Mengejar Cinta Suami Super Jutek
Masa SMA adalah masa terindah bagi sebagian orang,karena dimasa itu kita bisa merasakan hal-hal baru seperti,masa pubertas,bermain bersama teman-teman dan bahkan merasakan yang namanya Cinta Pertama.
Siswa kelas XII SMA BJN 2,sedang mengikuti ujian akhir sekolah yang akan membawa mereka ke gerbang kelulusan,semua siswa terlihat serius menatap layar komputer didepan mereka,semua berharap bisa lulus dengan nilai yang memuaskan.
Seusai Ujian,Siswapun berhamburan keluar.
"gimana Zee? Lo bisakan ngerjainnya?" tanya Ririn tapi bernada mengejek.
Zee menyipitkan matanya menatap Ririn,"Lo nanya apa ngejek?"
Ririnpun tertawa geli,"Lo sensi banget sih?"
Zee hanya memanyunkan bibirnya.
"Udahlah Zee,Lo gak usah dengerin Ririn,gue yakin kita bertiga pasti lulus!" ucap Eva dengan keyakinan penuh dan bersemangat.
"Ya..ya..gue berusaha yakin," jawab Zee dengan mukanya yang sebenarnya memang tidak yakin.
Ya...selama ini nilai akademis Zee memang jauh dibawah rata-rata,tapi saling mengejek sudah biasa bagi tiga sahabat ini,merekapun tidak tersinggung sama sekali meski terkadang sedikit merajuk.
Saat masih menyusuri koridor,Deril baru saja keluar dari sebuah ruangan.
Zeepun menghentikan langkahnya,Dua sahabatnya sudah paham kenapa Zee berhenti saat melihat Deril yang berjalan kearah mereka.
"Hai Ril...gimana ujiannya?" tanya Zee dengan wajah super cute.
Deril tidak menjawab dan tetap melanjutkan langkahnya seperti tidak melihat siapapun.
Zee memanyunkan bibir karena sapaannya sama sekali tidak direspon.
"Dia budeg atau buta..?" umpat Ririn yang terlihat kesal.
"Iya,gue juga heran,jelas-jelas dia ngelihat kita,tapi seolah-olah kita gak ada,pengen gue timpuk rasanya pake sepatu." imbuh Eva yang juga terpancing emosi.
"Udahlah,mungkin dia emang gak lihat," ucap Zee membuat dua sahabatnya itu langsung menatapnya tajam.
"Zee..." pekik keduanya mendengar ucapan Zee.
"plis,berhenti belain thu cowok super jutek,gue udah gak tahan tahu gak,ngelihat sikapnya yang super sombong itu." ucap Ririn dengan emosi tingkat tinggi.
"gue juga heran sama Lo,Zee,kok Lo masih suka sih sama cowok yang udah nginjek harga diri Lo berkali-kali,Lo gak sakit hati apa?sama sikapnya yang kaya tadi,bikin muak tau gak!" ucap Eva yang tidak kalah emosi.
"Karena udah biasa,jadi udah terbiasa!" jawab Zee dengan santainya lalu kembali melangkahkan kaki menuju keparkiran.
Ririn dan Eva benar-benar tak habis pikir dengan Zee,yang begitu santainya setelah dengan mudah Deril sengaja mengacuhkannya.
Dikamar Zee,kamar yang bergaya elegan itu,dipenuhi dengan foto-foto Zee bersama dua sahabatnya,tidak lupa foto Deril yang juga terpasang didinding tepat didepan ranjang.
Zee duduk bersila diranjang sambil membuka laptopnya,Ia melihat nama para siswa yang sudah mendaftar kuliah.
Zee tersenyum saat menemukan nama Deril disana tapi wajahnya langsung berubah saat melihat kemana Deril akan melanjutkan kuliah.
"Australia?" gumam Zee,Zee terlihat kesal,dia menutup laptopnya lalu berbaring sembari memandangi foto Deril.
"hah...kayanya gue emang harus menyerah buat dapetin cinta Lo,jangankan buat kuliah keAustralia?kuliah disini aja gue belum tentu diterima." ucap Zee dengan wajah sedihnya.
