Ternyata Memang Cinta
“Dia, benar-benar laki-laki yang sangat menyebalkan." -\=Vidia\=-
***
Ckiiiit.. jdeer...
“Aw,” pekik seorang gadis yang bernama Vidia.
Vidia pun mencoba berdiri sambil membenarkan motornya yang tersungkur akibat terserempet sebuah mobil.
Sambil memegangi pinggulnya, Vidia pun menghampiri mobil tersebut yang ternyata juga berhenti karena mungkin merasa sudah menyerempet sesuatu.
Vidia pun mengetuk kaca pintu mobil sambil berkata, “Hai, keluar lo. Tanggung jawab sama kerusakan motor gue.”
Dengan memakai pakaian jas ala kantoran, orang itu pun keluar dari mobil dan di saat yang bersamaan...
“Wow.. tampannya,...” gumam dalam hati Vidia, “gak.. gak.. jangan terkecoh.”
Vidia pun menggelengkan kepalanya tanda dia ingin mencoba mengembalikan kesadaran.
“Hai, ganti rugi kerusakan motor gue,” ucap Vidia sambil menunjuk ke arah motornya.
Laki-laki itu pun menoleh ke arah motor yang di tunjuk oleh Vidia dan kemudian setelah itu, dia juga menunjukkan ke arah mobilnya yang ternyata memiliki sebuah goresan panjang di pintu bagian sebelah kiri.
Vidia yang melihat itu pun tidak mau terima, dia berkata, “Urusan goresan di mobil lo itu bukan urusan gue. Yang gue mau itu lo harus ganti biaya kerusakan mobil gue.”
Mendengar ucapan Vidia, tanpa banyak bicara laki-laki tersebut mengangkat kedua bahunya lalu kemudian masuk ke dalam mobil.
Vidia yang baru sadar dengan apa yang di maksud oleh laki-laki tersebut pun langsung memukul-mukul pintu mobil laki-laki tersebut agar di bukakan kaca pintu mobilnya.
Setelah kaca pintu mobil terbuka, Vidia pun berkata, “Ok. Trus lo sekarang maunya apa?”
Lagi-lagi tanpa banyak bicara, laki-laki tersebut memberikan sebuah kartu nama lalu kemudian pergi.
Sesaat setelah laki-laki itu sudah tak terlihat lagi, Vidia pun mengumpat, “Cih. Cakep-cakep kok bisu. Dasar batu.”
Vidia pun langsung kembali mencoba menyalakan mesin motornya dan ternyata...
“Untung nih motor masih menyala,” ucap Vidia yang langsung segera pergi ke kampusnya.
***
Di Bandara...
“Hai, sayang. Akhirnya aku bisa ketemu kamu,” ucap seorang wanita berkulit putih dengan memakai kacamata hitam dan berpakaian sederhana namun elegan. Sehingga Siapa pun yang melihatnya pasti akan tahu jika dia adalah orang yang cukup berada.
Wanita tersebut bernama Tasya. Dia merupakan tunangan dari Davian yang tadi telah bermasalah dengan Vidia. Davian yang dari awal tidak menyetujui dan juga tidak pernah menganggap ada yang namanya pertunangan ini pun hanya memasang ekspresi datar dan dingin.
Namun bagi Tasya itu tidak masalah. Karena baginya, mendapatkan persetujuan ke dua keluarga adalah hal yang paling penting.
Dengan tidak memedulikan sikap dingin Davian, Tasya pun langsung memeluk salah satu lengan tangan Davian dan kemudian mengajaknya melangkahkan kaki menuju mobil.
Saat di dalam mobil, Davian pun tetap diam. Dia sama sekali tidak bicara karena menurutnya sangat percuma jika dia harus berdebat dengan wanita yang ada di sebelahnya.
Dengan memasang kecepatan tinggi, Davian pun melajukan mobilnya menuju sebuah kompleks perumahan elit di daerah Jakarta.
Sesampainya di halaman rumah, Davian pun berkata, “Turun.”
“Dav, kok aku di bawa ke rumah ini sih dan bukannya ke rumahmu?” protes Tasya dengan nada merengek.
“Turun!” Lagi-lagi hanya itu saja ucapan yang keluar dari mulut Davian.
Tasya yang di perlukan seperti itu oleh Davian pun akhirnya merasa sangat kesal dan turun setelah itu langsung membanting pintu mobil.
Bagi Davian, itu sih bukan urusannya. Dia sangat tidak peduli sama sekali dengan bagaimana perasaan Tasya padanya.
Sementara itu di saat yang bersamaan, di Kampus...
