Mirror!

Mirror!

Prolog

Tatapan mata itu tertuju pada sebuah manekin yang terpajang di sebuah etalase kaca. Pada manekin itu terpajang gaun berwarna hijau pastel yang membuat sosoknya tertegun. Dari semua pandangan yang berhasil ia sapu, sosok itu kembali membelalakan matanya saat melihat sepasang sepatu kets berwarna senada dengan gaun yang terpajang pada manekin. Bagian leher manekin dipasangkan sebuah kalung dan pergelangan tangan kiri dari manekin itu menggunakan jam tangan berwarna silver dengan taburan batu rubi hijau. Tangan kanannya menggunakan gelang yang bertaburan dengan bunga nuansa putih dan hijau pastel juga yang membuatnya terlihat sangat serasi dengan paduan gaun yang dipajang pada manekin. Wig dari manekin itu berwarna merah bata. Berbalut dengan bandana berwarna merah yang sedikit mencolok. Sosok itu mengernyitkan alisnya sejenak.

Empat remaja lain tengah duduk santai menikmati waktu liburan mereka dengan bersantai pada sebuah toko penyewaan berbagai buku dan bacaan yang selalu menjadi tongkrongan mereka.

Satu dari mereka tengah asyik berbincang dengan seorang penjaga toko itu. Dan yang lain asyik dengan hp mereka masing-masing. Hanya satu diantara mereka yang melihat dengan bosan kearah keramaian. Memperhatikan lalu lalang orang-orang yang menurutnya terlihat sama semuanya. Setiap gerak langkah dan gemerincik riak air yang dilewati oleh para pejalan kaki dihadapannya tidak lepas sama sekali dari pandangannya.

"Woooaaaheeem!!" sosok itu meletakkan gelas kertasnya diatas meja. Bergabung dengan obrolan temannya lalu tertawa lepas dengan semua ocehannya ataupun cerita dari teman-temannya.

"Heh, Rei!!" sentak salah satu temannya menyapa remaja yang menguap tadi.

"Whatsapp, bro!" jawabnya reflek menepuk bahu temannya itu.

"Gila aja! Kita udah bakalan masuk SMA, tapi gue harus pisah sama kalian!" jawab temannya itu. Pemuda berkacamata tipis dengan senyum simpul yang menawan. Lesung pipit terlihat samar-samar ketika ia tersenyum, dan hal itu menyita perhatian beberapa gadis yang juga berjalan melewati jalanan utama dibagian tengah kota tersebut.

"Iya nih!" sahut sosok lain yang terlihat paling tidak bisa diam diantara keempatnya. Dia sudah bolak-balik ke dalam toko selama beberapa kali hanya untuk hal-hal sepele. "Lo bakalan kehilangan rival lo dalam berbagai bidang kalo gitu!!" sosok itu nyengir kuda sembari menepuk-tepuk dadanya dengan bangga.

"Maksud lo dengan itu apaan, Dit?! Mau gantiin posisi gue?!" sosok berkacamata itu tertawa ringan mencandai sahabatnya itu.

"Lo nggak bakalan bisa jadi rivalnya, Rei! Jadi jangan ngimpi!! sahut lagi sosok yang lain sambil mentoel kepala temannya itu.

"Gitu banget! Sakit hati nih gue!!" balasnya dramatis dengan memegangi bagian dadanya seperti seorang yang telah tertembak tepat dibagian dada. "Aduh! Mati gue dengan omongan kalian!!"

"Apaan sih!!" sahut pemuda bernama Rei itu pada temannya.

"Haahahahaha.." tawa sosok berkacamata itu pecah bersamaan dengan sosok bernama Rei itu. Mereka menepuk bahu temannya yang bersikap dramatis tersebut dengan gemas. Lalu keempatnya tertawa dan mengundang perhatian banyak pasang mata yang lewat.

Bukan karena tawa mereka menganggu. Tapi karena keempat sosok itu, tidak bisa disebut dengan sosok remaja biasanya. Keempatnya lebih terlihat seperti anak seleb yang tengah berkumpul untuk menikmati waktu di sebuah tempat yang terlihat begitu estetik ditengah keramaian kota.

"Berkurang saingan gue buat dapetin Liona!" si dramatis memperlihatkan wajah berbinar mengingat gadis bernama Liona itu.

"Kagak bosan-bosan ya lo!" ledek sosok bernama Rei itu.

"Yah! Masih mendingan gue tetap setia ngejar Liona. Daripada lo, ada yang cantik dan populer model Vixi yang jelas-jelas suka, lo jauhin pula!"

"Iya nih!" jawab sosok lainnya. "Lo kagak ada niatan deketin cewek apa!! Biar nanti kita reunian, bisa sekalian ngedate bareng!"

"Kita baru naik SMA yah bro!! Kata pasangan sama reunian cuma buat yang udah pada sibuk kerja!!" jawab sosok bernama Rei bercanda.

"Gue curiga, lo sebenarnya kagak suka perempuan, Rei!" si dramatis memulai lagi untuk menjahili teman-temannya.

"Wait! Wait! Jangan sembarangan ngomong lo yah!" jawab sosok bernama Rei yang sudah memiting si dramatis dengan tenaga penuh.

Dua lainnya malah makin menikmati candaan kedua temannya itu. Membantu sosok bernama Rei mengerjai teman mereka yang memang selalu menunjukan diri sebagai korban bullying dari teman-temannya.

"Nyerah, Rei! Gue nyerah!!" ucap si dramatis meronta dengan keisengan temannya itu.

"Tarik nggak kata-kata lo tadi!" ujarnya penuh candaan yang membuatnya semakin terlihat mengintimidasi temannya itu.

"Kagak bakalan!" ucap si dramatis penuh perlawanan yang membuatnya semakin menjadikan Rei sebagai bahan perbincangan.

Sementara dua temannya malah tertawa karena berhasil membuat Rei bereaksi setelah kesunyian yang ditampilkannya belakangan ini.

"Gue harap lo nggak mendem semua itu Rei!!" ucap si kacamata menepuk pundak temannya itu. Sosok bernama Rei itu langsung membalas kepalan tangan si kacamata dengan jontosan ringan.

"Jangan balik-balik yah!" ujar sosok Rei kegirangan dengan ekspresi yang tidak biasa. Tatapannya sedikit kosong dengan perpisahan salah satu dari empat sahabatnya. Perpisahan yang menyisakan banyak kegelisahan dimata sosok bernama Rei itu.

Sampai dia kembali merasa bosan dengan semua cerita dan ocehan teman-temannya lalu kembali sibuk dengan gadget masing-masing. Dia melihat lagi ke arah jalanan. Memperhatikan lagi keramaian setelah mereka membuat keributan dengan bercandaan dengan teman-temannya.

Menggunakan seragam SMP ditengah-tengah keramaian, sosok berkepang dua itu menyita perhatian sosok bernama Rei yang masih asyik mengobrol dengan teman-temannya diseberang jalan. Senyum tipis sosok itu terlihat sangat manis baginya. Dia yang terpaku dengan minuman dalam gelas kertas pesanannya.

Sosok yang dipandangnya itu nampak sedang mencondongkan tubuhnya sedikit ke balik etalase kaca toko yang dilihatnya. Tatapan sosok itu menoleh pada jarum jam pendek didalam toko.

Mata bulat besar dengan bulu mata kelewat lentik itu kembali terbelalak. Bibirnya yang kecil sempat menggigit bawah bibirnya dengan getir. Hidung kecilnya yang sedikit menghembus cepat dan mancung menegaskan ekspresinya yang sepertinya tengah khawatir dengan apa yang barusan dilihatnya. Dia segera merapikan bawaannya yang sempat ia abaikan dibawah kakinya. Sebuah tas kecil berisi peralatan lukis yang hanya berisi buku sket dan alat lukisnya.

Langkahnya setengah berlari. Tetapi sesekali dia kembali menoleh ke arah toko itu. Lalu dia yang bernama Rei memperhatikan lari kecil dari sosok gadis berseragam SMP Negeri yang masih saja harus bersekolah pada waktu liburan panjang sekolah itu dengan sedikit rada penasaran.

