''Bu... aku mohon harusnya ibu bisa mengerti posisi aku sekarang!'' Mira mengutarakan keinginannya untuk kembali rujuk bersama Aris.
''Ibu belum bisa mir, kamu sudah tahu ibu gak bisa jika kamu kembali bersama dengan dia.''
Mira mengusap wajahnya kasar, ia tak tahu harus bagaimana lagi menghadapi sifat ibunya yang sedikit keras kepala.
''Ibu seorang ibu, dan aku juga sama seorang ibu, aku gak mau jika masa depan anak aku hancur gara-gara dia tidak mendapatkan perhatian dari ayah dan ibunya secara utuh, apa ibu tega melihat cucu ibu sendiri menderita atas kesalahan yang ibu perbuat.'' Mira menaikan suaranya dan berlalu ke kamarnya.
''Syifa....'' lirih nenek Syifa pelan.
Aris yang sedang mengadakan acara di kantornya, ia sedikit tidak fokus, pikirannya terus memikirkan putrinya, ia takut jika Syifa melakukan hal-hal yang tidak di inginkan.
Aris pun berusaha mengalihkan pikirannya ia menarik nafas dalam-dalam.
''Kenapa aku gak kepikiran,'' gerutu Aris yang mengingat Mira.
Ia pun mengambil ponsel dari saku celananya dan segera menelpon Mira.
Beberapa menit kemudian terdengar suara dari sebrang telepon
''Halo mas?'' Tanya Mira dengan suara khas orang habis menangis.
''Kamu menangis?'' tanya Aris yang tahu jika Mira sudah menangis.
''Enggak ko, aku sedikit gak enak badan.'' Tutur Mira berbohong.
''Oh, tadinya aku mau suruh kamu untuk menemani Syifa, aku takut dengan keadaan Syifa, apalagi dia sendirian di rumah.
Mira yang mendengar perkataan Aris ia sangat terkejut dan segera bangun dari duduknya.
''Oh, gapapa mas, biar aku aja yang ke rumah kamu.'' Mira pun menutup panggilannya dan bergegas berganti pakaian, ia takut dengan kondisi anaknya.
Aris bernafas lega karena Mira mau menemani putri mereka, ia pun kembali ke ruangannya.
Mira yang sudah siap dengan pakaian yang rapih, ia pun menuruni satu persatu anak tangga dengan cepat.
Ibunya yang sedang berada di dapur dibuatnya heran, ibu pun segera menghampiri putrinya yang terlihat buru-buru.
''Kamu mau kemana?'' tanya ibu pada Mira.
''Aku mau pergi dulu bu, aku harus menemani Syifa, mas Aris bilang jika Syifa sendirian di rumah apalagi setelah kejadian kemarin ia sering mengurung diri di kamarnya bu,'' lirih Mira pelan, ia benar-benar sangat khawatir pada putrinya.
Ibu yang mendengar perkataan Mira ia pun dibuat khawatir.
''Kalau begitu, ibu ikut kamu.'' Tutur ibu yang yang berjalan meninggalkan Mira, untuk mengambil tas di kamarnya.
Mira pun segera mempercepat langkahnya, pikirannya tak tenang bahkan hatinya sedikit tidak enak, ia pun terus berdoa untuk putrinya.
Ibu yang merasa bersalah memang karena dirinya Syifa menjadi seperti itu, ia sangat menyesal karena telah memisahkan ayah dan ibunya dari dirinya.
Ibu menghela nafas panjang, pikirannya menolak jika Mira kembali bersama Aris, namun tidak dengan hatinya, hatinya merasa perih saat mengetahui jika cucu kesayangannya menderita karena ulah dirinya sendiri.
''Mir.'' Ibu berkata sedikit pelan.
Mira yang sedang fokus menyetir ia hanya menoleh ke arah ibunya dan kembali menatap jalanan.
''Mir ibu minta maaf, karena ibu kamu sama Aris berpisah, bahkan karena ibu anakmu menderita.'' Tutur ibu yang terdengar sangat menyayat hatinya.
Mira kembali menoleh ke arah ibunya, ia tak bisa berkata apa-apa, hanya ia dapat merasakan setitik harapan muncul dalam dirinya.
''Apa ibu mau menerima mas Aris kembali dalam hidupku?'' Mira dengan penuh harapan.
