NovelToon NovelToon

Mengejar Cinta Suami Super Jutek

Masa SMA (Cinta Pertama)

Masa SMA adalah masa terindah bagi sebagian orang,karena dimasa itu kita bisa merasakan hal-hal baru seperti,masa pubertas,bermain bersama teman-teman dan bahkan merasakan yang namanya Cinta Pertama.

Siswa kelas XII SMA BJN 2,sedang mengikuti ujian akhir sekolah yang akan membawa mereka ke gerbang kelulusan,semua siswa terlihat serius menatap layar komputer didepan mereka,semua berharap bisa lulus dengan nilai yang memuaskan.

Seusai Ujian,Siswapun berhamburan keluar.

"gimana Zee? Lo bisakan ngerjainnya?" tanya Ririn tapi bernada mengejek.

Zee menyipitkan matanya menatap Ririn,"Lo nanya apa ngejek?"

Ririnpun tertawa geli,"Lo sensi banget sih?"

Zee hanya memanyunkan bibirnya.

"Udahlah Zee,Lo gak usah dengerin Ririn,gue yakin kita bertiga pasti lulus!" ucap Eva dengan keyakinan penuh dan bersemangat.

"Ya..ya..gue berusaha yakin," jawab Zee dengan mukanya yang sebenarnya memang tidak yakin.

Ya...selama ini nilai akademis Zee memang jauh dibawah rata-rata,tapi saling mengejek sudah biasa bagi tiga sahabat ini,merekapun tidak tersinggung sama sekali meski terkadang sedikit merajuk.

Saat masih menyusuri koridor,Deril baru saja keluar dari sebuah ruangan.

Zeepun menghentikan langkahnya,Dua sahabatnya sudah paham kenapa Zee berhenti saat melihat Deril yang berjalan kearah mereka.

"Hai Ril...gimana ujiannya?" tanya Zee dengan wajah super cute.

Deril tidak menjawab dan tetap melanjutkan langkahnya seperti tidak melihat siapapun.

Zee memanyunkan bibir karena sapaannya sama sekali tidak direspon.

"Dia budeg atau buta..?" umpat Ririn yang terlihat kesal.

"Iya,gue juga heran,jelas-jelas dia ngelihat kita,tapi seolah-olah kita gak ada,pengen gue timpuk rasanya pake sepatu." imbuh Eva yang juga terpancing emosi.

"Udahlah,mungkin dia emang gak lihat," ucap Zee membuat dua sahabatnya itu langsung menatapnya tajam.

"Zee..." pekik keduanya mendengar ucapan Zee.

"plis,berhenti belain thu cowok super jutek,gue udah gak tahan tahu gak,ngelihat sikapnya yang super sombong itu." ucap Ririn dengan emosi tingkat tinggi.

"gue juga heran sama Lo,Zee,kok Lo masih suka sih sama cowok yang udah nginjek harga diri Lo berkali-kali,Lo gak sakit hati apa?sama sikapnya yang kaya tadi,bikin muak tau gak!" ucap Eva yang tidak kalah emosi.

"Karena udah biasa,jadi udah terbiasa!" jawab Zee dengan santainya lalu kembali melangkahkan kaki menuju keparkiran.

Ririn dan Eva benar-benar tak habis pikir dengan Zee,yang begitu santainya setelah dengan mudah Deril sengaja mengacuhkannya.

Dikamar Zee,kamar yang bergaya elegan itu,dipenuhi dengan foto-foto Zee bersama dua sahabatnya,tidak lupa foto Deril yang juga terpasang didinding tepat didepan ranjang.

Zee duduk bersila diranjang sambil membuka laptopnya,Ia melihat nama para siswa yang sudah mendaftar kuliah.

Zee tersenyum saat menemukan nama Deril disana tapi wajahnya langsung berubah saat melihat kemana Deril akan melanjutkan kuliah.

"Australia?" gumam Zee,Zee terlihat kesal,dia menutup laptopnya lalu berbaring sembari memandangi foto Deril.

"hah...kayanya gue emang harus menyerah buat dapetin cinta Lo,jangankan buat kuliah keAustralia?kuliah disini aja gue belum tentu diterima." ucap Zee dengan wajah sedihnya.

Disekolah,Zee sedang berjalan sambil membawa segelas jus mangga.

"brakkk..." Aldi menabrak Zee hingga minuman itu tumpah kebaju Zee.

"Sorry Zee,gue buru-buru," Aldi langsung berlari tanpa mempedulikan baju Zee yang kotor.

