ANTARA CINTA DAN DENDAM

ANTARA CINTA DAN DENDAM

Bertemu

Jakarta, atau secara resmi bernama Daerah Khusus Ibukota Jakarta atau Jakarta Raya adalah ibu kota negara dan kota terbesar di Indonesia. Jakarta merupakan satu-satunya kota di Indonesia yang memiliki status setingkat provinsi. Jakarta terletak di pesisir bagian barat laut Pulau Jawa. Kota metropolitan yang selalu sibuk dengan kemacetan setiap paginya tidak membuat sepasang adik kakak yang tinggal disebuah kontrakan kecil itu terlambat menjalankan aktivitas.

"Selamat pagi Pak," sapa gadis itu seraya sedikit menundukkan kepala pada satpam yang menjaga pintu gerbang. Senyum manis dan lebar senantiasa terpancar dari wajahnya.

"Selamat pagi juga Non! Anak baru ya Non?" Satpam itu pun dengan sopan menjawab sapaan dari gadis berhijab yang baru melangkah masuk ke halaman sekolah. Pasalnya, memang hanya beberapa anak saja yang memakai hijab di sekolah itu, jadi bisa dikenali dengan mudah.

Sekolah Menengah Atas Negeri yang berada di tengah ibu kota Jakarta itu terlihat sangat luas dengan bangunan bertingkat tiga. SMAN BARTHOLIN JAYA adalah sekolah anak para pejabat atau anak seorang konglomerat dengan minoritas siswi yang memakai hijab.

Starla Moonata Putri, siswi berusia 17 tahun melangkahkan kakinya menuju ruang kepala sekolah. Setelah Starla mendapatkan arahan dari kepsek, Starla pun berjalan menuju kelasnya.

"Eh Bin, ada anak baru Bin, cakep tuh! seru Leo membangunkan Bintang yang sedang menempelkan kepalanya di atas meja. Namun hanya omelan yang didapat Leo.

"Berisik lu, bodo amat lah mau cakep juga, penting jangan ganggu gue!" jawab bintang dengan nada ketus dan Leo tak menanggapinya lagi.

Starla berdiri di depan kelas bersama dengan salah satu guru fisika, yaitu Buk Dona. "Perhatian anak-anak, kita kedatangan teman baru. Ibu harap kalian bisa berteman baik dengannya. Ayo perkenalkan nama kamu." kata Buk Dona.

"Assalamu'alaikum, perkenalkan nama saya Starla Monata Putri." Starla pun memperkenalkan diri, tetapi tidak ada yang menjawab salam Starla. Starla kikuk dan menahan nafas sambil memandang teman-temannya yang menatapnya dengan wajah datar.

"Wa'alaikumsalam," jawab Bintang mendongak sekian detik ke arah Starla lalu kembali tidur. Starla pun bernafas lega setelah ada salah satu teman sekelasnya yang menjawab salam.

"Kenapa cuma Bintang yang jawab salam dari Starla!" sentak Bu Dona menatap marah murid di kelasnya. Wajar saja jika banyak yang tidak menjawab salam, karna dari 25 siswa di kelas itu, sebagai besar tidak satu agama dengannya. Namun, setelah Bu Dona marah, semua murid menjawab salam Starla.

"Silahkan duduk ya Starla, kamu duduk di sebelah Amara, dibangku kosong itu." Buk Dona pun menunjukkan bangku kosong dibaris kedua didekat jendela. Starla pun berjalan menunduk menuju bangku yang dimaksud.

"Hai, boleh kenalan?" Starla mengulurkan tangannya.

"Udah tau kan nama gue?" jawab Amara sedikit ketus.

"Ah iya Amara, semoga kita bisa berteman baik ya." Starla pun mengeluarkan buku tulisnya dan mendengarkan pelajaran fisika dengan seksama. Sembilan puluh menit kemudian, jam istirahat pun tiba. Semua siswa di kelas itu berbondong-bondong menuju kantin sekolah. Amara, teman sebangku Starla juga demikian. Namun, Amara pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun pada Starla.

"Woy bangun Bin, gue laper nih! seru menggoyangkan tubuh Bintang agar segera bangun, tapi nihil. Bintang masih setia dengan mimpinya.

"Tinggal aja deh," ucap Aries yang juga tak sabar karena merasa lapar. Starla pun bangkit dari tempat duduknya ingin mencoba menjelajahi sekolah barunya. Karena tidak mau juga dia berada di kelas bersama ketiga laki-laki yang belum dikenal.

