Penantian Di Ujung Senja

Penantian Di Ujung Senja

Pria amnesia

Mala Rahma. Gadis 18 tahun yang hidup di pesisir pantai terpencil. Gadis manis berkulit sawo matang dan berambut hitam panjang sebahu. Gadis yang ceria dan sangat ramah pada semua orang. Meski dilahirkan di keluarga yang sangat sederhana, dia masih bisa menikmati pendidikan hingga tamat SMA.

Sebenarnya ayah dan ibu Mala ingin Mala melanjutkan kuliah di kota, namun Mala menolak dengan alasan Mala ingin tetap bersama ayah dan ibunya dikampung. Membantu ayah dan ibunya menjual ikan hasil tangkapan ayahnya di laut.

Sikapnya yang suka membantu orang dan wajahnya yang imut membuatnya menjadi gadis impian pemuda didaerahnya. Termasuk Bara, sahabat baiknya. Setiap akhir pekan dia datang mengajak Mala untuk lari pagi bersama. Bara adalah anak juragan tempat pelelangan ikan hasil tangkapan warga yang melaut.

Semua orang tahu bahwa Bara mencintai Mala, hanya saja Mala berpura-pura tidak tahu agar dia tidak merasa canggung menghadapi Bara. Perhatian Bara seharusnya cukup untuk membuat Mala jatuh hati pada Bara Akan tetapi sampai saat ini, Bara masih belum berhasil memastikan tentang hubungan mereka.

Ingin sekali Bara menyatakan cintanya dan bersikap jantan dihadapan Mala. Tapi dia sangat takut jika Mala menolaknya dan hal ini akan membuat Mala malah makin jauh darinya.

***

Ayah Mala seorang pelaut. Selama melaut biasanya butuh waktu 3 hingga 4 bulan. Dia bersama beberapa orang mencari ikan ditengah laut dan akan kembali jika sudah mendapatkan banyak ikan. Ikan hasil tangkapannya akan di jual di tempat ayahnya Bara.

Kali ini ayahnya Mala sudah melaut selama 2 bulan. Tapi ternyata kali ini ayahnya cepat sudah kembali. Ayahnya cepat kembali karena sudah banyak mendapatkan hasil tangkapan, dan mereka juga pulang membawa orang asing yang sedang terluka.

Ayah Mala membawa orang itu pulang kerumahnya. Mala membantu ayahnya merawat orang tersebut dengan baik. Ketika dia sudah berangsur sembuh, ayah Mala menanyakan siapa nama dan alamat rumahnya. Namun orang itu sama sekali tidak tahu apa-apa. Ternyata dia amnesia. Dia lupa semua tentang dirinya dan keluarganya.

Ayah Mala tidak ingin lapor polisi karena dia tidak mau ikut terlibat dalam persoalan orang itu. Nanti setelah dia ingat keluarganya, ayahnya baru akan segera menyuruhnya pergi. Mala dan ibunya hanya menuruti saja keputusan ayahnya.

Jika dilihat secara seksama orang tersebut cukup tampan. Badannya tinggi 175 dan berkulit putih bersih.

" Apa benar kamu masih belum ingat siapa kamu? Setidaknya nama kamu saja itu sudah kemajuan," kata Mala.

" Tidak, aku masih belum ingat apapun," kata dia.

" Lalu bagaimana kami memanggilmu?"

" Kamu berikan saja aku nama," katanya penuh harap.

" Ide kamu bagus juga. Nama apa yang cocok untuk kamu?!"

Mala berusaha berpikir untuk menemukan nama yang gampang diingat.

" Bagaimana kalau ...Gama. Iya bener. Gama, nama ini sangat gampang untuk diingat."

" Gama...Gama," gumamnya pelan.

" Mulai sekarang namamu adalah Gama. Jadi aku yang akan pertama kali memanggil namamu. Gama...," panggil Mala.

Gama hanya diam saja, mungkin karena dia belun terbiasa dengan nama barunya.

" Hey... kenapa kamu tidak menjawab saat aku memanggilmu Gama. Apa kamu tidak suka?" tanya Mala agak kecewa.

" Maaf, aku agak belum terbiasa saja. Coba kamu panggil lagi," jawab Gama agak takut karena telah membuat Mala kecewa.

" Gama..." panggil Mala agak keras.

" Ya..."

" Bagus...Begitu dong langsung jawab," teriak Mala senang.

Sifat Mala yang agak kekanak-kanakan membuat Gama terhibur. Dia tidak lagi ingin segera mengingat masa lalunya.

" Gama, ayo kita main pasir mumpung hari masih sore, kita buat rumah-rumahan dari pasir," ajak Mala.

" Tapi aku tidak bisa."

" Nanti aku ajari ...ayo."

