Destiny RiBay

Destiny RiBay

Perundungan

...~Happy Reading~...

Sosok gadis cantik berperawakan tinggi langsing, rambut hitam lurus tergerai indah, dan jangan lupakan warna bola matanya yang hitam legam, seolah-olah menghipnotis siapa saja yang melihat.

Ia adalah Ririn Putri Cantika, sang Ratu di sekolah. Gadis itu di gadang-gadang sebagai pasangan yang cocok bersanding dengan sang Pangeran sekolah.

Ririn dan teman-temannya Mei, Bella, Puput berjalan menyelusuri lorong sekolah dengan percaya diri. Bella mengibaskan rambut, saat melihat siluet gadis berpakaian norak sedang berjalan menuju kelas.

"Guys, sepertinya enak nih kalau kita kerjain dia pagi-pagi begini!" tunjuk Bella dengan dagunya.

Ririn dan kawan-kawan ikut melihat ke arah yang ditunjukan oleh Bella. Seringai licik tercetak jelas di bibir mereka. Tanpa dikomando, Mei, Bella, Puput mengikuti pemimpin mereka yang sudah berjalan di depan. Saking cepatnya langkah Ririn dan kawan-kawan, membuat gadis yang menjadi objek mereka tidak sadar dalam marabahaya.

Sreet

"Akh!" Ringisan keluar dari bibir gadis berkaca mata tebal itu. Tarikan kuat pada rambut, membuatnya tidak sengaja ikut mencengkram tangan yang menarik rambutnya.

"Gue udah bilang berkali-kali sama lo, yah, Hantu! Kalau lo itu cuma sampah di sini, jadi lo mending pergi jauh-jauh dari Bayu!"

"Akh, ini sakit! Tolong lepaskan!" Hanna merintih pelan. Rambutnya seperti akan lepas, karena Ririn menarik dengan begitu keras. Dia yakin pasti sekarang mereka jadi tontonan gratis lagi.

Rihanna nama gadis yang sedang di rundung oleh Ririn cs, adalah gadis cupu dan punya Maslaah dengan bau badan atau ketiaknya. Setiap gadis itu lewat, semua orang pasti akan menutup hidung mereka karena kebauan.

Sedangkan Bayu Atmaja adalah sang Pangeran sekolah. Pria tampan yang baru saja pindah saat ia kelas 10 semester kedua. Dia juga anak dari seorang kolongmerat di negaranya.

"Lepasin? Hah! Jangan harap lo bisa lari dari gue! Lo tahu, kenapa? Karena elo udah melakukan kesalahan besar, hingga membuat gue ingin bunuh lo sekarang juga."

Warga sekolah sangat menikmati tontonan gratis di hadapan mereka semua. Justru mereka sangat menyukai wajah kesakitan Hanna.

"Lo denger sendiri, kalau lo itu nggak diterima di sekolah ini. Asal lo tau, yah, lo itu merusak pemandangan di sini! Jadi selama kita-kita masih sabar ngelihat lo, jangan caper, deh sama Bayu dan pangeran lain. Karena kita semua nggak suka. Iya, nggak teman-teman?" tanya Ririn kepada yang lain.

"Betul itu."

"Bener banget."

"Dasar lo, Hantu! Udah Lo gentayangan di got aja, jangan di sini! Karena lo bukan level kita."

Hantu adalah sebutan para murid lain untuk Rihanna. Karena menurut mereka, bau busuk dari tubuh Hanna selalu bergentayangan kemanapun mereka berada.

Ririn mendorong kepala Hanna dengan keras, sampai membuat Hanna jatuh terjerembab ke tong sampah kelas 11A.

Mereka semua tertawa melihat Hanna yang jatuh. Bukannya menolong, mereka malah melempari Hanna dengan makanan yang dibawa.

Hanna hanya bisa menangis saat lagi-lagi dirinya didera oleh teman-temannya. Seakan-akan, mereka tidak pernah puas menyakiti. Ada saja ide mereka untuk merundung.

Hanna membetulkan letak kacamatanya yang melorot ke bawah. Seragam dia kini kotor terkena makanan dan air, membuatnya malu jika harus belajar menggunakan seragam itu.

"Dan ini adalah tempat yang tepat buat orang kaya, lo. Lo itu cocoknya di sini. Sama-sama ... bau busuk."

"Bella. Ambilin hand sanitizer buat gue! Gue takut, tangan gue kena virus gara-gara habis nyentuh tubuh dia."

Ririn dan kawan-kawan pergi meninggalkan Hanna, yang sedang menangis di samping tong sampah. Tidak ada seorang pun yang mau menolongnya, membuat Hanna berinisiatif untuk bangun sendiri. Dia menghapus air mata, kemudian membersihkan bekas makanan yang mengotori seragamnya.

 

Sementara itu, Bayu yang berada tidak jauh dari kelas 11A hanya menatap datar Hanna yang didera oleh anak-anak lain. Tak ada tanggapan sama sekali dari Bayu. Dia justru bersikap acuh dan berbelok ke arah kelas 11B, tempat temannya berada.

Saat langkahnya sudah masuki pintu kelas, dia menoleh ke arah belakang karena mendengar bunyi barang jatuh. Lelaki itu mengepalkan kedua tangan erat, saat melihat betapa keterlaluan anak-anak sekolah merisak Hanna. Namun, dia membuang wajah tidak peduli, dan berjalan kembali untuk masuk ke dalam kelas.

Dia jelas mendengar namanya di sebut-sebut sebagai alasan mereka merisak Hanna. Jadi dia cukup merasa bersalah kepada gadis itu. Akan tetapi, dia juga tidak mau menolong gadis itu karena sudah pasti mereka akan tambah membenci gadis itu.