Starla berjalan hendak melewati mereka dan sedikit menoleh ke luar jendela karena enggan menatap ketiga laki-laki itu. Sayangnya tali sepatu Starla lepas lalu terinjak dan membuat dirinya jatuh. Bukan jatuh di lantai, melainkan jatuh tepat di punggung Bintang. Starla terkejut bukan main, lalu memposisikan tubuhnya untuk berdiri tegak kembali.

"Ma-maaf, maaf aku nggak sengaja." Starla terus minta maaf sambil sesekali membungkuk. Beda halnya dengan Bintang yang merasa tidurnya diganggu, Bintang pun duduk tegak dan mendongak ke arah Starla. Mata mereka saling bertemu untuk beberapa detik, setelah itu Starla memejamkan matanya dengan sedikit menunduk dan kembali minta maaf. Aries dan Leo berdiri disisi kursi menunggu tanggapan sahabat mereka itu.

"Menurut lu dia bakal marah nggak?" bisik Leo pelan pada Aries.

"Lu tau kan kalau ada yang ganggu tidurnya dia kayak gimana, udah kayak induk singa kehilangan sang anak. Udah jangan bocot aja, diem." jawab Aries tak kalah pelan juga.

"Lu mau mati hah? Selama ini nggak ada yang berani ganggu gue tidur, dan elu, lu malah buat dada gue sakit gara-gara lu nindihin gue?"

Brak!

Bintang menggebrak meja di depannya. Starla sangat terkejut bahkan mundur satu langkah untuk menjauh. "Ya Allah aku pikir dia anak baik karena tadi jawab salam Starla, tapi lebih galak dari anjing deket rumah." batin Starla. "Aku bener-bener nggak sengaja, sumpah! Maaf aku bener-bener minta maaf." jawab Starla masih menunduk tak berani menatap Bintang bahkan meliriknya.

"Lu pikir maaf aja selesai? Enak banget hidup lu?" ucap Bintang lagi dan bangkit dari duduknya.

"Terus aku harus gimana biar kamu maafin aku?" tanya Starla sangat serius. Namun masih gugup karena takut dengan bentakan Bintang.

"Heh gue ada di sini bukan di lantai." Tinggi Starla memang cukup jauh dari Bintang. Jika mereka berdiri tegak maka Starla hanya sebahu Bintang, tetapi karena Starla terus menunduk untuk menjaga pandangannya, Bintang merasa diremehkan sebab Starla engga menatap wajah Bintang.

"Maaf, aku nggak bisa menatap lawan jenis lebih dari tiga detik. Aku mohon kali ini maafin aku. Aku janji kedepannya akan lebih hati-hati untuk nggak ganggu kamu lagi."

"Wah, lu pasti murid baru itu kan? Oh jadi lu belum tau gue ini siapa?" kata Bintang penuh penekanan diakhir katanya.

"Aku sangat tau kamu anak orang jahat." batin Starla.

"Heh lu punya kuping sama mulut nggak sih, di tanya diem aja?" lagi-lagi Bintang berteriak pada Starla.

"Aku, aku harus gimana supaya kamu mau maafin aku?" kata Starla ragu.

"Hm ... kamu ngomong apa sih Starla, kan kamu harus menghindari laki-laki bernama Virgo Bintang Bartholin." keluh Starla dalam hati.

"Wah menarik juga, hm ... bentar gue pengen, em gue pengen lu jadi kacung gue selama sebulan penuh. Lu harus nurut sama gue selama itu."

"Mati aku mati… selama itu harus nurutin dia? Kalau dia macem-macem gimana? Kalau Ka Galang tau gimana ini?" lagi-lagi Starla berkelit dengan pikiran sambil memainkan ujung hijabnya.

Brak!

"Heh! Lu punya telinga sama mulut nggak sih?" Starla kembali terkejut dengan gebrakan meja itu.

"Ka-kalau aku nggak mau gimana?"

"Lu tau nggak gue anak dari pemilik sekolah ini. Jadi, kalau lu nggak mau, jangan harap besok lu bisa menginjakkan kaki disini lagi heh? Lu tinggal pilih aja tetep sekolah atau get out."

...##################...

🌹 HAI SELAMAT MEMBACA YA 😊

JANGAN LUPA TINGGALKAN LIKE DAN KOMENTARNYA SUPAYA KARYA INI BISA LEBIH BAIK 😊

🌹 KARYA INI SEDANG IKUT LOMBA YMYB (YANG MUDA YANG BERCINTA) MOHON DUKUNGAN 😘

Terpopuler

Comments

auliasiamatir

auliasiamatir

jahat banget sih bintang, jangan gitu dong tar naksir loh...

2022-09-07

1

Sedang Bersemedi

Sedang Bersemedi

aku datang membawa vote, kembang dan udah masuk fav kak

2022-04-13

0

Trias Wardani

Trias Wardani

mampir, 😘

2022-04-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!