Deril sedang sarapan bersama keluarganya.
"Pa,aku boleh gak minta alamatnya Zee?" tanya Deril membuat Adi dan Farah langsung berhenti makan.
"Ih..kakak,kemarin gak mau sekarang minta alamatnya," ejek Reva sembari mengunyah makanan dimulutnya.
"Eh...anak kecil,jangan ikut campur ya," ucap Deril pada adiknya itu.
"Ih..aku udah gede,aku udah SMA sekarang," ucap Reva yang tidak suka dipanggil anak kecil.
"Emang kamu mau ngapain?tanya alamat Zee segala," tanya Adi.
"Emang aku gak boleh,ketemu sama dia,katanya kita mau nikah,masa mau ketemu gak boleh," jawab Deril.
"Jadi,kamu udah setujukan nikah sama dia?" tanya Adi lagi.
"Kalo aku gak setuju,aku udah pergi dari rumah semalam,papakan yang ngusir aku," jawab Deril.
Adi tersenyum "ya udah,nanti papa kirim keHp kamu alamatnya Zee."
Merekapun melanjutkan sarapan mereka.
Zee keluar dari rumahnya untuk kekampus,Dia berhenti saat melihat Deril yang bersandar dimobil dengan kaca mata hitamnya.
Zeepun nyengir "Ya ampun,apa dia mau jemput gue,terus nganterin gue kekampus,kayanya dunia gue emang Bener-bener udah kebalik deh,"
Zee berjalan menghampiri Deril "Hai,ngapain Lo kesini?" tanya Zee penuh harap.
Deril melepas kacamatanya dan melihat kearah Zee, "Ada yang mau gue bicarain sama Lo,masuk!" ucap Detik dengan ketus.
"Mau bicara apa?soalnya gue harus kekampus," ucap Zee.
Deril mengerutkan keningnya "Kekampus?emang Lo belum lulus?"
Zee terdiam dengan wajah malu.
Detik nyengir, "Udah gue duga,yuk ah,bentar aja kok," ucap Deril lalu masuk kekemudi.
Zee mengerucutkan bibirnya "udah gue duga?apa maksudnya coba?" gumam Zee kesal,lalu segera masuk ke mobil Deril.
Deril menghentikan mobilnya dipinggir sebuah hutan,dengan jalanan yang cukup sepi.
Zee merasa heran, "ngapain sih,kita ketempat kaya gini?" Zee menyipitkan mata melihat Deril, "Jangan-jangan Lo mau ngapa-ngapain gue,terus Lo bakalan ngebunuh gue,dan ngebuang mayat gue kehutan,yakan?"
Deril menjitak jidat Zee, "Lo kebanyakan nonton berita ya?"
Zee cemberut sambil mengusap jidatnya "Sakit tau',"
"Makanya Diam dulu,biarin gue ngomong," ucap Deril.
"Kalo mau ngomong sama cewek thu ajak kek kekafe,ketempat yang romantis,gak dipinggir hutan kaya gini,serem tau," keluh Zee.
Deril melihat Zee dengan tatapan tajam,"Kayanya ide Lo yang tadi bagus juga deh,"
Zee tersenyum, "Ketempat yang romantiskan,yuk!"
"Bukan,tapi buat ngebunuh Lo,trus ngebuang Lo kehutan,biar mulut Lo bisa diam." ucap Deril dengan ketus.
Zee merasa kesal, "Ok..Ok..gue diam."
"Zee...jujur,gue gak mau dijodohin sama Lo,menurut gue,ini itu konyol tau gak,dijaman modern,memang masih ada jodoh-jodohan kaya gini,norak Zee,Lo ngertikan?" ucap Deril.
"Terus?" tanya Zee yang masih belum mengerti arah pembicaraan Deril.
"Gue minta supaya Lo ngomong kebokap Lo,buat batalin perjodohan kita,bisakan?" tanya Deril penuh harap.
Zee menatap Deril, "Kenapa harus gue?kenapa gak Lo aja yang ngomong ke orang tua Lo?"
"Ya...gue gak bisa," jawab Deril.
"Kenapa?" tanya Zee heran.
