
panas hatiku
2022-05-04
1