"Ih..." pekik Zee,dengan wajah kesal,diapun mengelap bajunya yang kotor.

Tiba-tiba seseorang memberikan sapu tangan pada Zee.

"Makasih." Zee menggunakan sapu tangan itu untuk membersihkan bajunya,orang itupun berjalan menjauh tanpa mengucapkan apapun.

Zee menoleh dan betapa terkejutnya Zee, saat tahu bahwa Deril yang memberikan sapu tangan pada Zee.

"Gue lagi gak mimpikan?" Zee menepuk-nepuk pipinya. "Ya ampun,gak mimpi." Zee terlihat begitu bahagia dengan perhatian Deril yang hanya secuil itu,Zeepun melompat-lompat sambil menciumi sapi tangan bekasnya mengelap baju.

Skip.

"Enggak..!" jawab Ririn dan Eva bersamaan.

Mereka sedang berada dipinggir kolam,dirumah Zee,sambil bersantai,tapi justru Zee membuat mereka kesal.

Zee mengerucutkan bibir mendengar jawaban mereka.

"Lo Bener-bener gak kapok ya Zee,udah berapa kali Lo ditolak dan dipermalukan sama dia?" pekik Ririn kesal.

"Gaes,tadi dia ngasih gue ini," Zee menunjukkan sapu tangan Deril, "mungkin aja,hatinya udah mulai terbuka buat gue."

"Gue yakin,enggak!" ucap Eva.

"Gue juga yakin,gak mungkin!" imbuh Ririn.

"Kok kalian gitu sih?kalian gak mau ya,lihat gue bahagia?" Zee mulai murung.

Ririn dan Evapun saling melihat,Zee mulai mengeluarkan jurus andalannya.

"jadi kapan?" tanya Ririn.

Wajah Zee langsung berubah jadi sumringah "Serius?Kalian mau bantuin?"

Ririn dan Evapun hanya menganguk,Zee terlihat senang dan langsung memeluk mereka berdua.

Mereka berpindah lokasi kekamar Zee,agar lebih bisa bersantai,Zee sedang mondar mandir sambil berpikir,Sementara Ririn bermain ponsel dan Eva membaca buku.

"Hah...gue bakalan nyatain perasaan gue keDeril pas acara perpisahan nanti,gimana?" ucap Zee dengan semangat.

"Terserah!" jawab kedua sahabatnya itu tanpa semangat.

"Gaes,ayo donk,kalian kok gak semangat gitu sih mau bantuin gue?,ini kesempatan terakhir, buat gue nyatain perasaan gue kedia,soalnya dia mau kuliah keAustralia." Zee duduk ditepi ranjang.

"Serius dia mau kuliah keAustralia?" tanya Ririn meyakinkan.

Zee menganguk, "makanya itu,gue harus nyatain perasaan gue sebelum dia pergi!"

"Kenapa Lo gak ikut aja keAustralia,Lo kan cinta mati sama dia." ucap Eva yang masih sibuk dengan bukunya.

Ririn nyengir "Lo bercanda ya,Va? emang ada Universitas yang mau nerima Zee disana?" ejek Ririn.

"Terus...terus aja ejek gue," Zee terlihat kesal.

Eva menutup bukunya dan melihat kearah Dara "Ya udah,Lo mau pake cara yang mana neh buat nembak Deril?"

Zee berpikir "Kalo pake kue,gimana?"

Ririn melihat Zee "kan udah pernah,Lo gak ingat?"

Flashback on.

Zee membawa kue bertuliskan love dan menunggu Deril keluar dari kelas.

Ririn dan Eva setia dibelakang Zee

Derilpun keluar, Zee langsung menyodorkan kue itu kedepan Deril.

"I Love You!" ucap Zee dengan malu-malu.

Deril menaikkan kedua alisnya,Ia mengambil kue itu,membuat Zee terlihat senang,Tapi Deril justru memberikan kue itu pada penjaga sekolah yang sedang menyapu didekat mereka.

"Neh mang,kue dari Zee,katanya,I Love You!" ucap Deril lalu melangkah pergi meninggalkan Zee.

Zee dan dua sahabatnya pun menganga melihat tingkah Deril.

Penjaga sekolahpun langsung memberikan senyum kepada Zee,Zeepun langsung memalingkan wajahnya.

Flashback off.

Zee menggelengkan kepalanya,"gak..gak...gue gak mau pake kue,gara-gara kue itu,gue hampir sebulan lebih dikejar-kejar sama thu penjaga sekolah."

Ririn dan Evapun terkekeh.

