Geoffrey duduk berdampingan dengan Granpa Zella dikursi taman sambil memandang kolam renang.
"Tuan, apa aku boleh menanyakan sesuatu tentang Zella?" tanya Geoffrey memecah keheningan antara keduanya.
"Tentu saja, Nak. Apa yang ingin kau tanyakan?" jawab Granpa.
"Apa Zella sudah menikah?" tanya Geoffrey dengan sangat hati-hati.
"Oh itu," Granpa mengambil nafasnya dalam-dalam.
"Ya, dia sudah menikah enam tahun uang lalu. Tepat saat usianya masih delapan belas tahun." jawab Granpa.
Geoffrey hanya mengangguk - angguk menanggapi cerita Granpa sambil menunggu keterusannya.
"Di awal pernikahannya, ia mengikuti pertukaran mahasiswa Indonesia - Jerman dengan suaminya, Pahlevi Ainsley namanya. Sayangnya suami Zella hanyut saat berselancar di sungai Isar yang bercabang ke Eisbach dan tidak pernah ditemukan hingga sekarang." jelas Granpa.
Geoffrey sangat terkejut mendengar cerita dari Granpa. Ingatannya kembali pada enam tahun yang lalu saat ia menemukan Theodore terdampar di tepi sungai Eisbach saat ia berlibur dengan Paula di München.
Tiba-tiba ponsel Geoffrey berdering dan muncul nama Paula di layar ponselnya.
"Tuan, sepertinya saya harus segera kembali ke Mansion." ucap Geoffrey mohon diri.
"Oh Iya, Tuan Geoffrey. Terima kasih sudah mau berkunjung di rumah kami." ucap Granpa sambil mengantarkan Geoffrey sampai pintu Mansion.
"Sama-sama Tuan, terima kasih juga untuk makan malamnya." ucap Geoffrey dan langsung melangkahkan kakinya ke Mansion miliknya.
Sesampainya di Mansion, Paula langsung menyambutnya dan memeluk Geoffrey.
"Kau dari mana, sayang?" tanya Paula manja. "Kenapa tidak menyambut kedatanganku?"
"Aku baru saja menikmati udara malam di komplek ini. Apa kau sudah makan malam?" tanya Geoffrey melepaskan pelukan Paula.
Paula menggelengkan kepalanya. "Ajak aku makan malam di luar. Aku sangat ingin mengelilingi München malam hari." pinta Paula sambil terus mengelendot di lengan Geoffrey.
"Asisten Rumah Tangga sudah menyiapkan makan malam untukmu. Makanlah Paula, aku sangat lelah." ucap Geoffrey meninggalkan Paula di ruang tengah dan masuk ke dalam ruang kerjanya.
"Geoffrey, kenapa kau mengacuhkan aku?!!!" teriak Paula, tetapi tak dihiraukan Geoffrey.
Dengan kesal Paula berjalan ke kamar Theo dan menggedor pintu kamarnya.
"Theo, buka pintunya!" perintah Paula dan Theo langsung membukakan pintu untuk Paula.
"Ada apa Nona Paula?" tanya Theo.
"Temani aku makan, sekarang." ucap Paula yang langsung menarik tangan Theo.
Mau tidak mau, Theo mengikuti Paula dam menemaninya makan.
"Ada apa sebenarnya dengan Geoffrey? Kenapa dia mengacuhkan aku?" tanya Paula pada Theo.
"Saya kurang paham, Nona Paula. Sepertinya Tuan Geoffrey sangat lelah." jawab Theo.
"Bukankah selama enam tahun ini kau yang seharusnya lebih lelah daripada Geoffrey? Dia lelah apa? Meeting juga hanya tinggal duduk mendengarkan kau berbicara." gerutu Paula yang benar-benar memahami keadaan Geoffrey selama ada Theo.
"Malam ini tolong antar aku ke club malam terkenal di München." pinta Paula.
"Saya tidak berani, Nona tanpa persetujuan dari Tuan Geoffrey." jawab Theo.
"Huh, kau ini cemen sekali Theo. Aku akan minta izin pada Geoffrey dan kau harus menemaniku malam ini." desak Paula dan Theo hanya diam tidak menjawab.
...***...
Sedangkan di ruang kerjanya, Geoffrey langsung mencari tahu tentang Grizelle Alexandria di Internet. Sayangnya tidak ada informasi tentang suami Zella sama sekali.
"Informasi tentang Zella juga sangat sedikit sekali disini. Semuanya hanya berita tentang pencapaian perusahaannya yang melambung tinggi." gumam Geoffrey dan kembali menutup laptopnya.
Tak lama kemudian Paula masuk ke ruang kerjanya dan langsung duduk di pangkuan Geoffrey.
