Akhirnya... terpampang jelas, wajah tampan Leonal dan Parassani, hehehe...
Happy reading... jangan lupa Like and vote, masukin ke favorit...😘🥰
*****************
Pagi menjelang siang, matahari sudah naik lebih tinggi menyinari kota melayu nan elok, terdengar sayup sayup kicauan burung diluar sana dari sudut tirai jendela. Jam menunjukkan pukul 10.30 waktu Pekanbaru.
Leonal dan Paras masih enggan membuka mata mereka. Keduanya masih menikmati sisa indah tadi malam.
Leo lebih dulu membuka mata, meraih handphone dinakas. Sebelumnya Leo mengecup bahu padat sang pujaan hati. "Ooough shiiit, udah jam 10.30 aja." Bisik Leo.
Paras masih memeluk tubuh kekar Leo, tangan lembutnya bertengger didada Leo, membuat pria berjambang itu enggan menggersernya.
Leo terus mengusap lembut kepala Paras, sesekali dia mendengar dengkuran dari kekasihnya itu.
Leo mendapat kabar jika Sintya masih ada di apartemennya dari Berlin, "hmmm, baguslah! Ternyata semua yang dikatakan Sintya itu bohong!" Batin Leo.
Drrrrt, drrrrt.
"Mami!" Batin Leo.
Leo bergegas beranjak menuju ruang TV, sengaja menyalakan televisi.
"Ya Mi!"-Leo.
"Dimana kau?"-Maride.
"Hotel!"-Leo.
"Aku dari tadi menunggu mu direstoran hotel kalian, tidak ada tanda-tanda kehidupan kalian! Masih didalam sangkar Paras perkutut mu?" Kekeh Maride.
"Iiighs! Bukannya Mami menginap di Jatra? Ngapain Mami disini? Aku baru bangun Mi, belum mandi." Rengek Leo.
"Aku mau dengar ceritamu! Cemana malam kalian? Bagus atau mengecewakan?" Tanya Maride terkekeh geli.
"Yaaah, baguslah! Paras sangat sempurna buat aku! Mami nggak keberatan kan?" Jujur Leo kembali bertanya.
"Kok aku yang keberatan? Kaulah yang keberatan, Paras lebih gendut dari kau!" Goda Maride tertawa lepas.
"Bukan itu Mi! Kalau aku menikahi Paras, Papi sama Mami keberatan nggak? Itu yang aku tanya!" Sungut Leo.
"Ck! Tak bisalah kita makan saksang lagi nak! Kalau itu pilihanmu! Tapi apa keluarga Paras mau menerima kita? Kita Batak, Sakai pula! Berat perjuangan kau Leo! Aku tak yakin kau akan berjuang melawan suku mereka! Ditambah kita beda keyakinan!" Jelas Maride mengingatkan Leo.
"Hmmm! Awalnya aku berfikir Paras tidak sesempurna ini Mi! Ternyata aku salah." Rundung Leo.
"Ya sudahlah, Mami dan Papi dukung kau! Ternyata benar kata Papi, Paras itu wanita baik! Sore aku balik ke Jakarta, Kau bawa Paras ke acara lamaran Berlin! Kami mau shooping dulu! Beli durian buat si Berlin. Lempuk durian Bengkalis sudah dikirim kawan Kennedy. Bolu kemojo sudah di packnya untuk ku! Memang menantu yang baiklah anak itu!" Kekeh Maride.
"Papi gimana Mi? Emang Papi nggak cemburu aku sama Paras?" Tanya Leo.
"Nggaklah! Lebih baik kau sama Paras dari pada Alondo, Alicia atau Sintya! Kami tak mau punya menantu bule! Ingat Leo, warisan Opung Pardede sangat banyak! Kau pewarisnya. Lebih kaya kau dari si Baros! Tau kau!" Tegas Maride.
"Iya! Mami makan siang dimana? Nanti kabari aku! Aku pulang hari ini, Paras ngajak ke Sumatra Barat, Mami mau ikut?" Leo berharap lampu hijau dari Maride.
"Tunggulah dulu nak! Jangan buru-buru! Cok kau tanya dulu sama Paras, sanggup nggak dia memperjuangkan mu? Keluarganya lebih kental itu adat istiadat mereka!" Jelas Maride lagi.