Dia diamanatkan oleh ayah gadis itu, untuk menjaganya di sekolah. Dan sebagai anak yang baik dan berbakti kepada kedua orang tua, Bayu menyetujui saja amanat dari Malik.

Namun, jika kejadiannya seperti ini terus, Bayu juga tidak bisa melakukan apa-apa. Yang bisa Bayu lakukan hanya menemui Hanna, ketika jam istirahat di loteng sekolah. Hanna selalu berada di sana jika sedang merasa sedih. Dia yang akan menemaninya, hingga jam istirahat berakhir dan mereka akan berpisah kembali menuju kelas.

Walaupun mereka sekelas, Bayu tidak mau membuat orang lain curiga dengan kedekatan mereka.

Apalagi gara-gara dia, Hanna dirisak.

Bayu tidak mau, walaupun Bayu tidak suka dengan Hanna, tetapi tetap saja dia tidak mau melukai hati gadis itu.

Sudah cukup penderitaannya, dirisak oleh anak-anak lain. Dia tidak mau membuat Hanna makin terkucilkan karenanya.

 ------

"Seragam kamu di mana? Kamu tidak tahukah, kalau sekarang harus memakai seragam OSIS?" tegur sang guru saat menemukan murid didiknya memakai seragam olahraga, padahal mereka tidak sedang jam olahraga.

Hanna menggigit bibirnya tak berani mengadu.

Sedangkan Lia dan murid lain hanya menertawakannya. Membuat suasana menjadi gaduh. Sang guru yang bertugas langsung memukul meja dengan penggaris panjang agar para muridnya berhenti tertawa.

Seketika murid-murid di kelas langsung terdiam melihat Pak Yusuf marah.

"Apa kalian tidak bisa tenang sebentar? Lalu, untuk kamu, Hanna!" Tunjuk pak Yusuf.

"Kali ini Bapak maafkan kesalahan kamu. Lain kali kalau sampai kamu berbuat kesalahan lagi, Bapak tidak segan-segan memberikan hukuman untuk kamu. Mengerti?"

"Baik, Pak." Hanna berterima kasih kepada Pak Yusuf yang tidak mengeluarkannya dari kelas karena biasanya, guru lain tidak akan menolerir kesalahan Hanna sekecil apa pun.

"Baiklah kembali lagi ke buku pelajaran kita. Buka LKS kalian dan kerjakan halaman 38 bagian evaluasi sampai bagian 3. Kalian tidak boleh saling mencontek karena Bapak akan mengawasi kalian semua dari sini. Kalian mengerti?"

"Mengerti, Pak," jawab murid serempak dengan lesu. Mereka sangat malas jika harus mengerjakan soal-soal seperti sekarang apalagi Pak Yusuf tidak memperbolehkan mereka untuk mencotek. Alamat bakal jeblok nilai mereka.

Hanna, Bayu serta Lia hanya mengangguk patuh karena mereka sudah biasa menghadapi soal-soal seperti ini. Meskipun Hanna tidak sepintar Lia, tapi setidaknya Hanna tidaklah bodoh-bodoh amat. Nilainya masih di atas KKM.

Untuk beberapa saat, suasana kelas mendadak sepi karena para murid fokus mengerjakan tugasnya. Akan tetapi, selang sepuluh menit suara mulai terdengar dari para murid yang merasa otak mereka mengebul karena tidak tahu jawaban dari soal-soal di hadapannya.

Pak Yusuf yang melihatnya hanya bisa geleng-geleng kepala. Bagaimana bisa murid-murid menyerah dalam sekejap,? Padahal jelas terlihat kalau jawaban mereka ada di LKS semua. Mereka hanya terlalu malas untuk mencari, hingga membuat mereka terlihat bodoh sekarang.

"Waktu kalian tinggal 10 menit lagi. Selesai tidak selesai harus dikumpulkan. Ingat! Nilai ini akan masuk ke dalam nilai harian kalian dan bisa mempengaruhi Raport kalian. Mengerti?"

"Mengerti, Pak!"

Para murid lain langsung bergegas menjawab soal itu dengan asal. Mereka mencoba peruntungan dengan asal menebak jawaban, siapa tahu mereka sedang mujur hingga jawaban asal mereka benar semua.

Hanna melirik sebentar punggung tegap cowok di depannya, kemudian fokus kembali dengan soal-soal di LKS. Biarlah dia menderita sekarang yang terpenting, ada cowok di depannya yang selalu menemani ia di sini.

Senyum manis terukir di bibir Hanna saat memikirkan kejadian tadi di loteng. Meskipun Bayu tidak berbuat banyak, tetapi dengan kehadirannya di situ sudah membuktikan bahwa dia tidak sendiri.

'Makasih, Bayu.'

Tbc

Visual utama:

Rihanna

Bayu Atmaja

Terpopuler

Comments

Bintang_Biru

Bintang_Biru

dp dulu kak bab 1 nanti lanjot lagi mau makan dari tadi belom jadi2 gara2 asik di grup mulu kamu udah minggat ajah kak😂😂

2022-06-11

0

Andi

Andi

Baru masuk dah emosi😎 aduh ngajak adu jotos ini ya

2022-04-24

1

Maminya Nathania Bortum

Maminya Nathania Bortum

Rihana dan Bayu selain cocok digadang-gadangkan mnjadi pasangan disekolah dari dunia nyatapun mereka pasangan yg serasi sama-sama memiliki wajah menarik

2022-04-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!