Merasa Kesal

Setelah Anita pergi meninggalkan manager dan pria tersebut yang ternyata adalah Alexander Wijaya tanpa Anita mengenalnya. Sekarang, manager nya yang kena amukan Alex.

"lihat itu. Manager!" bentak Alex pada managernya "Bagaimana kau mengajari anak buah mu itu. Sekarang kau tahu kan apa yang harus kau lakukan. Segera pecat dia atau kau yang akan ku pecat sekarang juga" pinta Alex pada managernya dengan kesal. "i... iya tuan" manager menjawab dengan terbata-bata dan rasa takut sambil berlalu meninggalkan Alex.

Sementara para pengunjung yang sebelumnya memperhatikan mereka, segera bersikap biasa saja sesaat setelah Alex mengedarkan pandangannya. Kemudian Alex pun pergi meningalkan kafe tersebut dengan perasaan kesal dan emosi.

Sementara itu, Anita pun tidak lepas dari rasa kesalnya tapi dia juga khawatir setelah apa yang telah dilakukannya akan membuatnya kehilangan pekerjaan dan mendapatkan omelan dari manager nya yang selama ini selalu mendukung nya.

"Apa-apaan dia itu, se enak nya saja ngatain orang. Pake bilang gue ini bocil lagi, apa karena tubuh gue ini pendek?!" gerutu Anita berbicara sendiri "lagi pula dari mana dia dapat kata-kata seperti itu, dasar bule gila. Dia sendiri tua, tua-tua keladi" lanjut gerutu Anita kesal dengan asal ngatain Alex yang belum dikenal nya. "Tapi bagaimana ini. Bagaimana pun aku pasti akan kena omel lagi manager, dan mungkin saja aku bakal kena pecat" tanya nya prustasi berimprovisasi sendiri.

Benar saja, manager nya pun datang dengan wajah yang terlihat masam dan serba salah karna harus memecat karyawan yang selama ini dia bangga-bangga kan. Tapi apa boleh buat, karna taruhannya pun adalah pekerjaan dan jabatan nya sendiri.

"Anita!" teriak manager menahan emosi " apa yang kamu lakukan. Apa kamu sadar dia itu siapa. Dia itu salah satu pemegang saham kafe ini" kesal manager dan sedikit menginformasikan siapa yang tadi berhadapan dengannya. Anita yang tertunduk, merasa bersalah bertambah kaget dan merasa dia sudah tamat setelah apa yang sebelumnya dia lakukan.

"Apa pak?" kaget Anita tak percaya. "pemegang saham kafe ini?" tanya Anita lanjut, merasa sudah tak ada harapan lagi.

"Iya. Dia adalah salah satu pemegang saham kafe ini, Dia adalah pak Alexander Wijaya" jelas manager perlahan meredakan amarahnya.

"Lalu bagaimana sekarang pak" tanya Anita pasrah dengan segala konsekuensi nya.

"Saya terpaksa harus memecat kamu" jawab manager tidak tega.

"Saya minta maaf pak. Apa tidak ada kesempatan kedua buat saya pak?" masih mencoba berharap ada keajaiban untuk nya.

"Tidak bisa Anita. Kali ini saya yang minta maaf sama kamu, saya gak bisa bantu kamu lagi karena taruhannya adalah pekerjaan saya juga. Saya pecat kamu atau dia yang akan pecat saya" jelasnya panjang lebar dengan perasaan tak tega.

"Baiklah pak" pasrah Anita dengan wajah sedihnya.

"Tapi kamu tenang saja Anita, nanti saya coba carikan kerjaan sama temen-temen saya. Siapa tahu ada yang sedang membutuhkan karyawan" ucap pak manager menenangkan Anita.

Meskipun manager nya itu terlihat keras tapi sebenarnya dia bijaksana tahu kalau Anita adalah karyawan yang baik, bertanggung jawab dan disiplin tapi mau bagaimana lagi Anita sudah berhadapan langsung dengan yang lebih punya kuasa sehingga membuat manager nya tidak bisa berbuat lebih untuk membantu Anita.

