Bayangan Cinta, Duda Beranak Dua
Seorang gadis yang gemar menggerakkan tangannya membentuk binatang itu sedang duduk dengan mata yang fokus pada layar monitor komputer. "Biru apa sudah selesai?" Tanya Gani pada Biru yang masih asyik membuat ilustrasi animasinya.
Biru baru berkerja di perusahaan Arbaaz Studio selama dua bulan, statusnya masih karyawan training, ia di tempatkan di bagian key animation yang bertugas sebagai pembuat gambaran berupa ilustrasi animasi. "Belum mas sebentar lagi selesai," jawab Biru yang memang belum menyelesaikan pekerjaannya.
"Baiklah segera selesaikan ya, ini harus segera di periksa dan harus siap besok," ujar Gani memberitahu, ia tersenyum kemudian melangkah meninggalkan kubikel Biru.
Biru mengangguk dan kembali fokus pada layar monitor komputer. Timnya sedang mengerjakan proyek membuat film kartun berjudul 'Putri dan Pangeran katak" sebuah film animasi yang di gadang-gadang akan menyaingi film-film Disney. Pemilik perusahaan tempat Biru bekerja memang memiliki ambisi jika menginginkan sesuatu ia akan menentukan target dan harus tercapai.
***
"Mar apa pembuatan ilustrasi animasi untuk film Putri dan Pangeran katak sudah selesai?" Tanya Raon si pemilik perusahaan duduk di kursi kebesarannya.
"Maaf, Pak. Tadi saya telepon, mereka mengatakan belum selesai," jawab Ammar takut-takut, ia sudah siap jika bosnya itu akan marah. Dan benar saja Raon marah dengan menggebrak meja membuat Ammar mengelojak kaget, walaupun ia sudah bersiap tapi tetap saja ia terkejut dengan suara gebrakan meja yang di timbulkan dari kelakuan bos nya.
"Apa yang sebenarnya Mereka lakukan? Ini sudah dua Minggu dari saya umumkan proyek ini!" Raon murka, ia sudah menargetkan film harus selesai dalam jangka waktu 5 bulan, tetapi ini apa? Ia mendengar ilustrasi pembukaan saja belum selesai.
"Tentu saja mereka bekerja Pak," jawab Ammar yang langsung memukul mulutnya karena malah keceplosan bicara. Seharusnya jika bosnya sedang marah jangan banyak bicara, cukup anggukan kepala saja supaya tidak panjang urusannya. Lalu bagaimana dengan Sekarang Ammar sudah keceplosan.
"Kerja! apa yang mereka kerjakan? Sudah dua Minggu belum selesai juga." Raon murka, sudah kesal di tambah kesal lagi dengan kelakuan Ammar.
"Maaf Pak, mungkin sedikit lagi selesai karena tadi di telepon Mereka bilang besok selesai." Sudah nanggung angkat bicara mending sekalian saja ngomong. Itu pikir Ammar.
"Saya mau sore selesai. Jika tidak saya akan memindahkan pekerjaan mereka pada tim lain, katanya tim paling bagus tapi kenapa malah begini," ujar Raon yang langsung pergi keluar ruangan dengan membantingkan pintu.
Siska sekertaris Raon yang mendengar suara keras pintu yang di banting bergejolak kaget "Astagfirullah." Siska memegang dadanya. Jangan di tanya, Ammar langsung menutup telinga dengan kedua tangannya ketika melihat Raon keluar dengan muka merah, ia sudah sangat hafal dengan kebiasaan Raon yang satu ini.
Ammar cepat-cepat menelepon Farrah, ketua dari tim mawar atau atasan Biru, di perusahaan Arbaaz Studio memang di bagi ke beberapa tim tiap bagiannya, karena banyaknya produksi yang di ciptakan dari Arbaaz Studio. Mulai dari film, game, iklan dan banyak lagi yang menggunakan animasi atau gambar. "Halo dengan Farrah dari tim mawar," ujar Farrah di sebrang sana.
"Iya ini saya Ammar Bu."
"Ah iya ada apa Pak Ammar?" Tanya Farrah setelah mengetahui asisten pemilik perusahaan yang menelponnya.
"Saya mau menyampaikan bahwa Pak Raon ingin melihat ilustrasi animasi dari film Putri dan pangeran katak nanti sore," ujar Ammar dengan suara yang di lembut-lembutkan, sudah lama Ammar menyimpan ketertarikan pada Farrah namun tidak pernah ia utarakan terlalu takut di tolak. Ah dasar pengecut.