“Kesal.. kesal.. kesal.. mimpi apa sih gue semalam. Bisa-bisanya gue ketemu sama orang kaya batu gitu. Udah gitu motor jadi mogok juga lagi. Aih,” gerutu Vidia sambil berjalan terburu-buru menuju kantin kampus.
Vidia yang sudah terlambat dua jam gara-gara motornya mogok itu pun harus terpaksa tidak mengikuti mata kuliah dosen favoritnya.
“Eh, Vid. Lo dari mana aja?” tanya Syina sahabat Vidia
“Gue habis kena musibah, Syin,” keluh Vidia sambil meminum minuman yang sudah dia beli.
“Musibah?! Maksud lo apaan?” tanya Syina yang merasa heran karena Syina merasa kalau tidak ada yang salah dari tubuh Vidia.
Vidia pun terdiam sejenak lalu berkata, “Begini,...”
Vidia pun menceritakan semua kejadiannya dari awal hingga akhir dan dia pun mengatakan kalau laki-laki tersebut hanya memberikannya sebuah kartu nama.
Syina yang mendengar itu pun langsung meminta agar Vidia mau menunjukkan kartu nama tersebut. Tanpa pikir panjang, Vidia pun langsung menunjukkannya pada Syina.
“Davian Putra,...” ucapnya ketika membaca tulisan yang ada di kartu nama tersebut, “gue perasaan pernah dengar deh nama ini. Bentar gue inget-inget dulu.”
Setelah beberapa saat kemudian...
“Oh, iya. Gue inget sekarang. Davian Putra ini tuh seorang pengusaha muda yang sukses. Walau pun masih mudah, dia ini sudah terbilang sangat berhasil mengembangkan usahanya di bidang textile,...” jelas Syina, “dia juga selain berhasil di bidang textile, dia juga seorang penikmat kuliner.”
“Penikmat kuliner?” ucapku dan Syina pun mengangguk.
Vidia pun terdiam sejenak. Tampak dia sedang memikirkan sesuatu. Syina yang melihat ini pun bingung sehingga dia pun bertanya, “Vid, memangnya apa yang sedang lo pikirin?”
“Gue Cuma berpikir, misalkan gue datang ke kantornya dan membawakannya makanan lezat, apakah itu bisa berhasil buat dia supaya mau membayar ganti rugi motor gue yang rusak?” tanyaku.
Syina pun mengangkat ke dua bahunya. Dia tidak tahu pasti apakah itu bisa berhasil ataukah tidak.
“Lo coba aja, Vid. Lagian kita kan gak tahu apa tujuan dia kasih kartu nama ini ke Lo,” ucap Syina yang menurut Vidia ada benarnya juga.
“Oke lha, besok bakal gue coba,” ucap Vidia dan Syina pun mengangguk.
***
Di kantor...
“Hai, Pak Direktur. Bapak kenapa hari ini ngantor? Bukannya yayangnya baru saja datang dari Luar Negeri?” Goda Steven yang merupakan orang kepercayaan Davian sekaligus sahabat Davian.
Steven ini memiliki perawakan yang terbilang cukup tinggi dengan kulit putih dan rambut yang lurus. Dia merupakan keturunan Indo-Cina. Tak heran jika banyak sekali wanita yang tertarik padanya dan memanggilnya dengan sebutan Opa. Hal ini tentunya tidak masalah untuk Steven. Pasalnya dia sendiri pun memiliki basic sebagai seorang laki-laki yang play boy, alias sering gonta-ganti pacar.
Bagi Davian, segala kebiasaan buruk temannya ini tidak mempengaruhi hubungan persahabatan mereka yang telah lama terjalin. Walau kadang suka sedikit kesal dengan sikap play boy nya Steven, tapi Davian mencoba untuk bisa menerimanya. Sebagai informasi, Steven ini, walau dia terlahir dari darah campuran Indo-Cina, tapi dia sama sekali tidak bisa berbahasa Cina.
Sementara itu, sambil duduk di kursi di hadapannya Davian dan memain-mainkan sebuah pulpen di tangannya, Steven yang merasa tidak di hiraukan oleh Davian pun akhirnya menceletuk, “Ish, kebiasaan banget deh. Di tanya diem aja. Nyebelin tahu gak?”
“Tadi, gue habis bermasalah dengan seorang wanita,” ucap Davian yang tiba-tiba saja membahas tentang kejadian waktu dengan Vidia tanpa menyahut pokok pertanyaan dari Steven.
Steve yang mendengar hal itu pun bertanya, “Maksudnya?”
Bersambung...
Nahloh.. terus gimana itu kelanjutan masalah ganti mengganti rugi?! Di tunggu, ya...
Next...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments