Guarding The Vampire Sword

Guarding The Vampire Sword

Gtvs

Kehidupan kota yang penuh dengan jadwal sibuk sebuah kontrakan dekat jalan raya tak jauh juga dari gang dimana haltebus yang langsung sampai.

Gadis itu adalah,

Damanda, terbangun di pukul tujuh pagi untuk segera bersiap karena busnya yang akan datang menjemput segera datang.

Damanda baru keluar dari kontrakannya melangkah ke depan gang.

Damanda Alista. Gadis berusia 21 tahun tinggal sendirian di kontrakannya Damanda memiliki rambut hitam kemerahan dan mata besar coklat tubuhnya tinggi kurus 168 cm. Damanda selalu seperti itu bisa jadi ke siang bisa jadi terlalu rajin ya suka hati ia saja.

"Masih pagi, Gak telat... gak telat." Bermonolog pada dirinya sendiri.

Tidak lama Damanda bicara pada dirinya sendiri sebuah bus berhenti dan satu penanggung jawab turun bicara pada Damanda sambil membawa kertas dan papan juga pena. Damanda diam berdiri di hadapan orang itu orang itu menggunakan tanda pengenal sebagai penanggung jawab.

"Kamu Damanda?" Orang itu menatap Damanda lalu mencentang sesuatu dan memberikan sebuah kartu dan ada talinya.

"Iya saya." Damanda mengangguk dan tangannya menerima benda itu

Damanda tidak sabar untuk naik dan di berikan tanda pengenal mahasiswanya. Bus kembali berjalan Damanda duduk di paling belakang bersama anak mahasiswa lainnya yang bertubuh sedikit berisi. Sedikit terjepit tapi, tidak apa.

Laju bus normal hingga halte tempat menjemput Damanda tadi sudah mulai tak terlihat, tidak terasa Bus sampai di musium dengan banyak benda sejarah kerajaan dan peninggalannya ada juga benda pusaka berupa senjata atau wadah kramat yang bisa membawa petaka atau keberuntungan.

Semua maha siswa turun dari mobil bus dan baru saja mereka menginjakkan kaki di halaman musium mereka sudah di sambut deretan patung prajurit di pinggir dekat tangga masuk ke dalam yang tinggi, di tengah tangga ada patung singa besar di atas sebuah pondasi bertuliskan keterangannya di buat dengan ukiran warna emas.

Semua maha siswa masuk ke dalam dan sudah di sambut dengan banyak pengunjung juga benda-benda bersejarah.

Penanggung jawab berbalik badannya menghadap muridnya.

"Kalian bisa menjelajah dan berkeliling dengan sesuai tanda pengenal kalian, berkelompok dan jangan pisah! Kita berkumpul disini di jam sepuluh nanti. Jangan lupakan ini tugas pembuatan makalah." Penjelasan penanggung jawab pada mahasiswa yang datang bersamanya. Beberapa maha siswa mengangguk paham ada juga yang sebatas lewat.

"Iya pak," jawab mereka bersamaan. Mereka sungguh berpencar secara kelompok sesuai dengan tanda pengenal yang mereka pakai di lehernya dan sudah ada kode pembagian kelompok mereka tinggal berkumpul dengan klompok yang kodenya sama dengan yang ada di tanda pengenalnya.

Damanda satu kelompok dengan dua lelaki dan tiga perempuan termasuk Damanda disana. Mereka mendatangi setiap pajangan dan juga mendengarkan penjelasan seorang pemandu yang kebetulan menjaga benda dan pajangan dalam lemari kaca. Sebelum mengambil gambar mereka juga meminta izin lebih dulu.

"Silakan ambil gambar jika melihat tanda ini jika tidak ada jangan di ambil gambarnya atau di sentuh," ucap seorang pemandu yang mereka tanyai.

Mereka berpindah kesebuah lemari kaca besar dengan senjata cantik terdapat permata.

"Ini adalah pedang dengan permata merah dan putih pedang. Pertama di miliki oleh Raja Damian lalu pedang ke dua di miliki putranya. Kenapa bisa ada dua sejarahnya masih rahasia satu peneliti yang bisa mengetahui jika pedang itu ada dua dan di miliki oleh raja bernama Raja Damian dan pedang kedua di miliki putranya. Peneliti itu langsung meninggal Dunia setelahnya karena penyakit aneh."

