Hadiah Yang Tak Terduga

Setelah Lolita dan Anita selesai sarapan, mereka memutuskan untuk segera berangkat ke kampus untuk mengikuti kuliah pagi. Tapi sebelum mereka berangkat, Lolita teringat sesuatu yaitu hadiah yang dia pesan untuk sahabat nya Anita dari Daddy nya.

" ah iya. aku hampir melupakan sesuatu. Anita kamu tunggu sebentar disini, aku akan ke atas dulu mengambil sesuatu" pinta Lolita pada Anita. Anita pun menurutinya "ok baiklah".

Kemudian tidak lama Lolita pun datang dengan membawa bingkisan kecil dengan berisi kotak di dalamnya. Dengan senyum di bibir nya Lolita segera memberi kan bingkisan tersebut kepada Anita.

" Anita ini oleh-oleh untuk mu dari Daddy. ini terima lah" sambil menyerahkan bingkisan tersebut pada sahabatnya.

" Apa ini Lolita. Kenapa kamu dan Deddy mu harus repot-repot memberikan aku oleh-oleh? " Anita merasa tidak enak dan ragu-ragu untuk menerima nya.

" Sudahlah terima saja. Kalau kamu masih menganggap aku sebagai sahabat mu" gertak Lolita memaksa Anita untuk menerimanya.

" Tapi Lit..." Anita masih ragu untuk menerima nya.

" Sudah terima saja. Dan buka lah. Aku juga ingin melihat dan penasaran oleh-oleh apa yang Deddy bawakan untuk kamu" Lolita tetap memaksa dengan senyum mengembang di bibirnya.

Pada akhirnya Anita pun terpaksa menerima dengan senyum kaku, karna merasa tidak enak hati harus menerima oleh- oleh yang diberikan Lolita dari Daddy nya. Kemudian membukanya di depan Lolita atas permintaan nya.

" Baiklah Lit, aku terima dan terimakasih untuk oleh-olehnya" ucap Anita terpaksa.

" Nah gitu dong" sambil tersenyum memberikan bingkisan tersebut. " ayo buka oleh-olehnya" Pinta Lolita dengan senyum senangnya.

Anita mulai membuka bingkisan tersebut, dan terbelalak melihat isi dalam kotak tersebut yang merupakan sebuah kalung emas putih berliontin hati. Anita merasa campur aduk, dia merasa senang juga merasa tidak enak hati untuk menerima nya. Dia juga merasa terharu karena sebelumnya, belum pernah ada orang yang memberikan hadiah apalagi sebuah kalung yang menurutnya itu pasti mahal dan membuatnya merasa tidak pantas untuk dia dapatkan.

Berbeda dengan Lolita yang merasa senang melihat hadiah pilihan Daddy nya yang di luar dugaan. Tapi itu dirasa cocok dan tepat, hadiah yang dipilihkan oleh Daddy nya untuk sahabat nya tersayang. Lolita ikut senang dan bahagia melihatnya dan menyuruh Anita untuk memakainya.

" Wah ... indah... bagus banget. Aku gak nyangka Daddy bisa pilih kalung ini sebagai oleh-oleh buat kamu" takjub Lolita dengan pilihan Daddy nya.

" Iya Lit, ini indah dan bagus banget. Tapi aku ragu untuk menerima barang sebagus ini. Apa nanti kata orang kalau sampe aku pakai barang semewah ini. Bisa-bisa aku di kata in wanita penghibur atau morotin harta km Lit " ketakutan Anita pada pemikiran orang lain.

" kamu jangan mikir yang enggak-enggak Nit, jangan pikirin apa kata orang. Yang penting itu aku tahu siapa kamu. Ngapain kamu mikirin apa kata orang. Orang juga belum tentu mikirin perasaan kamu" bujuk Lolita dan sedikit menasehati sahabatnya itu. " udah kamu terima aja atau kamu gak usah kenal sama aku " paksa Lolita sambil menggertak nya sekali lagi.

Mendengar gertakan itu terus Anita menjadi serba salah dan bingung hingga akhirnya dengan terpaksa menerimanya. Kemudian tanpa berpikir panjang lagi Lolita segera mengambil kalung tersebut dari tangan Anita lalu memakai kan kalung tersebut di lehernya Anita. Kemudian mereka pun segera beranjak dan pergi menuju kampus.