Mala menarik tangan Gama dan mengajaknya ke pantai. Pantai yang sangat indah. Apalagi di sore hari. Di pantai inilah Mala menghabiskan hampir separuh waktunya di sini.

Mala mulai membuat rumah-rumahan dari pasir sementara Gama hanya melihatnya saja.

"Aku sudah selesai...sekarang giliran kamu, Gama. Sini aku bantu...," kata Mala sambil menarik tangan Gama yang hanya menurut saja.

Mala mengajari Gama dengan sangat senang. Apalagi jika rumah yang sudah dibuat tiba-tiba runtuh dan mereka harus mengulangi lagi hingga beberapa kali. Mereka tertawa tanpa beban.

Setelah bermain pasir, Mala mengajak Gama melihat matahari tenggelam. Mereka duduk di atas pasir sambil memandang ke ujung pantai. Melihat matahari yang mulai tenggelam dan berwarna kemerahan. Sangat indah.

Sesekali Gama melirik ke arah Mala yang terlihat sangat manis saat sedang tersenyum.

***

Akhir pekan ini, seperti biasa Bara mengajak Mala lari pagi sambil menghirup udara segar di pesisir pantai. Setelah agak lelah, mereka berdua akan duduk disekitar pantai dan menanti matahari muncul untuk menghangatkan tubuh mereka.

Sesekali Bara menggoda Mala dengan mengusap keringat Mala yang membasahi wajahnya.

" Ih...apa-apaan sih Bara. Geli ah..." kata Mala sambil menolak dengan kedua tangannya.

" Mala, diam sajalah. Kenapa kamu nggak bisa romantis sih...?" kata Bara sambil tetap berusaha menyeka keringat Mala.

" Bara... Berhenti tidak..." teriak Mala.

Bara berhenti bertindak mendengar teriakan Mala. Diapun menghela nafas lalu kembali duduk dengan tenang.

" Mala, romantis dikit napa. Seperti drama di TV. Belajar berpacaran juga, nggak slalu ngurus ikan aja."

" Romantis apaan. Pacaran juga nggak perlu belajar kali. Aku lebih seneng ngurus ikan juga," kata Mala pura-pura kesal sama Bara.

" Jangan marah, Mala... Aku hanya bercanda. Mala..." kata Bara merajuk.

" Jangan ulangi lagi... tentang pekerjaan aku. Nggak ada yang boleh menghina pilihanku."

" Aku ngerti. Aku tidak bermaksud seperti itu. Sekalipun kamu hanya mengurus ikan, keren juga," kata Bara.

Bara menghela nafas berat. Niatnya ingin membuat suasana romantis malah membuat Mala kesal.

Melihat Bara sedih, Mala merasa bersalah. Dia tersenyum pada Bara. Bara bingung melihat sikap Mala.Tadi barusan marah, kini dia tersenyum.

" Kena prank..." kata Mala sambil tertawa.

Bara agak kesal mendengar dia kena prank dari Mala. Dia lalu mencubit manja Mala. Mala berlari menjauh dan Bara dengan senang mengejarnya. Mereka berlarian sambil bercanda dibawah sinar matahari pagi yang mulai muncul di ufuk timur.

Sepasang mata melihat keakraban mereka berdua dengan perasaan kesal. Gama melangkah pergi meninggalkan Bara dan Mala yang masih berlarian. Gama bingung dengan perasaannya, kenapa dia harus merasa kesal melihat Bara dan Mala akrab.

Mala dan Bara, cepat atau lambat mereka akan berpacaran dan menikah seperti yang dikatakan ayah dan ibunya Mala. Mereka sudah dijodohkan sejak kecil. Hanya tinggal menunggu waktu saja sampai Mala menerima untuk menikah dengan Bara.

Tapi Gama merasa sakit hati dengan semua kenyataan itu. Gama cemburu pada Bara.

Terpopuler

Comments

Rini Antika

Rini Antika

Kayaknya nanti ada yg bakalan jatuh Cinta,🤭 aku hadir d cerita Kakak yg ini, Semangat terus ya..💪💪