Dia yang bernama Rei bangkit dari kursinya lalu melihat lagi kearah keramaian. Dimana sosok gadis mungil berseragam SMP itu sudah berlari menjauhi bagian bangunan yang sempat menghentikan langkahnya dan menghentikan pula pandangan dia yang bernama Rei itu pada sosoknya.

Ditengah-tengah keramaian pada jalanan kota yang mulai gerimis itu, sosok tadi menghilang bersamaan dengan lalu lalangnya orang-orang ditengah kota.

"Kenapa, Rei?" satu sosok teman lainnya ikut bangkit dari kursinya dan memandang ke arah yang sama dengan dia yang bernama Rei itu.

"Bukan apa-apa!!" jawabnya santai.

Hari itu berlalu begitu saja! Berlalu dengan sore yang diguyur hujan gerimis yang mengawali perpisahan empat sahabat dengan salah satu temannya.

...***...

Terpopuler

Comments

Oh Dewi

Oh Dewi

Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya Caraku Menemukanmu

2023-09-21

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Amyra : Sekilas Aku
3 Reihan : Celaka 12
4 Amyra : Teman Pertama
5 Reihan : Tidak asing
6 Reihan : Pustaka
7 Amyra : Luka kemarin
8 Reihan : Pagi yang berisik
9 Amyra : Perkenalan
10 Reihan : Ternyata dia...
11 Amyra : Bukannya itu dia?
12 Amyra: Rasanya menyesakkan!
13 Angga Putra: Dia gadisku!
14 Amyra: Pertolongan.
15 Reihan: Pilihanku
16 Amyra: Minggu cerah
17 Reihan : Keputusan Akhir.
18 Amyra: Ada apa dengan Reihan???
19 Reihan: Aku tidak bisa menerima pengertiannya!
20 Amyra: Penuh Cerita
21 Angga: Benci Hari ini!
22 Amyra: Aku belum terbiasa
23 Reihan : Menjengkelkan.
24 Angga: Penyesalanku.
25 Reihan : Aku Aray hari ini
26 Amyra: Aneh.
27 Reihan: Entahlah...
28 Amyra: Aku butuh menenangkan diri
29 Amyra : Untuk yang kesekian
30 Reihan : Kejutan demi Kejutan
31 Angga : Sosok yang berbeda
32 Reihan : Observasi.
33 Amyra : Terjebak dengan jawaban
34 Rahma: Pertemanan
35 Siska : Teman-temanku yang berharga
36 Reihan : Celaka 12 untuk Amy.
37 Amyra : Aku terlalu takut.
38 Angga: Apa itu keluarga??
39 Reihan : Kenapa aku peduli?
40 Amyra : Hari mengherankan.
41 Amyra : Masih berusaha sembuh
42 Angga: Mulai dari rumah
43 Reihan : Seperti apa hubungan itu?
44 Amyra: Aku harus Bisa
45 Reihan : Gadis Bodoh!
46 Amyra : Aku kenapa?
47 Angga : Aku butuh Istirahat
48 Amyra: Siapa Reihan?!
49 Reihan: Buntut Ngerjain Amy.
50 Amyra: Apakah ini nyata!
51 Reihan: Aku menemukannya!
52 Reihan : Kenapa harus Amy?
53 Amyra : Hadiah pertama ku!
54 Reihan : Aku mulai menyukai semua tentangnya.
55 Amyra: Aku degdegan
56 Reihan : Apa yang sebenarnya sedang dia pikirkan?!
57 Reihan : Part II Apa yang sebenarnya dia pikirkan saat ini?
58 Amy : Reihan!
59 Amy : Salah paham.
60 Reihan : Amyra.
61 Amyra : Reihan kenapa?
62 Reihan : Aku ingin bersamanya.
63 Angga : Bocah tengik.
64 Amyra : Rasanya sakit.
65 Reihan : Amy Kenapa lagi?!