''Iya.'' Ibu pun membalas senyuman dari putrinya, hatinya terasa sangat lega ketika ia berkata iya untuk kedua kalinya setelah dulu merestui putrinya menikah dengan Aris yang menurutnya tak layak jika harus bersama putrinya.
30 menit berlalu, Mira dan ibunya pun telah sampai di halaman rumah Aris.
Syifa yang mendengar suara mobil masuk ke pekarangan rumahnya, ia pun segera membuka pintu rumah.
Namun, kali ini ia terkejut karena kedatangan nenek bersama dengan ibunya.
Syifa pun segera berlari dan memeluk ibunya yang sudah lama tidak bertemu.
Syifa yang telah melepas pelukan dari ibunya kini ia beralih memeluk nenek yang sangat ia sayangi.
''Kamu baik-baik aja kan? tanya nenek yang melihat keadaan cucunya.
''Alhamdulillah baik nek, ayo kita masuk ke dalam.'' Syifa pun mengajak kedua wanita yang sangat ia rindukan ke dalam rumahnya.
terlihat rumah mewah dengan desain yang modern, ibu memandangi seisi rumah itu yang terlihat sangat nyaman.
Dulu Aris memang hanya seorang pegawai rendahan yang membuat ibu tak merestui hubungan mereka, ibu malah menjodohkan Mira dengan lelaki pilihannya, namun Mira yang bersikeras tak mau menerima perjodohan itu sehingga ia kabur dari rumah, ibu yang memang keras kepala ia selalu menginginkan apa yang menjadi keinginannya agar terwujud ia tak ingin jika putrinya menjalani hidup yang serba kekurangan.
Tapi kini ibu dibuat sangat malu atas apa yang ia perbuat pada menantunya.
.
Aris yang sudah selesai ia bergegas untuk segera pulang.
Ia sangat bahagia karena kali ini Mira ada di rumahnya, yang memang saat ini ia rindukan.
Jalanan yang sedikit macet membuatnya harus sedikit bersabar.
Jarak antara kantor Aris dengan rumahnya terbilang lumayan dekat hanya memakan waktu 20 menit dan itu jika jalanan tidak macet.
Beberapa menit kemudian Aris telah sampai di halaman rumahnya dan segera melangkahkan kakinya untuk masuk, namun langkahnya terhenti saat ia mendengar suara anak dan mantan istrinya bahkan suara yang sangat ia kenal terdengar jelas di telinganya.
''Assalamualaikum.'' Salam Aris pada orang-orang yang berada di dalam ruangan.
Mereka pun menoleh ke arah suara yang terdengar jelas kalau itu ayah dari depan pintu.
‘’Waalaikumusalam''
''Aris,'' ibu tersenyum pada laki-laki yang pernah menjadi menantunya itu.
''Ibu apa kabar?'' Tanya Aris yang menyalami punggung tangan ibu mertuanya.
''Ibu baik, kamu sendiri?'' Tanya ibu yang menatap menantunya itu. Ibu merasa sangat malu karena sikapnya dulu yang sering merendahkan dirinya.
Mereka pun berbincang cukup banyak hal hingga Syifa berkata pada ayah dan ibunya.
''Ayah, ibu Syifa mau bilang sesuatu pada kalian.'' Tutur Syifa menundukkan pandangannya.
Ayah dan ibunya menatap lembut pada anak mereka yang kini sudah tumbuh dewasa, apa yang mau kamu katakan nak?'' Tanya ibu yang mengusap punggung tangan anaknya.
''Aku hanya ingin minta maaf jika selama ini aku selalu membuat kalian khawatir, dan membuat kalian malu.'' Tutur Syifa tertunduk
Ayah dan ibu Syifa menatap lembut pada dirinya. Mereka tak pernah mendengar perkataan Syifa yang terlihat sangat terpukul.
Syifa melanjutkan kembali perkataannya yang seperti tercekat ia menarik nafasnya dalam- dalam.
''Ayah, ibu Syifa janji akan berubah, Syifa akan belajar lebih baik lagi tapi Syifa mohon, Syifa hanya ingin jika ayah dan ibu kembali bersama.'' Ia tak bisa menahan air matanya, hatinya sakit mengingat saat- saat pilu sendirian tak ada pelukan hangat dari seorang ibu yang selalu ia rindukan.