"Sayang, apa aku boleh pergi ke club malam?" tanya Paula sambil mengalungkan tangannya di leher Geoffrey.
"Pergilah, Paula." jawab Geoffrey yang tampak malas menanggapi Paula.
"Terima kasih sudah mengizinkanku pergi. Satu lagi, aku akan mengajak Theo untuk menemaniku." ucap Paula sambil mengecup pipi kiri Geoffrey.
"Okey, terserah padamu, Paula." jawab Geoffrey dingin. Tapi Paula tidak ambil pusing dengan sikap Geoffrey.
Memang dua tahun belakangan ini sikap Geoffrey terlampau acuh pada Paula. Status kemesraan mereka hanya terlihat saat di layar kaca. Mereka mempertahankan kepopuleran masing-masing dengan gelar pasangan selebritas paling setia.
Setelah kepergian Paula, Geoffrey kembali membuka laptopnya. Kini ia mencari informasi tentang Pahlevi Ainsley, nama yang disebutkan Granpa sebagai suami Zella.
Muncullah beberapa informasi dengan Bahasa Indonesia tentang universitas ternama yang dipimpin oleh Pahlevi Ainsley. Tidak hanya itu, perusahaan Batu Bara terbesar di Asia Tenggara juga dibawah kepemimpinannya.
"Pantas saja, Theo sangat unggul memimpin perusahaan. Dia bukan orang sembarangan. Di usianya yang masih sangat muda, ia sudah memegang kendali perusahaan besar." gumam Geoffrey.
"Aku dulu berharap kau dapat mengingat semua tentang dirimu, Theo. Aku sempat merasa kasihan dengan keluargamu yang kehilangan orang berbakat sepertimu."
"Tapi kini aku sangat bersyukur, kau belum mengingat siapa dirimu sebenarnya. Perusahaanku sangat membutuhkan Theo. Yaaa Theodore, dia benar-benar berkat dari Tuhan untukku."
Geoffrey segera menutup laptopnya kembali. Ia menyandarkan tubuhnya di kursi dan memejamkan matanya.
"Kenapa harus Zella yang menjadi masa lalu, Theo?" batin Geoffrey.
"Aku sangat ingin menggapai Zella, tapi aku takut akan kehilangan Theo dan Zella pasti akan gencar untuk mendapatkan suaminya kembali." Geoffrey menutup mukanya dengan kedua tangannya.
Zella atau Theo.
Dua nama itu kini terus berputar dalam pikiran Geoffrey.
...***...
Di sisi lain, Zella yang sedang menghirup udara malam di balkon kamarnya kini tertuju pada Theo yang terlihat masuk ke dalam mobil bersama dengan seorang wanita.
"Theo, mau kemana dia?" tanya Zella.
Zella langsung menyambar jaketnya dan meraih kunci mobilnya.
"Kau mau pergi kemana, Zella?" tanya Granny yang masih menonton televisi.
"Keluar cari angin, Granny." jawab Zella.
"Hati-hati ya sayang." ucap Granny dan Zella hanya mengangguk.
Mobil Zella langsung melesat keluar dari gerbang Mansion mengikuti mobil yang dikendarai Theo.
"Untung masih belum jauh, jadi aku masih bisa mengikutinya." gumam Zella.
"Tapi, siapa wanita yang pergi bersama Theo?" tanya Zella dalam hati dan terus fokus mengikuti mobil di depannya.
"Jangan jangan itu kekasih Theo, atau bahkan tunangannya, atau justru istrinya?" Zella terus menduga-duga sambil mengendarai mobil.
"Ayolaaaah Zella, jangan berfikiran yang tidak-tidak." Zella mengingatkan dirinya sendiri.
Mobil yang dikendarai Theo pun membelah jalanan malam di Kota München diikuti oleh mobil Zella di belakangnya.
Kini mobil Theo memasuki lahan parkir club malam ternama di Kota München membuat Zella mengerutkan keningnya.
"Kak Levi tidak pernah mau ke tempat seperti ini," gumam Zella sambil terus mengikuti.
Wanita yang di mobil Theo tampak keluar lebih dulu dan masuk ke dalam Club, sedangkan Theo memarkirkan mobilnya.
"Wanita itu bukannya Paula, model papan atas di Jerman." gumam Zella dalam hati setelah melihat wajah wanita yang keluar dari mobil Theo dari dekat.
Zella segera memarkirkan mobilnya tidak jauh dari mobil Theo dan menunggu Theo keluar dari mobilnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Nayla Sasa
thorr semoga cpt kmbali ingatan levi jjur gk tega dngn keadaan zella yg sllu mengharap suaminya msh hidup dn kmbali padanya
2022-04-22
1