Hanya ada satu lelaki yang selalu ia sukai yaitu Mahavir Alister Bagaskara atau yang di kenal dengan nama Mahavir Alister, Alister adalah seorang artis terkenal dengan kemampuan multitalenta. Alister bisa berakting, menyanyi dan ngedance.
"Ya Allah tapi ayeuna tos te kunanaon kan neng? (Ya Allah tapi sekarang sudah tidak apa-apa kan neng?) Bunda rewas ngadangu na ge (Bunda kaget mendengar nya juga)" Bunda sangat terkejut mendengar Biru pingsan, ini pertama kalinya Biru pingsan lagi setelah beberapa tahun.
"Te nanaon Bun Alhamdulillah, matakan bisa ngangkat telepon oge. Bunda tong hariwang pan enjing Biru uih (tidak apa-apa Bun Alhamdulillah, makanya bisa mengangkat telepon juga. Bunda tidak perlu khawatir kan besok Biru pulang)" ujar Biru dengan nada ceria seperti biasanya, ia tidak mau orangtua nya khawatir.
"Syukur atuh neng ai tos te nanaon mah, ya sudah gera mandi sana jangan lupa sholat nya neng (syukur kalau sudah tidak apa-apa, ya sudah cepat mandi gih jangan lupa Sholat ya neng)" bunda selalu mengingatkan Biru untuk melaksanakan kewajiban nya sebagai umat muslim.
"Iya bunda Biru ingat itu"
"Bagus kalau gitu mah, assalamualaikum" bunda menutup telepon nya setelah mendengar salam Biru.
🌻
Dengan cepat Biru mandi, ia tidak perlu memerlukan banyak waktu untuk mandi. Setelah mandi ia langsung melaksanakan Salat Magrib yang langsung di lanjut dengan berzikir dan membaca Al-Quran sampai waktu Salat isya tiba.
Setelah melaksanakan kewajiban nya Biru langsung membuka baso yang tadi di beli nya, ia tuangkan bakso nya ke dalam panci kecil tempat memasak mie, kemudian ia panaskan bakso tersebut terlebih dahulu karena air nya ngadagleg karena ada gajih nya.
Setelah panas Biru tuangkan baksonya ke dalam mangkok tidak lupa mengambil nasi dari mejikom lalu memakannya dengan lahap.
Biru membuka kulkas nya dan melihat di dalam kulkas nya sudah tidak apa-apa hanya ada es batu di freezer, nanti setelah pulang dari Bandung rencana nya ia akan belanja karena tanggung mau belanja juga nunggu gajian saja yang tinggal 3 hari lagi.
Acara makan malam telah selesai kini saat nya tidur, namun sebelum tidur ia memainkan ponsel terlebih dahulu dengan duduk, ia ingat pesan dari bunda yang melarang langsung tiduran setelah makan, kata bunda nanti perut nya dayut (buncit) dan Biru tidak mau itu, ia menginginkan tubuhnya seperti bunda walaupun sudah memiliki 3 anak tapi tubuh Bunda tetap bagus hanya di hiasi kerutan karena sudah di makan usia.
Biru asyik mensecrol Instagram melihat-lihat akun Instagram Mahavir Alister, padahal hampir setiap malam sebelum tidur ia akan membuka Instagram dan melihat isi Instagram Mahavir Alister tapi ia tidak pernah merasa bosan melihat akun yang hanya memiliki beberapa foto itu. Alister memang tidak terlalu aktif dalam dalam mengurus akun Instagram nya, ia membuat akun hanya untuk alat komunikasi dengan fans nya, tepat nya tempat fans nya bebas berkomentar tentang dirinya karena ia tidak pernah membalas komentar apa lagi DM.
Lagi pula akunnya tidak hanya di pegang oleh Alister, tapi agensi nya juga ikut mengelola akun Mahavir Alister. Menjadi artis memang tidak menyenangkan karena semuanya di atur agensi. Begitu pikir Biru.
Setelah merasa cukup akhirnya Biru membaringkan tubuhnya dan mulai tertidur, sebelum tidur tentu saja ia membaca doa terlebih dahulu agar terhindar dari gangguan setan.
