Reihan : Celaka 12

Harusnya hari ini menjadi hari pertama dimana aku akan menjalaninya dengan santai bersama dua sahabatku. Membuat keseruan didalam kelas dan mengganggu anak baru yang cupu dan menarik perhatianku.

Begitu kelas dimulai, tahu-tahu aku sudah harus duduk dengan seorang siswa perempuan. Belum lagi dua sahabatku juga mendapat bagian yang sama. Bangku tempat kami duduk diatur oleh wali kelas. Kami masing-masing disandingkan dengan anak perempuan yang notabene berkarakter unik semuanya. Begitulah menurut pendapatku setelah sekilas memperhatikan teman sebangku dari dua sahabatku.

Yang duduk dengan Ditya, salah satu sobatku, terlihat begitu angkuh untuk ukuran perempuan bertubuh mungil dengan rambut panjangnya yang dibiarkan tergerai. Gaya dan wajahnya lebih mirip anak kecil yang bossy ketimbang nona kaya yang suka mengintimidasi. Yang menurut rumor seperti itu.

Di bangku belakang ada sahabatku yang lain, Raka dengan seorang perempuan yang tampak juteknya. Rambut pendek sebahu dengan poni segaris alis. Rambutnya kurang dipendekkan sedikit lagi untuk benar-benar terlihat mirip seperti the real Dora and The Explore yang pernah tayang di televisi. Bukannya gue nonton yah! Hanya pernah melihat sepintas dibagian promonya saja.

Lalu terakhir, bukannya tidak memperhatikannya yah. Sosok teman sebangku di sebelahku benar-benar minim catatan ataupun berita. Padahal dia terlihat berbeda dari kebanyakan siswi dikelas yang rata-rata pada gaya-gayaan semua. Sosok di sampingku ini terlihat cukup cuek. Disaat semua siswa lain saling berkenalan dan bertukar nomer telp atau akun sosial media, dia malah hanya duduk dengan tatapan acuh tak acuh pada sekelilingnya. Dan aku melihatnya sebagai nona antipati dan anti sosial. Dari awal pun aku tidak mendengar suaranya.

Penasaran. Aku dekatkan wajahku untuk memastikan apakah dia sedang tertidur atau hanya sekedar merebahkan kepalanya saja pada tumpukan buku dihadapannya.

"Hay, teman sebangku!" sapaku begitu tatapan mata kami bertemu. Matanya benar-benar bulat dan besar dengan bulu mata yang kelewat lentik. Hidung mancung yang kecil dan gurat bibir yang tegas tipis dengan warna merah alami. Tegas alis yang ditutupi poni tidak bisa menyembunyikan kecantikan yang dimiliki teman sebangku ku ini. Ditambah kulitnya yang memang benar-benar putih.

Gila!! Tanpa sadar aku memandangi dengan cukup lama dengan jarak yang begitu dekat.

"Mohon kerjasamanya yah!" ujarku kaku begitu mata itu tiba-tiba terbuka lebar. Cantik!

Namun, alih-alih mendapatkan jawaban ataupun senyuman dari teman sebangku ku ini, yang belum aku hafal namanya, gadis ini malah terlihat cukup kaget. Reflek gerakannya membuat kepalanya sampai terbentur. Membentur keras kusen jendela dibelakang kepalanya.

"Hey! Lo nggak apa-apa kan?!"

Sungguh kepanikan yang tidak terduga. Satu kelas langsung mengerubungi bangku tempat ku duduk dengan menanyakan keadaan teman sebangku ku ini. Asli! Aku tidak paham kenapa ekspresinya bisa sekaget itu melihatku. Apa dia kira aku akan melakukan hal-hal yang tidak baik karena sempat terlalu terfokus secara dekat dengan wajahnya. Aaargh!! Apa yang barusan aku lakukan!

"Lo ngapain dia Rei, sampai kejedug gitu kepalanya!!?" tawa Ditya pecah yang menganggap hal itu cukup lucu baginya. Beda dengan Raka yang langsung menyikutku begitu menyadari teman sebangku ku ini mulai lemas dan tidak sadarkan diri. Aku yang dipenuhi banyak kebingungan dengan rasa yang tidak menentu melihat hasil dari sapaanku, segera menahan tubuhnya yang mulai melemas. Ku angkat dan langsung aku gendong untuk ku bawa ruang Kesehatan Sekolah.