"Trus apa?pake Bunga?" tanya Eva.

Zee berpikir....

Flashback on.

Zee menunggu Deril diparkiran dengan membawa bucket bunga mawar merah ditangannya,tidak ketinggalan Ririn dan Eva yang selalu mendampingi.

Derilpun menuju kemotornya,Zee langsung menghampirinya dan menyodorkan bunga itu kedepan wajah Deril.

"I Love You!" ucap Zee sambil menunduk.

"Hacin..." Deril bersin-bersin, "Lo apaan sih?gue alergi tau gak,sama serbuk bunga!" Deril merampas bunga itu dengan kasar dan melemparkannya ketong sampah dengan wajah kesal "hacin..."

Flashback off

Ririn dan Eva semakin terkekeh saat mengingat hal itu.

Zee terlihat kesal,"puas kalian?ketawa aja terus!"

"eh...eh...gue ingat,gimana kalo pake Surat Cinta." ucap Ririn sembari menaikkan kedua alisnya.

Zee terdiam kesal.

Flashback on.

Zee diam-diam meletakkan amplop berwarna pink kedalam tas Deril yang berada diatas meja saat jam istirahat.

Beberapa saat kemudian,Saat Zee sedang bersama teman-temannya.

"Zee..." panggil Deril yang berjalan kearah mereka.

Zeepun terlihat senang,apalagi saat melihat surat yang dipegang Deril.Kali ini Zee yakin Deril tidak akan menolaknya lagi.

"Berapa nilai Bahasa Indonesia Lo?" tanya Deril

"Hah..??" Zee mengerutkan keningnya.

"Belajar nulis dulu,baru bikin surat!" Deril menempelkan surat itu kejidat Zee yang berkeringat sehingga langsung menempel.

Derilpun beranjak pergi meninggalkan Zee yang langsung menarik surat itu dari jidatnya dengan wajah kesal.

Flashback off.

Mengingat masa-masa itu membuat Ririn dan Eva tertawa terbahak-bahak.

Sebenarnya masih banyak hal konyol yang dilakukan Zee untuk mendapatkan Cinta Deril,tapi itupun selalu gagal.

"Zee...udahlah,Lo lupain aja Deril,gue udah gak tega kalo harus ngelihat Lo ditolak lagi!" ucap Ririn yang masih terkekeh.

"Gak tega kok ketawa," gumam Zee kesal.

Evapun berusaha menahan tawanya.

"Ok...gue janji,ini yang terakhir,kalo emang dia nolak gue lagi,gue akan Bener-bener menghapus dia dari hidup gue!" ucap Zee dengan tegas dan berdiri tegap.

"Serius? emang Lo bisa?" tanya Eva.

Zee mendadak lemas "gue juga gak tahu."

Ririn dan Eva hanya bisa menghela nafas melihat tingkah Zee.

Patah Hati Lagi

Pengumuman kelulusan sudah tiba,Semua siswa yang dinyatakan lulus terlihat begitu senang,mereka melompat-lompat bahagia,begitupun Zee dan dua sahabatnya,mereka berpelukan sambil melompat-lompat kegirangan.

Zeepun tidak menyangka,kalo dia bisa lulus.

Siswapun merayakan dengan menyemprotkan pillog warna warni kebaju mereka serta saling bertukar tanda tangan.

Zee sedang mencari seseorang,bajunya sudah dipenuhi warna serta tanda tangan dari teman-temannya.

Zee melihat Deril yang juga sedang merayakan kelulusan bersama teman-temannya,iapun menghampiri Deril dengan spidol ditangannya.

"Boleh minta tanda tangan Lo kan?" Zee memberikan spidol pada Deril.

Dengan wajah datar,Deril mengambil spidol itu. "Dimana?" tanya Deril yang justru membuat Zee langsung gugup,Zee pikir Deril tidak akan meresponnya,mata Zeepun berbinar-binar karena bahagia.

"Gak jadi?" tanya Deril lagi yang melihat Zee justru diam menatapnya.

"Jadi donk!" jawab Zee cepat,iapun berbalik lalu memberikan punggungnya pada Deril untuk ditanda tangani.

Derilpun menandatangani baju belakang Zee.

Zee terlihat sangat bahagia,bahkan ingin rasanya ia meluncur keangkasa sekarang.

Zeepun berbalik menatap Deril,Deril mengembalikan spidol Zee.

"Gue boleh tanda tangan dibaju Lo?" tanya Zee bersemangat.

"Gak..! gue gak mau baju gue kotor." Deril beranjak pergi dari hadapan Zee.

Zee menyipitkan mata dengan wajah kesal "Inikan cuma tanda tangan,bukan kotoran,ish." gumam Zee.

Disebuah restoran,Zee sedang menciumi seragam sekolahnya yang terdapat tanda tangan Deril disana.

Ririn dan Eva merasa heran dengan tingkah sahabatnya yang satu ini.

"Zee,jijik tau gak,itukan kotor,bau lagi," ucap Ririn lalu memakan cemilan didepannya.

"Biarin,gue masih gak nyangka,dia mau kasih tanda tangannya kegue," ucap Zee sambil senyum-senyum sendiri, "Gue makin yakin buat nembak dia pas malam perpisahan nanti."

Ririn dan Eva hanya diam sambil makan cemilan.

"Zee,Lo ingat sama janji Lo,kalo Lo ditolak,Lo bakalan lupain dia selamanya," Eva mengingatkan Zee.

Zee terdiam dan berpikir,ia ragu bisa menghapus Deril dari ingatannya, "Gimana ya gaes? kaliankan tahu,Deril adalah cinta pertama gue,pasti susah buat ngelupain dia."

Ririn dan Eva saling melihat "Cinta air mineral?" ucap mereka bersamaan lalu tertawa.

Zeepun mengerucutkan bibirnya.

Flashback on.

Zee kelelahan setelah mendapat hukuman berlari dari kakak senior saat masa pengenalan siswa baru diSMA.

Nafas Zeepun terengah dengan wajah yang dipenuhi keringat,saat itu seorang pria tampan menghampiri dan memberikan sebotol air mineral untuk Zee.

Zee menatap pria itu dan menerima air mineral itu "makasih."

Deril berlalu meninggalkan Zee,Zee tersenyum dan mulai sejak itu,dia tidak bisa berhenti memikirkan Deril.

Flashback off.

Zee tersenyum saat mengingat hal itu,karena saat itu sikap Deril tak sedingin sekarang.

Makanya teman-teman Zee meledek jika cinta Zee keDeril adalah cinta air mineral.

"Hai ..lagi pada ngumpul neh?" sapa Farhan(papa Zee) yang menghampiri mereka.

"Hai om," sapa Eva dan Ririn.

"Gimana ? pada lulus apa nggak neh?" tanya Farhan.

"Lulus donk om,!" jawab Ririn.

Farhan melirik putrinya yang masih melamun "Azizah,kamu lulus gak?" Farhan memang suka memanggil Zee dengan nama lengkap,terkadang itu membuat teman-teman Zee merasa geli.

Zee tersentak lalu menatap Farhan "Zee,pa!" keluh Zee.

"Enakan juga Azizah,gimana ?jangan-jangan kamu gak lulus ya?" ucap Farhan dengan wajah mengejek.

"Papa,aku luluslah,neh buktinya!" Zee memperlihatkan seragamnya tadi.

"Oh...baguslah,papa pikir kamu gak akan lulus," ucap Farhan membuat teman-teman Zee terkekeh.

"Papa suka gitu sama anak sendiri,jahat!" Zee mengerucutkan mulutnya.

Farhan tersenyum lalu mengusap kepala Zee.

"Ya udah,buat ngerayain kelulusan kalian,kalian boleh makan sepuasnya disini,gratis!" ucap Farhan.

"Serius om?" tanya Ririn bersemangat.

Farhan menganguk "serius donk,"

Ririn dan Eva terlihat sangat senang dan segera memilih menu yang akan dipesan.

"Tumben papa humble,biasanya aku makan disini aja harus bayar," keluh Zee dengan wajah kesal.

"Inikan untuk merayakan kelulusan anak kesayangan papa,jadi wajar donk," jawab Farhan.

Zee hanya nyengir seakan tak percaya perkataan Farhan,Farhanpun gemas dengan tingkah anaknya itu,lalu mencubit pipi Zee.

Ya...Restoran itu memang milik Farhan.

Farhan merupakan seorang koki dulunya,tapi sekarang sudah memiliki beberapa cabang Restoran yang sudah terkenal.

Farhan juga sangat akrab dengan Zee dan teman-temannya,sikap Farhan yang suka bercanda dan ramah membuat teman-teman Zee tidak sungkan padanya.

Zee dan teman-teman berjalan menuju Aula,meskipun sudah lulus mereka masih harus masuk sekolah untuk mengurus beberapa hal,termasuk acara perpisahan yang akan diadakan malam ini.

"Brukk," Zee bertabrakan dengan Kania dipintu depan aula.