Sementara itu di kantor, Alex merasa heran dan terus kepikiran kejadian semalam yang membuatnya harus buru-buru pergi ke kantor pagi-pagi untuk menghindari sahabat anak nya itu karena merasa ada yang aneh dengan perasaannya.

" Ya Tuhan... Kenapa aku kepikiran terus kejadian semalam" Alex sambil mengusap-usap wajahnya sendiri karena prustasi " ini membuat ku pusing saja " lanjut Alex kesal.

Tiba-tiba suara pintu terbuka dan seseorang datang yang ternyata sepupunya Alex, dia melihat Alex yang terlihat aneh dan gusar kemudian membuyarkan lamunan Alex dan mencoba untuk mencari tahu ke adaan Alex.

" Hay Om" sapa nya.

" Ah kamu Rio. Sejak kapan kamu ada disini?" tanya Alex merasa heran karena kedatangan Rio yang tak di sadarinya.

" Aku sudah dari tadi mengetuk pintu Om. Tapi dari tadi gak ada jawaban, jadi aku masuk aja. Seperti nya Om sedang memikirkan sesuatu. Apa Om baik-baik saja?" tanya Rio memastikan keadaan Om nya.

" Oh gak .... om gak apa-apa" ucapnya bohong

" Tumben kamu pagi-pagi ke kantor Om. Apa kamu gak kuliah? " tanya Alex heran mengalihkan pembicaraan.

" Kuliah dong Om. Tapi mami nyuruh aku buat ngundang Om ke acara syukuran Papah". Jawab Rio pada Om nya.

" Kenapa gak lewat telpon aja?" tanya Alex basa basi.

" Sengaja Om. Biar aku bisa minta uang jajan sama Om " jawabnya santai sambil nyengir.

" Kamu ini ada-ada aja. Kuliah yang bener!. Maen aja di gede in. Udah, nanti Om transfer."

" Thank you Om." Rio pun pergi.

Di siang hari, Lolita dan Anita telah selesai dari kuliah nya.

Seperti biasa Anita akan memulai pekerjaan part time nya di sebuah kafe yang cukup ternama dan mewah yang biasa di datangi para pengunjung pengusaha dan para pegawai kantoran untuk sekedar makan siang ataupun diner dan lainnya.

Biasanya Lolita akan ikut untuk sekedar menemani dan melihat-lihat pekerjaan sahabatnya sambil sekalian memesan makanan untuk makan siang nya. Tapi siang itu, Anita melarang nya untuk ikut. Karena dia merasa Lolita baru sembuh dari sakitnya dan menyuruh Lolita untuk lebih baik pulang beristirahat saja di rumah. Meski Lolita awal nya menolak, tapi dengan bujukan Anita dia pun menurut untuk beristirahat saja di rumah.

Sesampainya di tempat kerja, Anita bergegas bersiap dan berganti shift dengan teman kerja nya yang lain. Dia bekerja sebagai waitress di kafe tersebut untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari, meskipun beruntung nya Anita mendapatkan beasiswa di tempat kuliah nya yang saat ini dia jalani. Tetapi untuk hidup lebih lanjut dia harus tetap bekerja sambil kuliah dan menabung untuk masa depannya nanti.

Seperti biasa dia menjalani pekerjaannya dengan senang dan tanpa beban. Dia selalu berusaha menikmati hidup nya apapun yang di dapatkan nya.

Terlihat seorang pengunjung melambaikan tangan nya bermaksud untuk memesan sesuatu dan memanggil pelayan, kebetulan Anita sudah siap untuk menjalankan pekerjaan nya. Sehingga senior yang melihatnya menyuruh Anita untuk menghampiri pengunjung tersebut dan melayani nya dengan baik.

" Anita" panggil seniornya kepada Anita " itu ada yang mau pesan, cepat kamu samperin dia dan layani dengan baik" perintah nya dengan baik.

" Ah iya Kak. Baik" patuhnya.

Segera Anita menghampiri pengunjung tersebut dengan membawa menu dan catatan dan bersiap untuk mencatat pesanan pengunjung tersebut.

