"Nih, bawain tas gue."
"HAH?"
"Gak usah huh hah huh hah, buruan,"
Bintang berjalan keluar kelas. Starla hanya mengekor pada Bintang. Starla sadar kalau ternyata mereka tak berjalan menuju tempat parkir melainkan menuju kantin. Tapi Starla tak mau bertanya ataupun protes pada Bintang.
Tiba di kantin, Bintang duduk di kursi dekat dengan jendela yang bersebelahan dengan taman sekolah. Bintang melihat masih ada beberapa siswa siswi disana. Mungkin mereka ada jam tambahan, biasanya untuk siswa siswi kelas XII memang diwajibkan ikut jam tambahan, terutama mata pelajaran yang diujikan.
Bintang menoleh pada Starla yang masih berdiri di belakangnya. Wajah imut itu masih tertunduk tak tau apa yang akan diperbuat.
"Heh lu mau tetep berdiri aja?"
Starla sedikit terkejut karena bentakan Bintang.
"Masih diem aja? Cepet duduk!"
Lagi-lagi Bintang bicara dengan nada tinggi.
"Iya, kamu galak banget sih,"
Starla pun duduk dan meletakkan tas Bintang di sisi tempat duduknya.
"Pesen makanan dulu, gue laper. Nih duitnya."
Bintang memberikan selembar uang warna merah pada Starla.
"Hah?"
"Apasih lu huh hah mulu, gue laper. Gara-gara nabrak gue tadi, gue gak makan sama sekali. Cepet pesen makan apa aja, majikan lu laper."
Bintang membuang pandangannya pada sudut taman sekolah.
"Majikan?"
Starla mengulang perkataan Bintang.
"Buruan, gue gak suka mengulang kata."
Starla hanya menurut dan berjalan memesan makanan.
"Mbak, aku mau bakso mercon satu, yang kecil-kecil aja ya baksonya, sama es teh pait satu ya. Ini uangnya."
Setelah mendapatkan kembalian, Starla kembali duduk di depan Bintang yang masih menatap ke arah taman sekolah.
"Ini kembaliannya," Starla menyodorkan uang kembalian pada Bintang.
"Ambil aja, anggep itu gaji lu hari ini." kata Bintang tanpa menoleh.
"Apa? Gaji?" Starla kaget.
"Kan gue majikan lu, emang lu gak mau di gaji?" tanya Bintang.
"Alhamdulillah terima kasih." ucap Starla yang memang sangat bersyukur.
"Siapa nama lu?" tanya Bintang masih setia menatap ke arah taman.
"Starla Moonata Putri," jawabnya.
"Susah amat sih nama lu," ucap Bintang lalu menatap Starla.
Merasa dirinya sedang dilihat oleh Bintang, Starla langsung menunduk.
"Siapa tadi nama lu, gue lupa?" Bintang mengulang pertanyaannya.
"Starla Moonata Putri." jawab Starla tanpa mendongak.
"Em gue panggil lu Munaroh aja, lebih gampang dan simple." kata Bintang dengan santainya.
"Hah?" Starla pun menatap wajah Bintang.
"Apa? Lu sekarang kan babu gue, inget lu harus nurut apa kata gue selama sebulan ini kalau lu gak mau keluar dari sekolah,"
Tak mampu membalas perkataan Bintang, Starla kembali menunduk. Menurutnya, berdebat dengan Bintang juga tidak akan menjawab pertanyaannya.
Bakso dan es teh pait yang dipesan Starla pun tiba. Bintang yang memang sudah sangat lapar menatap mangkok bakso itu dengan penuh harapan agar bisa mengenyangkan perutnya.
"Baksonya cuma satu mangkok, lu gak pesen makan?" tanya Bintang heran.
"Gak," jawab Starla singkat.
Tak pikir panjang, Bintang langsung menggigit bakso dihadapannya setelah ditiup beberapa kali. Perlahan Bintang mengunyah bakso itu dan wajahnya tiba-tiba memerah.
"Si*l, kenapa pedes banget." Bintang langsung meraih es yang diletakkan di sisi mangkok baksonya.
"Pppffttt…. Pait?"
Starla tersenyum puas. Namun saat Bintang menyemburkan minumnya, Starla makin puas dan tertawa melihat wajah Bintang.
Anehnya, bukannya Bintang marah tapi Bintang malah terpesona dengan pancaran kecantikan alami dari wajah Starla. Senyum dan tawanya Starla membuat Bintang lupa akan rasa pedas yang menjalar di mulutnya.
Starla sadar jika Bintang telah menatapnya dalam waktu yang lama. Starla pun menutup mulutnya dengan kedua tangannya dan kembali menunduk.
"Lu sengaja ya mau kerjain gue?" tanya Bintang dengan nada datar.
"Mana aku tau kamu pengen makan apa, ya aku pesen aja sembarangan." jawab Starla santai.
Bintang berdiri, lalu berjalan membeli air mineral dan langsung meminumnya. Bintang pun kembali duduk di kursi.
"Habisin bakso ini," perintah Bintang yang menyodorkan mangkok bakso mercon yang di pesan Starla tadi.