"Setelah itu penelitian di lanjutkan tapi, tidak pernah di temukan apapun lagi setelah munculnya nama Raja Damian. Dan ketika akan mencari tahu siapa putranya para peneliti tidak bisa dan ada saja penghalangnya dan masih sangat misterius. Sebelum ilmuwan itu meninggal beliau sempat mengatakan jika pedang di temukan sebelum masehi jelas kapan tahun sebelum masehi itu atau priode keberapa, masih belum ada kejelasannya."

"Lalu pedang hilang di curi dari tempat penyimpanan sebelum masuk musium ini dan di temukan oleh satu keluarga yang sedang berpiknik Hanya di temukan sebelah dengan permata satu tapi warnanya seperti merah dan putih menyatu."

"Pedang di bawa kemari oleh keluarga tersebut dan menjelaskan kejadian itu lalu ketika polisi akan meminta penjelasan lebih lanjut satu keluarga itu sudah tidak tinggal di negara ini dan di periksa data keluar negri dan penerbangan atau pasport tidak ada catatan atau Data di temukan, mereka di buat bingung, di mana pihak berwajib juga tidak bisa menemukan mereka, masih dalam misteri. Pedang ini sangat di dijaga karena membawa wabah konon katanya."

Pemandu itu masih menjelaskan tentang pedang di hadapan teman-temannya. Damanda hanya memperhatikan pedang itu dari atas bawah dan menatap dengan tatapan tak asing.

Damanda dan ke empat temannya berjalan lagi melihat hal lainnya tapi, ketika sampai di batu permata zamrud. Jam sudah menunjukan pukul sepuluh dan waktunya mereka menjelajah selesai.

"Kayaknya kita udahan aja, nanti kita bagi tugas lewat pesan," ucap Fahmi.

"Iya.. kurangnya tentang informasi kita cari di buku perpustakaan atau perpustakaan kota." Tambah Alea.

"Ok." Damanda Galey dan Hans mengangguk. Ketika mereka melewati tempat pedang tadi semakin ramai saja orang yang melihat dan seperti tertarik mendengar penjelasan pemandu itu

Mereka berkumpul dan mulai mendengarkan penanggung jawab yang membawa mereka ke musium bicara panjang lebar. Setelah selesai mereka lalu kembali lagi masuk ke bus setelah kunjungan hari ini selesai mereka diantar pulang.

Di perjalanan pulang seketika bus mereka oleng dan mengalami kecelakaan ketika itu semua warga mengevakuaisi beberapa yang selamat.

Damanda merasa lemah dan pingsan di dalam bus.

seketika tubuhnya terasa terangkat dan ketika matanya terbuka perlahan.

Damanda ada di tempat yang asing bersandar pada dinding tanah liat yang seperti pagar rumah seseorang.

Suasananya gelap dan tidak ada cahaya Damanda terdiam dan menatap sekitar Damanda melirik ke arah lain.

"Ini malam?"

Kepalanya terasa pusing Damanda memegangi kepalanya dan seketika melihat ke bawah dirinya memakai sandal aneh dan putus Damanda memilih melepaskannya dan bertelanjang kaki ketika itu merasa dirinya menggendong membawa sesuatu seperti tali, tunggu bajunya berubah gaun dan rambutnya di kepang eh.. ini?

"Aku di mana?" Damanda sadar.

"Loh Baju aku..." Seketika sebuah kuda berlari dan penunggang kuda itu lelaki dengan pakaian seperti zirah pengawal atau perajurit kerajaan mengulurkan tangannya.

Damanda ragu dan mundur kebelakang. Damanda menjauhkan diri seketika, orang penunggang kuda melepaskan helem zirahnya dan mengulurkan tangannya sambil berteriak cepat ayo pergi!.

"Heeey... Nona ayo cepat."

"Haah..." Tanpa banyak tanya lagi Penunggang kuda itu menarik Damanda tanpa sadar sudah di atas kuda dengan cara yang aneh dan dari kejauhan kuda pergi membawanya sebuah gerombolan prajurit berkuda mengejar mereka.

"Tunggu aku mau muntah... Kau salah membawaku," ucap Damanda yang kesal seketika itu juga Damanda muntah dan membuat penunggang kuda itu berdecak malas.

