Waktu pulang telah tiba, Biru memilih Salat ashar terlebih dahulu karena jika langsung pulang lift akan penuh, ia tidak mau terlalu lama berdiri karena menunggu lift kosong, lebih baik ia pakai untuk melaksanakan Salat dulu.
Setelah melaksanakan kewajiban nya sebagai umat muslim Biru menuju lift kemudian memencet tombol lift dan menunggu sambil melihat handphone nya, ternyata banyak pesan masuk.
Biru masuk lift yang sudah terbuka tanpa melihat isi di dalam nya, ia terlalu asyik membalas pesan Bundanya yang menanyakan besok mau pulang atau tidak karena Minggu kemarin Biru tidak pulang karena sibuk dengan pekerjaan sampingannya sebagai pendongeng dengan tangan bayangan.
"Sudah sembuh" tiba-tiba ada seorang lelaki yang berbisik di telinga nya, Biru memegang telinganya kemudian menoleh melihat siapa yang berbisik barusan, dan ternyata itu bosnya yang sedang melihat ke arahnya dengan senyum mengejek.
Biru langsung menundukan kepalanya, ia merasa malu bertemu dengan Raon. Banyak pertanyaan di dalam hati nya seperti 'apa pak Raon yang memindahkan ku ke sofa? Jika ia, berarti pak Raon sudah memegang tubuh ku.
Biru bergidik ngeri memikirkan itu, Raon yang sedang memperhatikan Biru nampak tersinggung melihat Biru yang bergidik ngeri setelah melihat nya. Raon salah paham!
🌻
Biru tinggal di Jakarta ngekost, kebetulan kost-kostan tempat Biru menyewa tidak jauh dari kantor. Dan hal itu memudahkan Biru, ia memilih pulang dan berangkat dengan berjalan kaki saja.
Di perjalanan Biru melihat tukang bakso yang sedang mangkal di pinggir jalan, karena merasa lapar dan merasa tergugah dengan wangi kuah bakso akhirnya ia memilih menghentikan jalannya dan mampir ke tukang basko dulu.
"Mang basko nya 1, jangan pake mie di bening micin dan garamnya sedikit saja, di bungkus ya mang" Biru memilih di bungkus saja karena hari sudah mau magrib.
"Ini neng" mamang bakso menyerahkan bakso pesanan Biru yang sudah di bungkus plastik bening dan di masukan ke kantong kresek hitam.
"Makasih mang" ujar Biru mengambil bakso nya dan memberikan uang 20rb. Uang pas.
Kalau di Bandung masih ada bakso yang harganya 10rb, berbeda dengan di Jakarta yang harga nya serba mahal. Maklum Jakarta kota metropolitan UMR nya saja besar.
Setelah mendapatkan bakso, Biru melanjutkan kembali jalannya agar segera sampai ke kost-an yang paling sekitar 5 menitan lagi sampai.
Biru ngekost di kost-an khusus Putri karena orang tuanya sudah mewanti-wanti untuk ngekost di kost-an khusus Putri jika tidak mau lebih baik jangan kerja di Jakarta. Biru yang tidak mau durhaka karena tidak menurut pada orang tua pun mengiyakan, lagi pula ini pertama kalinya ia tinggal sendirian. Di Jakarta pula, Biru juga takut.
Setelah masuk ke kost-an ia melihat tetangga kost-an nya yang sedang duduk di ruang tamu, Biru hanya tersenyum saja untuk menyapa karena Biru tidak dekat dengan tetangga kost-an nya.
Biru masuk ke kamar nya yang berada di lantai atas, sebenarnya Biru meminta kamar di bawah saja namun karena kamar yang kosong hanya di lantai atas saja jadi mau tidak mau Biru menerimanya, terlalu malas untuk mencari tempat kost-an lain. Lagi pula kost-an yang di tempati Biru sekarang memiliki kamar mandi di dalam dan dapur di dalam, yang terpenting harga nya murah dengan fasilitas segitu.
Biru selalu mengunci pintu kamar nya khawatir ada yang masuk, walaupun ini kost-an khusus Putri tetap saja ia harus waspada. Itu petuah yang di berikan orangtua nya. Biru mah nurut-nurut saja takut dosa kalau gak nurut.
