Married With Dangerous Boy

Married With Dangerous Boy

1. New School

Alesha Bulan Delona, seorang gadis yang kerap disapa dengan Alesha itu memiliki paras cantik bak dewi Yunani. Kulitnya putih bersinar disertai rambut panjang yang semakin menambah pesona kecantikannya. Dia terlihat begitu imut dengan tinggi badan 160cm. Kini ia sedang berada dalam perjalanan menuju sekolah sembari membaca novel Dia Acha, novel kesayangannya.

Dari malam hingga pagi, gadis itu tak bisa tidur nyenyak. Alesha begitu penasaran memecahkan teka-teki siapa Acha sebenarnya. Misteri yang terkandung di dalam novel tersebut benar-benar dirangkum begitu elok hingga membuat Alesha langsung jatuh cinta. Namun kepalanya terasa pening saat ini. Bagaimana tidak, ia memaksakan diri untuk membaca novel di dalam mobil.

Terpaksa Alesha harus menutup novelnya sebentar. Dia memijat kepalanya dengan pelan. Alesha akan melanjutkan bacaannya ketika sudah jam istirahat di sekolah baru nantinya. Hari ini adalah hari pertama Alesha menjadi murid baru. Tiga hari yang lalu, dia beserta keluarganya pindah dari Bandung ke Jakarta karna pekerjaan ayahnya.

"Kenapa, Sha?" tanya Delon, ayah Alesha.

"Pusing, Yah."

"Kamu baca novel di mobil?"

Alesha mengangguk kecil. "Iya, Yah."

"Kalau membaca di dalam mobil pasti pusing, lebih baik baca di perpustakaan aja, Sha." Tegur Delon.

"Habisnya ceritanya seru sih, kan Alesha jadi pengen cepet-cepet selesaiin,"

Delon geleng-geleng kepala. "Tapi kamu harus jaga kesehatan, Sha. Jangan paksain hal yang tidak baik untuk kesehatan," peringat Delon.

"Iya Ayahku tercinta, Alesha pasti jaga kesehatan." Alesha memeluk lengan Ayahnya. Delon mengelus pelan puncak anak tunggalnya.

"Bentar lagi udah sampe di sekolah baru, belajar yang rajin, Sha. Buat Ayah dan Ibu bangga."

"Siap, Ayah." Alesha memberi hormat.

Delon menghentikan mobil di depan gerbang. Masih tersisa lima belas menit sebelum bel masuk sekolah berbunyi.

Alesha menjabat tangan Delon. Ia menempelkan tangan Delon ke dahinya. "Alesha sekolah dulu, Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumslaam."

Alesha turun dari mobil. Sebelum masuk, ia merapikan seragamnya. Detak jantungnya berdegup kencang. Alesha mengatur napasnya mengurangi rasa gugup.

Delon memencet bel, kemudian beliau pergi bekerja. Alesha melambaikan tangan seraya tersenyum, setelah itu ia menantapkan diri untuk masuk ke dalam sekolah dengan hati berdebar-debar.

...***...

Alesha masuk ke dalam kelas bersama wali kelasnya. Semua pandangan mata teman-temannya tertuju ke arahnya. Alesha menarik napas dalam-dalam membuang rasa nervous-nya.

"Halo semua, perkenalkan nama gue Alesha Bulan Delona, kalian bisa panggil gue Alesha, terima kasih."

Seorang cowok dengan tas yang menyampir di bahu langsung nyelonong masuk tanpa permisi.

"Zafran! Mana etikamu saat masuk kelas!" tegur Dewi.

"Ketinggalan di rumah," Zafran melemparkan tasnya di atas meja kemudia ia duduk dan menelungkupkan kepalanya di atas meja tanpa rasa bersalah sedikit pun.

Dewi geleng-geleng kepala melihat tingkah laku Zafran. "Alesha, silahkan duduk di kursi kosong."

Alesha mengangguk dan menuruti perintah wali kelasnya. Dia berjalan menuju bangku kosong yang berada di samping kanan cowok yang bernama Zafran tersebut. Di samping kiri kursinya ada seorang cowok tampan yang diam fokus memperhatikan ke depan.

Alesha tidak berani berkenalan dengan Zafran, karna cowok itu menidurkan kepalanya di meja. Alesha takut mengganggunya. Cewek itu beralih ke arah sebaliknya. Ia menjulurkan tangannya, niatnya untuk berkenalan dengan teman baru.