"Sudah! Sudah! Yang lain bisa kembali duduk dibangku masing-masing!" sekilas kalimat itulah yang bisa ku dengan dari wali kelas ku yang bernama Bu Hera.

Sesaat kemudian, begitu aku sampai di depan UKS, bu Hera sudah membukakan pintu ruangan itu untukku membawa masuk teman sebangku yang tidak sadarkan diri karena ulahku itu.

"Baringkan disini saja, Rei!" ucap ibu Hera memintaku membaringkan gadis ini pada ranjang UKS dibagian tengah ruangan. Sapaan dari wali kelas terasa begitu akrab denganku. Sudahlah! Mungkin namaku mudah diingat.

Berhasil membaringkan teman sebangku ku ini, bu Hera langsung memintaku untuk menemaninya karena dia tidak sadarkan diri akibat dari ulahku. Sial! Benar-benar sial.

"Tadi ibu lihat, dia terlalu kaget mendengar sapaanmu, jadi jaga dia untuk ibu yah!" kata Bu Hera yang meninggalkanku dengan seorang siswa lain yang menjadi penjaga UKS hari ini.

Tidak banyak yang bisa ku jawab selain mengiyakan apa yang disampaikan bu Hera padaku. Setidaknya bu Hera, wali kelasku ini tidak menyalahkan ku dengan tuduhan yang tidak ku lakukan. Tapi tatapan dari siswa penjaga UKS dimeja sudut membuatku sedikit merasa tidak nyaman sampai bu Hera sempat sejenak menjelaskan lalu keluar dari ruangan dengan santai.

Sekarang, aku hanya sibuk memikirkan tentang tanggapan dari teman sebangku ku ini. Apa yang kira-kira ada dipikirannya dengan kejadian di kelas tadi. Dia pakai acara pingsan segala. Jadinya aku tidak tahu bagaimana cara menjelaskannya kecuali menunggu dia sadarkan diri.

Aku putar hp ku yang sedang tidak mood untuk ku mainkan. Atau sekedar membukanya dan melihat semua notif yang terus masuk dari akun sosial mediaku. Rasanya tidak menyenangkan sekali, tahu-tahu aku harus diam di UKS, sementara ada banyak hal seru yang bisa ku lakukan disekolah baru ku ini.

Aku baru saja terpaku pada sosok teman sebangku yang masih terbaring tidak sadarkan diri di ranjang Kesehatan Sekolah, begitu Raka dan Ditya masuk ke dalam dengan gaya bak kawan yang mengunjungi temannya yang kena hukum.

"Gimana, Rei?!" sapa pertama Raka.

"Yaah! Bisa lo liat sendirilah!"

"Lo hebat banget! Baru masuk sudah bikin pingsan anak orang aja! Hahhahaha!" Ditya seperti biasa. Tidak tahu tempat. Tapi aku ngerti maksudnya untuk menghiburku dan mengenyahkan semua pikiran buruk ku. Tapi rasanya sudah tidak perlu. Cukup mereka berada disini dan aku bisa mengobrol santai daripada diam sendirian menunggu seorang untuk sadar dari pingsannya.

Seorang yang tidak tahu kenapa, aku begitu penasaran ketika sekali lagi aku menatapnya. Ternyata dia memang benar-benar terlihat cantik. Kulitnya pun nampak begitu putih dengan rona pipi berwarna merah.

"Kenapa lo, Rei? Merasa bersalah atau terkesima?!"

"Seorang Reihan mana suka sama perempuan, Ka! Lo lupa!"

"Bener! Benar juga yah!" keduanya tersenyum tidak jelas setelah berhasil membully ku dengan cara yang sama seperti acara perpisahan kami dengan salah satu sahabat yang harus bersekolah keluar negeri untuk ikut kedua orang tuanya.

"Apaan sih lo berdua!" aku menyikut salah satunya. Lalu menjitak Ditya karena dia yang paling suka membully ku untuk urusan menyukai seorang perempuan.