"Ih...Lo gimana sih,jalan gak pake mata!" umpat Zee.

Kania nyengir "Lo yang gak pake mata."

Kania termasuk siswa pintar disekolah,tapi tingkahnya yang super sombong membuat Zee dan teman-teman sering berdebat dengannya jika bertemu.

Deril melewati mereka dan masuk keaAula,Zee menatapnya sambil tersenyum,meskipun tidak mendapat respon apapun.

Zeepun ingin masuk,tapi ditahan oleh Kania.

"Selain panitia,dilarang masuk!" ucap Kania.

Zee terlihat kesal.

"Zee...udah ditolak berkali-kali masih aja ngejar,gak punya malu." ejek Kania.

"Eh...jaga ya mulut Lo!" bentak Ririn yang tidak suka Zee dihina.

"Kenapa ? emang bener kok,temen kalian ini harga dirinya udah ketelan bumi,makanya gak punya malu," imbuh Kania membuat ketiga sahabat ini semakin emosi.

"Emang minta disumpel ya mulut Lo!" Eva ingin maju tapi ditahan oleh Zee.

"Udah-udah gak usah ngeladenin cewek munafik ini,Kalo didepan Deril aja dia sok-sok an baik,lugu,ramah...cih...lihat kelakuannya kekita," Zee mengekpresikan mulutnya seperti mau muntah.

"Kenapa Zee?Lo iri karena gue bisa deket sama Deril? dengerin ya,Deril itu udah jijik banget sama sikap Lo, yang selalu ngebuat dia malu." ucap Kania dengan santainya.

"Oya...kalo dia tahu cewek kaya apa Lo itu,dia akan lebih jijik sama Lo!" balas Zee.

"Lo yakin,Ok...gimana kalo kita taruhan,kalo diacara ntar malam Lo bisa dapetin Deril,gue bakalan kasih Lo 10 juta,cash. Tapi kalo sebaliknya,gue yang bisa dapetin Deril,Lo harus bayar kegue 10 juta,Gimana?"

"Ok...!" jawab Zee dengan cepat karena sudah terpancing.

Ririn dan Eva terkejut mendengar jawaban Zee.

"Ok..deal!" Kania dan Zee bersalaman "Ya udah,gue masuk dulu,sana kalian pergi !" usir Kania lalu kembali masuk kedalam aula.

"ishhhh" Zee terlihat masih kesal dengan kelakuan Kania.

Skip.

"Bisa-bisanya sih Lo nerima taruhan konyol Kaya gitu," Ririn terlihat kesal pada Zee.

Mereka sedang berada dikelas,Zee duduk bersebelahan dengan Eva,sedangkan Ririn berdiri didekat Zee.

"Ya masa gue tolak,ntar makin bertingkah thu cewek rese." jawab Zee.

"Tapi Zee,taruhan ini terlalu beresiko buat Lo," ucap Eva.

"Emang kalian gak yakin gue bakalan menang?" tanya Zee.

"Enggak." jawab Ririn dan Eva bersamaan.

Zee terlihat kesal.

"Zee...Kania itu emang sengaja mancing Lo,karena dia udah tahu,Lo gak akan bisa dapetin Deril," ucap Eva lagi.

"iya,tapi dengan bodohnya,Lo kepancing." imbuh Ririn.

"Ya...tapi gue yakin kok,meskipun gue nanti ditolak,Deril juga belum tentu akan nerima Kaniakan? jadi,kalo sama-sama gak dapetin Deril,taruhannya berarti batal,yakan?" Zee berusaha meyakinkan teman-temannya.

"Yah,terserah Lo deh Zee,gue do'ain Lo diterima malam ini,siapa tahu Lo dapet Mukjizat dari Tuhan." ucap Ririn.

"Yah...yang penting Lo berjuang aja dulu!" imbuh Eva berusaha memberikan semangat pada Zee.

"thanks ya." Zee memeluk kedua sahabatnya itu.

Acara perpisahan dimulai,dibuka dengan penampilan beberapa pensi sekolah.

Kepala sekolah dan guru pun memberikan ucapan perpisahan pada para siswa yang sudah lulus.

Dan acara party pun dimulai.

Musik DJ,yang membuat semua orang ingin menggoyangkan badan mereka.

Deril duduk sendirian sambil menikmati alunan musik.

Kania menghampiri Deril dengan dua gelas minumnya ditangannya.

"Neh,Ril,buat Lo,"ucap Kania menyodorkan minuman itu keDeril.

