"Baik, Pak. Saya akan berhenti dari pekerjaan ini," timpal Anindya membuat Arsen menatapnya tak percaya.
Anindya beranjak dari duduknya dan hendak keluar dari kamar bos nya itu, namun belum sampai tangannya meraih gagang, ia merasakan pinggangnya direngkuh oleh seorang.
"Pak, lepaskan!!! Lepaskan saya!!!!" Pinta Anindya memberontak.
Arsen tak banyak bicara, ia mengangkat tubuh mungil Anin lalu menghempaskan nya begitu saja ke atas ranjang. Ia ikut naik ke ranjang lalu mulai mendekati Anin yang tampak gugup.
"Kenapa kau menolak ku hah?! Selama ini tak pernah ada yang menolak untuk menjadi teman tidurku. Kau siapa berani menolak?!" Cecar Arsen dengan tatapan tajam.
"P-pak, saya mohon biarkan saya pergi." Pinta Anindya gemetar.
"Tidak akan, aku tidak pernah melepaskan gadis yang sudah aku putuskan untuk menjadi lawanku, termasuk dirimu!" Balas Arsen menolak.
"Pak, saya akan menerima jika anda memecat saya, tapi biarkan saya pergi, Pak." Mohon Anindya dengan air yang mulai membasahi wajahnya.
"Kenapa kau harus menangis, aku mengajakmu untuk menjadi temanku itu tidak cuma-cuma, aku akan membayar mu dengan uang yang tidak sedikit!!!" Ucap Arsen seraya mulai mengusap kepala Anin.
"Nggak, Pak. Saya tidak mau!" tolak Anin seraya berusaha menjauh dari sentuhan Arsen.
"Diam! Kau ini hanya gadis biasa yang seharusnya beruntung saja jadikan teman ranjang malam ini, jika aku mau aku bisa saja mendapat puluhan wanita yang lebih cantik dari kamu!" bentak Arsen mulai hilang kesabaran.
Anindya mengangkat wajahnya, ia menatap Arsen dengan tatapan merah karena air mata yang sudah membasahi wajah cantiknya.
"Kalau begitu anda cari wanita itu, saya tidak termasuk dari puluhan wanita itu. Saya tidak butuh sentuhan anda, saya wanita baik-baik yang menjunjung kehormatan!" ujar Anindya dengan berani.
"Dan apa kata anda tadi, uang yang banyak? Meski saya gadis miskin, tapi saya tidak butuh uang yang dihasilkan dengan cara seperti ini. Saya menyesal pernah menghormati anda sebagai bos saya!!!" Lanjut Anindya seraya berusaha turun dari ranjang king size itu.
Arsen tampak terdiam mendengar penuturan dari gadis itu, namun ia segera tersadar saat Anin akan turun dari ranjang. Buru-buru Arsen mencekal kedua tangan Anin dan meletakkannya di atas kepala gadis yang sudah berbaring di bawah kungkungan nya.
"Pak, lepaskan!!!!" Teriak Anindya berusaha memberontak namun tenaganya tak lebih besar dari Arsen.
Arsen yang tak tahan dengan teriakan gadis itu lantas buru-buru membungkam mulut Anin dengan sebuah ciuman. penyatuan bibir yang terkesan kasar dan menggebu tanpa ada kelembutan yang dirasakan.
Anindya berusaha menutup mulut, sungguh ia tak sudi merasakan bibir pria brengsekk seperti bos nya ini. Namun apalah daya, saat pria itu menggigit bibirnya, Anin terpaksa membuka mulut karena merasakan sakit di bibirnya.
Arsen yang berhasil membuka mulut gadis itu lantas memperdalam ciumannya, ia tak peduli jika bibir gadis di bawahnya ini akan berdarah. Penolakan yang gadis itu berikan justru semakin membangkitkan sisi tersendiri bagi seorang Arsenio Lucifer.
Bibir Arsen berpindah ke leher Anin seraya mulai membuka kemeja yang digunakan gadis itu. Kemeja telah terbuka, ia melepaskan dan melempar nya begitu saja ke lantai.
"Hiks … jangan, Pak. Saya mohon," pinta Anindya berusaha mencari belas kasihan dari Arsen.
Namun Arsen tampak tak peduli, ia malah melepaskan kaitan yang menjadi penutup bagian depan milik Anindya dan kembali membuangnya secara asal.
"Hiks … Pak jangan, Pak!!" teriak Anindya berusaha menjauhkan kepala Arsen dari dadanya.
Arsen kembali mencekal tangan Anindya agar tak mengganggu aktivitas nya, ia semakin gencar bahkan menggigit tanpa ampun hingga meninggalkan bekas yang diyakini tak akan hilang dalam semalam.
"Hiks … Pak!" tangis Anindya membuat Arsen tersenyum menang.
Ia akan menaklukan gadis dibawahnya ini, seperti biasa ia akan membuat lawan mainnya tak berdaya. Arsen segera melepaskan seluruh pakaiannya dan pakaian Anin, hingga kini mereka sudah sama-sama polos.
"Kita mulai ya gadis manis." Bisik Arsen tanpa sadar lalu tersenyum lebar.
"Akhhh … sakit, Pak. Saya mohon jangan!!!" ringis Anindya merasakan tubuhnya yang seperti terbelah dua.
"Arghhhhh." Erang Arsen merasakan sesuatu yang menjadi dinding penghalang untuknya memasuki inti gadis itu.
Hingga akhirnya Arsen mulai kehilangan kesabaran, ia mendorong miliknya ke dalam milik Anindya, mengudang cucuran darah yang mengalir disela-sela penyatuan mereka.
Arsen tersenyum bahagia, ia merasa bangga telah merebut mahkota gadis yang begitu keras kepala ini. Arsen mulai memaju mundurkan tubuhnya, ia bermain begitu kasar hingga membuat tangis Anin kian bertambah, meski terkadang gadis itu ikut mengerang karena permainan Arsen.
Arsen melakukannya berulang kali hingga membuat Anindya pingsan tak berdaya menghadapi tenaga Arsen yang begitu besar.
Setelah pelepasan kesekian kalinya, akhirnya Arsen menyudahi permainan nya. Ia berbaring di sebelah Anin, menarik tubuh gadis itu ke dalam pelukannya dan menyelimuti tubuh polos mereka. Pertama kalinya seorang Arsen memeluk gadis yang menjadi teman seranjang nya, ia biasanya akan langsung mengusir wanita yang telah ia gunakan, tanpa rasa belas kasihan sama sekali.
Lunas 4 bab yahh🙈🙈
To be continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Ratna Sumaroh
apa maksud arsen dengan anin ini... kasihan anin bagaimana kalo anin hamil 🤔🤔😤... apakah arsen akan mau bertanggung jawab atau malah seperti kebiasaannya yg langsung pergi meninggalkan perempuan yg baru diambil paksa mahkotanya
2024-11-22
0
Soraya
anin klo dikasih uang atau cek jgn diambil lebih baik kmu kluar dr hotel tpi jgn kembali krmh bibi kmu
2025-01-08
0
Hari Saktiawan
cerita yang bagus /Rose//Rose//Rose//Rose//Rose//Rose//Rose//Rose//Rose//Rose//Rose//Rose//Rose//Rose//Rose//Rose/
2024-11-16
0