Pergi

Maaf sudah menunggu lama.

Langsung saja baca dan nikmatin alurnya. Semoga suka🥰🥰🥰♥️♥️♥️

 

...~Happy Reading~...

"Aku harus pergi dari sini. Aku juga tidak bisa seperti ini terus. Aku harus berubah dan membalas dendam kepada mereka semua." Ucap Hanna pada dirinya sendiri.

Kejadian demi kejadian di sekolah dan di rumah, membuat Hanna muak. Ia memutuskan untuk pergi meninggalkan tempat kelahiran, setelah lulus sekolah.

Ia memutuskan untuk pergi, bukan tanpa alasan. Ia sudah berpikir masak-masak dengan keputusannya.

Setelah ia mendapatkan ijasah SMA, ia meminta Malik, ayahnya untuk membuatkan pasport tanpa sepengetahuan Masayu dan juga Lia. Ia meminta Malik untuk merahasiakan keberadaan nya nanti.

Ia juga akan pergi meninggalkan Bayu yang telah melukai hatinya begitu dalam. Hatinya lebih sakit saat di tolak oleh Bayu, dari pada saat di rundung oleh orang lain.

Rasa cintanya berubah menjadi rasa dendam. Ia akan membuktikan bahwa ia bisa lebih baik lagi, dari segi wajah, dan juga penampilan dia.

"Apa keputusan kamu tidak bisa di ganggu gugat lagi, sayang?" tanya sang ayah kepada si anak.

Kini mereka sedang berada di kamar sang anak. Malik membantu si anak untuk packing baju dia nanti di sana. Ia bahkan sampai menangis, saat sang anak meminta ijin untuk pergi jauh.

Orang tua mana yang tidak tega melihat si anak pergi ke negeri orang, sendirian lagi. Perasaan khawatir jelas terlihat di wajah sang Ayah.

Hanna menatap sang ayah dengan sayang.

"Ayah. Hanna hanya ingin belajar mandiri. Kalau saya di sini terus, saya akan bergantung terus dengan Ayah. Apa Ayah tidak mau melihat anak ayah ini menjadi perempuan yang sukses?"

"Tapi Ayah belum siap kehilangan kamu. Apalagi kamu akan lama berada di sana?" rajuk sang Ayah.

Hanna tersenyum. Ia mengusap tangan kekar sang Ayah.

"Ayah ...," air mata menetes dari mata si anak, membuat sang Ayah langsung mendekap tubuh si anak.

"Jangan menangis sayang! Ayah minta maaf kalau selama ini belum bisa jadi ayah yang baik untuk kamu. Ayah akan merasa bersalah dengan ibumu, jika kamu menangis sayang. Ibumu pasti sudah memarahi Ayah, di sana. Kkkk," kelakar Malik, membuat senyum Hanna keluar.

"Aku hanya sedang berpikir, apakah aku bisa hidup tanpa kamu, ayah?"

"Makanya ,kamu nggak usah pergi. Cukup tinggal bersama ayah, di sini."

"Tapi aku harus pergi Ayah. Aku ingin hidup mandiri."

"Tapi tidak perlu sejauh itu kan, nak?"

"Hanya tempat itu yang ingin aku datangi, Ayah?"

"Kenapa? Kasih tahu Ayah, alasan kamu ingin pergi dari sini?"

"Aku ingin belajar disiplin di sana. Aku tahu itu akan sulit untuk ku, tapi aku sudah bertekad Ayah. Bahkan aku sudah mengikuti les bahasa Jepang, Ayah. Jadi please Ayah, ijinkan aku untuk pergi kesana?" pinta Hanna memelas.

Ayah menghela nafas, melihat sang anak yang sudah berkeinginan kuat untuk pergi dari Indonesia.

"Ayah hanya khawatir sama kamu, nak?"

"Hanna sudah cukup pandai dalam berbahasa Jepang. Jadi ayah tidak perlu khawatir aku akan bingung di sana." Timpal sang anak.

"Tapi beri satu alasan, kenapa kamu mau ayah merahasiakan kepergian kamu dari orang lain? Bahkan ayah juga tidak boleh memberitahukan kepada ibu dan juga adikmu. Sebenarnya ada rahasia apa, yang Ayah tidak tahu?" desak Malik.

Hanna tersenyum lembut.

"Tidak ada apa-apa, Yah. Hanna hanya ingin pergi saja. Kalaupun ada sesuatu, aku tidak bisa memberitahu Ayah sekarang."

"Terus kapan?"

"Nanti ... nanti aku pasti akan beritahu Ayah. Untuk saat ini, cukup rahasiakan saja keberadaan ku."

 

Osaka Jepang

"Haah ... damai sekali di sini." Ujar Hanna sambil melihat ke arah sekitar.

Seorang gadis baru saja keluar dari sebuah apartemen kecil yang gadis itu sewa selama 3 bulan. Ayahnya bersedia menjadi penjamin, agar pemilik apartemen memperbolehkan sang anak bisa tinggal.

Karena cukup sulit jika berada di Jepang tanpa ada penjamin. Gadis itu sudah berada di Osaka sekitar dua Minggu, dia juga sudah mendapatkan pekerjaan sebagai pembantu di rumah seorang pengusaha asal Indonesia.

