Ustadz Impian

Ustadz Impian

Bab 1

''Syifa, Liza kalian keruangan saya sekarang!'' Tegas Pak Rudi dengan nada sedikit marah, Syifa dan Liza yang berada di sisi ruangan membuat semua orang melihat mereka dengan penuh ledekan, hanya Fitri dan Hani yang selalu di sisi Syifa yang menguatkan dirinya.

Syifa pun melangkahkan kakinya mengikuti Pak Rudi bersama Liza yang membuat Syifa melakukan keributan kembali. Hari ini Syifa sangat jengah dengan semua yang terjadi ia ingin sekali marah tapi ia tahu ia pun salah di dalam hal yang membuat dirinya kembali terseret ke ruang BK.

Syifa hanya bisa diam dan mematuhi semua perintah gurunya. Ia begitu kacau pikirannya tidak beraturan semua yang ia lakukan hari ini memang salah. Ia sendiri pun mengakui kesalahannya.

''Kalian berdua duduk di sana!'' tanpa basa basi pak Rudi berkata dengan kata penuh penekanan. Syifa dan Liza hanya tertunduk, Syifa hanya terus menyesali kesalahan yang telah ia perbuat.

''Kalian tahu apa yang kalian lakukan ini benar-benar membuat saya dan guru-guru di sekolah ini lelah. Kali keduanya setelah kami memperingatkan kalian! apa yang membuat kalian terus begini? kalian tahu hal apa yang akan kalian dapat dari semua perbuatan kalian hah!'' dengan marahnya pak Rudi berkata.

Syifa dan Liza tidak mampu berkata apa-apa mereka tertunduk lesu dengan apa yang mereka perbuat.

''Saya sudah panggil kedua orang tua kalian, mungkin ini yang terbaik untuk kalian.''

Degh. Syifa terkejut dengan semua perkataan pak Rudi. Syifa saling beradu pandang dengan Liza, hal yang mungkin benar-benar akan terjadi ia akan di skors kah? atau malah ia akan di keluarkan.

Ia hanya takut jika ia tidak akan mendapatkan perhatian dari ayahnya kembali.

''Assalamualaikum?''

Terdengar salam dari luar ruangan. Syifa telah menduga kalau itu ayahnya bersama orang tua Liza.

''Waalaikumsalam, silahkan masuk pak, bu!''

Sorot mata ayah begitu tajam melihat Syifa yang hanya bisa diam, Syifa pun hanya bisa tertunduk lesu kembali melihat ayahnya begitu terlihat sangat kecewa pada dirinya.

''Sebelumnya saya minta maaf Pak Saya memanggil Bapak Ibu sekalian, perlu Bapak dan Ibu tahu kejadian tempo hari itu kini terulang kembali.'' kata pak Rudi yang berkata dengan sorot mata yang sedikit menakutkan.

''Dan Bapak tahu kalau kejadian ini terulang kembali maka, dengan sangat terpaksa kami dari pihak sekolah akan mengeluarkan putri Bapak dan Ibu sekalian.''

''Mohon maaf pak tapi kami akan kembali mendidik anak-anak kami,'' sahut ayah khawatir dengan apa yang pak Rudi katakan.

Pak Rudi diam sejenak ia mengambil nafasnya dengan kasar dan menatap kearah Syifa dan Liza.

''Tapi mohon maaf, anak bapa dan ibu sekalian akan kami beri hukuman berupa skorsing selama tiga hari ke depan.''

Ayah dan ibu Liza hanya bisa pasrah mereka menyadari jika anak mereka memang bersalah.

Syifa pun keluar bersama ayahnya, setelah bersalaman dengan Pak Rudi.

Ayah yang memang berjalan sedikit lebih cepat membuat Syifa sedikit berlari di lorong utama sekolah yang menghubungkan dengan tempat parkir.

Ayah membuka pintu mobil dan mendudukkan dirinya di kursi, dengan cepat ayah menyambungkan seat belt nya. Syifa tahu jika ayahnya memang sangat kecewa pada dirinya.

''Ayah aku minta maaf,'' tutur Syifa yang merasa bersalah, sementara ayahnya segera melajukan mobilnya ke jalanan dengan kecepatan yang tinggi.

20 menit berlalu akhirnya Syifa telah sampai di kediamannya, ia pun turun dengan perlahan dari mobil yang ia kendarai.