"Lo gak perlu tahulah,pokoknya gue minta Lo ngomong kebokap Lo buat ngebatalin perjodohan kita,okey?"
"Gak,gue gak mau!" jawab Zee.
"Kok gak mau,kenapa?" tanya Deril heran.
"Ya..Lo gak perlu tahukan alasannya," Zee sepertinya sengaja membalas perkataan Deril.
Deril terlihat kesal, "Emang Lo sukakan sebenarnya dijodohin sama gue,makanya Lo gak mau kalo Perjodohan ini batal,"
Zee melihat Deril dengan senyum manja,"Ya begitulah," jawab Zee sembari mengedip-ngedipkan matanya.
Deril mendengus kesal, "Hah,bener-bener buang waktu, gue ngomong sama Lo,"
Zee tersenyum, "Gak buang waktu kok,yuk,sekarang anterin gue kekampus!"
"Ogah,sana Lo turun dan naik taxi!" jawab Deril ketus.
"Ya udah,gue telfon om Adi aja,gue bilang kalo Lo udah nelantarin gue dipinggir hutan," ancam Zee sambil menaikkan kedua alisnya.
Deril terlihat kesal dan segera menyalakan mesin mobilnya lalu melaju untuk mengantarkan Zee kekampus.
"Makasih calon suamiku," ucap Zee dengan begitu manis yang justru membuat Deril merasa jijik.
Deril sedang berada disebuah kafe bersama seorang wanita.
"Gak..gak..pokoknya kamu gak boleh nikah,apalagi sama Zee," ucap Kania dengan wajah penuh kekecewaan.
"Tapi Kania,aku gak bisa nolak permintaan papa,aku gak bisa hidup tanpa fasilitas papa,dan Zee,dia juga gak mau nolak," ucap Deril.
"Ya gak mungkinlah Zee nolak,pasti dia lagi kegirangan sekarang," batin Kania.
"Tapi kamu bisakan cari cara lain,ya udah deh,kamu keluar aja dari rumah,kamukan bisa usaha,atau gak aku aja yang kerja,biar aku yang memenuhi kebutuhan hidup kamu,daripada kamu harus nikah sama Zee," ucap Kania.
Deril mengerutkan keningnya, "Jadi aku harus bergantung sama kamu?".
"Ya gak papalah,Ril,lagian akukan udah kerja diperusahaan papa kamu,gaji aku juga lumayan banyak kok,cukuplah buat kita hidup berdua," ucap Kania meyakinkan.
"Trus,gimana sama orang tua kamu,kamu harus membiayai pengobatan papa kamukan?" tanya Deril.
Kania terdiam,Ya...ayah Kania terkena penyakit kanker,sebelum Kania lulus kuliah,sehingga perusahaan papa Kania bangkrut karena tidak ada yang menghendel,belum lagi hutang perusahaan yang masih harus Kania cicil setiap bulan diBank.Bahkan sebenarnya Kania melanjutkan kuliah karena Deril yang membiayainya dari uang yang dikirimkan Adi.
Sebenarnya Deril ingin memutuskan Kania beberapa tahun yang lalu,tapi karena hal ini,dia tidak tega pada Kania.
Bahkan Deril yang sudah merekomendasikan Kania diperusahaan Adi,hingga Kania bisa bekerja disana.
Deril memegang tangan Kania,"Maaf ya,tapi aku bener-bener gak bisa menolak perjodohan ini,dan lebih baik kita.."
"Gak,aku gak mau putus," jawab Kania seperti sudah tahu apa yang akan Deril ucapkan.
"Tapi Kania,meskipun dijodohin,menurut aku pernikahan itu hal yang Sakral,dan aku gak mau main-main soal ini," ucap Deril.
"Aku gak peduli,kalo kamu mutusin aku,aku gak bakalan kuat,plis...aku bisa mati kalo gak ada kamu," ucap Kania dengan air mata yang berderai.
"Kamu ngomong apa sih?kamu gak boleh ngomong kaya gitu!" ucap Deril.
