Mengejar Pelangi

Mengejar Pelangi

Masa Lalu Zella

Zella (Grizelle Alexandria)

Seorang Direktur Muda GA Corporation yang berada di München, Jerman. Ia masih berusia 24 tahun. Berbagai prestasi sudah diraihnya dalam memegang perusahaan, membuat Zella menjadi Direktur Wanita Muda yang paling disegani.

Enam tahun yang lalu, ia sudah menikah dengan seorang dosen yang mengajar sekaligus pemilik Kampus Universitas Swasta Indonesia, Pahlevi Ainsley.

Baru beberapa minggu menyandang status sebagai istri, Zella terpilih dalam pertukaran mahasiswa ke Jerman. Levi pun turut berangkat ke Jerman bersama istrinya, sebagai pendamping mahasiswa dan juga pertukaran dosen.

Sayangnya, baru satu bulan di Jerman, sebuah tragedi menimpa Levi saat kegiatan berselancar di sungai Isar yang bercabang ke Eisbach. Sungainya memang tidak dalam, tetapi arus dan ombaknya sangat kuat hingga membuat Levi hanyut.

Terlebih saat pencarian Levi saat itu, terjadi hujan dan badai yang sangat kencang. Hingga pencarian terus tertunda lama. Sejak kejadian itu, Zella langsung memutuskan untuk tidak kembali ke Indonesia dan menetap di München bersama Granny dan Granpa nya.

Karena kecerdasan Zella, Kampus Jerman langsung menerima Zella sebagai mahasiswa di sana hingga Zella menyelesaikan progam sarjana dan magister nya. Kini Zella sudah mendapatkan gelar Master of Management.

Zella kini hanya terus memikirkan karirnya dan enggan untuk memulai hubungan yang baru dengan laki-laki lain, karena baginya Levi belum mati sebelum ia melihat jasad suaminya secara langsung.

...***...

Pagi ini seperti biasa, Zella selalu menyempatkan dirinya untuk lari pagi mengitari komplek perumahan.

"Hai, Nona Zella.." sapa Richard yang memang sengaja menunggu Zella keluar dari Mansionnya.

Richard adalah teman kuliah kakak laki-lakinya, Azel yang juga merupakan kolega bisnis Zella. Sudah lama mendambakan Zella menjadi istrinya dan berulang kali menyerah untuk mendapatkan Zella. Tapi kali ini Richard mencoba lagi untuk mendekati Zella.

"Hai Tuan Richard." balas Zella sambil terus berlari lari kecil.

"Boleh aku temani, Nona Zella?" tanya Richard mengikuti langkah kecil Zella.

"Silahkan saja." jawab Zella singkat.

Setelah tiga puluh menit berlari, Richard mengajak Zella beristirahat di sebuah taman kecil dalam komplek. Keduanya pun berlari ke arah sana.

Sesampainya disana, Zella langsung meluruskan kakinya sambil meminum air yang sudah dibawanya dari Mansion.

"Apa kau mau berkencan denganku, malam ini Nona Zella?" tanya Richard hati-hati.

"Maaf Tuan Richard, aku tidak ada waktu untuk itu." jawab Zella santai. "Lagipula aku ada jadwal meeting sore ini."

"Perusahaanmu sudah sangat besar Nona Zella. Luangkanlah waktumu sebentar saja untuk memikirkan perasaanmu sendiri." pinta Richard menatap Zella dengan penuh harap.

"Perasanku??? Bahkan aku rasa aku sangat menikmati pekerjaanku sekarang." jawab Zella yang mulai bersiap-siap meninggalkan Richard.

"Tunggu, Nona Zella." Richard menarik tangan Zella dan Zella sedikit menepisnya.

"Apa kau masih berharap suamimu kembali ke hadapanmu?" tanya Richard membuat Zella mendelik marah.

"Jangan lanjutkan pertanyaanmu, Tuan Richard. Aku tahu kau sama dengan yang lain dan menganggap Leviku sudah tiada. Pergilah! Jangan kembali padaku kecuali membicarakan bisnis perusahaan." ucap Zella marah dan langsung berlari meninggalkan Richard.

