Bab 2

''Bu... aku mohon harusnya ibu bisa mengerti posisi aku sekarang!'' Mira mengutarakan keinginannya untuk kembali rujuk bersama Aris.

''Ibu belum bisa mir, kamu sudah tahu ibu gak bisa jika kamu kembali bersama dengan dia.''

Mira mengusap wajahnya kasar, ia tak tahu harus bagaimana lagi menghadapi sifat ibunya yang sedikit keras kepala.

''Ibu seorang ibu, dan aku juga sama seorang ibu, aku gak mau jika masa depan anak aku hancur gara-gara dia tidak mendapatkan perhatian dari ayah dan ibunya secara utuh, apa ibu tega melihat cucu ibu sendiri menderita atas kesalahan yang ibu perbuat.'' Mira menaikan suaranya dan berlalu ke kamarnya.

''Syifa....'' lirih nenek Syifa pelan.

Aris yang sedang mengadakan acara di kantornya, ia sedikit tidak fokus, pikirannya terus memikirkan putrinya, ia takut jika Syifa melakukan hal-hal yang tidak di inginkan.

Aris pun berusaha mengalihkan pikirannya ia menarik nafas dalam-dalam.

''Kenapa aku gak kepikiran,'' gerutu Aris yang mengingat Mira.

Ia pun mengambil ponsel dari saku celananya dan segera menelpon Mira.

Beberapa menit kemudian terdengar suara dari sebrang telepon

''Halo mas?'' Tanya Mira dengan suara khas orang habis menangis.

''Kamu menangis?'' tanya Aris yang tahu jika Mira sudah menangis.

''Enggak ko, aku sedikit gak enak badan.'' Tutur Mira berbohong.

''Oh, tadinya aku mau suruh kamu untuk menemani Syifa, aku takut dengan keadaan Syifa, apalagi dia sendirian di rumah.

Mira yang mendengar perkataan Aris ia sangat terkejut dan segera bangun dari duduknya.

''Oh, gapapa mas, biar aku aja yang ke rumah kamu.'' Mira pun menutup panggilannya dan bergegas berganti pakaian, ia takut dengan kondisi anaknya.

Aris bernafas lega karena Mira mau menemani putri mereka, ia pun kembali ke ruangannya.

Mira yang sudah siap dengan pakaian yang rapih, ia pun menuruni satu persatu anak tangga dengan cepat.

Ibunya yang sedang berada di dapur dibuatnya heran, ibu pun segera menghampiri putrinya yang terlihat buru-buru.

''Kamu mau kemana?'' tanya ibu pada Mira.

''Aku mau pergi dulu bu, aku harus menemani Syifa, mas Aris bilang jika Syifa sendirian di rumah apalagi setelah kejadian kemarin ia sering mengurung diri di kamarnya bu,'' lirih Mira pelan, ia benar-benar sangat khawatir pada putrinya.

Ibu yang mendengar perkataan Mira ia pun dibuat khawatir.

''Kalau begitu, ibu ikut kamu.'' Tutur ibu yang yang berjalan meninggalkan Mira, untuk mengambil tas di kamarnya.

Mira pun segera mempercepat langkahnya, pikirannya tak tenang bahkan hatinya sedikit tidak enak, ia pun terus berdoa untuk putrinya.

Ibu yang merasa bersalah memang karena dirinya Syifa menjadi seperti itu, ia sangat menyesal karena telah memisahkan ayah dan ibunya dari dirinya.

Ibu menghela nafas panjang, pikirannya menolak jika Mira kembali bersama Aris, namun tidak dengan hatinya, hatinya merasa perih saat mengetahui jika cucu kesayangannya menderita karena ulah dirinya sendiri.

''Mir.'' Ibu berkata sedikit pelan.

Mira yang sedang fokus menyetir ia hanya menoleh ke arah ibunya dan kembali menatap jalanan.

''Mir ibu minta maaf, karena ibu kamu sama Aris berpisah, bahkan karena ibu anakmu menderita.'' Tutur ibu yang terdengar sangat menyayat hatinya.

Mira kembali menoleh ke arah ibunya, ia tak bisa berkata apa-apa, hanya ia dapat merasakan setitik harapan muncul dalam dirinya.

''Apa ibu mau menerima mas Aris kembali dalam hidupku?'' Mira dengan penuh harapan.

''Iya.'' Ibu pun membalas senyuman dari putrinya, hatinya terasa sangat lega ketika ia berkata iya untuk kedua kalinya setelah dulu merestui putrinya menikah dengan Aris yang menurutnya tak layak jika harus bersama putrinya.