Disekolah,Zee sedang berjalan sambil membawa segelas jus mangga.
"brakkk..." Aldi menabrak Zee hingga minuman itu tumpah kebaju Zee.
"Sorry Zee,gue buru-buru," Aldi langsung berlari tanpa mempedulikan baju Zee yang kotor.
"Ih..." pekik Zee,dengan wajah kesal,diapun mengelap bajunya yang kotor.
Tiba-tiba seseorang memberikan sapu tangan pada Zee.
"Makasih." Zee menggunakan sapu tangan itu untuk membersihkan bajunya,orang itupun berjalan menjauh tanpa mengucapkan apapun.
Zee menoleh dan betapa terkejutnya Zee, saat tahu bahwa Deril yang memberikan sapu tangan pada Zee.
"Gue lagi gak mimpikan?" Zee menepuk-nepuk pipinya. "Ya ampun,gak mimpi." Zee terlihat begitu bahagia dengan perhatian Deril yang hanya secuil itu,Zeepun melompat-lompat sambil menciumi sapi tangan bekasnya mengelap baju.
Skip.
"Enggak..!" jawab Ririn dan Eva bersamaan.
Mereka sedang berada dipinggir kolam,dirumah Zee,sambil bersantai,tapi justru Zee membuat mereka kesal.
Zee mengerucutkan bibir mendengar jawaban mereka.
"Lo Bener-bener gak kapok ya Zee,udah berapa kali Lo ditolak dan dipermalukan sama dia?" pekik Ririn kesal.
"Gaes,tadi dia ngasih gue ini," Zee menunjukkan sapu tangan Deril, "mungkin aja,hatinya udah mulai terbuka buat gue."
"Gue yakin,enggak!" ucap Eva.
"Gue juga yakin,gak mungkin!" imbuh Ririn.
"Kok kalian gitu sih?kalian gak mau ya,lihat gue bahagia?" Zee mulai murung.
Ririn dan Evapun saling melihat,Zee mulai mengeluarkan jurus andalannya.
"jadi kapan?" tanya Ririn.
Wajah Zee langsung berubah jadi sumringah "Serius?Kalian mau bantuin?"
Ririn dan Evapun hanya menganguk,Zee terlihat senang dan langsung memeluk mereka berdua.
Mereka berpindah lokasi kekamar Zee,agar lebih bisa bersantai,Zee sedang mondar mandir sambil berpikir,Sementara Ririn bermain ponsel dan Eva membaca buku.
"Hah...gue bakalan nyatain perasaan gue keDeril pas acara perpisahan nanti,gimana?" ucap Zee dengan semangat.
"Terserah!" jawab kedua sahabatnya itu tanpa semangat.
"Gaes,ayo donk,kalian kok gak semangat gitu sih mau bantuin gue?,ini kesempatan terakhir, buat gue nyatain perasaan gue kedia,soalnya dia mau kuliah keAustralia." Zee duduk ditepi ranjang.
"Serius dia mau kuliah keAustralia?" tanya Ririn meyakinkan.
Zee menganguk, "makanya itu,gue harus nyatain perasaan gue sebelum dia pergi!"
"Kenapa Lo gak ikut aja keAustralia,Lo kan cinta mati sama dia." ucap Eva yang masih sibuk dengan bukunya.
Ririn nyengir "Lo bercanda ya,Va? emang ada Universitas yang mau nerima Zee disana?" ejek Ririn.
"Terus...terus aja ejek gue," Zee terlihat kesal.
Eva menutup bukunya dan melihat kearah Dara "Ya udah,Lo mau pake cara yang mana neh buat nembak Deril?"
Zee berpikir "Kalo pake kue,gimana?"
Ririn melihat Zee "kan udah pernah,Lo gak ingat?"
Flashback on.
Zee membawa kue bertuliskan love dan menunggu Deril keluar dari kelas.
Ririn dan Eva setia dibelakang Zee
Derilpun keluar, Zee langsung menyodorkan kue itu kedepan Deril.
"I Love You!" ucap Zee dengan malu-malu.
