Part 2

Kurang lebih satu jam, Zia tiba di hotel Zeus. Sebelum mengahadiri pertemuan Zia melakukan sholat isya terlebih dahulu dan untuk sholat magrib dia sudah singga dimasjid yang dia lewati dijalan. Setelah dari sholat, Zia segera menuju ruang pertemuan.

Pertemuan itu dilaksanakan dalam ruang privat di lantai 6 hotel Zeus. Pertemuan ini juga antara sesama tenaga kesehatan. Ada berbagai banyak orang disana semua dari tenaga kesehatan. Zia pun segera duduk ditempat yang disediakan. Pertemuan itu dimulai pukul 08.00 malam.

Kurang lebih 90 menit pertemuan itu berlangsung. Setelah pertemuan itu selesai, Zia pun segera keluar setelah menandatangani daftar hadir.

Sementara disisi lain ada seorang pemuda yang sedang terburu-buru menuju sebuah kamar hotel sambil mengumpat.

“Kimy, awas kau. Beraninya kau melakukan ini padaku. Tunggu saja pembalasan dariku.” Ucap pemuda itu menahan sesuatu.

“Ah, sial.” Umpat pemuda itu sambil membuka pintu kamar hotel.

Sementara Zia yang sedang mencari toilet karena terlanjur kebelet pun mencarinya di lantai 5. Tapi tiba-tiba ada sebuah tangan yang menariknya.

“Ah,,” ucap Zia kaget karena ada yang menariknya.

“Siapa anda?” tanya Zia karena suasananya gelap.

Namun pemuda itu tidak menjawab dan justru mendorong Zia ke ranjang.

“Apa yang anda lakukan?” tanya Zia ketakutan karena saat ini pria itu sedang menindihnya dan dapat Zia rasakan napasnya.

Pemuda itu yang sudah dikuasai napsu karena pengaruh obat pun lagi-lagi tidak menjawab dan hanya berusaha menarik semua pakaian yang ada pada gadis dihadapannya. Yang ada dalam pikiran pemuda itu hanya bagaimana napsunya ini tersalurkan karena dia sudah begitu tersiksa.

Sementara Zia yang berusaha berontak percuma saja karena kekuatan pria itu lebih kuat darinya. Akhirnya malam itu Zia harus kehilangan kehormatannya yang selama ini dia jaga hanya karena laki-laki yang tidak dia kenal.

Tiga jam kemudian, Zia terbangun dalam kondisi tubuh polos. Zia yang menyadari apa yang telah dilakukannya segera beranjak dari ranjang dan mengenakan pakaiannya kembali dengan cepat tanpa memperdulikan rasa sakit pada bagian intinya. Saat itu Zia tidak bisa berpikir dengan jelas, yang ada dipikirannya hanya bagaimana dia keluar dari tempat ini. Zia dalam keadaanya kacau hingga menyalakan lampu untuk sekedar mengingat wajah pria yang telah menidurinya saja tidak lagi terpikirkan.

***

Zia kini sudah tiba dirumahnya jam 3 dini hari untung saja semua orang rumah masih tidur jadi tidak menyadari kedatangannya yang dalam keadaan kacau. Dia pun masuk dengan kunci cadangan. Setelah masuk dia langsung ke kamarnya dan membersihkan dirinya sampai menghabiskan sabun di kamar mandinya dan bahkan sampai azan subuh berkumandang dia tetap masih ada di kamar mandi sambil meratapi apa yang telah terjadi padanya. Dia menangis dalam kepedihan hanya air matanya yang menetes dan tanpa suara.

“Kak, apa kau sedang mandi?” teriak Zea dari luar.

Zia yang mendengar Zea berteriak pun segera sadar bahwa ini sudah subuh.

“Iya, kakak sedang mandi.” Balas Zia berteriak.

“Ayo cepat kak, kita harus sholat subuh berjamaah. Papa dan mama sudah menunggu.” Teriak Zea lagi.

“Kalian duluan saja dek, jangan menunggu kakak. Kakak akan sholat sendiri.” Teriak Zia sedih.

