Aku Hanya Inginkan Om
Hai Readers tersayang 🥰
Disarankan sebelum membaca Novel ini, bacalah terlebih dahulu Novel “Angin Samudera Tanpa Batas” ya?, karena Novel ini adalah sequel dari Novel Angin Samudera Tanpa Batas, agar kalian tahu sejarahnya.
Terima kasih untuk Readers yang selalu setia membaca Novelku🤗
Tanpa Readers, othor tidak ada apa-apanya.😉
Happy Reading!!!!💖💖
...................
🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥
Hai… namaku Berlian Putri Harin. Usiaku kini 16 tahun dan beberapa bulan lagi usiaku 17 tahun. Aku lahir dari pasangan Harvan Hartawan dan Intan Permata.
Ibuku meninggal saat melahirkan aku, dan ayahku meninggal di usiaku yang baru menginjak 5 tahun. Sejak itu aku menjadi anak yatim piatu.
Aku besar di bawah asuhan Om ku yang bernama Jodi Pratama. Aku biasa memanggilnya Om Ijong. Sepeninggalan ayahku, om Ijong lah yang menjadi ayahku. Ia sangat menyayangiku layaknya anak sendiri. Om Ijong teman ayahku semasa mereka kuliah di Amerika hingga mereka menjadi sahabat. Tidak ada ikatan darah sedikit pun di antara mereka, tapi kebaikan dan kejujurannya melebihi apa pun, sehingga om Ijong menjadi kepercayaan ayahku untuk memegang semua perusahaannya karena pada saat itu usiaku masih kecil.
Om Ijong kini berusia 45 tahun. Meski sudah tua tapi dia masih terlihat muda dan gagah, wajahnya pun masih terlihat tampan. Dan sampai saat ini om Ijong masih tetap menduda.
Selain om Ijong, aku pun di asuh oleh Ibu sambungku yang bernama Mustika Mirah Delima. Beliau adalah ibu yang baik untukku, ia menyayangiku seperti anaknya sendiri. Saat kematian ayahku, ibu Delima sempat depresi dalam waktu yang cukup lama. Sehingga yang dominan mengurusiku dari semenjak ayahku meninggal adalah om Ijong.
Aku sudah mengganggap om ku itu ayahku sendiri karena seluruh kasih sayangnya ia curah kan untukku. Sehingga meskipun aku sudah menjadi anak yatim piatu sejak usia 5 tahun, aku tak kekurangan kasih sayang, karena om ku selalu menjagaku dengan baik layaknya ayahku. Ia mendidikku dan memanjakanku. Hidupku sangat bahagia nyaris tak pernah bersedih. Aku hanya akan merasa bersedih saat om ku harus bekerja keluar kota untuk beberapa waktu karena harus mengurusi anak cabang perusahaan ayahku di luar daerah.
Semenjak ayahku meninggal, seluruh aset perusahaan menjadi atas namaku tapi yang mengelola adalah om ku. Kenapa bukan ibu? Karena saat itu ibu Delima alami depresi parah dan setelah sembuh, notaris meminta ibu untuk terlibat dalam perusahaan ayah, tapi ibu menolak dengan alasan ia tidak menjiwai urusan perusahaan dan tidak sesuai dengan ilmu yang ia miliki karena ilmunya adalah Magister sains matematika. Jadi ibu lebih memilih menjadi dosen di salah satu perguruan tinggi swasta di Ibukota juga kegiatan lainnya adalah sebagai penggiat sosial mengurusi panti asuhan, karena sejarah kehidupannya lekat dengan panti.
Jadi segalanya di serahkan pada om ku, karena memang om juga kepercayaan kakekku. Jadi atas persetujuan kakek, om Ijong lah yang mengelola perusahaan ayahku sampai aku cukup umur untuk memegang perusahaan tersebut.
