Jodohku Ayah Sahabatku

Jodohku Ayah Sahabatku

Pertemuan Yang Menyebalkan

Seperti biasa Anita menunggu sahabatnya yang bernama Lolita di depan kampus untuk masuk bersama-sama.

Namun tidak biasanya Lolita datang terlambat, sehingga membuat Anita merasa cemas dan uring-uringan sendiri.

"Udah jam berapa ini?" ucap Anita sambil sesekali melihat jam ditangannya.

"Kemana anak manja itu jam segini belum datang juga. Dia membuat ku khawatir saja" lanjut Anita berbicara sendiri.

Dengan rasa khawatir Anita berkali-kali mondar mandir di depan kampus. Hingga akhirnya, Anita memutuskan untuk menelpon sahabat tersayang nya itu.

" Hallo. Gadis manja, kemana saja kau ini. Kenapa jam segini belum datang juga?" pekik Anita setelah tahu panggilan telponnya di terima.

Sementara di ujung telpon, dengan suara sengaunya, Lolita menjawab dengan tenang dan santai.

"Sorry Beb, gue gk sempet ngasih kabar. Gue lagi... haaaccciih" ucap Lolita di ujung telpon sambil terdengar bersin yang tak tertahankan.

"Gue lagi pilek, jadi gua gk masuk dulu hari ini. Tapi bokap gue udah ke kampus dari tadi ngasih tau ke dosen kalau hari ini gue gak masuk. Emangnya dirimu gak ketemu sama bokap gue?" lanjut Lolita bertanya sambil sesekali menahan ingusnya.

Anita yang mendengar sahabatnya sedang sakit walaupun itu hanya sakit pilek dan bersin tapi itu sudah bisa membuat Anita kelimpungan khawatir seperti khawatir nya ibu pada anaknya.

"Apa Lit. Kamu sakit?!. Kenapa baru bilang sekarang" ucap Anita merasa khawatir.

"Aku dari tadi nungguin disini, gak ada yang ngasih tau. Lagi pula aku gak tau bapak mu yang mana, kamu kan belum pernah ngenalin" ucap Anita memberitahu.

"Ah sudah lah, itu gak penting. Aku sekarang ke rumah mu yah, aku khawatir sama kamu. Tapi aku izin dulu sama yang lain buat absen dulu yah. Sekarang kamu istirahat dulu. Jangan lupa minum obatnya!." lanjut Anita berbicara pada sahabatnya tersebut.

Sementara itu, terlihat Lolita merana harus bergelut dengan selimut yang membalut tubuhnya karna sakit pilek.

Namun saking manja dan penakutnya dengan jarum, membuat Lolita tidak mau dibawa ke dokter oleh Daddy nya sehingga Daddy nya harus menuruti segala keinginannya.

Di kampus, Anita hendak masuk menemui teman sekelas nya untuk sekedar memberitahu kalau dia tidak ikut kelas.

Namun pada saat Anita berbalik, dia tidak sengaja bertabrakan dengan seseorang yang membuatnya tiba-tiba tersenyum, terpanah sesaat dengan ketampanannya.

Membuatnya tidak sadar sudah berada di dekapan pria tersebut yg tanpa sengaja menahannya saat Anita akan terjatuh.

Sesaat membuat mereka saling bertatapan dan terlihat seperti sedang berdansa di akhir tarian.

Tapi semua nya sirna, saat pria tersebut dengan sinisnya mengatakan.

"Hey nona apa kau akan terus seperti ini?!." ucap pria tersebut dengan sinisnya.

"Oh maaf, maaf tuan aku tidak sengaja" replek Anita melepaskan pegangannya menunduk dan meminta maaf.

"maaf katamu?!. Apa kau tidak melihat dengan benar, orang sebesar ini masih kok tabrak. Lain kali kalau jalan pake matanya!" lanjut pria tersebut dengan wajah dinginnya.

Sementara itu, pria tersebut terlihat membersihkan kemejanya seolah-olah pakaian nya terkena noda dan debu dengan raut wajah yang tidak menyenangkan.

Sontak hal tersebut membuat Anita yang semula terpesona dengan pria tersebut menjadi kesal dan merasa di remehkan.

Dengan tidak mau kalah karena merasa tidak salah dan sudah meminta maaf, Anita tidak tinggal diam. Dia berbalik sewot dan menuduh pria tersebut lah yang tidak punya mata.

