Ugly 'N Fat Girl
Kota Jakarta biasa dijuluki metropolitan, menjadi sejarah bagi pria berwajah berbulu banyak itu, untuk memulai harinya selaku secretaris diperusahaan Langhai Group yang berkantor didaerah Jakarta Selatan.
Suasana pagi di gedung perkantoran berlantai 32, membuat pria bernama Leo memasuki lift dengan tergesa-gesa, matanya melirik kearah jam tangan yang melingkar ditangan kanan. Dia berlari memasuki lift khusus VIP agar lebih cepat sampai di lantai 28 kantor divisi milik Perusahaan Air Bus Pariwisata.
"Iiighs!" batinnya, saat jam tangan menunjukkan pukul 08.10 waktu Jakarta.
Tiiing, pintu lift terbuka.
"Aaagh telat gue!" Leo menggerutu, dia segera menuju ruang meeting, mengetuk pintu dengan pelan.
"Pagiii," gugup Leo menatap sisi ruang meeting menelan salivanya.
"Hmm, selalu terlambat. Masuuuk!" bentak wanita gendut yang biasa di sapa Paras.
"Iiighs jutek banget! gue gembosin langsing lo," gerutu Leo, celengak celinguk mencari kursi kosong.
"Sini.." bisik Yani membukakan kursi untuk Leo.
"Hmmm makasih," Leo duduk, tersenyum manis pada Yani.
"Tumben telat? biasanya on time. Co*li lo ya?" kekeh Yani bebisik menggoda Leo.
"Ban*gke! gini gini status gue doang duda! cewek ngantri minta di ewek," jawab Leo asal menatap kearah Paras yang tidak terdengar suara khasnya.
Semua mata tertuju pada Leo.
Leonal Alkhairi berusia 25 tahun, berwajah khas timur, bukan timur tengah yah. Bekerja sebagai secretaris Parassani Chaniago usia 35 tahun yang menjabat sebagai Direktur Utama di perusahaan tersebut.
"Sejak kapan kau bisa datang terlambat seenak perutmu Leo? kau tau ini jam berapa? lebih dulu aku berdiri disini dari pada kau," sinis Paras menatap Leo.
Leo yang emang tidak memiliki rasa takut, hanya menunduk pada Paras.
"Hmmm maaf bu, eeeh mba," senyum Leo menatap Paras.
"Ngapain kau masih disitu? sini!" sarkas Paras dengan nada tegas.
Leo tersenyum tipis, "kangen juga lo sama gue gendut!" batin Leo terkekeh, mengusap rambutnya gondrong yang dicepol tinggi bak artis topman.
Paras melihat Leo dengan tangan kosong, malah menarik nafas.
"Laptop kau mana Leonal?" tanya Paras menahan sabar di depan karyawan yang lain.
Leo menepuk jidatnya, "maaf bu, saya ambil dulu di meja," dia berlari menuju ruangan yang tidak begitu jauh dari ruang meeting.
"Iiighs," geram Paras mengepalkan tinjunya.
"Baik, kita lanjutkan saja. Saya mau memperkenalkan seorang wanita yang akan mengisi divisi keuangan kita Berlin. Silahkan kenalkan nama anda."
Paras mengambil kursi kebesarannya, karena ukuran bokongnya memang besar yah, duduk memperhatikan cara Berlin berbicara. Sangat menarik perhatian kaum Adam diruangan itu.
Leo kembali, di kejutkan dengan kehadiran wanita yang menggantikan Susi divisi keuangan.
"Berlin?" batinnya.
"Ngapain dia disini? Uugh," kesal Leo, beradu tatap dengan Berlin menuju bangku disebelah Paras.
"Eeeh, jelek. Itu keuangan kita yang baru. Lo nggak kenal?" bisik Paras pada Leo.
"Bukan saya yang interview mba. Pasti owner yah?" tanya Leo menatap Paras.
"Iiighs owner lo mana pernah kesini. Gue semua yang handel," bisik Paras mengusap wajah Leo.
"Hmm gue fikir kita meeting biasa. Makanya gue santai. Maaf kalau gue telat," kekehnya berbisik di telinga Paras.
"Iiighs besok telat lagi gue impit lo. Biar mati langsung kayak cacing besi," kekehnya.
Setelah perkenalan Berlin, mereka mengatur semua perencanaan kerja hari ini. Jadwal yang sudah diatur Leo dengan sangat baik untuk Paras.
"Today gue nggak mau nemanin lo. Gue ada acara sendiri," ketus Leo pada Paras, saat tiba diruangan mereka.
"Eeeh, ba*ngke! Lo pikir ini perusahaan nenek moyang lo? mau makan gaji buta? Ikut gue, kita ketemu sama klien sahabat dari New Zeland. Dia baru nyampe tadi malam," kesal Paras menatap mata Leo yang sangat malas berkerja akhir-akhir ini.
'Apalagi setelah menyandang status duda. Membuat dia semakin malas melanjutkan hidupnya,' batin Paras menatap kesal.
"Iiighs sahabat mba cewek semua, tua lagi. Nggak ada yang muda. Malas saya mba, saya dikantor aja yah?" rengek Leo, mirip gigolo yang menolak melayani tamu.
"Ck," Paras menepis alasan Leo.
"Lo minta Bang Sardi buatin gue kopi susu tanpa gula! Karena susunya udah mengandung gula! Ntar gue semakin gemuk," tawa Paras berlalu menuju ruangan yang sangat nyaman baginya.