"Thank you." Deril meletakkan minuman itu kemeja.

"Oya,gue denger Lo mau kuliah keAustralia ya? sama donk,gue juga mau kesana,kebetulan nilai gue lumayan bagus,dan gue dapet rekomendasi buat kuliah disana," ucap Kania.

"Serius?" Deril berusaha meyakinkan.

Kania menganguk," Gue seneng,Lo juga kuliah disana,jadi ntar kalo ada apa-apa,gue bisakan minta bantuan Lo!"

Deril hanya tersenyum.

Tiba-tiba musik berhenti,membuat semua orang bingung.

Zeepun naik keatas panggung,melihat itu perasaan Deril sudah merasa tidak enak,diapun meminum minuman didepannya.

"Ngapain sih Thu cewek?,norak banget." gumam Kania.

"Selamat malam teman-teman,maaf ya,ganggu waktunya sebentar,gue mau ngucapin selamat ya atas kelulusan kita semua." ucap Zee.

"yeee....!" Ririn dan Eva bertepuk tangan,dan yang lainpun mengikutinya.

"Sebenarnya,sebelum acara ini selesai,ada yang mau gue sampein keseseorang," ucap Zee lagi.

Zee melihat kearah Deril, "Hai Deril, Lo mau gak jadi pacar gue?" ucap Zee.

"huuuuu..." semua bersorak dan melihat kearah Deril.

Deril menunduk sambil memijat pelipisnya karena merasa sangat malu.

"Gak punya malu banget sih Thu cewek!" gumam Kania kesal.

Ririn dan Eva yang menjadi provokator langsung berteriak "Terima...terima...terima.." yang lainpun mengikuti dan bersorak untuk mereka.

Zee berharap kali ini Deril mau menerimanya.

Deril yang sudah tidak tahan langsung beranjak keluar dari tempat acara.

Semuanya terdiam melihat sikap Deril.

Kania mengikuti Deril.

Zee terlihat sedih,Eva dan Ririn naik panggung dan menghampiri Zee.

"Lo gak papakan?" tanya Ririn.

Zee berpikir "Diakan belum nolak gue,biar gue susulin dia." Zee pun beranjak keluar untuk menyusul Deril.

Zee mencari keberadaan Deril,Saat sampai diparkiran,mata Zee terbelalak melihat pemandangan jauh didepan sana.

Zeepun langsung membalikkan badannya dengan wajah kecewa.

Ya...saat itu Zee melihat Deril dan Kania yang sedang berciuman didepan sebuah mobil.

Zeepun terdiam dengan mata berkaca-kaca.

Selamat Tinggal Masa Lalu

Suara tangisan terdengar hampir diseluruh sudut rumah,bibipun yang sedang menyapu halaman hanya menggelengkan kepala,seakan hal itu sudah sering terjadi.

Dikamar,tisu berserakan dilantai,Eva duduk santai sambil bermain ponsel,begitu juga Ririn namun sambil berbaring.

"hauwaahuwa..." Suara tangisan Zee menggelegar,namun itupun sudah biasa bagi teman-temannya.

"Deril tega banget sih kegue,masa dia ciuman sama thu cewek didepan mata gue," Zee membejek-bejek bantal yang ada disampingnya.

"Udahlah Zee,Lokan udah tahu resikonya," ucap Ririn tanpa melihat Zee dan masih sibuk dengan ponselnya.

Zee terlihat kesal dan melempari teman-temannya dengan tisu bekas ingusnya.

Merekapun terperanjat dan langsung bangun "Zee,jorok tau gak!" pekik Ririn.

"Habisnya kalian jahat sih,udah tahu gue lagi sedih,malah pada sibuk mainan hp." ucap Zee dengan wajah cemberut.

Eva duduk disamping Zee "Trus gimana,kita harus bayar neh keKania?"

Zee terlihat kesal mendengar nama itu,"Ih...dasar thu ya nenek sihir,rasanya pengen gue jambak rambutnya,terus gue karungin dan gue buang kelaut."

Ririn nyengir "Kejam banget sih Lo,"

"Yah...mau gimana lagi,yang penting sekarang Lo harus tepatin janji Lo buat ngehapus Deril selamanya dari hidup Lo!"ucap Eva mengingatkan.

Zee terdiam dengan wajah sedih.

"Zee...Lo gak lupakan sama janji Lo?" tanya Ririn.

Zee kembali mengingat saat Deril berciuman dengan Kania yang membuat dia kembali emosi "Iya,gue benci sama Deril dan gue bakal lupain dia seumur hidup gue,gue gak akan mau ketemu dia lagi!" ucap Zee dengan tegas.