" eh ... om, paman atau mas, terserahlah" pekik Anita memanggil pria tersebut ngasal.

"Anda jangan mentang-mentang lebih tua dari bapak saya, ya" seloroh Anita kesal.

"Terus anda pikir saya harus hormat sama anda. Begituh?" pekik Anita kesal.

"Anda yang gak punya mata, jalan segede gini kenapa harus jalan ke arah saya dan menabrak saya. Apa anda sengaja mencari kesempatan, hhah.." lanjut Anita merasa tidak terima.

" aah.... cukup, gak penting saya meladeni bocil seperti kamu ini" pekik pria tersebut merasa percuma meladeni gadis yang di pikir seusia dengan anaknya tersebut.

Pria tersebut pun segera pergi dan tidak meladeni kemarahan Anita yg kesal pada sikapnya.

Sementara itu, Anita yang masih kesal dan uring-uringan sendiri. Meluapkan kekesalannya dengan menggerutu memaki pria tersebut.

"Dasar om om gak tau diri, enak aja bilang gue bocil lagi, mentang-mentang dia lebih tua seenak nya aja nyalahin orang. Muka aja ganteng, baby face terlihat maco tapi hati comro. ahh.... kesel banget gue. Amit-amit gue ketemu dia lagi" gerutu Anita berbicara sendiri.

Dan di parkiran, saat pria itu hendak menjalankan mobilnya terlihat juga kekesalan di wajahnya.

Dia merasa kesal dengan perkataan dan sikap Anita kepadanya, dia merasa anak jaman sekarang tidak tau sopan santun dan seenaknya sendiri. Dan dia berharap anaknya tidak seperti itu, apalagi berteman dengannya.

Lalu mobil pun melaju meninggalkan tempat tersebut.

Sementara itu, tepat nya di depan rumah Lolita. Anita terlihat takjub dengan apa yang di lihat didepannya, ini kali pertama Anita datang ke rumah sahabatnya, Lolita.

Selama ini Anita tidak pernah mau setiap kali Lolita mengajaknya ke rumah.

Lolita gadis yang baik, dia tidak pernah membedakan kaya ataupun miskin. Selama dia merasa nyaman dan bahagia berteman dengan siapapun.

Tapi berbeda dengan Anita yang merasa malu ataupun rendah diri dan takut dibilang memanfaatkan sahabatnya itu karna terlahir dari keluarga kaya raya sementara dirinya hanya orang bias saja.

Sehingga membuat Anita merasa minder dan setiap kali Lolita mengajaknya ke rumah, Anita lebih memilih mengajak kembali sahabatnya tersebut untuk ke kosannya atau sekedar nongkrong di kafe atau mall.

Tapi saat mendengar sahabatnya itu sakit, Anita memberanikan diri untuk datang kerumahnya untuk sekedar menghilangkan rasa kekhawatirannya.

Anita tahu, Lolita sahabatnya itu sangat manja dan pasti membutuhkan sesuatu, tapi manjanya Lolita hanya pada orang-orang terdekat sementara Anita tahu kalau Daddy nya Lolita orang yang sibuk terlebih dia tahu kalau sekarang ayahnya sedang tidak bersama dia saat ini.

Kemudian setelah keluar dari taxi, Anita bergumam bertanya pada diri sendiri.

"Apa ini gak salah, apa benar ini rumahnya Lolita?" ucap Anita merasa takjub.

"Aku tahu Lolita kaya tapi aku tidak menyangka kalau rumahnya seperti istana. Seperti ini." lanjut Anita berkata, saat menatap rumah besar milik sahabatnya tersebut.

Kemudian Anita mulai berjalan dan menghampiri pos satpam yang ada di hadapannya memastikan kalau itu benar rumah sahabatnya, Lolita.

" Pak maaf mau tanya. Apa benar ini rumahnya Lolita, Lolita Putri Alexander Wijaya ?" tanya Anita pada satpam tersebut dengan mengatakan nama lengkap sahabatnya.

" Oh iya benar nenk. Ini rumahnya Non Lolita. Nenk temennya Non Lolita, Nenk Anita kan?. Beliau udah pesen kalau nenk Anita kesini di suruh masuk aja. Silahkan nenk"

" Iya. Terimakasih pak."

