Cinta Tak Salah
Ziandra Putry Malik adalah seorang gadis berusia 25 tahun dan berhijab yang berasal dari keluarga sederhana. Ziandra merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Dia memiliki seorang adik perempuan bernama Zeandra Putry Malik yang tiga tahun lebih muda darinya yang saat ini sedang menempuh pendidikan bidan semester 4 di kampus yang sama dengan Zia.
Zia mahasiswa tingkat akhir profesi ners, saat ini dia disibukkan menyusun laporan akhir nersnya. Yah, Zia dan teman-teman seprofesinya sudah ditarik dari rumah sakit seminggu yang lalu, sehingga saat ini dia sedang menyusun tugas laporan akhirnya. Zia termasuk tipe gila kerja karena jika dia sudah punya pekerjaan maka pekerjaan itu harus cepat selesai. Begitu pun dengan penyusunan laporannya dia selalu ingin itu cepat selesai karena dia berencana akan mengikuti UKOM yang akan diadakan 3 bulan lagi. Sehinggga hari libur pun dia tetap menyusun laporannya, seperti saat ini.
“Kak, apa laporan kakak sudah selesai?” tanya Zea.
“Belum, baru mau masuk isinya. Kenapa dek?” tanya Zia menatap adiknya.
“Gak apa-apa sih. Zea hanya nanya aja.” Timpal Zea tersenyum.
“Kamu yaa kebiasaan deh. Kakak pikir ada apa.” Zia pun kembali fokus dengan laporannya.
“Kak, apa kakak belum ingin menikah setelah lulus nanti?” tanya Zea tiba-tiba.
“Hmm,, belum deh. Kakak harus mendapatkan pekerjaan dulu nanti setelah itu kakak akan memikirkan hal lain.” Ucap Zia yang tetap fokus dengan laporannya.
“Begitu yaa.” ucap Zea.
“Iya. Ee,, tapi kenapa kamu nanya gitu? Apa kamu sudah punya keinginan menikah lebih dulu dari kakak?” goda Zia.
“Ahh,, kakak! Aku masih ingin kuliah jadi bidan dulu.” Ucap Zea.
“Gak apa-apa dong jika kamu ingin menikah lebih dulu. Kakak izinin kok. Tapi emang kamu punya pacar?” goda Zia Lagi.
“Kan, kakak tahu bahwa pacaran itu dilarang. Aku itu ingin mengikuti jejak kakak yang sampai saat ini belum juga memiliki pacar padahal umur kakak sudah tua.” Ledek Zea.
“Hey, apa kamu bilang? Kakak tua? Asal kamu tahu aja kakak itu awet muda.” Ucap Zia menatap adikknya tajam.
“Hahhah,, kakak lucu deh. Tapi memang benar sih kakak awet muda.” Ucap Zea.
“Gitu dong. Ee,, tapi serius kenapa kamu nanya gitu?” tanya Zia.
“Yah, gak ada. Zea hanya penasaran hanya dengan rencana kakak kedepannya.” Ucap Zea.
“Kamu beneran belum ingin menikah mendahului kakak kan?” tanya Zia.
“Iss,, kakak nyebelin. Kan sudah Zea bilangin bahwa Zea masih ingin jadi bidan dulu.” Ucap Zea.
“Iya, kuliah aja dulu yang benar nanti itu mikirin nikah. Kakak aja yang sudah sebentar lagi lulus, pusing apa yang harus dilakukan kedepan.” Ucap Zia.
“Ee,, kak bukankah kakak sudah ditawari pekerjaan ya di rumah sakit kakak praktik profesi?” Zea bertanya karena dia pernah mendengar kakaknya mengatakan itu.
“Itu, memang benar tapi kakak masih bingung karena sudah ada juga rumah sakit lain yang menawari kakak bekerja.” Ucap Zia.
“Ihh,, kakakku ini memang cerdas sampai segitu banyak rumah sakit yang mengantri ingin kakak jadi perawat disana. Kakak adalah idolaku.” Ucap Zea memeluk Zia.
“Ah, kamu bisa aja. Kamu juga hebat dek.” Ucap Zia membalas pelukan adiknya itu.
Mereka berdua sangat rukun bahkan hampir tidak ada pertengkaran yang terjadi di antara mereka. Mereka selalu saling membantu satu sama lain.
***
Hari ini hari senin, awal minggu keluarga Zia sedang sarapan.
“Kak, apa kau akan ke kampus hari ini?” tanya Alya, mama Zia dan Zea.
“Umm,, sepertinya Zia harus ke kampus hari ini Ma.” Jawab Zia sambil makan.
“Terus bagaimana laporanmu?” tanya Alya.
“Alhamdulillah sudah masuk isi Ma.” Jawab Zia.
