Impian Jumirah

Impian Jumirah

Bab 1. Tentang Jumirah

Prang ...

Terdengar suara seperti barang pecah ketika semua orang masih berada di dalam kamar masing-masing. Terlihat seorang anak perempuan berlari untuk bersembunyi.

"Kamu kenapa malah bersembunyi Dek? Ayok bereskan, kamu tadi yang memecahkannya bukan?" tanya seorang anak perempuan yang satunya lagi menghampiri adiknya yang sedang bersembunyi.

"Ih, Mbak sok tahu, bu ... bukan aku yang memecahkannya, Mbak jangan asal menuduh ya!" jawab anak perempuan yang sedang bersembunyi dengan suara gugup karena perbuatannya ternyata diketahui oleh kakaknya sendiri.

"ADA APA? TADI APA YANG PECAH!" Terdengar teriakan seorang perempuan paruh baya yang baru keluar dari kamarnya dengan berpakaian rapih seperti hendak mau pergi.

"Hai ... kalian berdua kenapa disitu? Suara apa tadi?" tanyanya lagi kepada kedua anak perempuannya.

"I ... itu bu!" Jumirah menunjuk vas bunga milik ibunya yang sudah berserakan di lantai.

"Hah ... Siapa yang sudah memecahkan vas bunga ibu, ayok ngaku!" bentak perempuan yang ternyata bernama Bu Lasmi.

"Dia," jawab kedua anak perempuan itu bersamaan sambil menunjuk kearah yang berbeda, Jumirah menunjuk ke adiknya sedang adiknya yang bernama Dewi menunjuk kearah Jumirah.

"Yang benar siapa yang sudah memecahkan vas ibu, kalau begitu kalian berdua ibu hukum." bentak Bu Lasmi nampak marah.

"Sudahlah Mbak Jumi ngaku aja kalau Mbak Jumi yang sudah memecahkan vas bunganya." kata Dewi malah menyuruh sang kakak untuk mengakui kesalahannya.

"Kok kamu bicara seperti itu sih Wik? Bukannya kamu yang sudah memecahkan, aku lihat kamu yang tadi menyenggolnya 'kan? Kenapa kamu malah memfitnahku? Menuduh aku yang melakukannya?" Protes Jumirah tidak terima dirinya malah disuruh mengakui apa yang tidak pernah ia lakukan.

"Jangan percaya sama Mbak Jumi Bu, Mbak Jumi yang sudah pecahin vas bunga Ibu."

"Enggak Bu itu bohong, bukan aku Bu." Jumirah membela diri.

"Hua ... Ibu, bukan aku yang mecahin vas bunga milik Ibu, Mbak Jumi yang memecahkannya, hua ... ibu percaya sama Dewi kan." Dewi memeluk tubuh Ibunya sambil menangis, ia berakting pura-pura sedih untuk mengambil hati ibunya.

"Sudah kalian jangan saling menyalahkan, Jumirah, kamu jangan suka menyalahkan adikmu,dia masih kecil." bentak Bu Lasmi menatap tajam kearah Jumirah.

"Mulai besok, selama satu minggu kamu tidak Ibu kasih uang jajan karena kamu sudah memecahkan vas bunga kesayangan Ibu." Lanjut Bu Lasmi berbicara dengan suara keras dan tegas.

"Enggak bisa dong Bu, ibu jangan lakukan itu ke aku Bu, Ibu gak adil." Protes Jumirah.

"Kamu gak usah protes, itu hukuman yang harus kamu terima karena kamu sudah memecahkan vas bunga kesayangan Ibu, jadi kamu harus dihukum."

"Tapi Bu ...!"

"Ada apa sih Bu? Pagi-pagi sudah ribut aja." Kata Pak Sutejo, suami Bu Lasmi.

"Biasalah Pak, anak ini berulah lagi."

"Kamu lagi-kamu lagi, dasar anak pincang, nggak punya telinga." Pak Sutejo malah menghina Jumirah.

"Bapak! Bapak nggak boleh bicara seperti itu ke Jumirah." teriak Farel sambil berjalan menghampiri kedua orang tuanya dan kedua adik perempuannya.

"Hiks." Jumirah langsung berlari masuk ke dalam kamarnya sambil menangis.

"Gak usah ikut campur kamu, sana bilangan tuh Adik kesayangan kamu jangan bikin ulah terus." bentak Pak Sutejo ke anak laki-lakinya.

"Seharusnya dulu kita biarkan saja dia mati kedinginan di luar sana Bu." Ucap Pak Sutejo langsung dipelototi oleh Bu Lasmi. Dewi menyipitkan mata merasa bingung dengan ucapan Bapaknya.