Anita pun jalan mengikuti arahan pak satpam tersebut, kemudian masuk kedalam rumah sahabatnya.

Anita semakin takjub saat disuguhi pemandangan yang sebelumnya belum pernah dia lihat.

Kemudian seorang pelayan mempersilahkannya masuk lebih dalam. Lalu dengan ramah, mengajaknya untuk mengikutinya dan mengantarnya ke kamar Lolita.

Kemudian Anita mengikuti pelayan tersebut sambil melihat sekeliling dan melewati ruang tamu.

Namun tiba-tiba pandangan Anita tertuju pada satu bingkai foto di dinding yang serasa tidak asing dilihatnya. Tapi Anita tidak begitu memperdulikannya, dia merasa mungkin itu hanya perasaan nya saja.

Kemudian Anita menaiki tangga dan berhenti di salah satu pintu kamar, lalu pelayan tersebut mempersilahkannya masuk.

" Silahkan masuk Non, ini kamar Non Lolita."

" Oh iya. Terimakasih."

Tiba-tiba Anita ingat kalau Lolita tidak suka minum obat kalau orang terdekat nya tidak memaksa nya.

" Oh iya, maaf. Apa Lolita sudah minum obat?"

" Belum Non, tadi terakhir saya lihat obatnya masih utuh. Kami sudah mencoba membujuknya tapi non Lolita masih tidak mau untuk meminum obatnya"

"Oh begitu, ya. Kalau begitu, terimakasih"

Anita pun segera masuk, dan melihat keadaan sahabatnya itu.

Diam-diam Anita mendekati dan memeriksa suhu tubuhnya Lolita. Terlihat Lolita sedang tertidur mengigau. Anita yang melihatnya merasa iba dan sayang.

Di ambilnya obat di samping tempat tidur, kemudian memaksa nya minum obat dalam ke adaan sadar gak sadar.

" Lita badan kamu panas, kamu belum minum obatnya. Ayo.. kamu harus minum obat. Jangan kaya anak kecil."

"ehh kamu dah dateng Nit. Kapan kamu dateng?" ucap Lolita dengan suara lemah dan mata tutup buka.

"Aku gak kenapa-napa Nit. Aku hanya perlu sedikit istirahat saja, nanti juga baikan lagi".

" Gak bisa Lita. Kamu harus minum obatnya. Aku maksa Lita. Ayo minum obatnya, setelah itu kamu tidur, istirahat".

Dengan terpaksa dan malas akhirnya Lolita meminum obatnya.

" Ya ok bawel, sini aku minum obatnya. Tapi kamu jangan kemana-mana dulu, tunggu sampe aku agak baikan. Ok."

" Iya sayaaang. Aku gak bakal kemana-mana. Sekarang tidur, tidur yang nyenyak."

Seperti ibu yang menenangkan dan menjaga anaknya yang sedang sakit, Anita mulai menepuk nepuk punggung nya sampai akhirnya Lolita tertidur lelap setelah terpaksa meminum obatnya.

Sambil menatap sahabatnya, Anita mulai teringat jaman dulu dimana dirinya bertemu dengan Lolita yang membawanya sampai menjadi sahabat sedekat ini.

Saat itu, Anita baru pulang dari tempat kerjanya ditengah malam. Namun dia melihat beberapa preman yang mabuk sedang mengganggu seorang gadis.

Anita melihat gadis itu terpojokkan dan menangis. Dijalan itu sudah tidak ada siapa-siapa lagi selain Anita dan mereka.

Saat itu Anita juga bingung, ingin berteriak tapi tidak ada orang yang akan menolongnya. Hingga akhirnya Anita mempunyai ide untuk membunyikan suara sirine polisi dari asal handphonenya.

Saat suara sirine tersebut bunyi para preman itu kocar kacir yang disangkanya para polisi yang datang. Anita terkikik melihat para preman tersebut kocar kacir, dia merasa senang karena idenya berhasil.

Anita segera menghampiri gadis tersebut dan melihat keadaan nya. Sampai akhirnya dia merasa tidak asing dengan gadis yang ditolongnya itu.

" Hey kamu gak kenapa-napa kan. Ayo bangun, mereka sudah pergi." ucap Anita pada gadis tersebut.

Lolita masih dalam posisi duduk dengan wajah tertutup rambut dan tangan yg menggenggam tangan lainnya.

