Memiliki pacar

" Pacar...?"

Mala sangat kaget mendengar Gama menembaknya secepat itu. Rasanya Mala belum siap. Sebenarnya dia juga ada perasaan pada Gama. Namun mengingat saat ini Gama masih mengalami amnesia, Mala takut jika Gama ingat semua kembali dia akan melupakan Mala.

Gama menjadi sangat sedih ketika Mala tidak juga memberi jawaban. Dia merasa bersalah telah berani menyatakan cinta pada Mala dan membuat Mala sedih.

Gama berjalan perlahan menuju ke tengah laut dan bermaksud membasahi tubuhnya untuk menyadarkan dirinya yang sedang di mabuk cinta. Namun Mala melihatnya berbeda. Mala mengira Gama akan bunuh diri.

" Gama..." suara teriakan Mala sangat keras.

Mala berlari mengejar Gama lalu memeluknya dari belakang. Mala menangis penuh air mata.

" Jangan lakukan, aku...aku bersedia jadi pacarmu," kata Mala sambil menangis.

Gama tersenyum dalam hati. Mala pasti mengira dia akan bunuh diri, karena itu Mala segera menerima dia menjadi pacarnya. Ini adalah keberuntungan bagi dia dan ini akan jadi rahasia dan hanya dirinya sendiri yang tahu.

" Benarkah, kamu mau jadi pacarku? Berarti sekarang kita pacaran?!" tanya Gama sambil berbalik dan memegang kedua tangan Mala.

" Iya, kita pacaran," kata Mala malu-malu.

" Boleh peluk?"tanya Gama.

Mala hanya mengangguk pelan. Gama dengan senang hati memeluk wanita yang sangat dicintainya. Akhirnya Gama mendapatkan hasil dari keberaniannya mengungkapkan perasaannya pada Mala.

Walaupun mereka akhirnya memutuskan untuk pacaran, namun Mala masih ingin merahasiakan dari orangtuanya dan semua orang di kampung.

Percintaan mereka menjadi rahasia yang indah. Mereka merajut hari penuh dengan cinta.

Setiap senja datang, Gama dan Mala pergi ke pantai untuk melihat matahari tenggelam. Mala berdiri didalam pelukan Gama yang dengan mesra memeluknya dari belakang. Pandangan mereka tertuju pada semburat cahaya matahari yang kian memudar.

Sesekali wajah Gama mencium rambut Mala yang memancarkan aroma khas shampo kesukaan Mala.

Saat senja mulai menghilang, mereka segera pulang agar tidak ada yang curiga dengan hubungan mereka.

Namun kedekatan mereka mulai terlihat kentara. Beberapa orang mulai bergosip tentang mereka. Dan tanpa mereka sadari, mereka sudah menjadi berita utama di kampung nelayan tersebut.

Sang ibu yang mendengar berita itu langsung meminta penjelasan dari Mala.

" Mala, apa benar apa yang dikatakan orang-orang di kampung tentang hubunganmu dengan Gama?" tanya ibu Sri dengan nada kecewa.

" Be...benar ibu," jawab Mala gugup.

Mala sudah tidak bisa menyembunyikan lagi kisah cintanya bersama Gama.

" Mala, bukankah kamu dan Bara sudah sangat dekat. Kenapa kamu bisa memilih bersama Gama."

" Ibu, aku dan Bara hanyalah teman biasa. Tidak mungkin bagiku mencintai dia."

" Dari awal semua orang sudah tahu bahwa kamu dan bara adalah sepasang kekasih. Dan saat ini kamu bersama Gama, orang menganggap kamu selingkuh dengan Gama. Kamu menyakiti Bara, Mala."

" Ibu, aku dan Bara tidak pernah membicarakan tentang cinta atau pacaran. Ibu tahu itu kan?" tanya Mala.

" Mala, jujur saja. Kamu dan Bara sebenarnya sudah dijodohkan sejak kecil. Ayah dan ibu berharap, bahwa kamu dan Bara suatu saat akan menikah dan memberi kami seorang cucu yang manis," kata ibu Sri penuh harap.

" Apa bu...jadi kami sudah dijodohkan sejak kecil? Apa Bara tahu hal itu?" kata Mala kaget.

" Entahlah. Menurut ibu dia sudah diberitahu orangtuanya. Kamu lihat saja dia begitu baik pada keluarga kita terutama pada kamu."

" Tapi, ibu, Mala mencintai Gama bu. Tolong restui kami. Mala tidak bisa mencintai orang lain lagi," kata Mala memelas.

" Ibu tidak bisa memutuskan, kita tunggu ayah kamu kembali dari melaut. Dia yang akan memberi keputusan. Sementara menjauhlah dari Gama."