Sementara di perjalan, dalam mobil mewahnya Alex masih terlihat kesal dan uring-uringan sendiri, karena baru kali ini ada karyawan nya yang berani membentak dan melawannya didepan umum. Itu membuat harga dirinya sebagai bos terhina.

"Sial.. berani-beraninya dia melawan ku" kesal Alex sambil membuka jasnya yang masih basah karna ulah Anita tadi.

"Baru kali ini ada orang ceroboh seperti dia, tapi berani membentak ku di depan banyak orang" ucap Alex sambil mengepalkan tangan dengan raut wajah kesal nya.

"Awas saja sampai aku bertemu gadis itu lagi, dia akan tahu akibat nya melawan Alexander Wijaya" dengan senyum sinisnya.

Kemudian Alex teringat sesuatu saat dia berhadapan dengan Anita tadi "tapi aroma tubuh nya tadi mengapa bisa membuat ku merasa tenang dan seperti nya aku tidak asing dengan aroma tubuh nya itu. Ah... sudahlah... Aku tidak perduli dengan semua itu" gerutu Alex mencoba melupakan kejadian tersebut.

*

Ditempat lain, tepat nya di pinggir jalan kota terlihat Anita sedang berjalan dengan raut wajah yang tak bersemangat, dia harus pulang lebih awal karena kejadian tadi membuat nya harus menerima di keluarkan dari pekerjaan nya yang selama ini Anita nyaman menjalaninya. Diapun merasa bingung bagaimana untuk mencari pekerjaan lagi dan mulai menyesali kecerobohan dan perkataannya tadi pada Alexander Wijaya.

"Ya Tuhan. Kenapa aku ceroboh sekali, dan kenapa tadi aku harus meladeni ucapan si tua bangka itu. Harusnya aku diam dan menerima saja perkataannya" prustasi Anita berimprovisasi sendiri meluapkan kecerobohan dan kekesalannya pada Alex yang dipikirnya sudah jelas pasti umurnya lebih tua darinya walau pun Alex masih terlihat tampan dan awet muda.

Di tengah kebingungan nya, tiba-tiba hp Anita berdering dan di lihatnya kontak masuk tertera nama sahabatnya "Si Bawel" itu adalah nama panggilan kesayangan nya untuk Lolita yang memang terkadang bawel dan manja pasti nya.

Anita tidak langsung mengangkatnya, dia merasa bingung karena dia tau pasti sahabatnya itu akan menanyakan kabar pekerjaan nya setiap kali di jam istirahat berlangsung, sementara Anita tidak mau berbohong apa lagi membuat sahabatnya itu khawatir. Dan saat ini, adalah jam istirahat kerja Anita yang membuat sahabatnya selalu menelepon untuk sekedar menanyakan keadaan Anita. Dan terkadang Lolita suka meminta video call untuk sekedar melihat keadaan kafe tempat kerja Anita.

"Aduuh... bagaimana ini. Lolita menelpon lagi. Aku harus bilang apa padanya. Aku takut dia minta video call dan bertanya-tanya kenapa aku ada di jalan jam segini. Aku gak mau Lolita sampe tau, aku dipecat dari kerajaan ku" bingung Anita tambah prustasi.

Sementara hp nya terus berdering dan itu bisa membuat Lolita merasa heran dan bertanya-tanya karena terlalu lama mengangkat panggilan nya. Akhirnya dengan terpaksa Anita segera menerima panggilan sahabatnya itu. Dengan bersikap seperti biasanya, Anita mulai berbicara.

"Hallo bawel" ucap Anita seperti biasa.

"Hallo Nit. Kenapa baru mengangkat nya?. Apa kamu baik-baik saja?" tanya Lolita merasa curiga.

"Ahh ... A.. aku. Aku baik-baik saja" jawab Anita terbata-bata " kenapa kamu bertanya seperti itu?" lanjut Anita merasa grogi.

"Tidak biasanya kamu mengangkat telepon ku begitu lama" ucap Lolita santai sambil memakan cemilan kesukaannya.

"Oh itu... itu karena aku tadi sedang sibuk, sedang banyak pengunjung. Jadi aku tidak bisa langsung menerima panggilan mu" ucap Anita bohong.