"Hai nama gue Alesha, lo siapa?"

Tangan Alesha senantiasa mengambang di udara. Cowok itu bahkan tidak melirik Alesha sama sekali. Cewek yang ada di depan Alesha berbalik ke belakang. Ia menurunkan tangan Alesha.

"Nama dia Gavin. Sampe setahun lo julurin tangan lo juga gak bakal di respon sama si kulkas. Mending kenalan sama gue aja," ucapnya berbisik amat sangat pelan.

"Nama gue Martha, ada dua hal yang perlu lo hindari saat sekolah di sini," jelasnya.

Alesha mengangkat salah satu alisnya. "Apa?"

"Nanti pas istirahat gue kasih tau, karna-"

"Berisik! Lo berdua bisa diem gak sih!" Alesha dan Martha terjingkat kaget. Teriakan Zafran menggema di telinga keduanya.

Martha langsung terdiam. Ia kembali ke tempat asalnya. Alesha memandang Zafran tak percaya.

"Apa lo liat-liat?"

Alesha tersadar, ia geleng-geleng kepala dan kembali fokus ke depan.

Zafran menendang bangku Alesha keras hingga kursinya menabrak kursi Gavin. Cewek itu terjatuh dipelukan Gavin. Kelas mendadak ricuh. Sebagian dari mereka bersiul ria.

*Cie.. Cie

Si kulkas otw punya pawang,

Andaikan gue jadi Gavin,

Aa, iri deh sama anak baru bisa meluk Gavin*.

Zafran berdiri dari duduknya, sebelum ia keluar dari kelas, matanya menatap Gavin penuh seringaian.

Lagi-lagi Alesha menjadi pusat perhatian. Apalagi saat dirinya memeluk Gavin. Cowok itu tidak protes bahkan posisinya masih tetap seperti semula. Alesha berkedip cepat. Ia bergegas menjauhkan diri dari Gavin.

"Ma-maaf, gue gak sengaja," Alesha menarik kursinya menjauh. Martha membantunya.

Gavin tak merespon permintaan maaf Alesha. Cowok itu menatap keluar pintu, tempat di mana Zafran keluar. Alesha melihat jika tangan Gavin terkepal erat. Otot-ototnya muncul di permukaan kulitnya. Alesha meneguk salivanya. Ia sedikit takut melihat Gavin yang terlihat menahan amarah.

"Baru aja satu hari lo udah terancam dalam bahaya," ucap Martha.

...***...

Alesha membuka novelnya. Kali ini Martha mencari tempat yang aman untuk membicarakan hal yang paling penting untuk Alesha ketahui sebagai murid baru.

Matanya fokus membaca novel. Tapi telapak tangan Martha merambat ke novelnya dan menutupnya.

"Kenapa?" tanya Alesha.

"Apanya?"

"Kenapa lo bawa gue ke perpustakaan? Kan lebih enak kalau kita ngobrol di kantin," Alesha benar, lebih nyaman jika mereka berdua membicarakan hal penting di kantin bukan di perpustakaan. Perpustakaan adalah tempat sunyi anti suara, tapi Martha malah mengajaknya ke mari.

Sebenarnya Alesha suka berada di sini, tapi sekarang bukan waktu yang tepat untuk membaca. Apalagi sekarang Alesha harus mengecilkan suaranya se-pelan mungkin supaya tidak menganggu yang lain.

"Lebih bahaya kalau kita di kantin, nanti si es sama api denger, tambah bahaya."

"Maksudnya es sama api?"

Martha lebih mendekatkan diri ke Alesha. "Gini gue jelasin. Jadi di sekolah kita ini ada api Utara sama es Selatan. Api Utara ini julukan untuk si Zafran, bad boy kelas kakap. Berandalan yang sukanya cari masalah sama si es Selatan, alias kulkas berjalan, yaitu si Gavin,"

"Dua-duanya sama bahayanya. Kalau si Zafran udah ngibarin bendera perang ke Gavin, meskipun si Gavin nih orangnya cuek dan gak pernah ngomong kayak orang bisu, tapi dia selalu nerima tantangannya Zafran. Mereka berdua ini sering banget adu mekanik,"

"Sering keluar masuk Bk. Tapi anehnya, mereka selalu rebutan peringkat satu dan dua. Makanya meskipun mereka suka cari masalah, mereka tetep jadi kesayangannya guru,"

"Terus kenapa mereka bisa berbahaya?"