Mala sangat sedih mendengar ibunya tidak mengizinkannya untuk lebih dekat dengan Gama. Dia harus menjauhi Gama sampai ayahnya kembali. Itu sepertinya akan sangat sulit sekali Mala laksanakan.

Mala dan Gama bertemu di pantai untuk membicarakan tentang hubungan mereka. Mala tampak sedih. Dia duduk termenung sambil melihat laut yang sangat luas dihadapannya. Sementara Gama ikut bersedih.

Dari awal Gama sudah mengetahui kalau Mala dan Bara sudah dijodohkan. Seharusnya Gama bisa mengendalikan diri untuk tidak hadir di antara Mala dan Bara.

Namun Gama sungguh tidak bisa mengontrol hatinya untuk tidak mencintai Mala. Terlebih Mala sudah menerima cintanya. Gama tidak ingin melepaskan Mala dengan mudah.

" Mala, bagaimana ibumu. Apakah dia marah padamu?" tanya Gama.

" Benar. Aku bisa merasakan kemarahan ibu, walaupun dia tidak memperlihatkannya. Kita harus bagaimana Gama?" tanya Mala sambil meneteskan air mata.

Gama tidak tega melihat wanita yang dicintainya menangis.

" Mala, kita tunggu sampai paman kembali, aku akan bicara pada paman dan meyakinkanya untuk merestui hubungan kita. Jangan menangis lagi."

Gama memeluk tubuh Mala yang mulai lemah karena beberapa hari ini dia tidak nafsu makan.

" Bagaimana jika ayah tidak merestui hubungan kita? Aku tidak ingin berpisah denganmu?!"

" Aku juga tidak ingin berpisah denganmu. Kita harus yakin pasti akan ada jalan bagi kita untuk bersama."

" Kamu terlihat cukup yakin dan percaya diri," kata Mala.

" Harus. Aku tidak ingin melihatmu menangis seperti saat ini."

" Terimakasih Gama."

***

Bara kembali ke kampung seolah sudah ada firasat buruk. Bara segera mencari Mala.

Bara mengajak Mala berkeliling kolam ikan yang sering mereka kunjungi semasa kecil.

" Masih ingat tempat ini?"

" Tentu saja aku ingat. Tempat ini begitu banyak menyimpan kenangan masa kecil kita," jawab Mala.

" Mala, aku pergi hanya beberapa bulan saja. Tapi kamu sudah banyak berubah."

" Berubah, benarkah?"

" Apa kamu tidak menyadarinya? Sekarang kamu sangat berhati-hati saat bersamaku. Kamu tidak seperti dulu yang selalu mengelilingiku tanpa peduli pandangan orang lain."

" Maaf... Bara."

" Apakah karena Gama? Kenapa harus dia. Kamu baru mengenalnya dan kamu tidak tahu siapa dia. Bagaimana kamu bisa memberikan hati dan cintamu untuk dia?"

" Aku tidak tahu bagaimana aku bisa mencintai dia. Aku hanya tahu aku tidak bisa hidup tanpa dia."

" Bagaimana jika aku katakan bahwa aku mencintaimu. Bisakah kamu memberiku kesempatan?" kata Bara penuh harap.

" Mencintaiku? Maaf...Bara. Selama ini aku hanya menganggapmu teman dan tidak lebih dari itu."

Bara merasa sangat kecewa dengan jawaban Mala. Bara merasa patah hati dan hatinya sedih sekali. Bara menyesali sikapnya selama ini yang hanya selalu menunggu cinta Mala.

Dia sudah melewatkan kesempatan meraih cinta Mala.

Andai waktu bisa diulang kembali, Bara akan menyatakan perasaannya sebelum pergi kuliah ke kota. Sehingga tidak akan memberi kesempatan pada Gama untuk mengambil cinta Mala darinya.

Gama, lelaki amnesia itu sudah menghancurkan impian cinta yang dia bangun sejak kecil bersama Mala.

..