"Aaaarrrrgghhh," pekik Richard sambil mengusap wajahnya kasar.

"Aku gegabah lagi untuk mendapatkan Zella. Kenapa wanita itu keras kepala tanpa memikirkan perasaanku?" gerutu Richard kesal.

"Sepertinya aku harus kembali mundur mendapatkan Zella. Tapi aku kini sangat sulit membuka hatiku untuk wanita lain melihat Zella yang kini masih sendiri." gumam Richard sambil menelfon asistennya untuk segera menjemputnya.

Sedangkan Zella yang sudah hampir sampai di Mansionnya menghentikan langkahnya. Tampak seorang laki-laki membukakan pintu untuk Tuannya.

"Kak Leviiii." gumamnya pelan. Zella terus mengamati dua orang pria yang sama sama berdiri tepat di pintu mobil.

"Oh My God, sepertinya aku sangat merindukannya hingga mengkhayal yang tidak-tidak." ucap Zella sambil kembali berlari ke Mansionnya yang berjarak tiga rumah dari tempatnya berdiri sekarang.

"Theo, masuklah lebih dahulu." perintah Geoffrey yang sejak turun dari mobil memperhatikan Zella yang terus menatap ke arahnya.

"Baik, tuan." Theo, asisten Geoffrey langsung masuk ke dalam mansion.

Sedangkan Geoffrey langsung mengejar Zella.

"Tunggu, Nona." teriak Geoffrey membuat Zella menghentikan langkahnya seketika.

"Apa sapu tangan ini milik anda?" tanya Geoffrey menggunakan bahasa Jerman yang khas.

"Oh, iya Tuan. Terima kasih." jawab Zella sambil mengambil sapu tangannya dari tangan Geoffrey.

Sayangnya Geoffrey menarik sapu tangan Zella ke belakang punggungnya hingga membuat Zella hampir saja menubruk dada bidang milik Geoffrey.

"Tidak semudah itu Nona." ucap Geoffrey kemudian. "Kau pasti sengaja menjatuhkannya di depanku bukan? Agar kau bisa berkenalan denganku." ucap Geoffrey sambil mengulurkan tangannya pada Zella.

"Kenalkan namaku, Ge...." belum sempat Geoffrey menyebutkan namanya, Zella langsung memotongnya.

"Anda salah, Tuan. Buang saja sapu tangannya. Saya tidak membutuhkan." jawab Zella sambil meninggalkan Geoffrey sendirian di luar mansionnya.

Sepeninggalan Zella membuat Geoffrey tercengang dan menyunggingkan senyum smirknya.

"Kau sungguh menawan tetangga baru." gumam Geoffrey sambil kembali melangkahkan kakinya ke Mansion baru miliknya.

Diremasnya sapu tangan milik Zella dan dihirupnya dalam dalam.

"Aku harus mendapatkan Nona cantik itu."

"Yaaa, aku harus dapat bagaimana pun caranya." gumam Geoffrey dalam hati.

Sampai di pintu Mansionnya, Theo langsung menyambutnya.

"Maaf Tuan Geoffrey, Nona Paula menghubungi ponsel anda berkali-kali." ucap Theo sambil menyerahkan ponsel milik Geoffrey.

"Oh, iya. Thanks Theo." balas Geoffrey mengambil ponselnya dari Theo.

Paula adalah tunangan Geoffrey, tetapi keduanya sama-sama belum memikirkan untuk melangkah ke jenjang berikutnya (pernikahan). Padahal keduanya sudah menjalin kasih selama tujuh tahun lamanya.

Paula kini berusia 30 tahun, ia adalah model terkenal di Jerman. Kesuksesannya di dunia model juga tidak luput dari bantuan kekasihnya, Geoffrey yang usianya lebih muda satu tahun darinya.

Geoffrey pun segera menghubungi Paula.

"Halloo, sayang. Ada apa?" tanya Geoffrey setelah panggilannya tersambung.