Dia terlihat ketakutan dan menangis. Dan saat Lolita menyibak rambut nya, dia sadar orang yang menolong nya adalah orang yang dia kenal. Lolita pun langsung memeluk Anita dan menangis sejadi jadi nya karena ketakutan.

"Anita" pekik Lolita sambil menangis kemudian memeluk orang yang telah menolongnya.

" Lolita" ucap Anita keheranan dan tidak percaya dengan apa yang di lihat nya.

"Kamu kok bisa ada disini, bukannya kamu lagi bareng temen-temen kamu ngerayain ulang tahun kamu. Kenapa kamu bisa ada disini?"

"mereka ninggalin aku, mereka jahat"

"udah-udah. Sekarang kamu tenang dulu. Kita ke rumah aku dulu ya. rumah ku deket sini."

Semenjak saat itu, Lolita terus mendekati Anita. Yang awalnya Lolita menganggap rendah Anita, sekarang dia sendiri yang selalu mendekatinya, ingin berteman dan menjadi sahabat Anita.

Walaupun sebenarnya Anita tidak mengharapkan apapun atas apa yang telah dilakukan nya untuk Lolita.

Entah mengapa Anita begitu menyayangi sahabatnya tersebut. Begitupun juga dengan Lolita.

Anita adalah gadis mandiri, yatim piatu, sederhana dan pemberani. Sedangkan Lolita adalah gadis dari keluarga kaya raya, manja dan masih seperti anak kecil. Dan umur mereka hanya terpaut beberapa tahun.

Ayahnya bernama Alexander Wijaya, seorang duren atau biasa dikenal duda keren. Dan masih terlihat maco dan bertubuh atletis meski usianya yang sudah menginjak 44 tahun dan bisa di bilang sugar Daddy.

Sebenarnya selama ini, Lolita mengharapkan Daddy nya menikah lagi karena dia ingin merasakan memiliki ibu dan mendapatkan kasih sayang nya.

Tapi Daddy nya lebih memilih untuk tidak menikah, karena dia merasa takut jika ibu untuk anaknya tidak akan sesuai dengan apa yang di harapkan nya nanti. Terlebih dia tahu kalau dia tidak bisa memantau anaknya Lolita bersama ibu sambung nya jika dia menikah lagi.

Terpopuler

Comments

Khaanza

Khaanza

......