Eva dan Ririn saling melihat,mereka masih merasa tidak yakin pada ucapan Zee,karena biasanya Zee juga mengatakan hal yang sama ketika Deril menolaknya.

Skip.

"Thank you," ucap Kania menerima amplop dari Zee.

"Udah puaskan Lo sekarang?" tanya Zee dengan emosi.

"Puas banget." jawab Kania dengan senyum ala kuntilanak, "perlu gue hitung gak neh?" Kania seperti sengaja memancing emosi ketiga sahabat ini.

"Lo pikir kita penipu?" bentak Ririn.

"Ya udah,okey..gue percaya kok,Oya satu lagi Zee,mulai sekarang Lo gak usah gangguin Deril lagi,karena dia udah jadi milik gue,dan kita akan sama-sama kuliah keAustralia," ucap Kania dengan sangat bangga.

Zee terdiam.

"Ambil sana !, lagian Zee juga udah gak tertarik sama cowok kaya Deril,kalian thu emang cocok,sama-sama gak punya hati." Eva terlihat sangat emosional.

"Terserah kalian,gue pergi dulu,bye..." Kania melangkah pergi meninggalkan Zee dan teman-temannya.

Zee terlihat murung setelah mendengar Deril dan Kania akan kuliah bersama di Australia,itu berarti emang udah gak ada harapan secuil pun untuk Zee.

"Zee,udah donk,katanya mau lupain Deril," ucap Ririn melihat wajah Zee yang sedih.

"Gue juga butuh waktu gaes," jawab Zee.

"Emang gak akan mudah Zee,tapi gue yakin Lo pasti bisa!" imbuh Eva.

"Semangat!" teriak Ririn dan Eva membuat Zee tersenyum.

"Kalian emang sahabat gue yang paling The best!" pekik Zee.

Merekapun berpelukan sambil tertawa bersama,meskipun Zee masih terlihat sedikit sedih.

Zee menurunkan foto Deril dari dinding kamarnya,ia tersenyum sedih.

"Masa SMA yang sangat indah,gue akan anggap ini semua sebagai kenangan yang gak akan pernah gue lupain seumur hidup gue,selamat tinggal,Cinta pertamaku." Zee meletakkan foto Deril disebuah kotak bersama dengan buku-buku yang sudah tidak terpakai.

5 Tahun Kemudian

"Haaaaa!" teriak ketiga sahabat itu sambil berpelukan dengan wajah bahagia.

Ririn dan Eva masih mengenakan kebaya karena mereka baru saja lulus dari Universitas,Sementara Zee masih saja tertinggal.

"Eh...sayang,hati-hati kamukan lagi hamil," ucap Zidan (suami Eva) yang khawatir melihat Eva melompat-lompat memeluk sahabatnya.

"Hah...Lo hamil?" pekik Zee dan Ririn yang terkejut mendengar berita kehamilan Eva.

Eva tersenyum "Gue juga baru tahu tadi pagi,"

"Selamat ya,ya ampun,gue udah mau jadi Tante neh?" ucap Zee yang terlihat bahagia.

"Oya,gue juga mau kasih kabar gembira kekalian," ucap Ririn membuat Zee dan Eva penasaran.

"Erfan udah ngelamar gue," pekik Ririn dengan wajah yang merona sembari memperlihatkan cincin yang melingkar dijarinya.

"Serius?" Zee berusaha meyakinkan.

Ririn menganguk.

"Selamat ya Rin,akhirnya Lo nikah juga sama Erfan," ucap Eva sambil memeluk Ririn.

Zee pun memeluk Ririn "Selamat ya,akhirnya sahabat-sahabat gue udah bahagia bersama dengan pasangannya,gue bahagia lihat kalian." Zee seperti ingin menangis,membuat Eva dan Ririnpun menjadi sedih.

"Zee..." Eva merangkul Zee.

"Gue cuma takut,kalo kalian udah pada berkeluarga,gue sama siapa donk?" Zeepun menghapus air mata yang tiba-tiba jatuh.

"Zee...meskipun kita udah berkeluarga,kita janji kok,kita akan selalu ada buat Lo,jadi Lo jangan melow gini donk!" ucap Ririn sembari mengusap pundak Zee.

Merekapun kembali berpelukan.

"Udah..udah...sekarang kalian boleh makan apa aja,biar gue yang traktir." ucap Zee.

"Serius neh? boleh pesen apa aja?" Ririn meyakinkan.