***

Lima belas tahun yang lalu.

Pagi hari jalanan sangat sepi, semua orang sepertinya enggan untuk keluar rumah, karena semalaman turun hujan dengan derasnya membuat udara menjadi sangat dingin.Tiba-tiba terdengar suara tangis bayi mengagetkan sepasang suami-istri yang sedang bermalas-malasan di atas ranjang.

Mereka langsung turun dari ranjang dan bergegas keluar rumah untuk melihat bayi siapa yang sedang menangis di pagi hari yang masih sedikit gelap dan sepi.

Tangis bayi itu ternyata berasal dari gubuk tua yang sudah tampak reot sudah lama dit tinggalkan oleh pemiliknya.

Cepat-cepat mereka membawa bayi mungil itu yang di perkirakan baru berusia satu bulan untuk dibawa masuk ke dalam rumah mereka.

Di dalam, sepasang suami-istri itu terlihat sedang berdebat, si perempuan ingin merawat bayi malang itu tapi suaminya merasa keberatan, namun, akhirnya mereka sepakat untuk merawatnya. Bayi malang itu kemudian diberi nama Jumirah oleh sepasang suami-istri yang menemukannya, yaitu Pak Sutejo dan Bu Lasmi yang baru memiliki satu anak laki-laki baru berusia lima tahun.

Ketika usia Jumirah 4 tahun, Bu Lasmi hamil lagi dan melahirkan anak perempuan berwajah cantik.

Kasih sayang kedua suami-istri itu pun akhirnya hanya di berikan untuk putri kandungnya sendiri, sedangkan Jumirah yang sangat kecil sering di suruh untuk mengerjakan pekerjaan rumah, salah sedikit mereka langsung memarahi Jumirah.

Di sekolah Jumirah juga sering di ejek dan di tertawakan oleh teman-temannya karena keadaan fisiknya yang tidak sempurna dan juga karena ia memiliki nama yang terdengar aneh bagi anak di jaman modern seperti sekarang.

"Huuuu ... Jumirah nggak punya telinga, Jumirah pincang ...!" Ejek teman-teman Jumirah saat mereka ada di sekolah.

"Ha... ha... Jumirah pincang." Ucap mereka lagi sambil memeragakan cara berjalan Jumirah yang sedikit pincang karena kakinya panjang sebelah dan hanya memiliki satu telinga.

"Hiks...." Jumirah hanya bisa menangis mendengar ejekan dari teman-temannya.

"Ih ... nangis, hahaha ... ciwek ... Jumirah cengeng ...!" Mereka kembali menertawakan Jumirah yang sedang terisak seorang diri.

"Kenapa kalian menghinaku? Hiks ...." Jumirah hanya bisa diam tanpa berani melawan.

"Hai ... kalian, jangan berani-berani mengejek Adikku, awas kalian," Farel yang mengetahui adiknya sedang di ejek dan di tertawakan oleh teman-temannya langsung berlari dan menghajar sekelompok anak laki-laki yang berjumlah empat orang sedang tertawa mengejek.

Ke empat anak laki-laki itu pun langsung lari kocar-kacir takut melihat Farel yang memiliki badan lebih tinggi dari mereka dan memiliki otot yang kuat.

"Awas kalau kalian berani mengejek Adikku lagi!" teriak Farel lalu ia berlari menghampiri adiknya yang sedang menangis.

"Hua ... Mas Farel," tangis Jumirah langsung pecah ketika sang kakak memeluk dirinya.

"Tenanglah Dek, kamu nggak usah takut, ada Mas yang akan selalu ada buat kamu, kamu nggak boleh cengeng, kamu harus menjadi perempuan yang kuat agar tidak ada lagi orang yang berani menertawakan kamu.

Kalau kamu cengeng seperti ini, mereka malah kesenangan, kamu bakal terus di ejek.

Tutupi kekuranganmu dengan kelebihan yang kamu miliki, lama-kelamaan orang akan melupakan dan tidak memperdulikan kekurangan kamu berkat kebaikan dan kelebihan yang kamu miliki. Kamu pintar, baik, cantik, maka tunjukkan semua itu ke mereka." nasehat Farel untuk adiknya.