2023-04-18

0

Dedew

Dedew

sengaja nungguin sampe tamat dulu baru aku baca😁

2022-09-18

0

hakim nior✅

hakim nior✅

bestnya

2022-08-06

0

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan Yang Menyebalkan
2 Penasaran
3 Di Rumah Lolita
4 Hadiah Yang Tak Terduga
5 Merasa Kesal
6 Hari Yang Kurang Beruntung
7 Hampir Ketahuan
8 Bertemu Lagi
9 Kesedihan Lolita
10 Playboy Cap Kadal
11 Orang Dari Masa Lalu
12 Mencoba Meminjam Uang
13 Kucing Kecil
14 Menelan Ludah Sendiri
15 Menundukkan Rasa Malu
16 Merasa Bersalah
17 Kedatangan Rio Untuk Menginap
18 Kesempatan Dalam Kesempitan
19 Tanpa Disengaja
20 Di Pagi buta
21 Gertakan Alex
22 Menaruh Racun?
23 Kepedesan
24 Hujan pun Ikut Menangis
25 Ngawur
26 Tinggal Selembar
27 Jalan kaki
28 Malu-maluin
29 Akhirnya Aku Menemukanmu
30 Saya Bukan Penipu
31 Aku Tidak Mau
32 Terpana
33 Kucing Liar, Duda Karatan
34 Anak Baik
35 Partner Kerja
36 Tamparan Keras
37 Teman Sewaktu SMA
38 Terluka
39 Salah Paham
40 Lari Lagi
41 Pecahan Gelas Kaca
42 Video Call
43 Merasa Malu
44 Sayang?
45 Tidak Perlu Mengusirku
46 Terjepit
47 Jalan Bareng
48 Ngebut
49 Kesalahpahaman
50 Terus Menatap
51 Resiko Mengabaikan Alex
52 Kecerobohan Anita
53 Makan Nasi Goreng
54 Tidak Mungkin
55 Merasa Bingung
56 Gara-gara Rantang
57 Bentakan Alex
58 Bulak Balik
59 Kaget
60 Gerah?
61 Ular?
62 Susu Dan Keringat
63 Luka Memar
64 Baperan
65 Cengeng
66 Pingsan
67 Maen Handphone
68 Buruk Sangka
69 Tak percaya
70 Gelagapan
71 Ikut Denganmu
72 Kedapatan Warga
73 Sah
74 Keputusan Pak Lurah
75 Satu Kamar
76 Jangan GR
77 Ikut Terluka
78 Merasa Khawatir
79 Menangis Seperti Anak Kecil
80 Kedatangan Seseorang
81 Kenapa Tersenyum?
82 Perasaan Dilema
83 Tuan Tidak Perduli Padaku
84 Karena Kau Asisten Pribadiku
85 Monster Venom
86 Kalah Saing
87 Siapa Yang Cemburu
88 Jangan Pergi
89 Mendadak Bersikap Baik
90 Bucinnya Alex
91 Candu
92 Nyinyir
93 Tidak Jadi
94 Jodohku Ayah Sahabatku?
95 Pasrah Aja
96 Mimpi Buruk
97 Paranoid
98 Mengajaknya Makan Malam
99 Masih Terasa Abu-Abu
100 Makan Malam Berdua
101 Berusaha Meyakinkan
102 Memberi Waktu
103 Berbuat Ulah
104 Berbuat ulah
105 Berkata Jujur
106 Tidak Perduli
107 Harus Pergi
108 Sandaran
109 Terlambat
110 Tidak Masalah
111 Kecelakaan
112 Wajah Yang Tidak Asing
113 Jangan Menangis
114 Meminta Bantuan
115 Sudah Mengetahui
116 Dugaan Lolita
117 Tersinggung
118 Tenanglah
119 Ragu
120 Menangis Bahagia
121 Bertemu
122 Kakakmu
123 Bagaimana Caranya?
124 Pulang
125 Kembali Ke Rumah
126 Menyadari
127 Gara-Gara Sabun
128 Kembali Bekerja
129 Bosan
130 Kedatangan Orang Penting
131 Tiba-Tiba Menghilang
132 Bersembunyi
133 Apa Yang Sedang Kalian Lakukan?
134 Di Culik
135 Terluka
136 Sedikit Perhatian
137 Kepikiran
138 Seram
139 Kepribadian Ganda?
140 Ikut Menemani
141 Berlomba
142 Berebut Eskrim
143 Tiba-Tiba
144 Reaksi
145 Bayangan Masa Lalu
146 Momen Berdua
147 Momen Sunset
148 Ungkapan Perasaan
149 Aku Mencintaimu
150 Mengagumi Diam-Diam
151 Benalu
152 Kurang Ajar
153 Pulang Larut Malam
154 Pulang Ke Rumah
155 Berpura-pura
156 Mengantarkan Undangan
157 Dasar Anak Nakal
158 Apa, Menikah?
159 Meeting
160 Kekanak-kanakan
161 Tidak Perlu Bekerja Lagi
162 Dansa
163 Pemikiran
164 Pamer
165 Acara Peresmian
166 Hampir Celaka
167 Khawatir
168 Pergi Bulan Madu
169 Bertemu
170 Ada Apa Denganku?
171 Menikmati Liburan Bulan Madu
172 Oleh-oleh
173 Bertemu
174 Perasaan Lolita dan Raja
175 Perasaan Lolita dan Raja
Episodes