''Aris ibu minta maaf atas apapun kesalahan ibu di masa lalu, ibu rasa ibu egois atas apa yang terjadi, ibu tau ibu salah dan ibu minta maaf ibu baru menyadarinya, sebelum semua terlambat ibu mohon agar kamu bersama mira kembali rujuk gimana kamu mau kan?''
Ucapan nenek dengan penuh harapan.
''Ibu... ibu tak perlu meminta maaf atas semuanya karena aku merasa kalau ini sudah takdirku, dan aku dari dulu sampai sekarang aku selalu menanti Mira kembali.
''Kalau seperti itu segeralah kalian kembali agar itu lebih baik.''
Syifa tersenyum penuh dengan kebahagiaan yang tak pernah ia bayangkan, ia berharap semoga akan menjadi awal yang baik untuk keluarganya.
Tiga hari berlalu setelah kejadian itu ayah dan ibu telah resmi menjadi suami istri kembali, Syifa selalu bahagia di rumah tak pernah kembali sendiri ayah yang mulai mengurangi aktivitas di kantor agar selalu bersama menambah kebahagian.
''Mas apa sebaiknya jika Syifa kita pindahkan sekolahnya?'' tutur ibu yang mengusulkan perpindahan sekolah yang menurutnya lebih baik.
''Entahlah, mas belum memikirkannya, mas rasa sekolah Syifa sekarang itu cukup baik, cuma bagaimana kita mendidik anak kita kembali kecuali jika Syifa memang ingin pindah sekolah mas akan serahkan semua pada Syifa.''
Syifa yang mendengar perbincangan ayah dan ibunya ia duduk berdampingan dengan mereka.
''Ayah, ibu jika aku mau mondok bagaimana? Aku ingin jika aku bisa belajar lebih banyak tentang agama, mungkin jika aku lebih banyak memahami agama aku akan lebih baik lagi, aku hanya ingin bisa membahagiakan kalian, Syifa janji tidak akan mengulangi kesalahan yang pernah Syifa perbuat ''
''Itu bagus nak,'' ibu tersenyum hangat memandangi putrinya.
''Iya ayah akan mendukung apa yang kamu mau. Ayah tau kemana kamu akan mondok ayah ada seorang kenalan iya cukup baik.''
''Benarkah? dimana aku akan mondok?'' Tanya Syifa yang sedikit antusias.
''Di Bandung? di pesantren Kyai Agus jarak antara Bandung dan Jakarta tak begitu jauh sayang.''
''Tapi aku belum terlalu yakin juga yah,''
''Ayah tau Syifa ini berat tapi kamu tau kan ilmu agama itu lebih penting dari segala sesuatu karena dengan ilmu agama kita akan menjadi hamba yang lebih mengenal Rabb Nya, ayah rasa itu pilihan yang bagus. Kamu tahu, ayah sedikit sekali ilmu agama yang mungkin tak bisa ayah berikan pada kamu dan juga ibumu, tapi dalam hal lain mungkin ayah dan ibu mampu untuk beri jadi apa kamu masih ragu?
''Ayah tak pernah memaksa kamu tapi jika kamu siap kita akan berangkat besok sore''
''Hah besok sore? apa ini tak terlalu terburu buru? aku bahkan belum menyiapkan apapun yah?''
''Benar yah, apa ini tak terlalu cepat?'' tanya ibu serius karena memang hanya satu hari syifa punya kesempatan berkemas.
''Kalau begitu hari Minggu kita berangkat, sekalian ayah libur kerja, gimana?''
''Baiklah, makasih ayah ibu.''
Aku pasti akan sangat rindu ayah dan ibu.'' Syifa memeluk erat ibunya seakan takut kehilangan kembali.
''Belum juga berangkat sudah bilang rindu, jangan sampai nanti kamu kabur yah.'' ayah tertawa kecil membuat ibu geleng-gelang kepala.
''Jangan dong, masa kabur.'' Tutur ibu mengingatkan syifa.
Kebahagian yang sebelumnya tak Syifa dapat kini ia rasakan, Syifa sangat bersyukur atas rencana Allah yang sangat berharga untuknya, ia berjanji tak akan mengecewakan kedua orang tuanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 155 Episodes
Comments
MommyAtha
masih nyimak thor
2022-05-13
1
Вet¡¡πа ♡
hai Thor Tina mampir lagi^e
2022-05-09
2
Lady Meilina (Ig:lady_meilina)
lanjut syifa
2022-04-27
0