...~Happy Reading~...
Di sebuah rumah sederhana bergaya minimalis, tinggallah seorang gadis bersama dengan ayah, ibu tiri serta adik tirinya. Gadis berusia enam belas tahun itu kini sedang sibuk membersihkan lantai rumahnya yang kotor. Sementara ibu dan adik tirinya sibuk menonton TV, sambil membuang sampah bekas kulit kacang yang mereka makan ke lantai yang baru saja dia bersihkan.
Hanna memandang sendu lantai keramik yang kotor kembali karena ulah mereka. Hanna menghela napas lelah padahal pekerjaannya belum selesai, tetapi terus diganggu oleh ibu dan adik tirinya. Rambutnya yang ikal dia ikat asal kemudian kembali melanjutkan pekerjaannya.
"Apa lo lihat-lihat? Lo mau marah sama gue, gitu." Gertak Lia, adik tirinya.
Lia langsung menutup hidungnya, saat lagi-lagi bau tidak sedap tercium olehnya.
"YA! Lo udah mandi apa belum, sih? Bau banget, sih?"
"Ya ampun, sayang. Kaya lo nggak tahu dia ,aja? Tuh, hantu mau mandi nggak mandi bakalan tetep bau. kkkkk," sindir Masayu dengan kejam.
"Tapi jijik banget baunya, Mah? Bikin eneg, tahu nggak sih?" sarkas Lia sambil menatap tajam Hanna yang sedang menunduk.
Lia Anastasia, gadis cantik berusia lima belas tahun itu mendelik tajam ke arahnya. Namun, Hanna tidak menanggapi ucapan adik tirinya itu. Sedangkan ibu tirinya, Masayu Anastasia keasyikan menonton sinetron yang ditayangkan di televisi. Ayah kandung Hanna, Malik Al Buchori belum juga pulang ke rumah.
Wajah ibu dan adik tirinya memang cantik, tetapi hati mereka seperti bunglon yang bisa berubah-ubah tempat. Di depan Malik, Masayu akan berubah seperti ibu yang baik dan menyayangi Hanna, tetapi di belakangnya, Hanna selalu disuruh ini dan itu.
Terkadang, Hanna juga muak dan ingin mengadu kepada ayahnya, tetapi tidak bisa.
Pernah suatu hari, Hanna berniat mengadukan kelakuan mereka kepada ayahnya, tetapi di hentikan langsung oleh mereka. Setelah mengetahui rencana Hanna, Masayu serta Lia langsung menyeret Hanna ke kamar mandi. Masayu langsung mendorong tubuh kecil Hanna ke tembok lalu menceburkan tubuh Hanna di bak mandi.
"Dasar bocah nggak tahu diuntung! Udah capek-capek gue urusin lo malah mau ngaduin gue sama bapak lo itu. Lo punya otak apa tidak, hah?" bentak Masayu sambil memukul tubuh Hanna dengan rotan yang dibawanya.
Hanna sudah meminta maaf hingga meminta untuk tidak memukulinya lagi, tetapi seakan tuli, Masayu tetap memukulinya tanpa ampun. Hanna yang sudah tidak tahan lagi, akhirnya hanya bisa menangis.
Setelah kejadian itu, Hanna tidak berani mengucapkan apa pun kepada ayahnya. Masayu sudah mengancam akan melukainya lagi jika dia mengadu kepada orang lain. Hanna Hanya bisa menurut dan diam saat diperlakukan tidak adil oleh Masayu serta Lia.
Sore harinya, Malik pulang dari kantor dan melihat cara jalan Hanna yang terpincang-pincang. Dia kemudian bertanya kepada anaknya itu. "Kenapa dengan kaki kamu sayang?"
"Oh, ini ... terpeleset di kamar mandi tadi."
"Kenapa kamu tadi nggak bilang sama Ayah? Ya, udah sekarang kita ke rumah sakit," kata Malik. Masayu yang melihatnya langsung panik.
"Udah tadi kok, Pa. Iya, kan, Hanna?" Masayu menatap Hanna dengan tajam hingga membuat Hanna ketakutan.
"Benar itu, Hanna?"
"Emm, benar Ayah," jawab Hanna sambil meremas bajunya.
"Syukurlah kalau begitu! Ayah lega dengernya. Makasih, yah, Sayang?"
"Itu udah jadi tugas saya sebagai ibu yang baik untuk anak-anak. Jadi Papa tidak perlu sungkan."
Ayahnya percaya akan semua sandiwara yang dilakonkan oleh Masayu membuat hati Hanna meronta-ronta ingin menangis.
"Kalau nyapu yang bener dong, Hantu! Lihat, tuh, masih kotor! Bisa kerja nggak, sih?" Lamunan Hanna langsung buyar saat mendengar sindiran Lia.
Hanna hanya mendengus pelan, saat Lia dengan semena-mena membuang sampah di lantai yang jelas sudah bersih tadi.
"Apa? Lo berani sama gue?" tanya Lia sengit.
"Nggak."
"Cih, dasar gembel!"
Sejak itulah awal mula neraka buat Rihanna. Lia selalu menghasut teman-teman sekelasnya untuk mengerjai Hanna. Tidak jarang, Hanna pulang sekolah dalam keadaan kotor, hingga membuat Masayu tertawa, dan mengguyur tubuh Hanna dengan seember air di teras rumah mereka.
Suatu hari, ada kejadian yang tidak bisa Hanna lupakan.
Saat itu Bayu sedang berjalan bersama dengan teman satu gengnya. Sama-sama orang ganteng dan tajir. Mereka melihat dirinya yang sedang dianiaya oleh murid lain di halaman belakang sekolah.