Tiba-tiba di sela-sela ucapannya terdengar suara mobil dan motor yang berlalu lalang di hadapan Anita sampai terdengar oleh Lolita sehingga membuat Lolita merasa ada yang aneh.

"Kok aku seperti mendengar suara kendaraan yang lalu lalang, Nit?. Apa kamu lagi di jalan?" tanya Lolita yang merasa penasaran.

" Oh itu..." Anita merasa gelagapan dan mencoba mencari-cari alasan lainnya "itu.. aku lagi di suruh Pak Manager buat beli keperluan yang sudah habis. Berhubung tadi rame dan pas banget aku mau break jadi aku di mintain tolong buat beli keperluan yang habis. Gitu ceritanya, Lit" ucap Anita berbohong sekali lagi.

Kemudian Anita segera menutup perbincangan nya dengan Lolita, dengan alasan sedang buru-buru dan sedang rame pengunjung.

"Hallo Lit. Sorry Lit aku tutup dulu telpon nya ya. Aku lagi di jalan, lagi bawa barang juga yang tadi kehabisan. Nanti kita lanjut lagi ya". ucap Anita lanjut berbohong.

Sementara, Lolita merasa aneh dengan sikap Anita yang seperti itu. Dan semakin aneh dengan alasan ada barang kosong di kafe sebesar itu, yang mengharuskan Anita keluar untuk membelinya.

"Kok di matiin. Bisa-bisanya di kafe sebesar itu kehabisan bahan. Emangnya gak ada karyawan lain yang bertugas untuk mengontrol bahan, sampe harus Anita juga yang keluar" ucap Lolita merasa aneh namun tidak membuat nya berpikiran terlalu jauh.

Terpopuler

Comments

Eman Sulaeman

Eman Sulaeman

semangat Nita

2022-06-09

0

Jumi Roh

Jumi Roh

kasian Anita ga punya siapa siapa

2022-06-05

0

Jemmy Kapuas

Jemmy Kapuas

kapan mereka kenal thor...