Updated 175 Episodes

1
Pertemuan Yang Menyebalkan
2
Penasaran
3
Di Rumah Lolita
4
Hadiah Yang Tak Terduga
5
Merasa Kesal
6
Hari Yang Kurang Beruntung
7
Hampir Ketahuan
8
Bertemu Lagi
9
Kesedihan Lolita
10
Playboy Cap Kadal
11
Orang Dari Masa Lalu
12
Mencoba Meminjam Uang
13
Kucing Kecil
14
Menelan Ludah Sendiri
15
Menundukkan Rasa Malu
16
Merasa Bersalah
17
Kedatangan Rio Untuk Menginap
18
Kesempatan Dalam Kesempitan
19
Tanpa Disengaja
20
Di Pagi buta
21
Gertakan Alex
22
Menaruh Racun?
23
Kepedesan
24
Hujan pun Ikut Menangis
25
Ngawur
26
Tinggal Selembar
27
Jalan kaki
28
Malu-maluin
29
Akhirnya Aku Menemukanmu
30
Saya Bukan Penipu
31
Aku Tidak Mau
32
Terpana
33
Kucing Liar, Duda Karatan
34
Anak Baik
35
Partner Kerja
36
Tamparan Keras
37
Teman Sewaktu SMA
38
Terluka
39
Salah Paham
40
Lari Lagi
41
Pecahan Gelas Kaca
42
Video Call
43
Merasa Malu
44
Sayang?
45
Tidak Perlu Mengusirku
46
Terjepit
47
Jalan Bareng
48
Ngebut
49
Kesalahpahaman
50
Terus Menatap
51
Resiko Mengabaikan Alex
52
Kecerobohan Anita
53
Makan Nasi Goreng
54
Tidak Mungkin
55
Merasa Bingung
56
Gara-gara Rantang
57
Bentakan Alex
58
Bulak Balik
59
Kaget
60
Gerah?
61
Ular?
62
Susu Dan Keringat
63
Luka Memar
64
Baperan
65
Cengeng
66
Pingsan
67
Maen Handphone
68
Buruk Sangka
69
Tak percaya
70
Gelagapan
71
Ikut Denganmu
72
Kedapatan Warga
73
Sah
74
Keputusan Pak Lurah
75
Satu Kamar
76
Jangan GR
77
Ikut Terluka
78
Merasa Khawatir
79
Menangis Seperti Anak Kecil
80
Kedatangan Seseorang
81
Kenapa Tersenyum?
82
Perasaan Dilema
83
Tuan Tidak Perduli Padaku
84
Karena Kau Asisten Pribadiku
85
Monster Venom
86
Kalah Saing
87
Siapa Yang Cemburu
88
Jangan Pergi
89
Mendadak Bersikap Baik
90
Bucinnya Alex
91
Candu
92
Nyinyir
93
Tidak Jadi
94
Jodohku Ayah Sahabatku?
95
Pasrah Aja
96
Mimpi Buruk
97
Paranoid
98
Mengajaknya Makan Malam
99
Masih Terasa Abu-Abu
100
Makan Malam Berdua
101
Berusaha Meyakinkan
102
Memberi Waktu
103
Berbuat Ulah
104
Berbuat ulah
105
Berkata Jujur
106
Tidak Perduli
107
Harus Pergi
108
Sandaran
109
Terlambat
110
Tidak Masalah
111
Kecelakaan
112
Wajah Yang Tidak Asing
113
Jangan Menangis
114
Meminta Bantuan
115
Sudah Mengetahui
116
Dugaan Lolita
117
Tersinggung
118
Tenanglah
119
Ragu
120
Menangis Bahagia
121
Bertemu
122
Kakakmu
123
Bagaimana Caranya?
124
Pulang
125
Kembali Ke Rumah
126
Menyadari
127
Gara-Gara Sabun
128
Kembali Bekerja
129
Bosan
130
Kedatangan Orang Penting
131
Tiba-Tiba Menghilang
132
Bersembunyi
133
Apa Yang Sedang Kalian Lakukan?
134
Di Culik
135
Terluka
136
Sedikit Perhatian
137
Kepikiran
138
Seram
139
Kepribadian Ganda?
140
Ikut Menemani
141
Berlomba
142
Berebut Eskrim
143
Tiba-Tiba
144
Reaksi
145
Bayangan Masa Lalu
146
Momen Berdua
147
Momen Sunset
148
Ungkapan Perasaan
149
Aku Mencintaimu
150
Mengagumi Diam-Diam
151
Benalu
152
Kurang Ajar
153
Pulang Larut Malam
154
Pulang Ke Rumah
155
Berpura-pura
156
Mengantarkan Undangan
157
Dasar Anak Nakal
158
Apa, Menikah?
159
Meeting
160
Kekanak-kanakan
161
Tidak Perlu Bekerja Lagi
162
Dansa
163
Pemikiran
164
Pamer
165
Acara Peresmian
166
Hampir Celaka
167
Khawatir
168
Pergi Bulan Madu
169
Bertemu
170
Ada Apa Denganku?
171
Menikmati Liburan Bulan Madu
172
Oleh-oleh
173
Bertemu
174
Perasaan Lolita dan Raja
175
Perasaan Lolita dan Raja

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!