Deril menaikkan kedua alisnya,Ia mengambil kue itu,membuat Zee terlihat senang,Tapi Deril justru memberikan kue itu pada penjaga sekolah yang sedang menyapu didekat mereka.
"Neh mang,kue dari Zee,katanya,I Love You!" ucap Deril lalu melangkah pergi meninggalkan Zee.
Zee dan dua sahabatnya pun menganga melihat tingkah Deril.
Penjaga sekolahpun langsung memberikan senyum kepada Zee,Zeepun langsung memalingkan wajahnya.
Flashback off.
Zee menggelengkan kepalanya,"gak..gak...gue gak mau pake kue,gara-gara kue itu,gue hampir sebulan lebih dikejar-kejar sama thu penjaga sekolah."
Ririn dan Evapun terkekeh.
"Trus apa?pake Bunga?" tanya Eva.
Zee berpikir....
Flashback on.
Zee menunggu Deril diparkiran dengan membawa bucket bunga mawar merah ditangannya,tidak ketinggalan Ririn dan Eva yang selalu mendampingi.
Derilpun menuju kemotornya,Zee langsung menghampirinya dan menyodorkan bunga itu kedepan wajah Deril.
"I Love You!" ucap Zee sambil menunduk.
"Hacin..." Deril bersin-bersin, "Lo apaan sih?gue alergi tau gak,sama serbuk bunga!" Deril merampas bunga itu dengan kasar dan melemparkannya ketong sampah dengan wajah kesal "hacin..."
Flashback off
Ririn dan Eva semakin terkekeh saat mengingat hal itu.
Zee terlihat kesal,"puas kalian?ketawa aja terus!"
"eh...eh...gue ingat,gimana kalo pake Surat Cinta." ucap Ririn sembari menaikkan kedua alisnya.
Zee terdiam kesal.
Flashback on.
Zee diam-diam meletakkan amplop berwarna pink kedalam tas Deril yang berada diatas meja saat jam istirahat.
Beberapa saat kemudian,Saat Zee sedang bersama teman-temannya.
"Zee..." panggil Deril yang berjalan kearah mereka.
Zeepun terlihat senang,apalagi saat melihat surat yang dipegang Deril.Kali ini Zee yakin Deril tidak akan menolaknya lagi.
"Berapa nilai Bahasa Indonesia Lo?" tanya Deril
"Hah..??" Zee mengerutkan keningnya.
"Belajar nulis dulu,baru bikin surat!" Deril menempelkan surat itu kejidat Zee yang berkeringat sehingga langsung menempel.
Derilpun beranjak pergi meninggalkan Zee yang langsung menarik surat itu dari jidatnya dengan wajah kesal.
Flashback off.
Mengingat masa-masa itu membuat Ririn dan Eva tertawa terbahak-bahak.
Sebenarnya masih banyak hal konyol yang dilakukan Zee untuk mendapatkan Cinta Deril,tapi itupun selalu gagal.
"Zee...udahlah,Lo lupain aja Deril,gue udah gak tega kalo harus ngelihat Lo ditolak lagi!" ucap Ririn yang masih terkekeh.
"Gak tega kok ketawa," gumam Zee kesal.
Evapun berusaha menahan tawanya.
"Ok...gue janji,ini yang terakhir,kalo emang dia nolak gue lagi,gue akan Bener-bener menghapus dia dari hidup gue!" ucap Zee dengan tegas dan berdiri tegap.
"Serius? emang Lo bisa?" tanya Eva.
Zee mendadak lemas "gue juga gak tahu."
Ririn dan Eva hanya bisa menghela nafas melihat tingkah Zee.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Yani Cuhayanih
Kenapa harus cewe nya yg bucin gk asyiiiik thor semoga situasinya cepat berbalik deril yg jd bucin sama zee .....
2022-11-21
0
Anah Azzahra
aahh surat menyurat mengingatkan 17th yg lalu🙈 cinta monyet ku🤣🤣
2022-03-26
1
puri purihat
aku mampir kakak . baru baca udab senyam senyum
2022-03-22
1