"Hmm! Yalah! Aku mandi dulu yah, nanti kita berkabar yah Mi! I love you Mami! Bilang ke Berlin, mobil aku tarok di bandara. Aku malas naik taxi! Oke Mami sayang! Mmmuach!" Leo menutup telfonnya, tersenyum lega.
Saat Leo menoleh, eng ing eng.
Parassani Chaniago sudah berdiri dibelakang Leo sejak dia berbicara panjang lebar dengan Maride.
"Paras!" Leo menatap wajah Paras yang sudah tak bisa membendung air matanya.
PLAAAK, tangan Paras melayang ke wajah berbulu Leo.
"Aaaaugh, shiiit!" Leo memegang pipinya. "Aku bisa jelaskan Paras." Ucap Leo meringis.
"Gue fikir lo laki-laki jujur Leo! Duda yang gentle! Ternyata lo bohongin gue! Lo anak Baros dan Maride, haaaah! Aaaaagh! Bodohnya aku! Tega lo bohongin gue! Kenapa lo nggak jujur ke gue? Kenapa setelah kita menghabiskan malam, gue malah denger sendiri dari mulut lo ke Ibu Maride! Lo ngejebak gue? Lo nggak cinta sama gue, Leo!" Tangis Paras pecah, menyesali perbuatannya.
"No! Paras dengerin aku! Aku begini karena pertikaian keluargaku sayang! Aku benar-benar tulus mencintaimu! Ini salah paham! Please, jangan begini! Aku akan segera menikahi mu jika kau tidak percaya pada ku! Tapi apa kau mau dengan ku? Apa keluargamu mau menerima ku?" Tanya Leo tanpa berfikir lagi.
Paras menangis, memilih meninggalkan Leo menuju kamar mandi.
"Paras! Wait!" Leo lebih cepat menahan tubuh Paras, dia menatap iris mata Paras nan indah. "Aku memang anak Baros dan Maride, aku juga abang kandung Berlin Alkhairi, dan mantan istriku adalah Sintya anaknya Silutak pariban Mami Maride!" Jujur Leo dihadapan Paras.
Paras ternganga mendengar nama Berlin dan Sintya. Jujur dia tidak mengenal Sintya anak Silutak dan Berlin anak Baros. Selama berkerja dengan Silutak, Paras tidak mengenal anak dan istrinya. Karena Silutak mengaku berstatus duda pada Paras.
"Apa kau sedang bercanda dengan ku Leo?" Geram Paras menatap sinis Leo.
"No! Aku jujur pada mu! Aku benar-benar terjebak dengan permainanku sendiri! Aku fikir kau membohongi keluarga ku! Karena Silutak mengatakan keburukan mu, Paras!" Jelas Leo.
"Apa? Aku nggak pernah tidur dengannya! Aku frustasi karena aku mengharapkan dia kala itu. Dia menghilang! Terus, apa maksudmu menjebak ku? Apa kau fikir aku serendah wanita dewasa yang tidak bisa menjaga diri? Aku Chaniago, kau pasti tau adat ku Leo! Aku salah! Maaf aku tak bisa memperjuangkan mu! Kita terlalu berbeda! Ku fikir kau seiman dengan ku karena nama belakangmu Alkhairi! Ternyata, aku salah Leo! Maaf, aku tidak mau melanjutkan hubungan gila ini." Tegas Paras berlalu masuk ke kamar mandi.
"Paras! Paras! Paras please." Leo mendengus kesal, mengacak rambutnya sangat frustasi, kembali ke sofa. "Mami ngapain nelfon seeh! Aaaagh!" Geram Leo.
Leo menunggu Paras disofa. 30 menit kemudian Paras keluar dari kamar mandi tanpa berucap. Dengan pakain sangat indah. Paras menggunakan dress mini berwarna hitam, tanpa lengan, leher terbuka, memperlihatkan leher indah sang direktur. Sempurna.
Leo bergegas masuk ke kamar mandi, lebih kurang 10 menit dia keluar dari kamar mandi. Leo menyapa seperti tidak terjadi apa-apa. "Kita hari ini kemana, ndut?" Tanya Leo melirik, menggunakan baju pemberian Maride tadi malam, menyemprotkan parfum yang disiapkan Sintya. Menggunakan jam tangan pemberian Sintya.
Paras hanya diam, memoles wajahnya tak bergeming.