2022-04-26

0

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan Yang Menyebalkan
2 Penasaran
3 Di Rumah Lolita
4 Hadiah Yang Tak Terduga
5 Merasa Kesal
6 Hari Yang Kurang Beruntung
7 Hampir Ketahuan
8 Bertemu Lagi
9 Kesedihan Lolita
10 Playboy Cap Kadal
11 Orang Dari Masa Lalu
12 Mencoba Meminjam Uang
13 Kucing Kecil
14 Menelan Ludah Sendiri
15 Menundukkan Rasa Malu
16 Merasa Bersalah
17 Kedatangan Rio Untuk Menginap
18 Kesempatan Dalam Kesempitan
19 Tanpa Disengaja
20 Di Pagi buta
21 Gertakan Alex
22 Menaruh Racun?
23 Kepedesan
24 Hujan pun Ikut Menangis
25 Ngawur
26 Tinggal Selembar
27 Jalan kaki
28 Malu-maluin
29 Akhirnya Aku Menemukanmu
30 Saya Bukan Penipu
31 Aku Tidak Mau
32 Terpana
33 Kucing Liar, Duda Karatan
34 Anak Baik
35 Partner Kerja
36 Tamparan Keras
37 Teman Sewaktu SMA
38 Terluka
39 Salah Paham
40 Lari Lagi
41 Pecahan Gelas Kaca
42 Video Call
43 Merasa Malu
44 Sayang?
45 Tidak Perlu Mengusirku
46 Terjepit
47 Jalan Bareng
48 Ngebut
49 Kesalahpahaman
50 Terus Menatap
51 Resiko Mengabaikan Alex
52 Kecerobohan Anita
53 Makan Nasi Goreng
54 Tidak Mungkin
55 Merasa Bingung
56 Gara-gara Rantang
57 Bentakan Alex
58 Bulak Balik
59 Kaget
60 Gerah?
61 Ular?
62 Susu Dan Keringat
63 Luka Memar
64 Baperan
65 Cengeng
66 Pingsan
67 Maen Handphone
68 Buruk Sangka
69 Tak percaya
70 Gelagapan
71 Ikut Denganmu
72 Kedapatan Warga
73 Sah
74 Keputusan Pak Lurah
75 Satu Kamar
76 Jangan GR
77 Ikut Terluka
78 Merasa Khawatir
79 Menangis Seperti Anak Kecil
80 Kedatangan Seseorang
81 Kenapa Tersenyum?
82 Perasaan Dilema
83 Tuan Tidak Perduli Padaku
84 Karena Kau Asisten Pribadiku
85 Monster Venom
86 Kalah Saing
87 Siapa Yang Cemburu
88 Jangan Pergi
89 Mendadak Bersikap Baik
90 Bucinnya Alex
91 Candu
92 Nyinyir
93 Tidak Jadi
94 Jodohku Ayah Sahabatku?
95 Pasrah Aja
96 Mimpi Buruk
97 Paranoid
98 Mengajaknya Makan Malam
99 Masih Terasa Abu-Abu
100 Makan Malam Berdua
101 Berusaha Meyakinkan
102 Memberi Waktu
103 Berbuat Ulah
104 Berbuat ulah
105 Berkata Jujur
106 Tidak Perduli
107 Harus Pergi
108 Sandaran
109 Terlambat
110 Tidak Masalah
111 Kecelakaan
112 Wajah Yang Tidak Asing
113 Jangan Menangis
114 Meminta Bantuan
115 Sudah Mengetahui
116 Dugaan Lolita
117 Tersinggung
118 Tenanglah
119 Ragu
120 Menangis Bahagia
121 Bertemu
122 Kakakmu
123 Bagaimana Caranya?
124 Pulang
125 Kembali Ke Rumah
126 Menyadari
127 Gara-Gara Sabun
128 Kembali Bekerja
129 Bosan
130 Kedatangan Orang Penting
131 Tiba-Tiba Menghilang
132 Bersembunyi
133 Apa Yang Sedang Kalian Lakukan?
134 Di Culik
135 Terluka
136 Sedikit Perhatian
137 Kepikiran
138 Seram
139 Kepribadian Ganda?
140 Ikut Menemani
141 Berlomba
142 Berebut Eskrim
143 Tiba-Tiba
144 Reaksi
145 Bayangan Masa Lalu
146 Momen Berdua
147 Momen Sunset
148 Ungkapan Perasaan
149 Aku Mencintaimu
150 Mengagumi Diam-Diam
151 Benalu
152 Kurang Ajar
153 Pulang Larut Malam
154 Pulang Ke Rumah
155 Berpura-pura
156 Mengantarkan Undangan
157 Dasar Anak Nakal
158 Apa, Menikah?
159 Meeting
160 Kekanak-kanakan
161 Tidak Perlu Bekerja Lagi
162 Dansa
163 Pemikiran
164 Pamer
165 Acara Peresmian
166 Hampir Celaka
167 Khawatir
168 Pergi Bulan Madu
169 Bertemu
170 Ada Apa Denganku?
171 Menikmati Liburan Bulan Madu
172 Oleh-oleh
173 Bertemu
174 Perasaan Lolita dan Raja
175 Perasaan Lolita dan Raja
Episodes