🌻
Setelah menempuh waktu 3 jam dengan menggunakan Bus akhirnya Biru sampai di Bandung, tinggal jalan sebentar Biru sampai di depan rumah nya. Rumah sederhana dengan cat warna kuning itu tidak memiliki halaman yang luas hanya cukup untuk memarkirkan satu mobil saja, itu juga harus menggeserkan tanaman buah dalam pot milik Bunda.
"Assalamualaikum" Biru mengetuk pintu lalu langsung membukanya karena pintu tidak di kunci.
"Waalaikum salam neng sudah sempe?" Ujar bunda menghampiri Biru, Biru meraih tangan kanan bunda dan langsung mencium punggung tangan bunda dan langsung di balas bunda dengan pelukan dan ciuman.
"Naha te nge WA neng pan kadieu na bisa di jemput sama a Addar. Meni karunya kieu sampai kesangan, ai kitu teh naek ojeg we atuh neng (kenapa tidak nge wa neng, kan ke sini nya bisa di jemput sama a Addar kasian sekali sampai berkeringat, kalau kaya gitu seharusnya naik ojeg aja)" ujar Bunda mengelap keringat yang menetes di dahi Biru dengan baju lengannya.
Memang Biru berangkat dari Jakarta jam 06.00 sampai Bandung jam 09.00 walaupun sinar matahari pagi bagus tapi pada jam 09.00 matahari mulai meninggi sehingga terik mentari nya terasa panas apalagi harus berjalan sekitar 10 menitan dari depan ke rumah.
Padahal ada pangkalan ojeg di depan tapi Biru memilih jalan kaki. Mungkin sedang ngirit karena akhir bulan.
"Ngirit Bun akhir bulan, lumayan ongkos nya buat beli seblak" ujar Biru sambil tertawa.
"Kamu tuh seblak terus, gak kasian sama perut kamu? Jangan suka makan yang pedas-pedas" Bunda mulai menunjukkan kelihaian nya dalam ceramah.
"Nya atuh bunda kan tos Tara Kanu laba-laba, Mun nyeblak ge kan te di ladaan (iya dong bunda kan sudah gak makan yang pedas-pedas, kalau nyeblak juga gak pernah pake pedas)" ujar Biru membela diri.
"Ya sudah sekarang minum dulu" bunda menyodorkan gelas yang berisi air putih, yang langsung di terima oleh Biru "terimakasih bunda tahu ajah kalau aku lagi haus" ujar Biru langsung meminum air putih di gelas sampai tandas.
"Ah segar" Biru kembali berujar setelah minum.
"Bukannya Ah segaarrrr atuh neng, harus nya bilang Alhamdulillah" Bunda mengingat kan.
"Iya bunda Alhamdulillah" ujar Biru mengoreksi kesalahan nya.
"Tah kitu atuh neng (iya harus nya begitu), mau makan dulu neng? Bunda sudah masak soto ayam kesukaan kamu" tanya bunda lagi. bunda kalau ke anak bungsu mah meni perhatian.
Sebenarnya bukan kesukaan Biru karena Biru makan apa saja asal yang bisa di makan kata orang Sunda mah 'te olo-olo', namun karena kondisi Biru sekarang harus menjaga pola makan dan makan yang sehat-sehat.
"Moal bun tadi sateacan berangkat sarapan bala-bala jeung lepet di terminal (gak bun, tadi sebelum berangkat sarapan dulu bakwan sama lontong" ujar Biru menolak tawaran bunda.
"Di cengekan te? (Di cabe rawitan gak?)" Tanya Bunda mulai was-was.
"Nya henteu atuh Bun, kan cengek mah lada (iya ngga dong Bun, kan cabe rawit pedas)"
Mendengar jawaban Biru bunda lega.
"Bagus atuh neng, ya sudah sekarang istirahat sana" Biru mengangguk dan masuk ke kamar nya.
🌻
Terimakasih sudah mampir.
Di tunggu jejaknya ya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Suhartono Aji
jangan kebanyakan bahasa Sunda atuuhhh, ane kagak ngerti
2024-10-18
0
Akbar Risky
jangan. banyak " bahasa. sundah nya. atu. thourrr. aq mah. orang. sidoaarjooo. golek seng. gampang. mawon. moco ee😀😅😇🤓
2022-10-10
0
Widya Ayusaputri
baca ini jadi ingat sama papi Reza dan bina hasna
2022-03-02
1