"Hah?" lagi-lagi Starla dibuat melongo.
"Lu yang pesen dan lu juga yang harus ngabisin. Atau lu mau gue nyuruh kepala sekolah..." seolah tau perintah Bintang tak main-main, Starla langsung mengambil mangkuk itu dan melahap semua bakso di mangkuk.
Kali ini Bintang yang melongo melihat Starla dengan lahap memakan bakso yang menurut Bintang sangat pedas itu. Tanpa sadar Starla juga meneguk habis es teh pait yang sudah di minum Bintang tadi.
Bintang benar-benar menahan tawanya sekuat mungkin melihat apa yang ada di hadapannya saat ini.
"Alhamdulillah kenyang, enak banget baksonya." senyum lebar Starla kembali membuat Bintang terteguk.
Starla heran melihat Bintang yang diam tak bergeming menatap dirinya.
"Gila tu cewek, bakso pedes gitu di makan sampe abis?" batin Bintang.
"Kamu kenapa?" tanya Starla heran.
"Barusan kita abis ciuman," jawab Bintang santai dengan wajah licik.
"Maksudnya?" Starla masih belum mengerti perkataan Bintang.
"Kamu habis minum di gelas yang sama dengan yang aku minum tadi, kata orang itu artinya kita ciuman secara gak langsung."
Mendengar penjelasan Bintang, Starla langsung membulatkan kedua matanya dan menutup mulutnya dengan kedua tangan.
Beberapa saat Starla tak mampu bicara. Bintang tak bisa menahan expresi yang ditunjukkan oleh Starla, ahirnya Bintang tertawa terbahak-bahak sambil memegang perutnya.
"Hahaha Hahaha…!"
Starla pun berdiri.
"Iihh kamu bercanda kan? Tadi gak benerkan?"
Bintang berhenti tertawa dan mengatur nafasnya.
"Udah gak usah dipikirin, tapi apa perut mu gak sakit nanti makan bakso pedes gitu?"
"Itu makanan favorit aku, bakso mercon. Tapi itu sih masih kurang pedes."
"Dasar cewek aneh, ayo pulang. Jangan lupa tas gue!" Bintang pun berbalik badan dan berjalan keluar kantin.
Starla yang kesal, beberapa kali menghentakkan kakinya. Starla mengambil tas Bintang, lalu mengekor kembali pada majikan barunya itu.
Tiba di parkiran, Bintang mengambil motor sport nya. Lalu mengambil tas yang dibawa oleh Starla tadi.
"Lu mau gue anter? Jarang-jarang kan majikan nganter babu?" Bintang sudah siap dengan motornya.
"Anter? Naik motor begini? Gak terima kasih tuan, aku ada yang jemput."
"Heh, siapa yang jemput? Cewek apa cowok?"
"Emang kenapa? Udah buruan sana pulang."
"Kenapa lu nyuruh gue?"
Starla diam dan bergegas berjalan keluar gerbang sekolah. Karena Bintang mendapatkan telpon dari sang Mama, jadi Bintang tak menunggu Starla.
"Gadis yang unik. Padahal banyak cewek yang ngantri sekedar minta di bonceng. Ini gue malah ditolak."
___________
"Mama gak mau tau ya Bintang, kamu harus bisa ambil hati Sisil,"
"Tinggal operasi aja Ma, kan di rumah sakit kita banyak dokter profesional."
Baru saja tiba dirumah, Bintang sudah di sambut oleh ocehan sang Mama. Bintang kerap diceramahi oleh Mama nya agar mau pacaran dengan Pricilla.
"Bintang… Mama cuma mau Sisil yang jadi mantu Mama nanti ya,"
Setelah melepaskan sepatunya, Bintang merebahkan tubuhnya di kasur.
"Mah, Bintang masih sekolah. Kenapa gak Mama jodohkan aja dengan Erlan anak kesayangan kalian itu."
"Bintang, itu lain ceritanya. Pokoknya kamu harus bisa ambil hatinya Sisil. Dia kan cantik, anak orang terpandang juga, jadi apa yang kurang?"
"Mah, please. Bintang aja belum tau bisa lulus sekolah atau engga."
"Makanya, kamu itu contoh kakak mu. Dia usia mudanya udah bisa pegang beberapa bisnis Papa mu."
"Cukup Ma, Bintang capek. Bintang mau tidur. Mama silahkan keluar dari kamar ini kalau cuma mau banggain anak kesayangan Mama Papa itu."
Bintang pun memejamkan matanya dan menindih wajahnya dengan bantal. Sang Mama pun keluar dari kamar.
"Gue ini anak mereka atau bukan sih, brengs*kkkk,"
Bintang melempar bantal ke arah sembarangan.
...##################...
...JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK 😁...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Cahyaning Fitri
Hei, Amelia mampir...🖐️🖐️
2022-04-07
0
Nonny
ngawur bintang, nama starla di ganti munaroh
hhi harus bikin tumpeng tuh
2022-04-07
0
El_Tien
bintang.... pasti demen ya...
2022-03-24
0