" Selamat siang Tuan" sapa Anita ramah. "silahkan Tuan, mau pesan apa?" sambil menyodorkan menu dan bersiap untuk mencatat nya.

Pengunjung tersebut pun mulai mencari menu kesukaan nya dan menunjuk setiap menu yang di inginkan nya. Anita yang melihat dan mendengarkan nya, mulai mencatatnya dengan benar kemudian dengan segera memberikan nya kepada temannya yang bertugas untuk menyiapkan menu tersebut.

"Baik Tuan. Tunggu sebentar, kami akan segera menyajikannya" pinta Anita ramah.

Sementara itu, terlihat seorang pria yang berperawakan tinggi besar, berkaca mata hitam, berjas abu-abu dengan wajahnya yang terlihat kebule bulean dengan berewok tipis yang menambah penampilan nya semakin maco dan keren. Dengan hp yang masih di telinganya entah sedang berbicara dengan siapa, Pria itu keluar dari mobil mewahnya hendak menuju kafe, mungkin untuk bertemu klien dan makan siang di kafe tersebut.

Di tempat yang sama, tidak jauh dari pria tersebut berjalan, Anita hendak membawakan minuman terlebih dahulu ke pengunjung yang tadi memesannya. Tanpa Anita menoleh kanan kiri dan begitupun dengan pria tersebut yang masih fokus dengan pembicaraan nya di telpon mebuat keduanya tidak sengaja saling bertabrakan.

Anita yang memang bertubuh kecil dengan tinggi 155 cm bertabrakan dengan pria yang bertubuh besar tentu membuat nya oleng dan terjatuh kelantai hingga membuat minuman yang di bawa nya tumpah membasahi jas pria tersebut dan juga membasahi Anita sendiri. Sontak membuat Anita merasa bersalah dan segera meminta maaf sambil menunduk tanpa berani melihat pria tersebut.

" Ma.. maaf tuan" dengan terbata-bata dan berkali-kali meminta maaf, Anita mulai berdiri dan berusaha membersihkan pakaian pria tersebut yang masih di kenakan nya.

Sementara pria tersebut terlihat menghentikan pembicaraan nya di telpon, juga terlihat pria tersebut seolah mematung saat Anita mulai membersihkan pakaian nya yang membuat jarak diantara mereka begitu dekat dan ntah mengapa bau aroma tubuh Anita membuatnya merasa tenang dan mengingatkannya pada seseorang.

Cukup lama pria tersebut menikmati aroma tubuh Anita yang membuatnya mematung tersenyum senang tanpa seorang pun sadari begitu juga dengan kedua nya.

"Aroma tubuh ini" ucap dalam hati pria tersebut "aroma tubuhnya mengingatkan ku pada seseorang" lanjutnya dalam hati mencoba mengingat sesuatu.

Di saat lamunannya, seseorang datang yang membuat pria tersebut tersadar dan mulai kesal dengan apa yang dilakukan Anita padanya.

Manager "Tuan, maaf kan anak buah saya yang ceroboh ini" pinta manager dengan rasa takutnya. Begitupun Anita yang masih berusaha membersihkan jas pria tersebut dengan berkali-kali meminta maaf atas kecerobohannya " ma.. maaf tuan. Maafkan saya, maafkan atas kecerobohan saya"

" ah... sudahlah" kesal pria tersebut sambil menghentikan Anita yang terus mengelap-elap jasnya yang ternoda oleh minuman jus yang tak sengaja di tumpahkan Anita pada nya.

" lain kali bekerja yang benar, kalau kerja kamu seperti ini, bagaimana kafe ini mau maju" sambil sesekali membersihkan jasnya sendiri. Kemudian pria tersebut melihat kearah Anita yang disadarinya pernah bertemu dengannya yaitu di kampus anaknya.

" kamu!!.. " sambil menunjuk Anita dengan kesal.

Anita yang mendengar nya spontan melihat ke arah pria tersebut. Dan baru disadari nya ternyata mereka pernah bertemu namun dalam situasi yang tidak menyenangkan pula.

" kamu!.. " sambil menunjuk, sontak Anita pun tidak kalah kaget. Manager yang melihat Anita menunjuk yang dirasa tidak sopan segera menurunkan tangan Anita dan menegurnya " Anita!... Apa-apaan kamu ini. Cepat minta maaf!" perintah manager marah.