“Kakak gak pantas lagi untuk gabung dengan kalian dek. Kakak merasa malu pada kalian.” Gumam Zia yang saat ini sudah selesai mandi dan sedang memakai pakaian.

Zea pun segera bergabung dengan orang tuanya untuk melaksanakan sholat.

“Mana kakakmu?” tanya Gibran.

“Kata kakak dia akan sholat sendiri saja.” Ucap Zea.

“Ah, baiklah.” Ucap Gibran. Mereka pun segera melakukan sholat.

Sementara dikamar Zia.

“Yaa Allah apa hamba masih pantas melakukan ini kepadamu dalam keadaan kotor seperti ini?” ucap Zia sedih sambil memandang mukenahnya.

Dengan dipenuhi airmata yang menetes dipipinya dia pun meraih mukenahnya dan melaksanakan sholat. Setelah selesai sholat pun airmatanya tetap tidak behenti menetes sambil mengadu kepada tuhannya.

***

“Kakak mana?” tanya Alya karena tidak melihat putry sulungnya itu ikut sarapan.

“Kakak masih tidur sepertinya dia mengantuk. Lagian kakak juga hari ini gak ke kampus.” Jawab Zea.

“Tapi kok aneh ya? Ini bukan seperti Zia.” Gumam Alya.

“Sudah ma, biarkan dia istirahat mungkin dia memang kelelahan.” Ucap Gibran.

Akhirnya keluarga kecil itu sarapan tanpa Zia.

Sementara dikamar, Zia tertidur sambil memakai mukenah mungkin karena lelah menangis. Padahal dia hanya berpura-pura tidur saat Zea memanggilnya untuk sarapan.

Jam 08.00 pagi, Zia akhirnya terbangun dan segera melepas mukenahnya. Disaat dia akan memakai hijab, “Apa hijab ini masih pantas menutupi auratku? Sementara aku sudah kotor.” Ucap Freya lagi-lagi meneteskan air mata.

Saat dia memakai hijab dia baru menyadari bahwa salah satu antingnya gak ada. Zia pun segera memeriksa kembali hijab dan pakaian yang sudah dia letakkkan di tempat sampah. Tapi hasilnya nihil antingnya gak ada disana.

“Ah, sepertinya.,” ucap Zia mengingat kejadian semalam.

“Hiks,, hiks,, sepertinya kejadian itu memang nyata. Aku pikir itu hanya mimpi.” Ucap Zia jatuh tersungkur sambil memegang hijab pink kesayangannya.

Setelah puas menangis dia pun segera bangkit dan memutuskan untuk melupakan kejadian itu. Karena dia berpikir bahwa gak ada gunanya dia menangisi hal yang sudah terjadi. Saat ini yang ada dalam pikirannya yaitu bagaimana laporan akhirnya segera selesai dan diterima.

Untuk hal-hal yang mungkin akan terjadi selanjutnya nanti akan dia pikirkan bagaimana menjalaninya. Zia memang mungkin berusaha melupakan kejadian itu tapi tetap saja hal itu selalu terbayang dalam benaknya karena kejadian itu adalah kejadian dimana dia harus kehilangan sesuatu yang sangat berharga untuknya.

***

Sementara disisi lain, seorang pemuda baru saja terbangun begitu ponselnya berdering.

“Halo, siapa ini?” tanya pemuda itu tanpa melihat siapa yang menelponnya.

“Halo, tuan muda. Ini saya Hans. Tuan besar sedang menunggu anda sekarang.” Ucap Hans.

“Papi maksudmu?” tanya pemuda langsung terbangun begitu mendengar asistennya mengatakan itu.

“Iya, cepat kesini. Papi menunggumu.” Ucap pria dari seberang telepon dengan tegas.

Pemuda itu pun langsung segera menuju kamar mandi, tanpa menyadari bahwa tubuhnya polos tanpa sehelai benang pun.

Kurang lebih 15 menit pemuda itu selesai mandi dan segera keluar dari kamar mandi dan begitu melihat pakaiannya berserakan dilantai langsung saja kesadarannya kembali dan baru menyadari bahwa dia telah meniduri seorang gadis semalam.

“Apa yang telah kulakukan?” ucap pemuda itu kemudian.