Dari kecil aku sekolah mengikuti metode Home schooling. Kemudian aku mengikuti program akselerasi dan hasilnya di usia 16 tahun aku sudah lulus kelas 12. Dan saat ini aku sedang mencari Universitas yang cocok dengan minat dan bakatku. Sebenarnya minatku adalah seni namun om mengarahkan ku untuk memgambil jurusan manajemen industri atau jurusan yang berhubungan erat dengan perusahaan ayahku yaitu di bidang IT, karena di masa depan aku lah yang akan memimpin perusahaan ayahku.
Aku mengikuti saran om ku karena hanya aku lah satu-satunya penerus perusahaan ayahku.
*
Hari ini aku merasa kesal sekali karena om ku pergi begitu lama ke luar daerah, selama satu minggu om ku pergi untuk mengurusi anak cabang perusahaan ayah di luar daerah. Meski setiap malam ia menghubungiku melalui v-call tapi tetap saja tanpa kehadiran nya aku merasa kesepian.
Seharian ini aku malas-malasan, tidak ada om di dekatku, aku merasa tidak bersemangat. Saat aku tengah rebahan di kamar, suara ibu mengejutkanku. “Berlian Putri Harin! Ayo makan malam, seharian ini kamu hanya di kamar saja. Anak perawan tidak baik bermalas-malasan.” Suara ibu memekakan gendang telingaku.
“Berli sayang…. Ayo keluarlah!.” Ibu membuka pintu kamar sementara aku tetap menelungkupkan tubuhku di atas tempat tidur.
Tapi pada saat aku melirik ke arah ibu, tepat di belakang tubuh ibuku nampak wajah om tengah tersenyum padaku, sontak aku langsung berdiri dan berlari ke arah om ku dan naik keatas pangkuannya.
“Ooom….. om sudah pulang?, om jahat, pergi gak bilang-bilang. Udah gitu lama banget perginya hiks.” Sedihku dalam pangkuan om.
“Maaf sayang…. Om gak bilang karena acaranya mendadak, kan tiap malam kita v-call, apa itu belum cukup, hm?.” Om merayuku, meski om sudah minta maaf padaku tapi tetap saja aku masih kesal, dan lagi-lagi suara ibu membuat bising di telingaku. “Ya ampuuun… Berli! Kau sudah bukan anak kecil lagi, tak pantas kau masih di gendong sama om mu seperti itu.”
“Sudah biarkan saja Del.” Om membelaku.
“Iya, ibu gitu terus… Emangnya aku gak boleh kangen-kangenan sama om?.”
“Gak ada yang melarangmu kangen sama siapa pun sayang, tapi kamu bukan anak kecil lagi yang di gendong om kamu seperti begitu. Ayo turun dari tubuh om kamu itu!.”
“Sudah Del Biarin, biasanya juga begini kan?.” Om ku memang paling baik sedunia. Ibu tetap saja nyerocos dan aku tidak memperdulikan nya, aku tetap bermanja-manja di atas pangkuan om ku, aku sangat rindu sekali padanya, satu minggu tak bertemu dengan nya serasa lama sekali.
Kemudian om duduk di kursi makan dan tetap membawaku dalam pangkuannya. Seperti itu setiap hari sedari aku kecil.
Om begitu memanjakan aku dan itu membuatku bahagia, hanya saja ibu yang selalu cerewet dengan omelannya.
“Sayang, selama om tidak ada, apa yang kamu lakukan?.” Tanya om padaku.
“Tidak banyak yang aku lakukan, aku bosan di rumah terus, apa lagi gak ada om, hiks.” Jawab sedihku.
“Tapi sebentar lagi kau tidak akan bosan lagi sayang. Kau nanti akan banyak teman. Besok asisten om akan mencarikan universitas untukmu.” Kata om sembari menyuapiku. Kami selalu makan pada piring yang sama.
“Iya, nanti kau akan banyak teman, mungkin kau juga akan mendapatkan teman laki-laki disana.” Sambung ibu.
Sepertinya ibu senang deh kalau aku punya teman laki-laki. Dan jujur saja, karena dari kecil aku mengikuti Home schooling jadi aku kurang pandai dalam bersosialisasi, aku tidak punya banyak teman, satu-satunya lelaki yang aku kenal hanya om dan beberapa orang yang bekerja di rumah. Tapi bukan berarti aku tak pandai berkomunikasi dengan orang-orang, hanya saja aku paling tidak suka berbasa basi.