Memutar kudanya dan berhenti di suatu tempat dengan benar Damanda duduk di belakang penunggang dengan posisi benar.

"Kenapa kau membawaku kau siapa?"

"Apa maksudmu jangan bertanya aneh-aneh, apa kau mau mati nona?"

"Mati apa maksudmu?" Damanda bersuara lagi tapi tidak di jawab, penunggang itu kembali fokus pada kuda dan jalanan. Damanda juga melihat sekitar adalah hutan dan ini adalah...

"Ini dimana?"

"Kau disinilah memangnya kau ada dimana nona Damanda. Kau ini penjaga pedang Vampir memangnya apa.

Haa...

"Apa aku penjaga pedang... apa? Tunggu sebentar ini pedang." Damanda memberikan pedang itu memperlihatkan ada penunggang kuda yang baru saja turun dari kudanya. Penunggang kuda itu menatap aneh dan memundurkan langkahnya.

"Anda itu jangan sembarang, Aku Tristan panggil nama jangan kau kau." Damanda melongo melihat Tristan melangkah pergi memasuki sebuah pondok tua sederhana ada beberapa kuda di ikat di halamannya termasuk kuda Tristan tadi.

Damanda mengikuti Tristan masuk dan melihat ada di pria lagi dan satunya sangat tampan satunya seperti anak nakal satu, ya lng satunya seperti sudah memiliki anak atau hot daddy. Pikiran Damanda membayangkan ketiga pria di dalam pondok itu melayang jauh.

Seketika kibasan tangan dari lelaki yang rambut putih mata prak itu mengibas didepan wajah Damanda lalu berdiri didepan Damanda. Terkejut Damanda mundur selangkah ke belakang

"Aku Marcus, Kau penjaga pedang itu ya.. Pantas lah Darah Guarding ada padamu mata coklat besar hidung tidak terlalu mancung tubuh kerempeng rambut hitam kemerahan sebahu. Cocok sesuai dengan yang kita cari." Marcus memperkenalkan diri dengan wajah menyebalkannya.

"Sejak tadi dia aneh hanya bertanya aku dimana. Aku akan jelaskan..." Suara Tristan menambahkan ucapan Marcus yang ada didepan Damanda.

"Aku sebenarnya Bukan...." Damanda ingin bicara tapi, terpotong lagi menatap tajam si rambut putih.

"Dia itu Damanda aku menemukannya terduduk berlindung di balik tembok kami sempat berlarian karena desanya diserang dengan brutal hingga dirinya terkena timpukan batu besar. tadinya kukira mati ternyata tidak, keras juga untuk ukuran kepala wanita seperti mu." Suara tristan lagi terdengar di telinga Damanda sedangkan dua pria lainnya lagi tidak bersuara.

Damanda terkejut tidak mungkin jangan-jangan pemilik tubuh ini sudah mati dan sekarang dirinya ada disini itu karena jiwanya tertukar dan jiwa orang ini mati dan dirinya bagaimana dengan masa depan bagaimana dengan tugasnya, kontrakan.

Tunggu kontrakan sepertinya tak masalah tapi, sekarang posisinya adalah masalah besar ini tempat apa? dunia apa? sekarang tahun berapa? Damanda bingung!

Damanda menatap ruangan dan bedang yang di pegang lalu ke empat lelaki dan satunya mengupil. Pertemuan yang buruk untuk orang berambut putih bernama Marcus lalu Tristan.

Lalu yang berdiri dekat jendela dengan tunik kebesaran wajahnya seperti Hot Dady dan lumayan tampan itu.

Lalu satunya tampan mata coklat rambut hitam dan kulit putih bersih sepertinya dua lelaki kulit putih si Marcus dan satunya lelaki rambut hitam mata coklat.

Dilihat jika mereka laki-laki itu memiliki tubuh tinggi sekitar 180 untuk Tristan dan 183 untuk Marcus dan si hot Daddy itu 182 dan satunya lagi si tampan rambut hitam mata coklat 185.

"Hey.. kau mengamati kami," suara Marcus mengganggu Damanda.

"Jangan ganggu Dia," ucap Tristan yang berkutat dengan alat masaknya.

Terpopuler

Comments

EL CASANDRA

EL CASANDRA

bahasanya agak kayak novel terjemah tapi juga kayak karya ori🧐😅

2022-05-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!