"Iya...mas Zidan juga pesen ya!" ucap Zee pada suami sahabatnya itu.

Zidanpun tersenyum.

Mereka sebenarnya berada di restoran milik papanya Zee,tapi sesuai ketentuan Zee tetap harus membayar saat makan disana.

Skip.

Setelah semuanya pulang,Zee duduk sendirian sambil melamun memikirkan nasibnya,kuliah belum lulus juga karena nilai IP nya selalu rendah,Pasangan juga belum punya,bukannya tidak laku tapi Zee memang selalu menolak pria yang mendekatinya.Entah kenapa? tapi bayangan Deril masih sering muncul dibenak Zee,yang membuatnya tidak bisa melupakan Deril sedikitpun.

Pelayan mengantar tagihan untuk Zee.

"Mbak Zee,ini totalnya!"

Zee melihat jumlah yang harus dia bayar,dan Zee sangat terkejut "2 juta?"

"Iya mbak,soalnya pas pulang tadi mereka juga ngebungkus beberapa makanan," jawab pelayan.

Zee terlihat kesal "ish...mereka sengaja ya ngerjain gue?" Zee memberikan kartu kepada pelayan.

Disebuah Bar,Farhan sedang bertemu dengan Adi.

"Jadi gimana neh,rencana perjodohan anak-anak kita?" tanya Adi.

Farhanpun nyengir, "Di,emang anak kamu mau dijodohin sama Azizah?Azizah aja sampai sekarang belum lulus kuliah,sedangkan anak kamu udah lulus dari Australia dan juga udah mulai ngurus perusahaan,"

"Jadi Azizah belum lulus,kenapa?" tanya Adi penasaran.

Farhan nyengir "kamu tahu sendirikan papanya,kalo bukan jadi chef,aku juga gak akan pernah lulus kuliah kayanya,"

Adipun terkekeh.

Farhan ternyata juga bukan orang yang pintar,namun bakatnya memasak sudah menjadikannya pengusaha yang sukses.

"Yah...sekarangkan Ijazah gak jadi jaminan seseorang akan sukses,apalagi Azizahkan perempuan,gak jadi masalahlah kalo dia gak lulus." imbuh Adi.

"Ya..tapi aku juga harus bicara dulu sama Azizah,nanti aku kabarin deh kalo emang dia setuju!" ucap Farhan.

"Ok...!" jawab Adi.

Merekapun kembali minum bersama dan membicarakan hal lain.

Ya,Farhan dan Adi memang sudah bersahabat sejak mereka masih SMA,tapi mereka memang jarang bertemu karena kesibukan masing-masing,Dulu mereka pernah berjanji akan menjodohkan anak-anak mereka ketika sudah besar nanti.

skip.

"Gak..gak..gak...aku gak mau dijodohin,inikan bukan zaman Siti Nurbayah pa,plis deh,papa jangan aneh-aneh," Zee duduk disofa dengan wajah cemberut sambil bersedakap.

"Zee,papakan cuma mau yang terbaik buat kamu,Dia itu pria yang pintar dan juga dari keluarga baik-baik,kamu gak akan nyesel nikah sama dia," Farhan berusaha meyakinkan.

"Tapi pa,akukan belum lulus dan aku juga belum mau nikah." jawab Zee.

"Kalo nunggu sampe kamu lulus,kamu bisa jadi perawan tua Zee!" ejek Farhan.

Zee terlihat kesal "Ih...papa kok malah nyumpahin anaknya sendiri sih?"

Farhan menghela nafas dan duduk disebelah Zee, "Zee,kamukan tahu umur papa itu udah gak muda lagi,papa udah makin tua lho,nanti kalo ada apa-apa,siapa yang jagain kamu?"

Zee menatap Farhan "Papa ngomong apaan sih?umur papa thu masih panjang,Zee gak mau papa kenapa-napa,"

Farhan mengusap rambut Zee "Umurkan gak ada yang tahu Zee,kamu ingat mama kamu,dia meninggal diusia yang masih sangat muda,bahkan waktu itu kamu masih sekolah SD,jadi sebelum nanti papa juga pergi,papa mau kamu sudah menikah dengan pria yang bisa jagain kamu."

Zee memeluk papanya dengan wajah sedih.

"Jadi,kamu maukan menerima perjodohan ini?" tanya Farhan lagi.

"Kalo papa udah ngeluarin jurus kaya gini,emang aku bisa nolak?" ucap Zee masih berada dipelukan Farhan.

Farhan tersenyum sambil mengusap rambut putrinya itu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!