Biru membuka kerudung dan melemparnya asal, ia merasa sangat gerah setelah berjalan kaki dengan cuaca yang panas. Walaupun sore hari tetap saja Jakarta terasa panas, karena Biru terbiasa dengan cuaca di Bandung yang terkenal dengan cuaca dingin.
"Bila bunda tahu kebiasaan ku di sini pasti langsung ngomel-ngomel" ujar Biru berbicara pada diri sendiri.
Biru ingat kejadian beberapa tahun silam, saat itu ia baru pulang sekolah. Masuk ke kamar kemudian langsung melempar tas nya ke kasur, kabetulan bunda lihat.
Bunda langsung ngomel-ngomel "Mun anak gadis teh kudu apik atuh, meni jiga lain parawan wae (kalau jadi anak gadis itu harus rapih, kaya bukan perawan saja)" ujar bunda sambil merapikan tas Biru.
Tiba-tiba ponsel Biru berdering, menyadarkan ia dari lamunannya. Biru segera mengambil ponsel yang masih ada di dalam tas dan melihat siapa yang menelepon, ternyata Bunda "karek ge inget geus nelepon deui (baru juga di ingat sudah menelepon lagi)" ujar Biru sambil menggeser ikon hijau.
"Halo assalamualaikum"
"Waalaikum salam, neng nuju naon?(neng lagi apa?)" Tanya bunda begitu mendengar salam dari putri nya.
"Lagi tiduran bunda, ieu nembe uih damel. Aya naun? (Ini baru pulang kerja. Ada apa?)" Tanya Biru, biasanya Bunda kalau nelepon itu malam ini masih sore udah di telepon, bikin kaget saja.
"Meni nanya aya naon, jiga nu alim di telepon ku Bunda kamu mah (sampai nanya ada apa, kaya yang enggak mau di telepon Bunda saja)" ujar Bunda dengan nada kesal.
"Yeyy bunda mah gitu suka pundungan, di tanya sakitu oge (yeyy bunda tuh suka ngambekkan, di tanya cuman segitu juga)"
"Neng oge, bunda teh hariwang sama kamu ti tadi perasaan bunda teh te enak, bisi aya nanaun matak na bunda telepon teh (neng juga, bunda tuh khawatir sama kamu dari tadi perasaan bunda gak enak, karena takut ada apa-apa makanya bunda nelepon)" ujar Bunda, karena tadi saat bunda di dapur lagi masak tiba-tiba hati nya merasa tidak enak, bunda langsung kepikiran sama Biru karena Biru kerja nya jauh.
Beda dengan kakak-kakak nya Biru yang memilih berkerja di Bandung, Adib kaka pertama Biru kerja di Bandung paling kalau ke Jakarta bila ada tugas saja sedangkan Addar Kaka kedua Biru memilih membuka bengkel tidak jauh dari rumah.
"Aduh bunda ai ikatan batin ibu dan anak mah meni kuat nya (aduh bunda kalau ikatan batin ibu dan anak sangat kuat ya), memang tadi Biru sempat pingsan di kantor karena lapar hihihi" ujar Biru menerangkan kejadian tadi di kantor tapi ia tidak menceritakan kalau ia pingsan di ruangan Bos nya, apalagi sampai tahu kalau Biru di gendong di pindahkan ke sofa bisa-bisa bunda murka.
Biru yang sebagai adik satu-satunya selalu di jaga oleh kakak-kakak nya sehingga ia tidak pernah punya kesempatan untuk dekat dengan laki-laki dengan hubungan khusus, semuanya hanya teman bagi Biru jika pun ada yang menyukai Biru kakak-kakaknya akan maju paling depan menanyakan keseriusannya pada Biru dan beberapa di antara mereka ada yang memang serius tapi selalu di tolak Biru.
🌻
Terimakasih sudah mampir... jangan lupa tinggalkan jejak ya supaya aku semangat nulisnya....
Cerita ini insyallah bakal banyak up karena udah aku tulis sampai tamat, tinggal revisi aja hihi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
NNPAPALE🦈🦈🦈🦈
aduuuhhh ada cerita bagus kenapa terlewat ya... hihihhi
2022-02-22
1
Anyk Pereng
syukaaaa
2022-02-18
1