30 menit berlalu, Mira dan ibunya pun telah sampai di halaman rumah Aris.

Syifa yang mendengar suara mobil masuk ke pekarangan rumahnya, ia pun segera membuka pintu rumah.

Namun, kali ini ia terkejut karena kedatangan nenek bersama dengan ibunya.

Syifa pun segera berlari dan memeluk ibunya yang sudah lama tidak bertemu.

Syifa yang telah melepas pelukan dari ibunya kini ia beralih memeluk nenek yang sangat ia sayangi.

''Kamu baik-baik aja kan? tanya nenek yang melihat keadaan cucunya.

''Alhamdulillah baik nek, ayo kita masuk ke dalam.'' Syifa pun mengajak kedua wanita yang sangat ia rindukan ke dalam rumahnya.

terlihat rumah mewah dengan desain yang modern, ibu memandangi seisi rumah itu yang terlihat sangat nyaman.

Dulu Aris memang hanya seorang pegawai rendahan yang membuat ibu tak merestui hubungan mereka, ibu malah menjodohkan Mira dengan lelaki pilihannya, namun Mira yang bersikeras tak mau menerima perjodohan itu sehingga ia kabur dari rumah, ibu yang memang keras kepala ia selalu menginginkan apa yang menjadi keinginannya agar terwujud ia tak ingin jika putrinya menjalani hidup yang serba kekurangan.

Tapi kini ibu dibuat sangat malu atas apa yang ia perbuat pada menantunya.

.

Aris yang sudah selesai ia bergegas untuk segera pulang.

Ia sangat bahagia karena kali ini Mira ada di rumahnya, yang memang saat ini ia rindukan.

Jalanan yang sedikit macet membuatnya harus sedikit bersabar.

Jarak antara kantor Aris dengan rumahnya terbilang lumayan dekat hanya memakan waktu 20 menit dan itu jika jalanan tidak macet.

Beberapa menit kemudian Aris telah sampai di halaman rumahnya dan segera melangkahkan kakinya untuk masuk, namun langkahnya terhenti saat ia mendengar suara anak dan mantan istrinya bahkan suara yang sangat ia kenal terdengar jelas di telinganya.

''Assalamualaikum.'' Salam Aris pada orang-orang yang berada di dalam ruangan.

Mereka pun menoleh ke arah suara yang terdengar jelas kalau itu ayah dari depan pintu.

‘’Waalaikumusalam''

''Aris,'' ibu tersenyum pada laki-laki yang pernah menjadi menantunya itu.

''Ibu apa kabar?'' Tanya Aris yang menyalami punggung tangan ibu mertuanya.

''Ibu baik, kamu sendiri?'' Tanya ibu yang menatap menantunya itu. Ibu merasa sangat malu karena sikapnya dulu yang sering merendahkan dirinya.

Mereka pun berbincang cukup banyak hal hingga Syifa berkata pada ayah dan ibunya.

''Ayah, ibu Syifa mau bilang sesuatu pada kalian.'' Tutur Syifa menundukkan pandangannya.

Ayah dan ibunya menatap lembut pada anak mereka yang kini sudah tumbuh dewasa, apa yang mau kamu katakan nak?'' Tanya ibu yang mengusap punggung tangan anaknya.

''Aku hanya ingin minta maaf jika selama ini aku selalu membuat kalian khawatir, dan membuat kalian malu.'' Tutur Syifa tertunduk

Ayah dan ibu Syifa menatap lembut pada dirinya. Mereka tak pernah mendengar perkataan Syifa yang terlihat sangat terpukul.

Syifa melanjutkan kembali perkataannya yang seperti tercekat ia menarik nafasnya dalam- dalam.

''Ayah, ibu Syifa janji akan berubah, Syifa akan belajar lebih baik lagi tapi Syifa mohon, Syifa hanya ingin jika ayah dan ibu kembali bersama.'' Ia tak bisa menahan air matanya, hatinya sakit mengingat saat- saat pilu sendirian tak ada pelukan hangat dari seorang ibu yang selalu ia rindukan.

''Aris ibu minta maaf atas apapun kesalahan ibu di masa lalu, ibu rasa ibu egois atas apa yang terjadi, ibu tau ibu salah dan ibu minta maaf ibu baru menyadarinya, sebelum semua terlambat ibu mohon agar kamu bersama mira kembali rujuk gimana kamu mau kan?''

Ucapan nenek dengan penuh harapan.