"Karna kalau lo berani mengusik kehidupan mereka berdua, lo akan jadi korbannya."

"Korban pembunuhan?"

"Lebih kejam daripada pembunuhan. Mereka gak hanya bunuh lo secara fisik, tapi mereka bakal bunuh lo secara mental."

"Terus? Gue harus lari kalau ketemu mereka?"

Martha menggebrak meja dengan keras. "Lo paham gak sih maksud gue?" ucapnya nge-gas.

"Stt!!! diam!" tegur beberapa orang yang sedang konsentrasi membaca.

Martha langsung menutup mulutnya. Sedang Alesha terkekeh pelan.

"Maksud gue, lo harus menghindari mereka, jangan sampai lo terlibat hal sekecil apapun sama mereka. Kalau gak, lo bakal dapat masalah besar!"

"Apalagi sama si Zafran, dia kalau udah bully orang gak mandang bulu, dan gak bakal nyerah sebelum korbannya masuk rumah sakit atau bahkan keluar dari sekolah ini!"

Mendengar perkataan Martha, bulu kuduk Alesha merinding seketika. Ia teringat beberapa saat yang lalu, saat dia sedang asik berbincang dengan Martha, Zafran tiba-tiba menendang kursinya ke arah Gavin.

Mata Alesha mendelik. Ia mencengkram lengan Martha. "T-tapi Mar, g-gue kan duduk diantara mereka,"

Martha mengangguk mengerti. "Sekarang lo malah duduk di antara mereka berdua. Padahal kursi yang lo duduki memang sengaja dikosongin, karna Zafran sering nendang kursi itu ke arah Gavin,"

"APA?!"

Alesha berdiri. Ia tak peduli tatapan kebencian yang terarah padanya. Ia segera beranjak dari perpustakaan dan berlari ke dalam kelas meninggalkan Martha sendirian.

"Alesha? Lo mau ke mana? Kok gue di tinggal?"

Alesha lari terbirit-birit seakan dikejar hantu. Ia tidak mau mencari masalah lagi, sebisa mungkin Alesha harus pindah kursi.

Kelas kosong tidak ada siapapun, ini kesempatan Alesha untuk pindah tempat duduk. Ia mengambil tasnya, lalu memindahkan kursinya di mana pun asalkan terjauh dari dua orang itu. Karna ia tak mau menjadi korban tendangan Zafran.

Saat Alesha memegang kursinya, tangan seseorang juga menarik kursi tersebut. Buru-buru Alesha mendongak. Betapa terkejutnya ia saat melihat Zafran menatapnya nyalang.

"Siapa lo berani mindahin kursi ini?"

...***...

Terpopuler

Comments

Noorhikmah

Noorhikmah

baru mampir...

