''Syifa, kamu sudah istirahatnya nak?'' tanya ummi yang melihat kehadirannya.
Ummi tersenyum melihat Syifa yang duduk di dekat ibu dan ayahnya.
''Iya udah ummi.''
Syifa menampilkan senyumnya pada ummi yang terlihat begitu ramah padanya.
Ayah dan ibu yang sudah bersiap akan pulang kembali mereka pun berpamitan kepada Ummi dan Pak Kyai.
''Kalau begitu kami pamit Pak, ummi, saya titip Syifa dan mohon untuk segala bimbingannya, mungkin kapan-kapan saya akan kembali.''
''Baiklah ris, tak perlu sungkan seperti itu, kapan saja kamu mau menengok anakmu silahkan dan anggaplah kami ini keluargamu ris''
Tutur abah yang mengantar ayah dan ibu ke depan halaman rumahnya.
''Terima kasih Pak, kalau begitu saya pamit Pak, assalamualaikum'' salam ayah kepada mereka dan kembali saling berjabat tangan.
''Waalaikumusalam.''
Syifa pun mengantar ibu dan ayahnya sampai dimana mobil terparkir ia memeluk ibu dan ayahnya bergantian.
''Ibu aku pasti akan rindu sekali.'' Ucap Syifa yang menahan tangisnya, hatinya sedikit rapuh mengingat ia akan sendirian di sini, bahkan tenggorokannya seperti tercekat karena menahan tangis yang sejak tadi ia tahan. Syifa tak ingin terlihat sedih ketika ayah dan ibunya akan meninggalkannya.
Ia pun melepas pelukannya, dan beralih memeluk ayahnya yang selama ini selalu bersamanya.
''Syifa juga akan rindu sekali sama ayah,'' dengan lirihnya Syifa berkata
''Kamu harus belajar yang rajin sayang dan baik- baik disini, ibu dan ayah pasti akan mendoakan yang terbaik untuk kamu sayang.''
Syifa hanya menganggukkan kepalanya, ia tak bisa berkata-kata, hatinya begitu rapuh saat ia mendengar apa yang ayah dan ibunya katakan.
''Ayah pamit dulu ya, kamu harus hati-hati sayang ayah percaya kalau kamu pasti bisa, kamu harus giat belajar ayah pasti akan rindu kamu.''
''Iya ayah juga, aku juga pasti akan rindu kalian.'' Syifa pun kembali memeluk ayahnya lebih erat rasanya ia tak ingin sendiri tapi ia harus kuat.
''Assalamualaikum'' ayah dan ibu pun mengecup puncak kepalanya bergantian mereka pun segera memasuki mobilnya.
''Waalaikumsalam,'' lirih Syifa pelan yang berusaha menguatkan hatinya.
Syifa pun melambaikan tangannya sampai mobil ayahnya melaju dan tidak ter lihat dari pekarangan rumah ummi. Ia pun berjalan kembali ke kamar untuk istirahat setelah lamanya perjalanan, rasanya tubuhnya mulai merasakan lelah.
''Arin, Arumi?'' Syifa memanggil nama ke 2 teman barunya setelah pintu kamar ia buka namun ia tidak mendapati mereka di kamar.
''Sepertinya mereka masih di taman,'' gumam Syifa yang berlalu ke kasur miliknya.
Di ruangan guru.
Yusuf terus membolak-balik buku yang ia baca sejak jam istirahat terlintas bayangan wanita yang saat tadi bertabrakan dengannya.
''sepertinya aku baru melihatnya, apakah dia santriwati baru? dia cukup cantik dan....''gumam Yusuf dalam hatinya.
''Astagfirullah kenapa aku malah memikirkan santriwati tadi, ya Allah ampuni hamba, hamba tidak sengaja memikirkan wanita itu.''
Yusuf segera berdiri dan membereskan buku-buku yang tadi ia baca dan merapikan semua kitab karena sebentar lagi akan mengajar kembali, ia segera pergi untuk melaksanakan shalat Ashar ke masjid karena memang waktu Ashar akan segera tiba.
Yusuf pun berjalan ke arah masjid lewat samping, karena memang dari ruang guru ke arah masjid sangatlah dekat tanpa perlu melewati lapangan, sedangkan lapangan adalah jalur khusus untuk santriwati.
Yusuf yang telah mulai berwudhu dan masuk ke masjid untuk melaksanakan adzan Ashar
Tak lama kemudian terdengar suara adzan berkumandang, semua santri dan para santriwati mulai berdatangan ke masjid.
.
Di kamar Syifa.
''Syifa ayo bangun!''
Arin menggoyahkan tubuhnya agar Syifa cepat bangun.
''Aduh ada apa Arin aku masih ngantuk.''
sambil menarik selimbut kembali menutupi tubuhnya.
''Syifa ini udah adzan aahar ayo.''
Arumi menarik ujung selimbut dan memaksa Syifa agar cepat bangun.
Syifa terperanjat dan segera bangun ia pun segera bersiap untuk segera pergi ke masjid.
''Syifa aku sama Arumi duluan ya, gapapa kan?''
Arumi yang sudah siap dengan mukenanya segera membawa perlengkapan untuk mengaji dan menoleh kembali pada Syifa.
''Syifa aku juga berangkat duluan ya, kamu harus cepat, sebelum shalat di mulai kamu harus cepat-cepat ke masjid'' kata arumi mengingatkan.
''Iya gak apak-apa duluan saja.''