"Yah! Siapa tahu, kali aja lo yang penasaran ma nih cewek!"

"Penasaran kenapa dia sampai setakut itu disapa, Rei! Ya nggak?!" lagi-lagi Ditya melakukannya. Tertawa renyah sambil memukuli dengkulnya.

"Diem lu!" aku kembali menjitak kepala Ditya dan mengarahkan pandangannya pada penjaga UKS yang sedari tadi mengawasi kami dari balik kacamata tebalnya. "Dari tadi kita diawasi, noh!"

Ditya menatap singkuh kemudian bermaksud berbisik. Sampai kembali dia berekspresi yang terlalu dramatis. Padahal dia cowok.

"Eh! Eh! Eeeh! Sadar! Dia sadar!" kalimat Ditya itu langsung mengalihkan pandanganku ke arah teman sebangku ku itu. Saling menatap, dia hanya mengerjapkan matanya beberapa kali lalu memaksakan diri untuk duduk diatas ranjang rawatnya tanpa menerima bantuan dariku. Atau lebih tepatnya, menghindari bantuan yang ku tawarkan padanya tanpa mengucapkan apa-apa.

"Maaf!" ucapnya menunduk. "Aku baik-baik saja!"

Aneh!!

...***...

Episodes
1 Prolog
2 Amyra : Sekilas Aku
3 Reihan : Celaka 12
4 Amyra : Teman Pertama
5 Reihan : Tidak asing
6 Reihan : Pustaka
7 Amyra : Luka kemarin
8 Reihan : Pagi yang berisik
9 Amyra : Perkenalan
10 Reihan : Ternyata dia...
11 Amyra : Bukannya itu dia?
12 Amyra: Rasanya menyesakkan!
13 Angga Putra: Dia gadisku!
14 Amyra: Pertolongan.
15 Reihan: Pilihanku
16 Amyra: Minggu cerah
17 Reihan : Keputusan Akhir.
18 Amyra: Ada apa dengan Reihan???
19 Reihan: Aku tidak bisa menerima pengertiannya!
20 Amyra: Penuh Cerita
21 Angga: Benci Hari ini!
22 Amyra: Aku belum terbiasa
23 Reihan : Menjengkelkan.
24 Angga: Penyesalanku.
25 Reihan : Aku Aray hari ini
26 Amyra: Aneh.
27 Reihan: Entahlah...
28 Amyra: Aku butuh menenangkan diri
29 Amyra : Untuk yang kesekian
30 Reihan : Kejutan demi Kejutan
31 Angga : Sosok yang berbeda
32 Reihan : Observasi.
33 Amyra : Terjebak dengan jawaban
34 Rahma: Pertemanan
35 Siska : Teman-temanku yang berharga
36 Reihan : Celaka 12 untuk Amy.
37 Amyra : Aku terlalu takut.
38 Angga: Apa itu keluarga??
39 Reihan : Kenapa aku peduli?
40 Amyra : Hari mengherankan.
41 Amyra : Masih berusaha sembuh
42 Angga: Mulai dari rumah
43 Reihan : Seperti apa hubungan itu?
44 Amyra: Aku harus Bisa
45 Reihan : Gadis Bodoh!
46 Amyra : Aku kenapa?
47 Angga : Aku butuh Istirahat
48 Amyra: Siapa Reihan?!
49 Reihan: Buntut Ngerjain Amy.
50 Amyra: Apakah ini nyata!
51 Reihan: Aku menemukannya!
52 Reihan : Kenapa harus Amy?
53 Amyra : Hadiah pertama ku!
54 Reihan : Aku mulai menyukai semua tentangnya.
55 Amyra: Aku degdegan
56 Reihan : Apa yang sebenarnya sedang dia pikirkan?!
57 Reihan : Part II Apa yang sebenarnya dia pikirkan saat ini?
58 Amy : Reihan!
59 Amy : Salah paham.
60 Reihan : Amyra.
61 Amyra : Reihan kenapa?
62 Reihan : Aku ingin bersamanya.
63 Angga : Bocah tengik.
64 Amyra : Rasanya sakit.
65 Reihan : Amy Kenapa lagi?!