Terpopuler

Comments

Siti Lestari

Siti Lestari

aku suka ceritanya

2022-09-28

0

gang jasad

gang jasad

bnnnn

2022-09-04

0

Senajudifa

Senajudifa

halo thor..salken dr kutukan cinta y..mampirlah jika berkenan

2022-05-27

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Tentang Jumirah
2 Bab 2. Kedatangan Tuan tanah dirumah Pak Sutejo dan Bu Lasmi.
3 Bab 3. Perjuangan seorang pelukis jalanan.
4 Bab 4. Mengutarakan isi hati.
5 Rencana pergi ke Jakarta mencari Jumirah.
6 Bab 6. Dia harus menjadi milik gue.
7 Bab 7. Kenapa kalian lakukan ini kepadaku?
8 Bab 8. Tawaran kerjasama.
9 Bab 9. Di jebak.
10 Bab 10. Kedatangan pengacara dirumah Jumirah.
11 Bab 11. Pergi dari rumah.
12 Bab 12. Bertemu lagi.
13 Bab 13. Perasaan Farel.
14 Bab 14. Tidak diterima.
15 Bab 15. Saatnya untuk bangkit.
16 Bab 16. Jumirah dan anak-anak jalanan.
17 Bab 17. Merubah penampilan.
18 Bab 18. Mengetahui kebenaran.
19 Bab 19. Di tolong.
20 Bab 20. Kedatangan Tuan Alex Fernandez.
21 Bab 21.Tawa mommy yang sempat hilang.
22 Ucapan polos si Joni.
23 Bab 23. Kebakaran.
24 Bab 24.Tentang Aden dan Rosita.
25 Bab 25. Pentingnya anak-anak untuk Jumirah.
26 Bab 26. Mencari keberadaan anak-anak.
27 Bab 27. Joni si bocah laki-laki pemberani
28 Bab. 28. Emak ompong
29 Bab 29. Emak ompong bagian ke dua.
30 Bab 30. Usaha untuk kabur.
31 Bab 31. Penyelamatan.
32 Bab 32.Tersipu malu.
33 Bab. 33. Sikap dua sahabat sudah seperti anjing sama kucing.
34 Bab 34.Rencana Pak Sutejo.
35 Bab 35.Kedatangan Pak Sutejo.
36 Bab 36. Pertemuan antara Pak Sutejo dan ibu kandung Jumirah.
37 Bab 37.Rencana Pak Sutejo.
38 Bab 38.Joni sakit.
39 Bab 39. Sikap keras kepala Nyonya Claudia.
40 Bab 40.Rumah baru.
41 Bab 41.Mencari bengkel.
42 Bab 42.Marah
43 Bab 43.Beli bakso
44 Bab 44.
45 Bab 45.
46 Bab 46.
47 Bab 47.Menyesal.
48 Bab 48.Sikap Dewi.
49 Bab 49.menawarkan untuk bekerja sama.
50 Bab 50.Menawarkan bekerja sama bagian ke-2
51 Bab 51.Sekolah untuk anak-anak.
52 Bab 52.Tentang Alex Fernandez.
53 Bab 53. Sorot mata Joni terlihat menyeramkan.
54 Bab 54.Anak itu sekali-kali harus diberi pelajaran.
55 Bab 55.Semua karena iri.
56 Bab 56.Sebaiknya berbicara jujur.
57 Bab 57.Sebaiknya kita pura-pura marahan dulu.
58 Bab 58.Mungkin dia cemburu.
59 Bab 59.Hampir tertabrak.
60 Bab 60. Alex membayar seseorang untuk membuang putrinya sendiri 20 tahun lalu.
61 Bab 61.Kedatangan Dewi
62 Bab 62. Kedatangan Dewi bagian kedua
63 Bab 63.Dia hanya menyayangi mbak seorang.
64 Bab 64. Kenapa jantung gue jadi dag-dig-dug gini.
65 Bab 65. Is so good
66 Bab 66.rencana untuk pergi ke pasar malam
67 Bab 67.Kemarahan Margaretha.
68 Bab 68.Makan sahur bersama.
69 Bab 69.Do'a Caroline.
70 Bab 70.Pertemuan Bu Lasmi dan Nyonya Claudia.
71 Bab 71.Gak tahan godaan dari dalam kulkas.
72 Bab 72. Hampir tertabrak motor.
73 Bab 73. Melihat noda darah di saku kemeja Arya.
74 Bab 74. Bertemu kembali.
75 Bab 75. Tersipu malu.
76 Alex kritis.
77 Aku adalah anak yang tidak pernah diinginkan oleh orang tuaku sendiri.
78 Dewi berubah
79 Mimpi.
80 Mengajak mencari kado untuk Retha.
81 Aku jadi semakin cinta.
82 Di pesta ulang tahun Margaretha.