Ya… satu-satunya orang yang dekat denganku hanya om, aku merasa nyaman di dekatnya. Rasanya aku tidak perlu memiliki banyak teman, satu om saja sudah cukup bagiku. Tapi tetap saja yang namanya hidup, kita perlu bersosialisasi dengan banyak orang, apalagi dalam berorganisasi, itu sangat di perlukan sekali. Begitu yang selalu om katakan padaku. Suatu hari nanti aku akan memimpin perusahaanku, untuk itu sangat di butuhkan sekali olehku ilmu komunikasi. Karenanya di sela-sela kesibukannya om selalu mengajari aku mengenai banyak hal, baik tentang ilmu sosial, politik, budaya, ekonomi juga ilmu lainnya.
“Setelah makan malam mu habis, tidur lah sayang.” Kata ibu.
“Iya.. ibu bawel deh.” Ucap kesalku.
“Ibu bukan bawel sayang, tapi kamu besok harus bangun pagi..” Kata ibu.
“Emangnya kita mau kemana bu?.” Tanyaku heran.
“Meskipun kita tidak kemana-mana, tetap saja harus bangun pagi. Besok ibu akan ajak kamu ke kampus, siapa tahu kamu suka dengan suasa kampus tempat ibu bekerja, kamu bisa kuliah disana.”
“Ah ogah satu kampus sama ibu sendiri, nanti dapat nilai bagus disangkanya KKN lagi. Gak mau aku bu.” Tolak ku dan itu membuat om ku tersenyum dan aku serasa dapat dukungan.
“Hehe.. biarkan dia memilih universitas sesuai dengan keinginannya Del, jangan di paksa-paksa, nanti sekolahnya malah gak bener.” Kata om kesayanganku.
“Tuh denger bu, apa kata om, biarkan aku memilih yang sesuai dengan hatiku agar aku enjoy belajarnya.”
“Ah kalian selalu saja berkolaborasi untuk menentangku, terserah deh… yang penting kamu harus melanjutkan sekolahmu.” Kata Ibu yang terlihat sedikit kecewa.
“Ya sudah, sekarang kamu masuk kamar dan pergi tidur.” Sambung ibu. Tapi aku tidak mau beranjak kalau om tidak pergi juga ke kamarnya.
“Ayo om.” Ajakku pada om, tapi ibu menyela. “Om kamu masih ada urusan sama ibu, kita akan membahas masalah sekolahmu, jadi mulai sekarang kamu harus mandiri karena kamu sudah dewasa sayang… tidurlah sendiri, jangan tergantung pada om mu terus.” Tuh kan nyerocos lagi dasar emak-emak huh.
“Kok gitu sih bu! Aku gak bisa tidur kalau om belum baca cerita untukku.” Ibu semakin membuat aku kesal saja.
“Kalau kamu terus-terusan bergantung pada om mu, kamu tidak akan pernah menjadi dewasa sayang.” Gak tahu kenapa akhir-akhir ini ibu ngomongnya selalu saja begitu.
“Ah ibu kok jadi gak asik gini sih ah!.”
“Sudah-sudah, ayo sayang om antar kamu tidur ya.” Om membawaku ke kamarku dan mengatakan pada ibu, “Nanti kita bicara lagi setelah Berlian tidur ya Del!.”
Seperti biasa om selalu bercerita apa saja sebelum aku tidur. Aku paling senang saat om bercerita, aku merebahkan kepalaku pada dadanya dan mengendus wangi tubuhnya, itulah yang membuat aku bisa tidur, aroma tubuh om sudah seperti candu bagiku dan bersandar di dadanya adalah tempat teraman dan terhangat buatku.
💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
Mila Siti Roseff
syukur lah thor, namanya jhodi pratama, bukan jhoni pratama,, karna jhoni pratama nama suami ku 😄
2022-03-16
2
re
Mulai
2022-03-06
2