Gadis itu juga tidak menyangka akan bertemu dengan sang majikan di jalan. Waktu itu, Hanna yang sedang mencari pekerjaan bertemu dengan Irene yang baru saja berbelanja di sebuah butik ternama.

"Apa anda butuh bantuan, Nyonya?" tanya Hanna dalam bahasa jepang.

Irene yang sedang kesusahan membawa kantong belanjaan, langsung menoleh. Ia menatap gadis di depannya dengan pandangan menilai.

Rambut yang di kepang dua, serta kacamata berbentuk bulat membuat penampilan gadis di depan Irene, seperti gadis yang tidak menarik. Itu menurut penglihatan Irene.

Lalu jangan lupakan pakaian yang di kenakan gadis itu, sungguh sudah ketinggalan jaman. Ia berpikir pasti umur gadis itu tidak beda jauh berbeda dengan sang anak, di sana.

"Nama kamu siapa?" tanya Irene.

Hanna mendesah lega.

Ternyata ia bisa bertemu dengan orang Indonesia di sini. Gadis itu tersenyum manis, walaupun yang terlihat justru cukup mengerikan bagi Irene.

"Rihanna, panggil saja Hanna." Jawab Hanna riang. Bahkan ia sampai mengulurkan tangan kepada wanita itu .

Irene tersenyum saat melihat ada kebahagian kecil di dalam mata gadis itu. Ia menyambut uluran tangan gadis itu, dan mereka saling berjabat tangan kemudian.

"Irene. Apa yang kamu lakukan di sini? Bukankah seharusnya kamu kuliah?" tanya Irene.

Hanna tersenyum lebar, memperlihatkan lesung pipinya yang selama ini tidak di sadari oleh orang lain.

"Saya baru saja sampai di sini kemarin. Niatnya, saya akan mencari pekerjaan di sini, dan tentu saja sambil kuliah." Tambahnya.

Irene tersenyum. "Umur kamu berarti 18 tahun?" tanyanya.

"Iya, Nyonya."

"Panggil Tante saja. Em ... sebenarnya saya punya pekerjaan buat kamu, tapi saya ragu kamu mau melakukannya?"

"Apa itu Tante? Asal Tante tidak menyuruh saya buat jual diri, saya akan bersedia." Jawab Hanna antusias.

Irene tertawa lebar. "Jujur sekali ini anak." Batinnya.

"Tentu saja tidak.Kkkkk." Elaknya. "Emang Tante ada tampang buat jadi mucikari?" imbuhnya sambil terkekeh geli.

Baru kali ini Irene merasa nyaman berbicara dengan orang lain selama ia tinggal di sini. Karena biasanya, ia sering berada di rumah. Kalaupun ia pergi, ia akan di antar oleh supir. Sedangkan sang suami sibuk bekerja.

"Bukan begitu, Tante. Saya hanya bercanda tadi, maaf yah, Tante?" ucap Hanna tidak enak.

"Kkkkk. Iya, Tante juga bercanda. Terus gimana kamu mau tidka dengan tawaran Tante?"

"Kalau boleh tahu, apa itu?"

"Kamu cukup temani saya, seperti sekarang ini."

"Maksud Tante, apa?" tanyanya bingung.

"Maksud saya, kamu cukup temani saya untuk belanja atau menemani saya mengobrol di rumah. Itu aja, apa kamu bersedia?"

"Oh, iya. Tenang saja, kamu tetap mendapatkan bayaran kamu setiap bulannya. Bagaimana, kamu mau tidak?" imbuh Irene.

Untuk sesaat Hanna terdiam. Ia melihat penampilan wanita di depannya, kemudian melihat penampilan dia sendiri. Jomplang sekali.

Irene yang menyadari Hanna ragu, langsung menarik lengan gadis itu. Saat itu hidungnya langsung mencium bau tidak sedap, dari tubuh gadis itu.

"Maaf Hanna, apa kamu punya masalah dengan bau badan?" tanya Irene to the point.

Hanna yang malu langsung menunduk.

"Apa ... Tante terganggu?" cicit Hanna.

Irene mendesah kemudian.

"Bukan seperti itu, Nak? Saya hanya bertanya, kalaupun iya, Tante tidak masalah. Justru Tante akan bantu kamu buat menangani masalah itu. Itupun kalau kamu bersedia?" timpal Irene.

Binar mata Hanna bersinar terang. Ia sangat merasa senang bisa bertemu dengan orang baik seperti Tante Irene. Ia langsung mengangguk mau.

Masalah pertama yang akan ia ubah adalah bau badan atau bau ketiaknya. Baiklah rencana pertama akan di laksanakan. Kita tunggu hasilnya, nanti.

TBC

Hai semuanya. Maksih sudah berkenan buat baca ceritaku ini. Aku terharu banyak sekali yang mendukung karya saya.

Jangan lupa like, komen, kasih rate bintang 5, dan juga masukan ceritaku ke dalam rak list kalian. Terima kasih 🙏🙏🙏🙏🙏

Terpopuler

Comments

Aquilaliza

Aquilaliza

Aku nyicil kak.

2022-03-11

0

Syhr Syhr

Syhr Syhr

"Aku ini anak kamu "Ayah" memberi boomlike...

2022-03-11

0

🌸Santi Suki🌸

🌸Santi Suki🌸

Resep hilangkan bau badan ala-ala nenek moyang 🤭
Semangat Kak 💪

2022-03-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!