83 Mengakui
84 Menikah.
85 Akhirnya kembali bersama. Mengandung 21+
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Bab 1. Tentang Jumirah
2
Bab 2. Kedatangan Tuan tanah dirumah Pak Sutejo dan Bu Lasmi.
3
Bab 3. Perjuangan seorang pelukis jalanan.
4
Bab 4. Mengutarakan isi hati.
5
Rencana pergi ke Jakarta mencari Jumirah.
6
Bab 6. Dia harus menjadi milik gue.
7
Bab 7. Kenapa kalian lakukan ini kepadaku?
8
Bab 8. Tawaran kerjasama.
9
Bab 9. Di jebak.
10
Bab 10. Kedatangan pengacara dirumah Jumirah.
11
Bab 11. Pergi dari rumah.
12
Bab 12. Bertemu lagi.
13
Bab 13. Perasaan Farel.
14
Bab 14. Tidak diterima.
15
Bab 15. Saatnya untuk bangkit.
16
Bab 16. Jumirah dan anak-anak jalanan.
17
Bab 17. Merubah penampilan.
18
Bab 18. Mengetahui kebenaran.
19
Bab 19. Di tolong.
20
Bab 20. Kedatangan Tuan Alex Fernandez.
21
Bab 21.Tawa mommy yang sempat hilang.
22
Ucapan polos si Joni.
23
Bab 23. Kebakaran.
24
Bab 24.Tentang Aden dan Rosita.
25
Bab 25. Pentingnya anak-anak untuk Jumirah.
26
Bab 26. Mencari keberadaan anak-anak.
27
Bab 27. Joni si bocah laki-laki pemberani
28
Bab. 28. Emak ompong
29
Bab 29. Emak ompong bagian ke dua.
30
Bab 30. Usaha untuk kabur.
31
Bab 31. Penyelamatan.
32
Bab 32.Tersipu malu.
33
Bab. 33. Sikap dua sahabat sudah seperti anjing sama kucing.
34
Bab 34.Rencana Pak Sutejo.
35
Bab 35.Kedatangan Pak Sutejo.
36
Bab 36. Pertemuan antara Pak Sutejo dan ibu kandung Jumirah.
37
Bab 37.Rencana Pak Sutejo.
38
Bab 38.Joni sakit.
39
Bab 39. Sikap keras kepala Nyonya Claudia.
40
Bab 40.Rumah baru.
41
Bab 41.Mencari bengkel.
42
Bab 42.Marah
43
Bab 43.Beli bakso
44
Bab 44.
45
Bab 45.
46
Bab 46.
47
Bab 47.Menyesal.
48
Bab 48.Sikap Dewi.
49
Bab 49.menawarkan untuk bekerja sama.
50
Bab 50.Menawarkan bekerja sama bagian ke-2
51
Bab 51.Sekolah untuk anak-anak.
52
Bab 52.Tentang Alex Fernandez.
53
Bab 53. Sorot mata Joni terlihat menyeramkan.
54
Bab 54.Anak itu sekali-kali harus diberi pelajaran.
55
Bab 55.Semua karena iri.
56
Bab 56.Sebaiknya berbicara jujur.
57
Bab 57.Sebaiknya kita pura-pura marahan dulu.
58
Bab 58.Mungkin dia cemburu.
59
Bab 59.Hampir tertabrak.
60
Bab 60. Alex membayar seseorang untuk membuang putrinya sendiri 20 tahun lalu.
61
Bab 61.Kedatangan Dewi
62
Bab 62. Kedatangan Dewi bagian kedua
63
Bab 63.Dia hanya menyayangi mbak seorang.
64
Bab 64. Kenapa jantung gue jadi dag-dig-dug gini.
65
Bab 65. Is so good
66
Bab 66.rencana untuk pergi ke pasar malam
67
Bab 67.Kemarahan Margaretha.
68
Bab 68.Makan sahur bersama.
69
Bab 69.Do'a Caroline.
70
Bab 70.Pertemuan Bu Lasmi dan Nyonya Claudia.
71
Bab 71.Gak tahan godaan dari dalam kulkas.
72
Bab 72. Hampir tertabrak motor.
73
Bab 73. Melihat noda darah di saku kemeja Arya.
74
Bab 74. Bertemu kembali.
75
Bab 75. Tersipu malu.
76
Alex kritis.
77
Aku adalah anak yang tidak pernah diinginkan oleh orang tuaku sendiri.
78
Dewi berubah
79
Mimpi.
80
Mengajak mencari kado untuk Retha.
81
Aku jadi semakin cinta.
82
Di pesta ulang tahun Margaretha.
83
Mengakui
84
Menikah.
85
Akhirnya kembali bersama. Mengandung 21+

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!