Updated 175 Episodes

1
Pertemuan Yang Menyebalkan
2
Penasaran
3
Di Rumah Lolita
4
Hadiah Yang Tak Terduga
5
Merasa Kesal
6
Hari Yang Kurang Beruntung
7
Hampir Ketahuan
8
Bertemu Lagi
9
Kesedihan Lolita
10
Playboy Cap Kadal
11
Orang Dari Masa Lalu
12
Mencoba Meminjam Uang
13
Kucing Kecil
14
Menelan Ludah Sendiri
15
Menundukkan Rasa Malu
16
Merasa Bersalah
17
Kedatangan Rio Untuk Menginap
18
Kesempatan Dalam Kesempitan
19
Tanpa Disengaja
20
Di Pagi buta
21
Gertakan Alex
22
Menaruh Racun?
23
Kepedesan
24
Hujan pun Ikut Menangis
25
Ngawur
26
Tinggal Selembar
27
Jalan kaki
28
Malu-maluin
29
Akhirnya Aku Menemukanmu
30
Saya Bukan Penipu
31
Aku Tidak Mau
32
Terpana
33
Kucing Liar, Duda Karatan
34
Anak Baik
35
Partner Kerja
36
Tamparan Keras
37
Teman Sewaktu SMA
38
Terluka
39
Salah Paham
40
Lari Lagi
41
Pecahan Gelas Kaca
42
Video Call
43
Merasa Malu
44
Sayang?
45
Tidak Perlu Mengusirku
46
Terjepit
47
Jalan Bareng
48
Ngebut
49
Kesalahpahaman
50
Terus Menatap
51
Resiko Mengabaikan Alex
52
Kecerobohan Anita
53
Makan Nasi Goreng
54
Tidak Mungkin
55
Merasa Bingung
56
Gara-gara Rantang
57
Bentakan Alex
58
Bulak Balik
59
Kaget
60
Gerah?
61
Ular?
62
Susu Dan Keringat
63
Luka Memar
64
Baperan
65
Cengeng
66
Pingsan
67
Maen Handphone
68
Buruk Sangka
69
Tak percaya
70
Gelagapan
71
Ikut Denganmu
72
Kedapatan Warga
73
Sah
74
Keputusan Pak Lurah
75
Satu Kamar
76
Jangan GR
77
Ikut Terluka
78
Merasa Khawatir
79
Menangis Seperti Anak Kecil
80
Kedatangan Seseorang
81
Kenapa Tersenyum?
82
Perasaan Dilema
83
Tuan Tidak Perduli Padaku
84
Karena Kau Asisten Pribadiku
85
Monster Venom
86
Kalah Saing
87
Siapa Yang Cemburu
88
Jangan Pergi
89
Mendadak Bersikap Baik
90
Bucinnya Alex
91
Candu
92
Nyinyir
93
Tidak Jadi
94
Jodohku Ayah Sahabatku?
95
Pasrah Aja
96
Mimpi Buruk
97
Paranoid
98
Mengajaknya Makan Malam
99
Masih Terasa Abu-Abu
100
Makan Malam Berdua
101
Berusaha Meyakinkan
102
Memberi Waktu
103
Berbuat Ulah
104
Berbuat ulah
105
Berkata Jujur
106
Tidak Perduli
107
Harus Pergi
108
Sandaran
109
Terlambat
110
Tidak Masalah
111
Kecelakaan
112
Wajah Yang Tidak Asing
113
Jangan Menangis
114
Meminta Bantuan
115
Sudah Mengetahui
116
Dugaan Lolita
117
Tersinggung
118
Tenanglah
119
Ragu
120
Menangis Bahagia
121
Bertemu
122
Kakakmu
123
Bagaimana Caranya?
124
Pulang
125
Kembali Ke Rumah
126
Menyadari
127
Gara-Gara Sabun
128
Kembali Bekerja
129
Bosan
130
Kedatangan Orang Penting
131
Tiba-Tiba Menghilang
132
Bersembunyi
133
Apa Yang Sedang Kalian Lakukan?
134
Di Culik
135
Terluka
136
Sedikit Perhatian
137
Kepikiran
138
Seram
139
Kepribadian Ganda?
140
Ikut Menemani
141
Berlomba
142
Berebut Eskrim
143
Tiba-Tiba
144
Reaksi
145
Bayangan Masa Lalu
146
Momen Berdua
147
Momen Sunset
148
Ungkapan Perasaan
149
Aku Mencintaimu
150
Mengagumi Diam-Diam
151
Benalu
152
Kurang Ajar
153
Pulang Larut Malam
154
Pulang Ke Rumah
155
Berpura-pura
156
Mengantarkan Undangan
157
Dasar Anak Nakal
158
Apa, Menikah?
159
Meeting
160
Kekanak-kanakan
161
Tidak Perlu Bekerja Lagi
162
Dansa
163
Pemikiran
164
Pamer
165
Acara Peresmian
166
Hampir Celaka
167
Khawatir
168
Pergi Bulan Madu
169
Bertemu
170
Ada Apa Denganku?
171
Menikmati Liburan Bulan Madu
172
Oleh-oleh
173
Bertemu
174
Perasaan Lolita dan Raja
175
Perasaan Lolita dan Raja

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!