"Baik pak terima kasih," ujar Farrah lalu menutup panggilan.
***
Setelah mendapatkan telepon dari Ammar segera Farrah sampaikan kepada bawahannya. "Biru apa sudah selesai?" Tanya Farrah memastikan dulu.
Mendengar namanya di sebut Biru mendongak melihat Farrah yang sudah ada di sampingnya. "Belum, Bu. Sebentar lagi," jawab Biru memperlihatkan layar monitor komputer yang menampilkan ilustrasi yang di kerjakannya. Farrah meneliti dengan jeli takut ada yang tidak halus dari pekerjaan yang di kerjakan oleh Biru, Farrah mengangguk lalu berkata, "sudah bagus, sisanya harus di selesaikan nanti sore karena pak Raon ingin memeriksa nya."
Mendengar penuturan Bu Farrah Biru nampak kaget. Namun, segera mengangguk, Gani yang mendengar ucapan Farrah berdiri dari kursi kerjanya. "Apa Bu harus selesai sekarang?" Ujar Gani yang nampak terkejut. Begitupun dengan Nafisa dan Gia yang merupakan senior Biru, Gia yang menjabat sebagai animation director dan Nafisa in-between animator sebenarnya dalam satu tim memiliki banyak anggota untuk mengisi bagian-bagian lain.
"Iya selesaikanlah jangan sampai ada kesalahan karena Pak Raon yang akan memeriksa langsung," ujar Farrah memberitahu, kemudian berlalu. Ia juga harus bergegas menyelesaikan tugasnya. Begitupun dengan bawahannya mereka bergerak cepat menyelesaikan pekerjaan, sampai jam makan siang harus mereka lewatkan karena tugas yang mendesak. Dasar bos yang tidak mempunyai perasaan.
***
"Alhamdulillah." Biru mengucap syukur setelah menyelesaikan pekerjaannya. "Mbak Gia filenya sudah saya kirimkan." Biru memberitahu Gia supaya segera memeriksanya, khawatir ada yang salah.
"Iya," jawab Gia singkat, ia harus segera memeriksanya takut kena marah bos, ia trauma kerena di marahi Raon habis-habisan karena keteledoran nya dulu hingga mengakibatkan kena SP 1 dan Dian juniornya yang berkerja di bagian yang sekarang di tempati Biru harus di keluarkan karena melakukan kesalahan fatal yang membuat perusahaan rugi besar akibat klien mencabut kontrak dan berpindah ke perusahaan lain.
Setelah selesai di kerjakan Gia beralih pada Gani, berbarengan dengan pekerjaan Nafisa juga di serahkan. Gani memeriksa dan memberikan warna dasar pada gambarnya, setelah itu Gani serahkan pada Farrah sebagai penanggung jawab di tim mawar.
***
"Biru!" seru Farrah memanggil Biru yang terlihat sudah selesai melaksanakan salat dzuhur. Biru sudah selesai dengan pekerjaannya, berbeda dengan seniornya yang masih memiliki pekerjaan. Namun, sesibuk apapun mereka tetap menjalankan kewajibannya.
"Iya Bu," sahur Biru sambil berjalan menghampiri Farrah yang menunggu di kubikelnya.
"Ini tolong serahkan kepada Pak Raon di lantai 10, saya sudah menelepon sekertarisnya Pak Raon untuk mengkonfirmasi," tutur Farrah sambil menyerahkan amplop coklat berisi gambar-gambar yang sudah di cetak Farrah juga flashdisk berisi video yang tadi di buat timnya. Dengan ragu-ragu Biru mengambilnya dan mengangguk, sebelum keluar ia menoleh melihat kepada para seniornya yang juga tengah melihat ke arahnya sambil mengangkat tangan yang terkepal lalu berkata, "fighthing."
Melihat itu Biru tersenyum, kemudian melakukan hal yang sama kepada teman-temannya lalu berbalik menutup pintu. "Bismillahirrahmanirrahim," ucap Biru kemudian melangkahkan kakinya menuju lift dengan perasaan tidak karuan.
🌻
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
sum mia
mampir sini dulu kayaknya ceritanya seru... salam kenal kak , moga sehat n sukses selalu.
2023-04-16
1
dewi patmawati
mampir
2023-01-17
0
SyaSyi
mampir aku kak
2022-03-21
1