Syifa pun segera berlari ke kamar mandi dan segera bersiap.
Setelah semuanya siap Syifa pun segera berlari ke masjid karena ia tidak ingin jika harus telat, kalau sampai ia telat ia akan malu sekali, apa lagi ini hari pertama untuknya masuk pesantren.
Semua santri dan santriwati telah bersiap untuk melaksanakan shalat untungnya ia tepat waktu, sebelum mereka shalat Syifa sudah berada di masjid kalau tidak sudah dipastikan ia akan mendapatkan hukuman.
Mereka pun shalat dengan khusyuk sampai selesai, dan setelah shalat selesai para santri dan santriwati berdzikir bersama, mungkin memang rutinitas di pesantren itu seperti ini.
Saat semua orang telah berdiri Syifa mengira para santriwati akan pergi ke kamar kembali, tapi langkahnya terhenti saat ada seseorang memanggil namanya.
''Syifa!''
Ia pun menoleh ke arah sumber suara ternyata Arin yang memangilnya.
Arin menyuruh Syifa untuk duduk bersama dia.
''Kenapa di sini? aku kira akan kembali ke kamar.''
''Ke kamar bagaimana kita akan mengaji disini sampai nanti pukul lima sore baru sesudah itu kita istirahat sebelum datang waktu magrib,
''Oh, kamu juga tidak memberitahu aku, ya mana aku tahu.''
Tak lama kemudian datanglah seorang Ustadzah yang akan mengajar para santriwati.
Masjid terhalang oleh tirai untuk memisahkan antara santri dan santriwati disaat shalat, tapi di saat untuk mengaji semua santri lelaki pindah ke ruangan atas masjid dan santriwati hanya di bawah, semua di pisahkan saat pengajaran sampai selesai pun santri lelaki akan pulang dari pintu sisi kanan sedangkan santriwati akan keluar melewati pintu depan mesjid, yang tak lama terhubung ke kamar para santriwati, karena kamar para Santriwati di sisi kiri berdampingan dengan rumah Abah.
Pukul lima sore.
Semua santri yang sudah mengikuti pengajian akhirnya selesai dan keluar ke kamar masing-masing ada juga yang ke kantin untuk makan dan yang lainnya,
Syifa, Arin dan Arumi pergi ke kamar untuk menyimpan dulu mukena dan berganti memakai kerudung, mereka pun pergi ke kantin karena perutnya yang terasa lapar.
Saat di perjalanan ke kantin tak sengaja Syifa kembali bertabrakan dengan lelaki yang tadi ia tabrak.
''Astagfirullah, maaf aku tak sengaja.''Ucap Syifa dengan nada bersalah.
Yusuf yang memang kebetulan tak memperhatikan jalan ia sedang sibuk dengan ponselnya.
''Maaf-maaf.''
Yusuf yang menyadari itu ia pun malah memperhatikan seseorang yang bertabrakan dengannya.
''Ternyata dia lagi, '' dalam hati Yusuf berkata.
''Oh kamu lagi, maaf iya aku benar tidak sengaja'' ucap Syifa yang terdengar pelan.
''Tidak apa-apa, aku tahu kamu tidak sengaja, aku juga minta maaf karena aku sendiri tidak memperhatikan.''
Syifa dan Yusuf pun saling membalas senyum dan kembali berjalan ke arah yang berbeda.
''Ekhem…Ekhem….''
Terdengar suara Arin dan Arumi yang malah menggoda dirinya.
''Ih apa sih.''
''Hati-hati jangan tuh matanya nanti loncat.'' Arumi yang yang tidak hentinya menggoda Syifa.
''Ih apaan sih.''
Syifa yang merasa malu karena kedua temannya terus menggoda dirinya.
''Kamu tahu gak Syifa dia itu siapa?'' tanya Arin yang tidak hentinya menggoda dirinya.
''Gak tau orang aku baru bertemu, memangnya kamu tahu dia siapa?'' tanya Syifa yang sedikit penasaran.''
''Tahu lah masa enggak.''
Arumi dan Arin saling beradu pandang dan tersenyum.
''Memang dia siapa?'' tanya Syifa kembali dengan sedikit tidak sabar.
''Dia itu Ustadz Yusuf salah satu pengajar pondok disini.'' Kata Arin dan Arumi mengangguk.
''Apa!''
Syifa menyalahkan dirinya sendiri, karena bisa-bisanya ia tidak mengenali Ustadz yang akan mengajarinya.
''Ko aku ceroboh gitu, apalagi aku panggil kamu,'' gumam Syifa pelan.
Arumi dan Arin malah menertawakan kelakuan Syifa dan segera masuk ke dalam kantin.
''Syifa ayo sini katanya kamu mau makan.''
''Iya.''
Syifa berjalan menghampiri Arin dan Arimi yang masih saja menggoda dirinya.
''Udah dong aku malu.'' Ucap Syifa yang seketika membuat wajahnya sedikit memerah.
''Andai saja aku tahu kalau dia ustadz aku gak akan berani menatapnya, tapi aku jadi tahu ada ustadz ganteng disini'' gumam Syifa dalam hatinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 155 Episodes
Comments
Aris Pujiono
belajar yang rajin syifa biar jadi ustadzah 😁
2022-04-18
0
Mom FA
salam dari in memories🙏
2022-04-10
1
🐈Mad3_ctk_bgt🐈
aku mampir kakak
2022-04-09
1