Syifa pun melangkahkan kakinya yang hendak masuk ke dalam rumah namun, langkahnya terhenti saat ia mendengar ayahnya yang marah pada seseorang yang sedang ia telepon.

''Kamu pikir ini semua salah aku?'' teriak Ayah dengan nada yang tinggi.

Entah dengan siapa Ayah berbicara Syifa merasa tidak peduli dan bergegas masuk ke dalam rumahnya.

Ia pun berlari menaiki tangga dengan perasaan yang campur aduk, ia sangat benci dengan kehidupannya, ia yang selalu berulah karena ia ingin mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tuanya, namun sayang kenyataan pahit yang ia dapatkan ayahnya bahkan tidak peduli dengan perasaannya sekarang.

Brak! Suara pintu yang terdengar nyaring di pendengarnya membuat Syifa menghapus jejak air mata yang keluar dari pelupuk matanya.

''Syifa!'' teriak ayah yang terdengar menghampiri kamarnya.

Syifa hanya diam, ia sudah tidak peduli dengan kemarahan ayahnya itu.

Plak. Ayah yang telah masuk ke kamar Syifa dengan cepat ia mendaratkan tamparannya di pipi mulus putri semata wayangnya.

''Anak yang tak berguna, apa yang kamu inginkan hah?'' tanya ayah dengan sorot mata yang begitu tajam.

Tatapan yang selalu ia dapatkan, setelah ayah dan ibunya berpisah.

Perih hatinya sangat perih mendapat perlakuan yang selama ini ia rasakan, Syifa merindukan kasih sayang dari kedua orang tuanya yang telah lama ia tidak dapatkan.

''Pukul aku yah, pukul lagi.'' Syifa mengambil tangan ayahnya yang berusaha menempatkannya kembali.

Aris yang begitu terkejut dengan apa yang Syifa lakukan ia menarik nafas kasar dan hendak berlalu dari kamar putrinya.

''Ayah tahu aku hanya ingin kasih sayang ayah dan ibu.'' Lirih Syifa pelan namun terdengar oleh Aris.

Ia merasa sangat tertampar dengan apa yang putrinya katakan. Ia segera mempercepat langkahnya keluar meninggalkan putrinya menangis tersedu-sedu sendirian.

''Aaahhhhhhh.'' Syifa berteriak meluapkan segala emosi yang selama ini ia pendam, ia melempar semua barang yang berada di sisinya dan kembali menangis hatinya sangat hancur ketika kenyataannya sangat pahit baginya.

Beberapa menit berlalu Syifa yang sudah sedikit tenang ia berjalan menyusuri anak tangga, ia hendak mengambil air untuk menyegarkan tenggorokannya yang sejak tadi terasa sangat perih.

Namun sebelum ia benar-benar sampai terdengar suara ayahnya yang membuat Syifa terhenti.

''Harusnya kamu sebagai ibu dapat mendampinginya!'' teriak ayah dari lantai bawah.

Ia tahu jika kini ayahnya sedang menelpon ibunya.

Syifa pun mengurungkan niatnya dan berbalik kembali ke kamarnya, hatinya kembali merasa sangat perih ketika ia mendengar apa yang ayahnya katakan.

Di kediaman Mira.

Mira berulangkali membuka ponselnya, ia sangat bingung dengan keadaan putrinya sekarang.

Ia pun kembali memencet tombol panggilan dan kembali menelpon mantan suaminya.

''Halo mas?''

''Apa lagi mir?'' Jawab Aris dengan nada dinginnya, ia berusaha menahan emosinya agar tidak memarahi mantan istrinya itu.

''Aku mau kita ketemu sekarang.''

''Baiklah, aku tunggu kamu di tempat biasa.'' Aris pun menutup panggilannya dan bergegas pergi ke tempat biasa mereka bertemu.

30 menit berlalu.

Aris yang sudah sampai di tempat yang sudah mereka janjikan ia memasuki restoran itu dan mencari keberadaan mantan istrinya.

Aris yang telah melihat keberadaan Mira ia segera mempercepat langkahnya.

''Ada apa?'' Tanya Aris dengan sikap yang tetap dingin pada Mira.

''Duduklah mas.''

Aris pun menuruti perintah Mira dan segera duduk di depannya.

''Aku hanya ingin membicarakan ini, kamu bilang aku seharusnya yang mendampingi Syifa. Sepertinya memang saatnya Syifa bersama aku aja mas.'' Tutur Mira mengutarakan maksudnya.