Terpopuler

Comments

@ £I£I$ Mυɳҽҽყ☪️

@ £I£I$ Mυɳҽҽყ☪️

salah ambil langkah , harus nya pilih gama

2022-03-18

2

lihat semua
Episodes
1 Pria amnesia
2 pernyatan cinta
3 Memiliki pacar
4 Malam pengantin
5 Pergi dan tak pernah kembali
6 Dia atau bukan?
7 Janji menjadi teman
8 Ini kencan pertama bagi Andra
9 Mulai curiga
10 Rahasia lukisan senja
11 Dicko salah faham
12 Andra kecewa
13 Cinta yang saling menyakiti
14 keputusan Mala
15 Resmi bercerai
16 penjelasan Dicko
17 pesta ulang tahun
18 pertemuan dengan Gala
19 Hilangnya Gala
20 Kemiripan Dicko dan Gala
21 Gala kembali ke kampung
22 Salah orang
23 Panggil aku ayah
24 Pemikiran sederhana
25 Andra lebay
26 Pertengkaran Dicko dan Bara
27 Dicko mendekati Mala
28 Pulang dengan Dicko
29 Sisa cinta yang sulit tumbuh
30 Gala tinggal bersama Dicko
31 wisuda Andra
32 Bu Bella vs Mala
33 Mala vs Bu Bella 2
34 Menginap
35 Taman bermain
36 rencana rujuk
37 Rela mati
38 hidup dalam khayalan
39 Berhenti bekerja
40 Kontrak kerja
41 Dicko kecewa
42 Agam tahu rahasia Dicko
43 Semangat untuk Ayah
44 Kasih Sayang
45 Mala dan Wina
46 Bara dan siska
47 Mantan Dicko
48 Rahasia terungkap
49 Pulang dari RS
50 Kesembuhan Andra
51 Restu
52 Rahasia yang ketahuan
53 Mala pergi
54 Pergi bersama
55 Rencana pernikahan
56 Pernikahan Mala dan Dicko
57 Makan malam keluarga kecil
58 Malam pertama
59 Cemburu
60 Menggoda suami 21+
61 Wisuda Mala
62 Baik-baik saja
63 Pengakuan bu Bella
64 pertemuan 3 pria
65 Perkelahian dua pria
66 Kedatangan ayah dan ibu
67 pertemuan tak terduga
68 Masa lalu
69 Rencana pernikahan
70 Pengakuan ibu
71 Suasana pagi
72 Kenyataan yang pahit
73 permintaan maaf
74 membatalkan pernikahan
75 bertemu seseorang
76 Ayah Reno dan Lilis
77 Masa lalu Reno
78 bertemu bu Bella
79 Bertemu ibu kandung
80 Pergi bekerja
81 Romansa di tempat kerja
82 Mala terluka
83 Pertemuan keluarga
84 Melamar?
85 Merasa diabaikan
86 Memilih hari
87 Malam pertama
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Pria amnesia
2
pernyatan cinta
3
Memiliki pacar
4
Malam pengantin
5
Pergi dan tak pernah kembali
6
Dia atau bukan?
7
Janji menjadi teman
8
Ini kencan pertama bagi Andra
9
Mulai curiga
10
Rahasia lukisan senja
11
Dicko salah faham
12
Andra kecewa
13
Cinta yang saling menyakiti
14
keputusan Mala
15
Resmi bercerai
16
penjelasan Dicko
17
pesta ulang tahun
18
pertemuan dengan Gala
19
Hilangnya Gala
20
Kemiripan Dicko dan Gala
21
Gala kembali ke kampung
22
Salah orang
23
Panggil aku ayah
24
Pemikiran sederhana
25
Andra lebay
26
Pertengkaran Dicko dan Bara
27
Dicko mendekati Mala
28
Pulang dengan Dicko
29
Sisa cinta yang sulit tumbuh
30
Gala tinggal bersama Dicko
31
wisuda Andra
32
Bu Bella vs Mala
33
Mala vs Bu Bella 2
34
Menginap
35
Taman bermain
36
rencana rujuk
37
Rela mati
38
hidup dalam khayalan
39
Berhenti bekerja
40
Kontrak kerja
41
Dicko kecewa
42
Agam tahu rahasia Dicko
43
Semangat untuk Ayah
44
Kasih Sayang
45
Mala dan Wina
46
Bara dan siska
47
Mantan Dicko
48
Rahasia terungkap
49
Pulang dari RS
50
Kesembuhan Andra
51
Restu
52
Rahasia yang ketahuan
53
Mala pergi
54
Pergi bersama
55
Rencana pernikahan
56
Pernikahan Mala dan Dicko
57
Makan malam keluarga kecil
58
Malam pertama
59
Cemburu
60
Menggoda suami 21+
61
Wisuda Mala
62
Baik-baik saja
63
Pengakuan bu Bella
64
pertemuan 3 pria
65
Perkelahian dua pria
66
Kedatangan ayah dan ibu
67
pertemuan tak terduga
68
Masa lalu
69
Rencana pernikahan
70
Pengakuan ibu
71
Suasana pagi
72
Kenyataan yang pahit
73
permintaan maaf
74
membatalkan pernikahan
75
bertemu seseorang
76
Ayah Reno dan Lilis
77
Masa lalu Reno
78
bertemu bu Bella
79
Bertemu ibu kandung
80
Pergi bekerja
81
Romansa di tempat kerja
82
Mala terluka
83
Pertemuan keluarga
84
Melamar?
85
Merasa diabaikan
86
Memilih hari
87
Malam pertama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!