2022-04-13

0

Miss HALU💋💖

Miss HALU💋💖

mampir...😊

2022-04-08

1

Dwi Rustiani

Dwi Rustiani

tetap semangat kak🥰

2022-03-21

0

lihat semua
Episodes
1 1. New School
2 2. Terlambat
3 3. Dijodohkan?
4 4. Dia orangnya
5 5. Tanding Basket.
6 6. Menjenguk Camer
7 7. Tunangan
8 8. Hujan
9 9. Gara-gara Zafran
10 10. Bola Pembawa Sial
11 11. You Are So Beautiful
12 12. Undangan Rahasia
13 13. Keranjang Cabe
14 14. Pernikahan
15 15. Kembang Api
16 16. Keberanian Martha
17 17. Working together
18 18. Genteng Bocor
19 19. Having Fun
20 20. Demam
21 21. Bukan Masakan Martha
22 22. Musuh Di Sekolah
23 23. Salah Gandeng
24 24. Tukang Multitalenta
25 25. Salah Memilih Petugas
26 26. Keributan Cimol
27 27. Pertemuan Tak Terduga
28 28. Malam yang Indah
29 29. Jalan
30 30. Undangan Untuk Mama Zafran
31 31. Kesibukan Zafran
32 32. Klien Penting
33 33. Melepas Kerinduan
34 34. Sekertaris Cantik?
35 35. Modus Paksaan
36 36. Amukan Macan Betina
37 37. Murid Baru
38 38. Tidak Ada Kabar
39 39. Kesengajaan
40 40. Back To Home
41 41. Persiapan Debut
42 42. Masih Backstreet
43 43. Bekal Martha
44 44. Kekuasaan CEO
45 45. Ziarah
46 46. Acara Puncak
47 47. Les Memasak
48 48. Pencarian Kelas
49 49. Hal Yang Mengejutkan
50 50. Kare Spesial
51 51. Panti Asuhan
52 52. Musuh Baru
53 53. Ujian Praktik
54 54. Ferdi yang Malang
55 54. Ferdi yang Malang
56 54. Ferdi yang Malang
57 54. Ferdi yang Malang
58 55. Kesalahpahaman Pasutri
59 56. Pembagian Kelompok yang Menakutkan
60 57. Kelicikan Nana
61 58. Tak Terduga
62 59. Tidak Sesuai Rencana
63 60. Fakta dan Kenyataan
64 61. Aura Menyeramkan
65 62. Nana Diserang?
66 63. Cerita Dari Nana
67 64. Dari Mata Zafran
68 65. Tidak Masuk Sekolah
69 66. Pesan dari Alesha
70 67. Gavin Cemburu
71 68. Perbaikan
72 69. Menghabiskan Waktu Berdua
73 70. Tiada Hari Tanpa Masalah
74 71. Siapa Pelakunya?
75 72. Alesha Diculik?
76 73. Semakin Runyam
77 74. Zafran Beraksi
78 75. Mulai Membaik Lagi
79 76 . Nasib Jomblo
80 77. Bertemu Anarka
Episodes

Updated 80 Episodes

1
1. New School
2
2. Terlambat
3
3. Dijodohkan?
4
4. Dia orangnya
5
5. Tanding Basket.
6
6. Menjenguk Camer
7
7. Tunangan
8
8. Hujan
9
9. Gara-gara Zafran
10
10. Bola Pembawa Sial
11
11. You Are So Beautiful
12
12. Undangan Rahasia
13
13. Keranjang Cabe
14
14. Pernikahan
15
15. Kembang Api
16
16. Keberanian Martha
17
17. Working together
18
18. Genteng Bocor
19
19. Having Fun
20
20. Demam
21
21. Bukan Masakan Martha
22
22. Musuh Di Sekolah
23
23. Salah Gandeng
24
24. Tukang Multitalenta
25
25. Salah Memilih Petugas
26
26. Keributan Cimol
27
27. Pertemuan Tak Terduga
28
28. Malam yang Indah
29
29. Jalan
30
30. Undangan Untuk Mama Zafran
31
31. Kesibukan Zafran
32
32. Klien Penting
33
33. Melepas Kerinduan
34
34. Sekertaris Cantik?
35
35. Modus Paksaan
36
36. Amukan Macan Betina
37
37. Murid Baru
38
38. Tidak Ada Kabar
39
39. Kesengajaan
40
40. Back To Home
41
41. Persiapan Debut
42
42. Masih Backstreet
43
43. Bekal Martha
44
44. Kekuasaan CEO
45
45. Ziarah
46
46. Acara Puncak
47
47. Les Memasak
48
48. Pencarian Kelas
49
49. Hal Yang Mengejutkan
50
50. Kare Spesial
51
51. Panti Asuhan
52
52. Musuh Baru
53
53. Ujian Praktik
54
54. Ferdi yang Malang
55
54. Ferdi yang Malang
56
54. Ferdi yang Malang
57
54. Ferdi yang Malang
58
55. Kesalahpahaman Pasutri
59
56. Pembagian Kelompok yang Menakutkan
60
57. Kelicikan Nana
61
58. Tak Terduga
62
59. Tidak Sesuai Rencana
63
60. Fakta dan Kenyataan
64
61. Aura Menyeramkan
65
62. Nana Diserang?
66
63. Cerita Dari Nana
67
64. Dari Mata Zafran
68
65. Tidak Masuk Sekolah
69
66. Pesan dari Alesha
70
67. Gavin Cemburu
71
68. Perbaikan
72
69. Menghabiskan Waktu Berdua
73
70. Tiada Hari Tanpa Masalah
74
71. Siapa Pelakunya?
75
72. Alesha Diculik?
76
73. Semakin Runyam
77
74. Zafran Beraksi
78
75. Mulai Membaik Lagi
79
76 . Nasib Jomblo
80
77. Bertemu Anarka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!