“Dimana gadis itu?” tanya pemuda itu sambil mencari keberadaan gadis yang telah ditidurinya semalam namun hasilnya nihil. Dan tiba-tiba matanya melihat noda darah di seprai ranjangnya.

“Ah, sial. Sepertinya aku meniduri gadis yang masih perawan.” Ucap pemuda itu.

Pemuda itu pun segera menelpon seseorang, “Kau susul aku kesini?” ucap pemuda itu begitu telepon tersambung.

*

*

Happy reading guys,,😊

Jangan lupa like, komen, vote, dan favoritin.🙏🏻

Mohon maaf jika ada typo

🙏🏻

Terpopuler

Comments

Nendah Wenda

Nendah Wenda

makin seru thor lanjut

2023-11-07

0

Siti Nurmilah

Siti Nurmilah

seru juga penasaran dengan nnti nya zia ktmu pras

2022-07-07

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 Part 101
102 Part 102
103 Part 103
104 Part 104
105 Part 105
106 Part 106
107 Part 107
108 Part 108
109 Part 109
110 Part 110
111 Part 111
112 Part 112
113 Part 113
114 Part 114
115 Part 115
116 Part 116
117 Part 117
118 Part 118
119 Part 119
120 Part 120
121 Part 121
122 Part 122
123 Part 123
124 Part 124
125 Part 125
126 Part 126
127 Part 127
128 Part 128
129 Part 129
130 Part 130
131 Part 131
132 Part 132
133 Part 133
134 Part 134
135 Part 135
136 Part 136
137 Part 137
138 Part 138
139 Part 139
140 Part 140
141 Part 141
142 Part 142
143 Part 143
144 Part 144
145 Part 145
146 Part 146
147 Part 147
148 Part 148
149 Part 149
150 Part 150
151 Part 151
152 Part 152
153 Part 153
154 Part 154
155 Part 155
156 Part 156
157 Part 157
158 Part 158
159 Part 159
160 Part 160
161 Part 161
162 Part 162
163 Part 163
164 Part 164
165 Part 165
166 Part 166
167 Part 167
168 Part 168
169 Part 169
170 Part 170
171 Part 171
172 Part 172
173 Part 173
174 Part 174
175 Part 175
176 Part 176
177 Part 177
178 Part 178
179 Part 179
180 Part 180
181 Part 181
182 Part 182
183 Partai 183
184 Part 184
185 Part 185
186 Part 186
187 Part 187
188 Part 188
189 Part 189
190 Part 190
191 Pengumuman
192 Pengumuman
Episodes

Updated 192 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
Part 101
102
Part 102
103
Part 103
104
Part 104
105
Part 105
106
Part 106
107
Part 107
108
Part 108
109
Part 109
110
Part 110
111
Part 111
112
Part 112
113
Part 113
114
Part 114
115
Part 115
116
Part 116
117
Part 117
118
Part 118
119
Part 119
120
Part 120
121
Part 121
122
Part 122
123
Part 123
124
Part 124
125
Part 125
126
Part 126
127
Part 127
128
Part 128
129
Part 129
130
Part 130
131
Part 131
132
Part 132
133
Part 133
134
Part 134
135
Part 135
136
Part 136
137
Part 137
138
Part 138
139
Part 139
140
Part 140
141
Part 141
142
Part 142
143
Part 143
144
Part 144
145
Part 145
146
Part 146
147
Part 147
148
Part 148
149
Part 149
150
Part 150
151
Part 151
152
Part 152
153
Part 153
154
Part 154
155
Part 155
156
Part 156
157
Part 157
158
Part 158
159
Part 159
160
Part 160
161
Part 161
162
Part 162
163
Part 163
164
Part 164
165
Part 165
166
Part 166
167
Part 167
168
Part 168
169
Part 169
170
Part 170
171
Part 171
172
Part 172
173
Part 173
174
Part 174
175
Part 175
176
Part 176
177
Part 177
178
Part 178
179
Part 179
180
Part 180
181
Part 181
182
Part 182
183
Partai 183
184
Part 184
185
Part 185
186
Part 186
187
Part 187
188
Part 188
189
Part 189
190
Part 190
191
Pengumuman
192
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!