"Ya," Leo menuju pantry, memberi tahu pada Bang Sardi sesuai permintaan sang direktur segera mengantar kopi susu ke ruangan Paras.
Saat hendak kembali keruangan, Leo beradu tatap dengan manik Berlin. Seketika Leo menerobos masuk ke ruangannya.
"Ngapain lo disini?" tanya Leo berbisik sedikit emosi pada Berlin menutup pintu ruangan.
"Yaaaah, merhatiin lo lah. Mami suruh gue, karena lo nggak balik lagi ke Bandung. Mami khawatir sama lo kak," rungut Berlin.
"Iiighs," Leo duduk di sofa ruangan Berlin, menarik nafas dalam.
"Gue baik baik aja. Hati gue doang yang sakit," tunduk Leo.
"Makanya, gue disini nemanin lo. Biar lo terhibur. Nanti malam gue nginap tempat lo yah," pujuk Berlin.
"Hmm," Leo hanya mendehem.
Berlin memeluk Leo, "gue sayang sama lo. Nggak nyangka Sintya tega sama lo. Masak ngegugat lo dihari ketiga selesai resepsi?" senyum Berlin menatap wajah sang kakak.
"Punya lo kecil kali!" kekeh Berlin menggoda Leo.
"Ck jangan bahas itu. Ilfil gue, yang penting jangan ada yang tau lo adik gue, apalagi tau kita anak Tuan Baros," Leo mengedipkan mata, berlalu meninggalkan ruangan Berlin.
Berlin tersenyum menatap punggung kakak satu satunya, dengan mata sedikit basah Berlin menghubungi Mami.
Beberapa menit setelah Leo meninggalkan ruangan kerja Berlin, dia menghubungi Maride tengah berada di Bandung..
"Kak Leo baik baik aja Mi. Weekend aku ajak dia pulang," jelas Berlin.
"Iya sayang. Cok dulu kau ajak si Leo pulang. Malu kali Mami karena prilaku paribanku itu. Emang jelek kali wajah anak ku? wajah Papi kau tu. Wajah aja yang garang, hati mereka winie the pooh. Apa betul lah masalah mereka? Hingga bercerai. Duda lah si Leo jelek itu," isak Maride ditelfon.
"Hikz, iya Mi. Nanti malam lah aku tanyain. Mami jangan sedih lagi. Papi mana?" tanya Berlin.
"Ada rapat dia. Siang baru balek. Kau perhatikan kakak kau. Jangan kau marah marahi dia. Duda dia itu. Duda," jelas Mami dengan nada sedikit tinggi.
"Iighs Mami. Iya, yang penting aku menunggu kehadiran Keluarga Sintya datang. Jika anak mereka hamil mereka minta kita membiayai," Berlin mengingatkan.
Naik darah lah si Maride.
"Enak aja membiayai. Kepalanya. 3 hari nikah langsung hamil? Nggak mungkin. Aku nggak percaya Leo sudah menyentuhnya. Pokoknya jika dia datang ke kantor, macam-macam, kau lapor security. Cukup Keluarga Silutak itu menjebak anak ku. Membuat malu Keluarga kita. Udahlah, kumat nanti jiwa shopping Mami jika mengingat mereka."
Maride menutup telfon, membuang ke sembarang arah.
Praaank,
"Mami!" kejut Baros menatap handphone milik istri tercinta sudah berada dikakinya.
Maride terkejut menatap kehadiran suami tercinta sudah ada di hadapannya.
"Papi, katanya rapat?" tanya Maride melotot.
"Iya, udah beres," peluk Baros pada tubuh gembul Maride.
"Ooogh, Papi. Berlin baru menelfonku, katanya Keluarga Silutak mau meminta pertanggung jawaban jika Sintya hamil anak Leo," cerita Maride.
"Hmmm biarkan saja, kalau Sintya hamil anak Leo, kita ambil anaknya. Sintyanya kita buang," senyum Baros memeluk istrinya yang sangat berlemak.
"Iigh, Papi. Anak kita ada cewek lhoo. Jangan main buang-buang aja. Kesian," jelas Maride.
"Huuufgh iya," senyum Baros menutup mulutnya.
"Maaf sayang. Aku lupa, karena setahu ku, anak ku hanya Leonal," kekehnya.
"Kebiasaan. Terus Berlin kau anggap benih kau yang tercecer? gitu?" geram Maride mencubit perut Baros disambut tawa canda oleh suami tersayangnya.
Nama: Berlin Alkhairi Baros
Usia: 23 tahun
Status: Single
Berdarah Sakai dan Batak, Australia.
Pewaris Saham Perusahaan Air Bus Pariwisata di Langlai Baros Group Jakarta dan Bandung.
Tinggal: Jakarta
Karakter: Baik, egois, keras kepala, penyayang.
Anak kedua dari Dinata Alkhairi Baros dan Maride Sibuea.
Adik kandung dari Leonal Alkhairi Baros.
Kekasih dari Kennedy Lamhot.
Kira kira untuk wajah Leonal Alkhairi seperti apa yah?
Simak khuuuii... cerita ku... 'Ugly 'n Fat Girl'...❤️❤️
_____ Like and comment_______
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Lady Meilina (Ig:lady_meilina)
keren kak karya baru y
2022-04-28
1
Adept
cemungut
2022-04-21
2
Adept
semangat tan
2022-04-21
2