Bak di drama-drama Korea yang biasa orang tonton, dia datang mengusir semua murid-murid tadi dan membuat mereka semua langsung lari terbirit-birit karena takut berurusan dengan seorang Bayu Atmaja.
"Nama lo siapa?" tanya Bayu padanya, sambil memberikan sapu tangannya yang bersih.
Hanna yang melihatnya langsung terpanah. Ia menatap kagum laki-laki di depannya. Jantungnya langsung berdetak tak beraturan, saat bisa mencium wangi tubuh lelaki itu.
Tidak seperti dirinya yang bau ketek, ia sempat mundur saat jarak mereka terlalu dekat.
"Gue harap, lo nggak nyium bau ketek gue." batin Hanna lirih.
Jarak mereka yang begitu dekat, membuat Hanna bisa mencium bau nikotin dari hembusan napas laki-laki itu.
"Rihanna," jawabnya malu-malu.
"Gue, Bayu. Bayu Atmaja." Bayu mengulurkan tangan ke depan wajah Hanna. Gadis itu langsung mengusap-usap tangannya ke bagian rok panjangnya. Setelah dirasa bersih, Hanna menyambut uluran tangan Bayu.
"Bay, jadi nyebat nggak, nih, kita?" tanya salah satu anggota geng cowok tampan di sekolah SMA Pusaka, Zyan namanya.
Mereka adalah geng paling terkenal seantero sekolah, bahkan mereka disebut-sebut sebagai Pangeran di sekolahnya.
Mereka Adalah Zyan, Radit, Alam, dan terakhir Bayu. Mereka semua adalah anak yang terlahir dari sendok emas. Perusahaan orang tua mereka begitu banyak dan tersebar di Indonesia, bahkan ada yang sampai manca negara.
"Jadi," jawabnya.
Bayu melihat lagi Gadis di depannya dengan datar. Tanpa berkata apa-apa, Bayu dan teman-temannya pergi meninggalkan Hanna yang masih terdiam, menatap punggung mereka yang mulai menghilang dibelokkan sebuah gedung tak terpakai.
Sejak saat itu, Hanna langsung jatuh cinta kepada Bayu pada pandangan pertama.
Rihanna merasa takdir sedang berpihak padanya, karena ternyata orang tua mereka bersahabat baik. Hingga membuat ia dan Bayu semakin dekat.
Pernah suatu waktu, Malik mengajak mereka pergi bersilahturahmi ke rumah sang sahabat, yang ternyata adalah sebuah mansion di lahan yang begitu luas.
Hanna sampai lupa menutup mulutnya sendiri saat melihat betapa megahnya mansion orang tua Bayu. Bayu sendiri hanya menyunggingkan senyum tipis saat melihat kedatangan mereka di mansionnya.
"Tutup mulut lo! Jangan bikin malu." Sindir Lia pelan. Membuat gadis itu langsung menutup mulutnya sendiri.
"Selamat datang di rumah kami! Ini ... kenalkan anak saya, Bayu." Sambut sang pemilik rumah.
"Udah gede juga, yah, kamu sekarang, Bay? Padahal dulu terakhir Om lihat kamu masih kecil, loh. Ha-ha-ha!" Pelukan antara sahabat yang sudah lama tidak bertemu di lakukan oleh Malik dan Ayah Bayu.
"Iya, Om. Kenalkan nama saya Bayu Atmaja. Saya juga satu sekolah dengan anak Om." Tunjuk Bayu kepada Hanna dengan senyum kecil.
"Oh, iya? Kamu, kok nggak bilang, sih, Sayang?" tanya Malik, sambil menatap anaknya.
"Kami juga baru kenal tadi siang, kok, Om." Elak Hanna sambil menunduk.
Hanna tadi sudah menyempatkan mandi dan memakai bedak MBK, supaya bau keteknya tidak tercium oleh keluarga lelaki di depannya.
"Syukurlah kalau kalian sudah saling kenal. Ini pasti istri dan anak kamu juga, ya, Mal?" tanya Ridho, ayah dari Bayu sambil menunjuk Masayu dan Lia.
"Iya, kenalkan ini Masayu istri saya dan ini Rihanna anak pertama saya dan si bungsu Lia. Ayo, anak-anak, salim dulu sama temen Ayah!"
Rihanna dan Lia mengikuti instruksi ayahnya. Mereka mencium punggung tangan Ridho. Ridho yang melihatnya tersenyum bahkan tangannya mengusap kepala Lia. Tanpa disadari, Hanna melihatnya dan menganggap bahwa dia tidak diterima di keluarga Bayu, tetapi segera dibuang jauh-jauh pemikiran itu oleh Hanna.
Pertemuan keluarganya dengan keluarga Bayu sangat menyenangkan. Orang tua Bayu menerima dengan hangat kedatangan mereka. Ayah bercerita bagaimana awal mula mereka bertemu hingga sampai menjadi sahabat, membuat suasana makin terasa hangat. Ibu tirinya serta Lia ikut nimbrung dalam pembicaraan orang tuanya.
Lia jelas memiliki ketertarikan dengan Bayu, karena sedari tadi, dia berkali-kali salah tingkah saat tanpa sengaja Bayu melihatnya. Sementara Bayu sendiri, hanya acuh kepada Lia. Bayu lebih sering mengajak Hanna bicara daripada Lia, membuat Lia terbakar api cemburu.
'Awas lo, Hantu! Gue bakal buat perhitungan sama lo, di rumah.'
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Andi
Lia boleh gak sih gue bejek congor lu🙄
2022-04-24
1
Maminya Nathania Bortum
kasihan Hanna mendapatkan ibu tiri dan adik tiri yg jahat
2022-04-23
1
Syalalala~
baru sempet baca😭
2022-04-02
1