66 Amyra : Aku tahu, aku hanya harus bisa menerimanya!
67 Reihan : Terjebak.
68 Jihan : Baru juga masuk, sudah kasus.
69 Aray : Aku pasti bertanggung jawab.
70 Amyra : Lalu bagaimana dengan perasaanku?
71 Jihan : First Day Festival Bulan Bahasa
72 Reihan : Kejutan diantara kejutan.
73 Amyra : Aku dan semua lukaku.
74 Reihan : Apa kami salah mengenal Amy???
75 Reihan : Aku menyukaimu, Amy.
76 Reihan : Cerita yang menyebalkan!
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Prolog
2
Amyra : Sekilas Aku
3
Reihan : Celaka 12
4
Amyra : Teman Pertama
5
Reihan : Tidak asing
6
Reihan : Pustaka
7
Amyra : Luka kemarin
8
Reihan : Pagi yang berisik
9
Amyra : Perkenalan
10
Reihan : Ternyata dia...
11
Amyra : Bukannya itu dia?
12
Amyra: Rasanya menyesakkan!
13
Angga Putra: Dia gadisku!
14
Amyra: Pertolongan.
15
Reihan: Pilihanku
16
Amyra: Minggu cerah
17
Reihan : Keputusan Akhir.
18
Amyra: Ada apa dengan Reihan???
19
Reihan: Aku tidak bisa menerima pengertiannya!
20
Amyra: Penuh Cerita
21
Angga: Benci Hari ini!
22
Amyra: Aku belum terbiasa
23
Reihan : Menjengkelkan.
24
Angga: Penyesalanku.
25
Reihan : Aku Aray hari ini
26
Amyra: Aneh.
27
Reihan: Entahlah...
28
Amyra: Aku butuh menenangkan diri
29
Amyra : Untuk yang kesekian
30
Reihan : Kejutan demi Kejutan
31
Angga : Sosok yang berbeda
32
Reihan : Observasi.
33
Amyra : Terjebak dengan jawaban
34
Rahma: Pertemanan
35
Siska : Teman-temanku yang berharga
36
Reihan : Celaka 12 untuk Amy.
37
Amyra : Aku terlalu takut.
38
Angga: Apa itu keluarga??
39
Reihan : Kenapa aku peduli?
40
Amyra : Hari mengherankan.
41
Amyra : Masih berusaha sembuh
42
Angga: Mulai dari rumah
43
Reihan : Seperti apa hubungan itu?
44
Amyra: Aku harus Bisa
45
Reihan : Gadis Bodoh!
46
Amyra : Aku kenapa?
47
Angga : Aku butuh Istirahat
48
Amyra: Siapa Reihan?!
49
Reihan: Buntut Ngerjain Amy.
50
Amyra: Apakah ini nyata!
51
Reihan: Aku menemukannya!
52
Reihan : Kenapa harus Amy?
53
Amyra : Hadiah pertama ku!
54
Reihan : Aku mulai menyukai semua tentangnya.
55
Amyra: Aku degdegan
56
Reihan : Apa yang sebenarnya sedang dia pikirkan?!
57
Reihan : Part II Apa yang sebenarnya dia pikirkan saat ini?
58
Amy : Reihan!
59
Amy : Salah paham.
60
Reihan : Amyra.
61
Amyra : Reihan kenapa?
62
Reihan : Aku ingin bersamanya.
63
Angga : Bocah tengik.
64
Amyra : Rasanya sakit.
65
Reihan : Amy Kenapa lagi?!
66
Amyra : Aku tahu, aku hanya harus bisa menerimanya!
67
Reihan : Terjebak.
68
Jihan : Baru juga masuk, sudah kasus.
69
Aray : Aku pasti bertanggung jawab.
70
Amyra : Lalu bagaimana dengan perasaanku?
71
Jihan : First Day Festival Bulan Bahasa
72
Reihan : Kejutan diantara kejutan.
73
Amyra : Aku dan semua lukaku.
74
Reihan : Apa kami salah mengenal Amy???
75
Reihan : Aku menyukaimu, Amy.
76
Reihan : Cerita yang menyebalkan!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!