66 Amyra : Aku tahu, aku hanya harus bisa menerimanya!
67 Reihan : Terjebak.
68 Jihan : Baru juga masuk, sudah kasus.
69 Aray : Aku pasti bertanggung jawab.
70 Amyra : Lalu bagaimana dengan perasaanku?
71 Jihan : First Day Festival Bulan Bahasa
72 Reihan : Kejutan diantara kejutan.
73 Amyra : Aku dan semua lukaku.
74 Reihan : Apa kami salah mengenal Amy???
75 Reihan : Aku menyukaimu, Amy.
76 Reihan : Cerita yang menyebalkan!
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Prolog
2
Amyra : Sekilas Aku
3
Reihan : Celaka 12
4
Amyra : Teman Pertama
5
Reihan : Tidak asing
6
Reihan : Pustaka
7
Amyra : Luka kemarin
8
Reihan : Pagi yang berisik
9
Amyra : Perkenalan
10
Reihan : Ternyata dia...
11
Amyra : Bukannya itu dia?
12
Amyra: Rasanya menyesakkan!
13
Angga Putra: Dia gadisku!
14
Amyra: Pertolongan.
15
Reihan: Pilihanku
16
Amyra: Minggu cerah
17
Reihan : Keputusan Akhir.
18
Amyra: Ada apa dengan Reihan???
19
Reihan: Aku tidak bisa menerima pengertiannya!
20
Amyra: Penuh Cerita
21
Angga: Benci Hari ini!
22
Amyra: Aku belum terbiasa
23
Reihan : Menjengkelkan.
24
Angga: Penyesalanku.
25
Reihan : Aku Aray hari ini
26
Amyra: Aneh.
27
Reihan: Entahlah...
28
Amyra: Aku butuh menenangkan diri
29
Amyra : Untuk yang kesekian
30
Reihan : Kejutan demi Kejutan
31
Angga : Sosok yang berbeda
32
Reihan : Observasi.
33
Amyra : Terjebak dengan jawaban
34
Rahma: Pertemanan
35
Siska : Teman-temanku yang berharga
36
Reihan : Celaka 12 untuk Amy.
37
Amyra : Aku terlalu takut.
38
Angga: Apa itu keluarga??
39
Reihan : Kenapa aku peduli?
40
Amyra : Hari mengherankan.
41
Amyra : Masih berusaha sembuh
42
Angga: Mulai dari rumah
43
Reihan : Seperti apa hubungan itu?
44
Amyra: Aku harus Bisa
45
Reihan : Gadis Bodoh!
46
Amyra : Aku kenapa?
47
Angga : Aku butuh Istirahat
48
Amyra: Siapa Reihan?!
49
Reihan: Buntut Ngerjain Amy.
50
Amyra: Apakah ini nyata!
51
Reihan: Aku menemukannya!
52
Reihan : Kenapa harus Amy?
53
Amyra : Hadiah pertama ku!
54
Reihan : Aku mulai menyukai semua tentangnya.
55
Amyra: Aku degdegan
56
Reihan : Apa yang sebenarnya sedang dia pikirkan?!
57
Reihan : Part II Apa yang sebenarnya dia pikirkan saat ini?
58
Amy : Reihan!
59
Amy : Salah paham.
60
Reihan : Amyra.
61
Amyra : Reihan kenapa?
62
Reihan : Aku ingin bersamanya.
63
Angga : Bocah tengik.
64
Amyra : Rasanya sakit.
65
Reihan : Amy Kenapa lagi?!
66
Amyra : Aku tahu, aku hanya harus bisa menerimanya!
67
Reihan : Terjebak.
68
Jihan : Baru juga masuk, sudah kasus.
69
Aray : Aku pasti bertanggung jawab.
70
Amyra : Lalu bagaimana dengan perasaanku?
71
Jihan : First Day Festival Bulan Bahasa
72
Reihan : Kejutan diantara kejutan.
73
Amyra : Aku dan semua lukaku.
74
Reihan : Apa kami salah mengenal Amy???
75
Reihan : Aku menyukaimu, Amy.
76
Reihan : Cerita yang menyebalkan!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!