''Ibu... ibu tak perlu meminta maaf atas semuanya karena aku merasa kalau ini sudah takdirku, dan aku dari dulu sampai sekarang aku selalu menanti Mira kembali.

''Kalau seperti itu segeralah kalian kembali agar itu lebih baik.''

Syifa tersenyum penuh dengan kebahagiaan yang tak pernah ia bayangkan, ia berharap semoga akan menjadi awal yang baik untuk keluarganya.

Tiga hari berlalu setelah kejadian itu ayah dan ibu telah resmi menjadi suami istri kembali, Syifa selalu bahagia di rumah tak pernah kembali sendiri ayah yang mulai mengurangi aktivitas di kantor agar selalu bersama menambah kebahagian.

''Mas apa sebaiknya jika Syifa kita pindahkan sekolahnya?'' tutur ibu yang mengusulkan perpindahan sekolah yang menurutnya lebih baik.

''Entahlah, mas belum memikirkannya, mas rasa sekolah Syifa sekarang itu cukup baik, cuma bagaimana kita mendidik anak kita kembali kecuali jika Syifa memang ingin pindah sekolah mas akan serahkan semua pada Syifa.''

Syifa yang mendengar perbincangan ayah dan ibunya ia duduk berdampingan dengan mereka.

''Ayah, ibu jika aku mau mondok bagaimana? Aku ingin jika aku bisa belajar lebih banyak tentang agama, mungkin jika aku lebih banyak memahami agama aku akan lebih baik lagi, aku hanya ingin bisa membahagiakan kalian, Syifa janji tidak akan mengulangi kesalahan yang pernah Syifa perbuat ''

''Itu bagus nak,'' ibu tersenyum hangat memandangi putrinya.

''Iya ayah akan mendukung apa yang kamu mau. Ayah tau kemana kamu akan mondok ayah ada seorang kenalan iya cukup baik.''

''Benarkah? dimana aku akan mondok?'' Tanya Syifa yang sedikit antusias.

''Di Bandung? di pesantren Kyai Agus jarak antara Bandung dan Jakarta tak begitu jauh sayang.''

''Tapi aku belum terlalu yakin juga yah,''

''Ayah tau Syifa ini berat tapi kamu tau kan ilmu agama itu lebih penting dari segala sesuatu karena dengan ilmu agama kita akan menjadi hamba yang lebih mengenal Rabb Nya, ayah rasa itu pilihan yang bagus. Kamu tahu, ayah sedikit sekali ilmu agama yang mungkin tak bisa ayah berikan pada kamu dan juga ibumu, tapi dalam hal lain mungkin ayah dan ibu mampu untuk beri jadi apa kamu masih ragu?

''Ayah tak pernah memaksa kamu tapi jika kamu siap kita akan berangkat besok sore''

''Hah besok sore? apa ini tak terlalu terburu buru? aku bahkan belum menyiapkan apapun yah?''

''Benar yah, apa ini tak terlalu cepat?'' tanya ibu serius karena memang hanya satu hari syifa punya kesempatan berkemas.

''Kalau begitu hari Minggu kita berangkat, sekalian ayah libur kerja, gimana?''

''Baiklah, makasih ayah ibu.''

Aku pasti akan sangat rindu ayah dan ibu.'' Syifa memeluk erat ibunya seakan takut kehilangan kembali.

''Belum juga berangkat sudah bilang rindu, jangan sampai nanti kamu kabur yah.'' ayah tertawa kecil membuat ibu geleng-gelang kepala.

''Jangan dong, masa kabur.'' Tutur ibu mengingatkan syifa.

Kebahagian yang sebelumnya tak Syifa dapat kini ia rasakan, Syifa sangat bersyukur atas rencana Allah yang sangat berharga untuknya, ia berjanji tak akan mengecewakan kedua orang tuanya.

Terpopuler

Comments

MommyAtha

MommyAtha

masih nyimak thor

2022-05-13

1

Вet¡¡πа ♡

Вet¡¡πа ♡

hai Thor Tina mampir lagi^e

2022-05-09

2

Lady Meilina (Ig:lady_meilina)

Lady Meilina (Ig:lady_meilina)

lanjut syifa

2022-04-27

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
147 Bab 147
148 Bab 148
149 Bab 149
150 Bab 150
151 Bab 151
152 Bab 152
153 Bab 153
154 Bab 154
155 Bab 155
Episodes

Updated 155 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146
147
Bab 147
148
Bab 148
149
Bab 149
150
Bab 150
151
Bab 151
152
Bab 152
153
Bab 153
154
Bab 154
155
Bab 155

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!