"Lihat itu" sinis pria tersebut sambil menunjuk Anita yang dirasanya memang tidak sopan dan kurang ajar "bagaimana kafe ini akan maju kalau pelayannya saja bocil, tidak sopan dan kurang ajar pada pengunjung" tambah kesal pria tersebut dan menghardiknya dengan kata-kata kasar pada Anita.

Anita yang mendengar perkataan pria tersebut tidak kalah diam dan mencoba melawan nya kembali. Anita merasa sudah minta maaf dan itu pun tidak sengaja dia lakukan tapi diapun tidak terima dengan perkataan yang tidak sepatutnya pria itu katakan juga.

" Maaf Om..." kesal Anita sambil melempar serbet yang tadi digunakan nya untuk membersihkan jas pria tersebut ke sembarang arah "om jangan asal ngomong ya. Jangan mentang-mentang om ini punya kuasa, bisa bicara se enaknya. Saya juga tadi sudah minta maaf berkali-kali dan mencoba menahan diri. Lagipula saya juga tidak sengaja melakukan nya. Tapi bukan berarti om harus menghina saya" kesalnya panjang lebar kemudian pergi meninggalkan pria tersebut dan managernya.

Manager yang melihat kekesalan Anita yang diluapkannya mendadak melongo begitu juga dengan pria tersebut dengan keberanian Anita, tapi juga manager merasa takut dengan apa yang di lakukan anak buahnya tersebut pada pengunjung yang sudah di kenalnya sebagai salah satu pemilik saham kafe tersebut yang bernama Alexander Wijaya, yang berarti dia adalah ayah dari sahabatnya Lolita. Tapi keduanya tidak saling mengenal satu dengan yang lainnya. Begitu pun Lolita tidak tahu kalau Daddy nya adalah salah satu pemegang saham di kafe tempat sahabatnya itu bekerja.