"Kenapa Tidak menghubungiku sebelum berangkat ke München? Aku kan juga ingin berlibur di sana." tanya Paula diujung telefon.

"Aku baru ingin menjalin bisnis baru sayang, bukan untuk bersenang-senang." jawab Geoffrey sedikit jengah.

"Kalau begitu, aku akan menyusulmu. Untuk apa aku libur pemotretan jika hanya tinggal diam di rumah." gerutu Paula.

"Pesankan aku tiket pesawat, dan suruh Theo untuk datang menjemputku di bandara." ucap Paula kemudian.

"Baiklah, nanti aku akan minta tolong pada Theo. Aku harus mempersiapkan berkas meeting, nanti akan aku hubungi jika tiket pesawatnya sudah dipesan." ucap Geoffrey panjang lebar dan terus mematikan panggilannya.

Geoffrey langsung masuk ke dalam kamar dan mencuci wajahnya.

"Makin lama kenapa aku makin lelah menjalani hubungan dengan Paula ya. Huuuuuh, membosankan." ucap Geoffrey sambil menatap dirinya di depan kaca.

"Semakin kesini semakin berani dan banyak tingkah." gumam Geoffrey.

Geoffrey menuju ke ruang kerjanya dan mengecek berkasnya satu per satu untuk persiapan meeting nanti sore. Dia harus mempersiapkan dengan matang karena kali ini ia akan berhadapan dengan Direktur Muda bertalenta dan Perusahaan yang sangat berpengaruh di Jerman.