2022-09-02

0

Rini Antika

Rini Antika

itu aku bgt..🤣🤣🤣

2022-09-02

0

Zidni Alil

Zidni Alil

botak

2022-04-03

1

lihat semua
Episodes
1 Pria amnesia
2 pernyatan cinta
3 Memiliki pacar
4 Malam pengantin
5 Pergi dan tak pernah kembali
6 Dia atau bukan?
7 Janji menjadi teman
8 Ini kencan pertama bagi Andra
9 Mulai curiga
10 Rahasia lukisan senja
11 Dicko salah faham
12 Andra kecewa
13 Cinta yang saling menyakiti
14 keputusan Mala
15 Resmi bercerai
16 penjelasan Dicko
17 pesta ulang tahun
18 pertemuan dengan Gala
19 Hilangnya Gala
20 Kemiripan Dicko dan Gala
21 Gala kembali ke kampung
22 Salah orang
23 Panggil aku ayah
24 Pemikiran sederhana
25 Andra lebay
26 Pertengkaran Dicko dan Bara
27 Dicko mendekati Mala
28 Pulang dengan Dicko
29 Sisa cinta yang sulit tumbuh
30 Gala tinggal bersama Dicko
31 wisuda Andra
32 Bu Bella vs Mala
33 Mala vs Bu Bella 2
34 Menginap
35 Taman bermain
36 rencana rujuk
37 Rela mati
38 hidup dalam khayalan
39 Berhenti bekerja
40 Kontrak kerja
41 Dicko kecewa
42 Agam tahu rahasia Dicko
43 Semangat untuk Ayah
44 Kasih Sayang
45 Mala dan Wina
46 Bara dan siska
47 Mantan Dicko
48 Rahasia terungkap
49 Pulang dari RS
50 Kesembuhan Andra
51 Restu
52 Rahasia yang ketahuan
53 Mala pergi
54 Pergi bersama
55 Rencana pernikahan
56 Pernikahan Mala dan Dicko
57 Makan malam keluarga kecil
58 Malam pertama
59 Cemburu
60 Menggoda suami 21+
61 Wisuda Mala
62 Baik-baik saja
63 Pengakuan bu Bella
64 pertemuan 3 pria
65 Perkelahian dua pria
66 Kedatangan ayah dan ibu
67 pertemuan tak terduga
68 Masa lalu
69 Rencana pernikahan
70 Pengakuan ibu
71 Suasana pagi
72 Kenyataan yang pahit
73 permintaan maaf
74 membatalkan pernikahan
75 bertemu seseorang
76 Ayah Reno dan Lilis
77 Masa lalu Reno
78 bertemu bu Bella
79 Bertemu ibu kandung
80 Pergi bekerja
81 Romansa di tempat kerja
82 Mala terluka
83 Pertemuan keluarga
84 Melamar?
85 Merasa diabaikan
86 Memilih hari
87 Malam pertama
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Pria amnesia
2
pernyatan cinta
3
Memiliki pacar
4
Malam pengantin
5
Pergi dan tak pernah kembali
6
Dia atau bukan?
7
Janji menjadi teman
8
Ini kencan pertama bagi Andra
9
Mulai curiga
10
Rahasia lukisan senja
11
Dicko salah faham
12
Andra kecewa
13
Cinta yang saling menyakiti
14
keputusan Mala
15
Resmi bercerai
16
penjelasan Dicko
17
pesta ulang tahun
18
pertemuan dengan Gala
19
Hilangnya Gala
20
Kemiripan Dicko dan Gala
21
Gala kembali ke kampung
22
Salah orang
23
Panggil aku ayah
24
Pemikiran sederhana
25
Andra lebay
26
Pertengkaran Dicko dan Bara
27
Dicko mendekati Mala
28
Pulang dengan Dicko
29
Sisa cinta yang sulit tumbuh
30
Gala tinggal bersama Dicko
31
wisuda Andra
32
Bu Bella vs Mala
33
Mala vs Bu Bella 2
34
Menginap
35
Taman bermain
36
rencana rujuk
37
Rela mati
38
hidup dalam khayalan
39
Berhenti bekerja
40
Kontrak kerja
41
Dicko kecewa
42
Agam tahu rahasia Dicko
43
Semangat untuk Ayah
44
Kasih Sayang
45
Mala dan Wina
46
Bara dan siska
47
Mantan Dicko
48
Rahasia terungkap
49
Pulang dari RS
50
Kesembuhan Andra
51
Restu
52
Rahasia yang ketahuan
53
Mala pergi
54
Pergi bersama
55
Rencana pernikahan
56
Pernikahan Mala dan Dicko
57
Makan malam keluarga kecil
58
Malam pertama
59
Cemburu
60
Menggoda suami 21+
61
Wisuda Mala
62
Baik-baik saja
63
Pengakuan bu Bella
64
pertemuan 3 pria
65
Perkelahian dua pria
66
Kedatangan ayah dan ibu
67
pertemuan tak terduga
68
Masa lalu
69
Rencana pernikahan
70
Pengakuan ibu
71
Suasana pagi
72
Kenyataan yang pahit
73
permintaan maaf
74
membatalkan pernikahan
75
bertemu seseorang
76
Ayah Reno dan Lilis
77
Masa lalu Reno
78
bertemu bu Bella
79
Bertemu ibu kandung
80
Pergi bekerja
81
Romansa di tempat kerja
82
Mala terluka
83
Pertemuan keluarga
84
Melamar?
85
Merasa diabaikan
86
Memilih hari
87
Malam pertama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!