Terpopuler

Comments

A Z I Z A H

A Z I Z A H

hobby banget tabrakan 🫣

2022-10-13

0

Eman Sulaeman

Eman Sulaeman

kaya Nya jodoh tuh tabrakan melulu

2022-06-09

0

Chia Mb Linggapatwa

Chia Mb Linggapatwa

mau donkk duren

2022-06-03

2

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan Yang Menyebalkan
2 Penasaran
3 Di Rumah Lolita
4 Hadiah Yang Tak Terduga
5 Merasa Kesal
6 Hari Yang Kurang Beruntung
7 Hampir Ketahuan
8 Bertemu Lagi
9 Kesedihan Lolita
10 Playboy Cap Kadal
11 Orang Dari Masa Lalu
12 Mencoba Meminjam Uang
13 Kucing Kecil
14 Menelan Ludah Sendiri
15 Menundukkan Rasa Malu
16 Merasa Bersalah
17 Kedatangan Rio Untuk Menginap
18 Kesempatan Dalam Kesempitan
19 Tanpa Disengaja
20 Di Pagi buta
21 Gertakan Alex
22 Menaruh Racun?
23 Kepedesan
24 Hujan pun Ikut Menangis
25 Ngawur
26 Tinggal Selembar
27 Jalan kaki
28 Malu-maluin
29 Akhirnya Aku Menemukanmu
30 Saya Bukan Penipu
31 Aku Tidak Mau
32 Terpana
33 Kucing Liar, Duda Karatan
34 Anak Baik
35 Partner Kerja
36 Tamparan Keras
37 Teman Sewaktu SMA
38 Terluka
39 Salah Paham
40 Lari Lagi
41 Pecahan Gelas Kaca
42 Video Call
43 Merasa Malu
44 Sayang?
45 Tidak Perlu Mengusirku
46 Terjepit
47 Jalan Bareng
48 Ngebut
49 Kesalahpahaman
50 Terus Menatap
51 Resiko Mengabaikan Alex
52 Kecerobohan Anita
53 Makan Nasi Goreng
54 Tidak Mungkin
55 Merasa Bingung
56 Gara-gara Rantang
57 Bentakan Alex
58 Bulak Balik
59 Kaget
60 Gerah?
61 Ular?
62 Susu Dan Keringat
63 Luka Memar
64 Baperan
65 Cengeng
66 Pingsan
67 Maen Handphone
68 Buruk Sangka
69 Tak percaya
70 Gelagapan
71 Ikut Denganmu
72 Kedapatan Warga
73 Sah
74 Keputusan Pak Lurah
75 Satu Kamar
76 Jangan GR
77 Ikut Terluka
78 Merasa Khawatir
79 Menangis Seperti Anak Kecil
80 Kedatangan Seseorang
81 Kenapa Tersenyum?
82 Perasaan Dilema
83 Tuan Tidak Perduli Padaku
84 Karena Kau Asisten Pribadiku
85 Monster Venom
86 Kalah Saing
87 Siapa Yang Cemburu
88 Jangan Pergi
89 Mendadak Bersikap Baik
90 Bucinnya Alex
91 Candu
92 Nyinyir
93 Tidak Jadi
94 Jodohku Ayah Sahabatku?
95 Pasrah Aja
96 Mimpi Buruk
97 Paranoid
98 Mengajaknya Makan Malam
99 Masih Terasa Abu-Abu
100 Makan Malam Berdua
101 Berusaha Meyakinkan
102 Memberi Waktu
103 Berbuat Ulah
104 Berbuat ulah
105 Berkata Jujur
106 Tidak Perduli
107 Harus Pergi
108 Sandaran
109 Terlambat
110 Tidak Masalah
111 Kecelakaan
112 Wajah Yang Tidak Asing
113 Jangan Menangis
114 Meminta Bantuan
115 Sudah Mengetahui
116 Dugaan Lolita
117 Tersinggung
118 Tenanglah
119 Ragu
120 Menangis Bahagia
121 Bertemu
122 Kakakmu
123 Bagaimana Caranya?
124 Pulang
125 Kembali Ke Rumah
126 Menyadari
127 Gara-Gara Sabun
128 Kembali Bekerja
129 Bosan
130 Kedatangan Orang Penting
131 Tiba-Tiba Menghilang
132 Bersembunyi
133 Apa Yang Sedang Kalian Lakukan?
134 Di Culik
135 Terluka
136 Sedikit Perhatian
137 Kepikiran
138 Seram
139 Kepribadian Ganda?
140 Ikut Menemani
141 Berlomba
142 Berebut Eskrim
143 Tiba-Tiba
144 Reaksi
145 Bayangan Masa Lalu
146 Momen Berdua
147 Momen Sunset
148 Ungkapan Perasaan
149 Aku Mencintaimu
150 Mengagumi Diam-Diam
151 Benalu
152 Kurang Ajar
153 Pulang Larut Malam
154 Pulang Ke Rumah
155 Berpura-pura
156 Mengantarkan Undangan
157 Dasar Anak Nakal
158 Apa, Menikah?
159 Meeting
160 Kekanak-kanakan
161 Tidak Perlu Bekerja Lagi
162 Dansa
163 Pemikiran
164 Pamer
165 Acara Peresmian
166 Hampir Celaka
167 Khawatir
168 Pergi Bulan Madu
169 Bertemu
170 Ada Apa Denganku?
171 Menikmati Liburan Bulan Madu
172 Oleh-oleh
173 Bertemu
174 Perasaan Lolita dan Raja
175 Perasaan Lolita dan Raja
Episodes