“Syukurlah jika begitu tapi kamu harus ingat jika kamu lelah maka harus istirahat.” Pesan Alya.
“Iya Ma.” Jawab Zia.
“Jangan Cuma iya kak, tapi lakuin.” Ucap Gibran, papa Zia dan Zea.
“Iya Pa.” ucap Zia.
“Kalau kamu dek, bagaimana kuliahmu?” tanya Alya.
“Semuanya baik-baik aja Ma.” Jawab Zea.
“Kamu juga jangan lelah-lelah.” Ucap Alya.
“Iya Ma.” Jawab Zea.
“Kalian itu putry kami yang paling kami sayangi nak.” Ucap Gibran.
“Kami juga menyayangi Mama dan Papa.” Ucap Zia dan Zea bersamaan.
Mereka pun akhirnya melanjutkan acara sarapan mereka. Setelah itu Zia dan Zea pamit menuju kampus bersama tapi dengan menggunakan sepeda motor berbeda. Yah, kedua kakak beradik itu memiliki sepeda motor sendiri.
***
Zia saat ini sedang ada di kantin kampusnya sendiri sambil menyusun kembali laporannya. Zia tidak memiliki teman akrab di kampusnya. Untuk itulah dia selalu kemana-mana sendiri atau kadang bersama adiknya. Tapi karena hari ini Zea ada mata kuliah yang padat maka akhirnya Zia sendiri. Zia tidak suka keramaian untuk itulah dia jarang bergabung dengan teman-teman seprofesinya dan hanya jalan bersama adiknya.
Drt,, drt,, drt,,
“Halo, Assalamu’alaikum dok!” salam Zia begitu mengetahui bahwa itu adalah dokter yang membimbingnya waktu praktik di rumah sakit.
“Wa’alaikumsalam suster Zia.” Jawab dokter Erina.
“Ada apa dokter menghubungi saya, apa ada masalah?” tanya Zia.
“Gak ada masalah nak hanya saja dokter bisa minta tolong padamu?” tanya dokter Erina.
“Minta tolong apa dokter?” tanya Zia balik.
“Besok malam saya harus menghadiri sebuah acara di hotel Zeus, tapi anak saya sedang sakit dan tidak bisa saya tinggalkan sedang itu pertemuan yang sangat penting. Jadi bisakah kamu menggantikan saya kesana. Saya Mohon!” Ucap Erina.
“Menggantikan dokter? Apa saya bisa? Saya takut nanti membuat kesalahan yang dapat mempengaruhi nama baik dokter.” Ucap Zia.
“Saya tahu kemampuanmu, kamu bisa melakukan lebih. Saya mohon Nak.” Ucap Erina.
“Ah, baiklah dokter. Saya akan mewakili dokter. Terimah kasih atas kepercayaan dokter.” Ucap Zia.
“Saya yang harus berterimah kasih nak karena kamu mau membantu saya. Terimah kasih nak. Semua berkas yang kamu bawa sudah saya siapkan.” Ucap Erina.
“Baik dokter nanti akan saya ambil di rumah dokter.” Ucap Zia.
“Terimah kasih sekali lagi nak. Maaf merepotkanmu.” Ucap Erina.
“Gak apa-apa dokter.” Ucap Zia.
Sambungan telepon pun segera terputus setelah mereka selesai bicara. Zia pun melanjutkan penyusunan laporannya. Sore harinya dia pergi menjemput berkas yang harus dia bawa ke rumah dokter Erina.
***
Keesokan harinya, setelah sedikit menyelesaikan penyusunan laporannya. Sore harinya, Zia pun segera bersiap-siap untuk pergi ke acara untuk mewakili dokter Erina di hotel Zeus.
“Ma, Pa, Zia pamit yaa..” ucap Zia menyalami kedua orang tuanya itu.
“Hati-hati dijalan kak.” Ucap orang tua Zia bersamaan.
“Kakak, hati-hati. Mau Zea temani?” tanya Zea.
“Gak usah dek. Kakak bisa kok sendiri. Kakak kan hanya mewakili dokter Erina.” Ucap Zia memandang wajah adiknya itu.
“Baiklah. Tapi kakak jaga diri baik-baik disana.” Ucap Zea.
“Iya adikku sayang. Jangan khawatir. Okay?” ucap Zia.
Zia pun segera berangkat menuju hotel Zeus karena undangan pertemuannya pukul 7.30.
*
*
Happy reading guys😊
Jangan lupa like, komen, vote, dan favoritin.🙏🏻
Mohon maaf jika ada typo🙏🏻
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 192 Episodes
Comments
flower
/Smile//Smile//Smile/
2025-01-16
0
Nendah Wenda
menarik
2023-11-07
0
Mukmini Salasiyanti
Hmmmm☺
2023-09-01
0