Aris membuka lebar matanya, ia merasa kaget dengan apa yang ia dengar.

''Maksud kamu, kamu mau ambil alih hak asuh Syifa?''

''Syifa udah besar mas, sekarang giliran aku yang merawat Syifa.''

''Gak bisa mir.''

''Kamu egois mas, Syifa juga butuh kasih sayang dari seorang ibu secara utuh, aku gak bisa hanya menemaninya sebentar hanya di saat Syifa libur saja mas.'' Kekeh Mira dengan nada sedikit kesal.

''Mir, udah berapa kali aku bilang sama kamu, Syifa butuh kasih sayang kita. Bukan hanya aku atau kamu tapi kita mir, aku hanya ingin kita balik lagi seperti dulu buat Syifa.'' Aris memegang tangan Mira, ia mencoba memberi pengertian pada mantan istrinya, sungguh hatinya masih mencintai sosok wanita yang selama ini Ia rindukan.

''Aku gak bisa mas, kamu tahu bagaimana ibuku mas.'' Mira menepis tangan Aris dan pergi meninggalkan Aris yang masih terduduk si kursinya.

Mira berlari meninggalkan Aris dan segera masuk ke dalam mobilnya, hatinya perih ketika Aris mengatakan jika Syifa membutuhkan kasih sayang dari mereka berdua, ia tidak bisa menepis jika memang seperti itu kenyataannya.

Mira tahu ia salah, namun ia takut jika ibunya akan memperlakukan Aris dengan sangat tidak baik, hatinya sangat sakit ketika laki-laki yang selama ini menjadi suaminya selalu mendapat perlakuan yang tidak baik dari ibunya sendiri.

''Aku mencintai kamu mas.'' Lirih Mira yang tidak bisa menahan air mata yang mulai menggenang di pelupuk matanya.

Ia pun menjalankan mobilnya untuk segera pulang.

Aris yang tidak menyangka jika usahanya selama ini untuk mendapatkan kembali Mira itu sia-sia bahkan di saat anaknya sendiri membutuhkan kasih sayang dari seorang ibu dan ayahnya ia masih bisa menolak.

Hari berganti hari Syifa yang masih sering mengurung dirinya di kamar membuat Aris kebingungan, ia takut jika anaknya sakit.

Ketukan pintu membangunkan Syifa yang terlelap di kasurnya.

Ia menggeliat dan memperhatikan siapa yang hendak mendekatinya.

''Ayah....'' kata syifa dengan suara khas bangun tidur.

''Kamu baik-baik saja kan? udah dua hari kamu diam di kamar terus, ayah khawatir jika kamu sakit.'' Tutur Aris yang memandangi putrinya dan mengusap puncak kepalanya.

''Aku baik-baik saja,'' Syifa masih bersikap dingin kepada ayahnya, hatinya masih sangat sakit setelah apa yang ia alami di hari kemarin.

''Ayah minta maaf....'' Lirih Aris yang menatap putrinya dengan lembut.

Syifa tidak menjawab perkataan ayahnya, jujur di dalam lubuk hatinya ia sangat ingin menangis dan memeluk ayahnya, namun ia tidak ingin melakukannya karena ia merasa jika dirinya seperti beban bagi ayahnya sendiri.

''Ayah janji, ayah gak akan kasar lagi, ayah akan lakukan apa mau kamu.'' Tutur Aris yang setia menanti jawaban dari putrinya.

''Aku hanya ingin ayah dan ibu kembali bersama,'' kata-kata itu lolos dari mulut Syifa. Ia sangat ingin jika ayah dan ibunya kembali bersama.

......................

Terpopuler

Comments

bontot poenya

bontot poenya

p

2024-08-28

0

Yunita aristya

Yunita aristya

nyimak

2022-09-24

0

Oh Dewi

Oh Dewi

mampir ah mana tau seru.
Btw, aku pernah baca novel yang judulnya (Siapa) Aku Tanpamu, itu keren banget. Kalo search jangan lupa tanda kurungnya

2022-08-18

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
147 Bab 147
148 Bab 148
149 Bab 149
150 Bab 150
151 Bab 151
152 Bab 152
153 Bab 153
154 Bab 154
155 Bab 155
Episodes

Updated 155 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146
147
Bab 147
148
Bab 148
149
Bab 149
150
Bab 150
151
Bab 151
152
Bab 152
153
Bab 153
154
Bab 154
155
Bab 155

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!