Updated 175 Episodes

1
Pertemuan Yang Menyebalkan
2
Penasaran
3
Di Rumah Lolita
4
Hadiah Yang Tak Terduga
5
Merasa Kesal
6
Hari Yang Kurang Beruntung
7
Hampir Ketahuan
8
Bertemu Lagi
9
Kesedihan Lolita
10
Playboy Cap Kadal
11
Orang Dari Masa Lalu
12
Mencoba Meminjam Uang
13
Kucing Kecil
14
Menelan Ludah Sendiri
15
Menundukkan Rasa Malu
16
Merasa Bersalah
17
Kedatangan Rio Untuk Menginap
18
Kesempatan Dalam Kesempitan
19
Tanpa Disengaja
20
Di Pagi buta
21
Gertakan Alex
22
Menaruh Racun?
23
Kepedesan
24
Hujan pun Ikut Menangis
25
Ngawur
26
Tinggal Selembar
27
Jalan kaki
28
Malu-maluin
29
Akhirnya Aku Menemukanmu
30
Saya Bukan Penipu
31
Aku Tidak Mau
32
Terpana
33
Kucing Liar, Duda Karatan
34
Anak Baik
35
Partner Kerja
36
Tamparan Keras
37
Teman Sewaktu SMA
38
Terluka
39
Salah Paham
40
Lari Lagi
41
Pecahan Gelas Kaca
42
Video Call
43
Merasa Malu
44
Sayang?
45
Tidak Perlu Mengusirku
46
Terjepit
47
Jalan Bareng
48
Ngebut
49
Kesalahpahaman
50
Terus Menatap
51
Resiko Mengabaikan Alex
52
Kecerobohan Anita
53
Makan Nasi Goreng
54
Tidak Mungkin
55
Merasa Bingung
56
Gara-gara Rantang
57
Bentakan Alex
58
Bulak Balik
59
Kaget
60
Gerah?
61
Ular?
62
Susu Dan Keringat
63
Luka Memar
64
Baperan
65
Cengeng
66
Pingsan
67
Maen Handphone
68
Buruk Sangka
69
Tak percaya
70
Gelagapan
71
Ikut Denganmu
72
Kedapatan Warga
73
Sah
74
Keputusan Pak Lurah
75
Satu Kamar
76
Jangan GR
77
Ikut Terluka
78
Merasa Khawatir
79
Menangis Seperti Anak Kecil
80
Kedatangan Seseorang
81
Kenapa Tersenyum?
82
Perasaan Dilema
83
Tuan Tidak Perduli Padaku
84
Karena Kau Asisten Pribadiku
85
Monster Venom
86
Kalah Saing
87
Siapa Yang Cemburu
88
Jangan Pergi
89
Mendadak Bersikap Baik
90
Bucinnya Alex
91
Candu
92
Nyinyir
93
Tidak Jadi
94
Jodohku Ayah Sahabatku?
95
Pasrah Aja
96
Mimpi Buruk
97
Paranoid
98
Mengajaknya Makan Malam
99
Masih Terasa Abu-Abu
100
Makan Malam Berdua
101
Berusaha Meyakinkan
102
Memberi Waktu
103
Berbuat Ulah
104
Berbuat ulah
105
Berkata Jujur
106
Tidak Perduli
107
Harus Pergi
108
Sandaran
109
Terlambat
110
Tidak Masalah
111
Kecelakaan
112
Wajah Yang Tidak Asing
113
Jangan Menangis
114
Meminta Bantuan
115
Sudah Mengetahui
116
Dugaan Lolita
117
Tersinggung
118
Tenanglah
119
Ragu
120
Menangis Bahagia
121
Bertemu
122
Kakakmu
123
Bagaimana Caranya?
124
Pulang
125
Kembali Ke Rumah
126
Menyadari
127
Gara-Gara Sabun
128
Kembali Bekerja
129
Bosan
130
Kedatangan Orang Penting
131
Tiba-Tiba Menghilang
132
Bersembunyi
133
Apa Yang Sedang Kalian Lakukan?
134
Di Culik
135
Terluka
136
Sedikit Perhatian
137
Kepikiran
138
Seram
139
Kepribadian Ganda?
140
Ikut Menemani
141
Berlomba
142
Berebut Eskrim
143
Tiba-Tiba
144
Reaksi
145
Bayangan Masa Lalu
146
Momen Berdua
147
Momen Sunset
148
Ungkapan Perasaan
149
Aku Mencintaimu
150
Mengagumi Diam-Diam
151
Benalu
152
Kurang Ajar
153
Pulang Larut Malam
154
Pulang Ke Rumah
155
Berpura-pura
156
Mengantarkan Undangan
157
Dasar Anak Nakal
158
Apa, Menikah?
159
Meeting
160
Kekanak-kanakan
161
Tidak Perlu Bekerja Lagi
162
Dansa
163
Pemikiran
164
Pamer
165
Acara Peresmian
166
Hampir Celaka
167
Khawatir
168
Pergi Bulan Madu
169
Bertemu
170
Ada Apa Denganku?
171
Menikmati Liburan Bulan Madu
172
Oleh-oleh
173
Bertemu
174
Perasaan Lolita dan Raja
175
Perasaan Lolita dan Raja

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!