Farhan menyambut Adi sekeluarga diRestorannya yang sengaja ditutup untuk acara pribadi.
Adi datang bersama Istrinya,Farah, dan juga anak gadis mereka,Reva.Sementara pria yang akan dijodohkan dengan Zee masih belum datang karena masih dijalan.
Merekapun duduk bersama,Zee keluar sembari membawakan minuman untuk tamunya.
"Silakan om,Tante," ucap Zee dengan ramah.
"Oh...ini yang namanya Azizah? Cantik ya pa?" puji Farah.
"Azizah?jadul banget namanya," sahut Reva,gadis yang masih terlihat seperti anak-anak itu.
"Reva,jaga sikap kamu."bisik Adi.
Revapun diam,dengan wajah menunduk.
"Maaf ya,Reva emang suka gitu," ucap Farah merasa tak enak hati pada Zee.
"Gak papa Tante,aku biasanya dipanggil Zee,jadi kalo gak keberatan panggil aja Zee." ucap Zee.
Adi dan Farah tersenyum,Zeepun duduk disamping papanya.
Farhan melihat Adi, "Oya,calonnya mana neh?"
"Dia masih dijalan,biasalah anak muda sekarang gak mau satu mobil sama orang tuanya!" jawab Adi.
Merekapun terkekeh.
Farah melihat Deril yang sudah sampai dan berjalan kearah mereka,"Itu dia udah sampai."
Zee yang sedari kemarin sudah penasaran dengan wajah calon suaminya itupun lnagsung menoleh kepintu masuk.
Pria tampan dan juga tinggi dengan kacamata hitam dan kemeja berwarna putih berjalan kearahnya.
Zee terperanjat,matanya seperti akan melompat keluar,jantungnya berdebar hebat.
"Deril?" batin Zee yang masih terlihat tidak percaya.
Deril menghampiri mereka dan melepas kacamatanya.Mata Zee tidak bisa sedikitpun beralih dari wajah Deril.
"Deril,ini om Farhan,dan anaknya Azizah," ucap Adi.
Deril menyalami Farhan "Saya Deril om,"
Farhan tersenyum melihat calon menantunya yang tampan itu.
Deril melihat Zee dan mengulurkan tangannya "Deril,"
Zee mengerutkan keningnya "Apaan neh cowok,dia emang lupa sama gue atau sengaja gak mau kenal sama gue?" batin Zee.
Zee menyambut uluran tangan Deril "Azizah biasa dipanggil Zee!" ucap Zee dengan penekanan penuh berharap Deril mengingatnya.
Tapi tidak,Deril langsung menarik tangannya dan duduk disebelah orang tuanya.
Zee menatapnya dengan wajah super penasaran,tapi Deril seperti tidak mempedulikannya.
Makananpun dihidangkan,dan merekapun makan sebelum bicara lebih serius.
Skip.
"Dijodohin?" tanya Deril yang memang belum tahu jika sebenarnya pertemuan ini untuk membahas perjodohan antara dirinya dan Zee.
"Iya Deril,maaf,papa belum sempat bicara sama kamu,sejak pulang dari Australia,kamu sibuk terus,sampai papa gak ada waktu buat bicara sama kamu," ucap Adi.
"Tapi pa.." Deril berusaha protes tapi Farah memegangi tangannya.
"Nanti aja dirumah," bisik Farah.
Derilpun diam dan menahan dirinya untuk bicara.
"Kebetulan karena Zee juga udah setuju,jadi gimana kalo pernikahannya akhir bulan ini," usul Farhan.
Deril menatap Zee dengan sinis,saat itu Zee tahu jika Deril sebenarnya mengingatnya.
Zeepun sengaja mengejek Deril dengan nyengir sambil menggoyangkan sedikit kepalanya seperti orang yang sedang bahagia.
Sontak itu membuat Deril semakin kesal.
Pembicaraan masih dilanjutkan,tapi kedua calon mempelai ini sama sekali tidak memperhatikan apa yang sedang orang tua mereka diskusikan.
Skip.
"Gak..gak..gak..pokoknya aku gak setuju,aku gak mau dijodohin sama Zee,Pa,dia thu cewek bodoh,pa," keluh Deeil saat mereka sudah sampai dirumah.
Adi dan Farah melihat Deril.
"Gimana bisa kamu bilang dia bodoh,emang kamu udah kenal sama dia?" tanya Adi.
"Ya kenallah Pa,orang dia dulu satu sekolah sama aku." jawab Deril.
Adi dan Farah saling melihat.
"Ya,bagus donk kalo kalian udah saling kenal,jadi gak perlu pengenalan lagi,Yakan ma?" ucap Adi.
Farah hanya menganguk.
Deril terlihat kesal "Pa...emang papa mau anak papa yang pintar ini,nikah sama cewek yang IQ nya bahkan dibawah 50,papa tega?"
"Ril,kamu thu gak boleh ngomong kayak gitu,yakan kalo kamu pintar nanti kamu bisa ngajarin Zee,biar kalian juga saling melengkapi." Adi masih berusaha meyakinkan Deril.
"Pokoknya aku tetap gak mau nikah sama dia!" Deril tetap kekeh dengan pendiriannya.
"Ya udah,kalo kamu gak mau nikah sama Zee,kamu pergi dari rumah ini,dan papa akan coret kamu dari daftar ahli waris!" ucap Adi.
Deril terkejut mendengar ancaman Adi.
"Yey..asik,berarti warisan papa buat aku semua donk," sahut Reva yang duduk disamping Farah.
Farah mencubit paha Reva,Revapun diam sambil mengerucutkan bibirnya.