Leo ikut mengemasi barang-barangnya sembari menunggu Paras tengah berhias. Leo tak sanggup menahan perasaan, memeluk tubuh itu dari belakang. "Please jangan marah, aku akan menemui keluargamu! Kita akan segera menikah!" Jelas Leo untuk menenangkan Paras.
"Ck! Gue nggak bisa!" Ucap Paras jutek melepaskan tubuhnya dari pelukan Leo.
"Kenapa? Apakah begitu buruk aku dimatamu? Aku akan melakukan apapun untukmu!" Tegas Leo menatap manik mata Paras.
"Pergilah! Kembali ke mantan istrimu! Maaf, aku tidak bisa!" Tegas Paras mengemasi semua barang bawaannya.
Leo sedikit keras, "Apa kau mempermainkan aku? Aku tidak akan kembali dengannya! Aku ingin bersama mu Paras." Tegas Leo, tampak jelas Paras sangat kecewa karena kebohongan Leo.
"Aaaaagh! Gue ke bandara deluan! Lo pulang bareng Tuan dan Ibu aja! Mereka merindukanmu." Paras menegaskan.
"Paras, apa maksudmu? Aku serius! Aku nggak bohong sama kamu! Aku minta, tolong mengerti kondisi ku!" Jelas Leo.
"Kondisi yang mana? Kondisi kesepianmu? Kondisi niat burukmu pada ku? Atau kondisi balas dendammu pada Silutak? Kau salah Leo, jika berniat menyakiti ku!" Sarkas Paras.
Bibir Leo semakin terkunci. "Beeegh! Ternyata dia lebih sulit dibanding pikiranku!" Geram Leo membatin.
Saat semua sudah beres, Paras meninggalkan Leo sendiri dikamar mereka. Tampak raut kecewa diwajah cantik itu.
"Paras!" Leo mengejar Paras di koridor kamar. "Please stop!" Tegas Leo berdiri dihadapannya.
Leo mengkup wajah cantik yang cubi itu, terlihat air mata sangat deras dari pelupuk mata indahnya.
"Kamu nangis? Bisa kita bicara baik-baik, tanpa saling meninggalkan? Aku trauma, sangat trauma." Pujuk Leo lembut memeluk Paras semakin menangis.
Paras mengikuti semua keinginan Leo kembali ke kamar mereka.
Tiiiing, terdengar suara lift terbuka.
Ternyata eeeeeh ternyata,
___________********
Read and wait... 🤭🤗
Like and Vote... Fillen danke, Thankyou, and terimakasih...🙏🥰❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
OHHH PARAS JUGA GK TAU RUPANYA, DIKIRA LEO ADALAH MUSLIM, KRN NMA AL KHAIRI IDENTIK DGN NMA MUSLIM..
MAU LIAT OTHOR, APAKH NNTI MRK NIKAH BEDA AGAMA, ATAU LEO IKUT KYAKINAN PARAS, ATAU PARAS YG JDI MURTAD IKUTI KYAKINAN LEO..
2023-03-12
0
Sulaiman Efendy
ADAT ISTIADAT PADANG ITU LBH KUAT DRIPADA BATAK, APALAGI MEREKA ORG PADANG, YG MNA MNJUNJUNG NILAI2 RELIGIUS YG TINGGI, APALAGI KLO MRK HRS NIKAH BEDA AGAMA,, DLM ISLAM HUKUMNYA HARAM WANITA MUSLIM MNIKAH DGN PRIA NON MUSLIM JIKA YG PRIA TDK IKUT KYAKINAN ISTRI, MKA SI WANITA MUSLIM DIANGGAP ZINAH SEUMUR HIDUP, SAH DI HUKUM NEGARA, TTPI HARAM DI MATA TUHAN..
2023-03-12
0
Sulaiman Efendy
WAHHH SI PARAS MUSLIM RUPANYA, SDGKN LEO PSTI NON MUSLIM, ATAU KYAKINAN KBNYAKNN BATAK ADALAH PROTESTAN..
NGOMONG2 TU UCUNNYA SI LEO DISUNAT GK, KN RATA2 PRIA GK SUNAT UCUNNYA..
KLO BLM SUNAT, PARAH JUGA SI PARAS WANITA MUSLIM MAU DIZINAHI PRIA NON MUSLIM, LBH PARAH KLO UCUN NYA BLM DISUNAT, MASIH KULUP...
2023-03-12
0