"Ril,selama ini aku kuat menghadapi masalah karena kamu ada disamping aku,Okey,gak masalah kalo kamu mau nikah sama Zee,aku rela,tapi plis,jangan mutusin aku,aku gak bisa kalo gak ada kamu!" ucap Kania dengan wajah memelas.
Derilpun terdiam dengan wajah bingung,dia tidak mungkin tega pada Kania,tapi sebenarnya dia juga tidak ingin menikah jika masih ada hubungan dengan orang lain,meskipun dia sama sekali tidak mencintai Zee.
"Gak Zee,aku gak akan pernah biarin kamu menang,meskipun aku harus berjuang keras buat mendapatkan hatinya Deril,aku gak akan pernah rela melepas Deril buat kamu!" batin Kania.
Zee dan Deril pergi ketoko perhiasan untuk membeli cincin pernikahan bersama Farah.
Deril sebenarnya sudah menolak dengan alasan pekerjaan,tapi biasalah,ancaman orang tuanya membuat Deril lemah.
"Kamu mau yang mana,sayang?" tanya Farah pada Zee.
Zee merasa bingung karena banyak sekali pilihan cincinnya.
"Terserah Deril aja tante,aku gak pernah beli-beli perhiasan kaya gini,jadi gak tahu mana yang bagus," jawab Zee.
"Trus,Lo pikir gue sering beli kaya gini,udahlah pilih yang mana aja,yang penting cepet!" ucap Deril.
Zeepun cemberut.
"Ril,kamu kok kasar gitu sih sama Zee," keluh Farah.
"Bukan kasar ma,tapi aku masih ada kerjaan di kantor,jadi cepet pilih ya,Zee," ucap Deril berusaha seramah mungkin.
Zee pun menganguk dan memilih salah satu cincin disana,yang sederhana namun terlihat elegan.
"Daritadi kaya gitukan cepet," gumam Deril.
Zee yang mendengar itu melirik Deril dengan wajah kesal.
Deril mengantarkan Zee sampai depan rumahnya.
"Makasih," Zee ingin turun,tapi saat akan membuka pintu Deril sengaja mengunci pintunya.Zee merasa heran dan langsung melihat kearah Deril, "Kok dikunci?"
"Ada yang harus gue bicarain," ucap Deril.
Zee mengerutkan keningnya.
Deril menatap wajah Zee, "Lo yakin masih mau nikah sama gue?,ini belum terlambat kalo Lo gak mau masa depan Lo hancur gara-gara gue,plis...batalin perjodohan ini,gue Bener-bener gak mau nyakitin Lo kedepannya,"
Zee terdiam,baru kali ini Deril tulus bicara padanya dengan baik-baik.
"Zee,gue masih ada hubungan sama Kania,dan gue gak bisa mutusin dia karena suatu alasan," ucap Deril dengan jujur.
Zee tersenyum,entah kenapa hatinya berbunga-bunga saat mendengar kejujuran Deril,menurutnya itu adalah hal paling membahagiakan yang pernah ia dengar dari Deril.
Deril heran melihat senyum Zee, "Kok Lo malah senyum,Lo ngeledek atau apa?"
"Enggak,siapa juga yang ngeledek," jawab Zee.
"Terus?" tanya Deril lagi.
Zee terlihat bersemangat, "Gue gak masalah kok kalo Lo gak mutusin Kania,yang penting kita tetap nikah,dengan Lo berkata jujur seperti tadi,itu berarti Lo menghargai gue,dan itu udah cukup buat gue,lagian ntar kalo Lo jatuh cinta sama gue,Lo akan dengan sendirinya mutusin Kania," jawab dengan senyumannya yang super cute.
"Cih...kepedean banget sih Lo." ucap Deril.
"Biarin,udah buka,gue capek mau istirahat," ucap Zee.
Derilpun membuka kunci mobilnya.
"Bye...bye...calon suami," Zee turun dari mobil dan segera menuju kerumahnya.
Deril tiba-tiba tersenyum sambil menggelengkan kepalanya,dia merasa jika tingkah Zee sedikit menghiburnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
lovely
dasar cewek oon s Zee pantas nila pknya zonk ga ada harga diri
2022-09-10
0
Nur Nuy
Ga ada harga dirinya zee lu oon
2022-03-29
2