"Papa ngusir aku,Ok...aku akan pergi dari rumah ini,dan aku juga gak butuh warisan dari papa,aku bisa cari uang sendiri,papa lupa aku lulusan dari Australia,pasti banyak perusahaan yang mau nerima aku," ucap Deril dengan begitu yakin.
"Enak aja,kalo kamu pergi dari rumah ini,kamu harus kembalikan semua yang udah papa kasih kekamu,termasuk mobil,ATM,Kartu kredit,ponsel,Baju kamu juga,semua dibeli pake uang papa,termasuk Ijazah kamu,itu juga milik papa,kan papa yang biayain kuliah kamu disana!" ucap Adi.
Deril menganga mendengar ucapan Adi.
"Tapi,untuk baju yang kamu pake,bolehlah kamu ambil,anggap aja itu sumbangan dari papa,udah sana! silakan pergi!" ucap Adi dengan santainya.
Deril terdiam dengan wajah galau "Papa bener-bener tega ya,sama anak sendiri," Deril berjalan menuju kamarnya kelantai atas.
"Katanya mau pergi?" teriak Adi sengaja menggoda Deril.
"Gak jadi," Jawab Deril dengan teriakan kesalnya.
Adi dan Farah pun terkekeh,Mereka sudah hafal betul karakter Deril yang tidak akan bisa hidup tanpa fasilitas yang mewah.
Reva menyipitkan mata melihat orang tuanya "Papa sama mama sekongkolkan buat ngerjain kak Deril,jangan-jangan ntar aku juga digituin lagi?"
Adi dan Farah pun tertawa,Farah mengusap kepala Reva yang masih terlihat bingung.
Zee sedang dikamar bersama Eva dan Ririn.
"Lo dijodohin?" pekik Eva.
"Sama Deril?" imbuh Ririn.
Eva dan Ririn saling melihat dengan wajah heran.
"Lo gak lagi sakitkan Zee? jangan-jangan Lo ngehalu lagi?" Ririn masih tidak percaya dengan ucapan Zee.
"Ya udah kalo gak percaya." Zee terlihat sangat senang sambil menari-nari mengikuti alunan musik yang ia putar tidak terlalu keras.
"Apa Lo stres Zee,karena sekarang Lo dikampus sendirian?" tanya Eva dengan wajah khawatir.
Zee berhenti dan melihat dua sahabatnya yang sedang duduk ditepi ranjang,Zee mengambil ponsel lalu menunjukkan foto bersama keluarga Zee dan keluarga Deril.
Eva dan Ririnpun melotot melihat foto itu,mereka Bener-bener tidak menyangka jika Zee tidak berbohong.
"Ini foto aslikan Zee?" tanya Ririn
"Ya aslilah,masa editan," jawab Zee.
Zee memang sengaja mengambil foto bersama untuk ditunjukkan kepada teman-temannya.
"Sekarang gue percaya kalo mukjizat itu emang ada!" ucap Ririn.
Eva menganguk.
"Gue pikir juga gitu,Takdir Tuhan emang gak terduga,5 tahun kita pisah dan tiba-tiba dipertemukan dalam sebuah perjodohan." ucap Zee.
"Tapi Zee,emang Deril setuju dijodohin sama Lo?" tanya Eva.
"Dari mukanya sih,kaya bete gitu,tapi gue gak peduli,yang penting gue bakalan jadi istrinya Deril," ucap Zee dengan senyum sumringah.
"Trus gimana kalo setelah nikah,dia nyiksa Lo,trus Lo dibunuh dan dibuang kepinggir hutan," ucap Ririn.
Zee menatap Ririn dengan aneh "Lo kebanyakan nonton berita ya,ya gak mungkinlah Deril ngelakuin itu,yah meski dia jutek tapi dia bukan tipe lelaki yang suka kekerasan,apalagi sama cewek."
"Iya,iya yang udah kenal calon suaminya dengan baik," goda Eva, "Tapi bukannya Deril masih pacaran ya sama Kania?"
Zee dan Ririn langsung melihat Eva.
"Darimana Lo tahu?" tanya Zee dengan wajah heran.
"Dari grup Alumni,Kania sering banget posting foto dia sama Deril waktu masih di Australia," Eva menunjukkan Foto itu pada Zee dan Ririn.
Dan benar mereka terlihat sangat mesra.
Ririn merasa heran "Kok gue gak pernah lihat sih digrub?"
"Emang Lo pernah buka grub Alumni?" tanya Eva.
"Gak pernah sih," jawab Ririn sambil nyengir, "Lah,Lo Zee,Lo juga gak pernah buka grub?"
"Gue udah keluar,males,yang ada pada ngejekin gue karena gue belum lulus!" jawab Zee.
Ririn dan Evapun terkekeh.
Zeepun terkekeh saat masih memandangi foto Deril bersama Kania, "Gaes,bayangin deh mukanya si nenek sihir,kalo tahu gue bakalan nikah sama Deril,pasti lucu banget," Zee tertawa terbahak.
"Iya,Zee,selama inikan dia suka pamer thu kemesraan sama Deril,tapi justru Lo yang nikah sama Deril,gak kebayang deh kaya apa malunya dia," imbuh Ririn yang juga tertawa terbahak.
"Udah-udah jangan pada ghibah,ntar anak gue kena imbasnya lagi,!" keluh Eva.
"Iya..iya bumil,sorry," ucap Zee sembari mengusap perut Eva yang masih rata.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Zahira Khanza
auto ngakak eeeee😆😆😆😆😆
2022-11-14
0
Reni Anggraeni
hha nyalinya ciut Deril d usir papanyA mah🤣🤣
2022-03-30
1
Anah Azzahra
kira² Deril bakalan bucin gak sama Zee thor 🤭
2022-03-26
4