Terpopuler

Comments

Rita

Rita

lanjut kesini tdnya mau skip krn sdh happy ending tp penasaran juga

2022-12-30

1

Nur hapidoh

Nur hapidoh

ceritanya bagus kak, semoga nanti saya bisa bikin karya bagus juga. Amien

2022-08-27

1

yanktie ino

yanktie ino

hai sayangku

yanktie hadir dengan setangkai mawar untukmu

2022-08-13

1

lihat semua
Episodes
1 Masa Lalu Zella
2 Pertemuan yang Mengejutkan
3 Tidak Ada yang Percaya
4 Kenyataan yang Menyakitkan
5 It's So Hurt
6 Perubahan Geoffrey
7 Menjenguk Zella
8 Theo Kembali ke Berlin
9 Mengejar Theo ke Berlin
10 Kebersamaan Zella dan Theo
11 Haruskah Aku Menjauhinya?
12 Usaha Zella
13 Sleep Together
14 Performa Kinerja Zella
15 Perubahan Theo
16 Pura-pura Kencan
17 Potsdamer Platz
18 Kisah Theodore
19 Dating With You
20 Can't Kiss You
21 Bimbang
22 Sedikit Mengingatmu
23 Kecewa
24 Jelous
25 I Can Kiss You
26 Not Me, but Vanya
27 Salah Paham
28 Menemani Belanja
29 Masuk Perangkap
30 Tiba di München
31 Kemalangan Theo
32 Vanya-Geoffrey
33 Pagi Hari di München
34 I Remember You
35 Kecurigaan Zella
36 Kebaikan Geoffrey
37 Tiba di Indonesia
38 Kau Selalu Mengejutkan
39 Melepas Kerinduan
40 Back to Bedroom
41 Kehilangan Dua Sejoli
42 Kamu Nakal
43 Cook with Love
44 Pembengkakan Dana Perusahaan
45 Double Date
46 What's Wrong?
47 Zellas Pausenzeit
48 Siasat Penyelidikan
49 Rencana Uncle Tom
50 Misi Pertama
51 Merajuk
52 Permintaan Gila Tom
53 Cinta Buta Tom
54 Happy Birthday
55 Surprise
56 Renata's Plan
57 Pertemuan Tak Terduga
58 Desakan Renata
59 Tebakan Zella
60 Kecerdasan Zella
61 Meeting Khusus
62 Rencana Wedding Dadakan
63 Prepare 1
64 Prepare 2
65 Renata's Failure
66 Salah sasaran
67 Ancaman Zella
68 Pernikahan Tom dan Renata
69 I'm So Jelous
70 Hadiah Pernikahan
71 Malam Pertama
72 Meet Doctor
73 Rehat Sejenak
74 Pesta Ge-Vanya
75 What's happened?
76 Siapa Lagi?
77 Dia Lagi Ternyata
78 Dilema Rafe
79 Hal yang Melegakan
80 Maya yang Keras Kepala
81 Kepulangan Zella dari RS
82 Curhatan Tom
83 Bumil Agresif
84 Mendesak Maya
85 Kegilaan Maya
86 Maya Dikecam
87 Jatuh Miskin
88 Depresi Berat
89 Si Gladiator
90 Kehidupan baru Maya
91 Reyna Blushing
92 Still About Reyna
93 Duo R (Rafe-Reyna)
94 The Wedding of 2R
95 Tertunda
96 Un-boxing
97 Dinner
98 Richard - Steffy
99 Meet Doctor
100 Kelahiran Baby Twin G
101 Pengumuman
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Masa Lalu Zella
2
Pertemuan yang Mengejutkan
3
Tidak Ada yang Percaya
4
Kenyataan yang Menyakitkan
5
It's So Hurt
6
Perubahan Geoffrey
7
Menjenguk Zella
8
Theo Kembali ke Berlin
9
Mengejar Theo ke Berlin
10
Kebersamaan Zella dan Theo
11
Haruskah Aku Menjauhinya?
12
Usaha Zella
13
Sleep Together
14
Performa Kinerja Zella
15
Perubahan Theo
16
Pura-pura Kencan
17
Potsdamer Platz
18
Kisah Theodore
19
Dating With You
20
Can't Kiss You
21
Bimbang
22
Sedikit Mengingatmu
23
Kecewa
24
Jelous
25
I Can Kiss You
26
Not Me, but Vanya
27
Salah Paham
28
Menemani Belanja
29
Masuk Perangkap
30
Tiba di München
31
Kemalangan Theo
32
Vanya-Geoffrey
33
Pagi Hari di München
34
I Remember You
35
Kecurigaan Zella
36
Kebaikan Geoffrey
37
Tiba di Indonesia
38
Kau Selalu Mengejutkan
39
Melepas Kerinduan
40
Back to Bedroom
41
Kehilangan Dua Sejoli
42
Kamu Nakal
43
Cook with Love
44
Pembengkakan Dana Perusahaan
45
Double Date
46
What's Wrong?
47
Zellas Pausenzeit
48
Siasat Penyelidikan
49
Rencana Uncle Tom
50
Misi Pertama
51
Merajuk
52
Permintaan Gila Tom
53
Cinta Buta Tom
54
Happy Birthday
55
Surprise
56
Renata's Plan
57
Pertemuan Tak Terduga
58
Desakan Renata
59
Tebakan Zella
60
Kecerdasan Zella
61
Meeting Khusus
62
Rencana Wedding Dadakan
63
Prepare 1
64
Prepare 2
65
Renata's Failure
66
Salah sasaran
67
Ancaman Zella
68
Pernikahan Tom dan Renata
69
I'm So Jelous
70
Hadiah Pernikahan
71
Malam Pertama
72
Meet Doctor
73
Rehat Sejenak
74
Pesta Ge-Vanya
75
What's happened?
76
Siapa Lagi?
77
Dia Lagi Ternyata
78
Dilema Rafe
79
Hal yang Melegakan
80
Maya yang Keras Kepala
81
Kepulangan Zella dari RS
82
Curhatan Tom
83
Bumil Agresif
84
Mendesak Maya
85
Kegilaan Maya
86
Maya Dikecam
87
Jatuh Miskin
88
Depresi Berat
89
Si Gladiator
90
Kehidupan baru Maya
91
Reyna Blushing
92
Still About Reyna
93
Duo R (Rafe-Reyna)
94
The Wedding of 2R
95
Tertunda
96
Un-boxing
97
Dinner
98
Richard - Steffy
99
Meet Doctor
100
Kelahiran Baby Twin G
101
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!