Pagi yang indah untuk memulai pekerjaan. Gama berniat pergi ikut melaut mencari ikan bersama ayah mertuanya. Namun ada peralatan yang rusak dan harus segera diganti. Alat itu hanya bisa dibeli di kota.
Gama menawarkan diri untuk pergi ke kota. Mulanya Mala tidak setuju dengan keinginan Gama namun akhirnya Mala setuju saat tahu ayahnya sedang tidak enak badan.
Maka berangkatlah Gama ke kota seorang diri. Dan sejak itu dia tidak pernah kembali lagi. Mala menangis menyesali dirinya yang telah mengizinkan suaminya pergi. Demikian juga ayahnya, seandainya hari itu dia sehat, pasti dia akan pergi sendiri ke kota membeli alat tersebut.
Namun nasi sudah menjadi bubur. Semua tidak bisa kembali lagi seperti dulu. Apalagi Mala akhirnya dinyatakan hamil 6 minggu. Hatinya merasa senang sekaligus sedih. Senang karena dia akan memiliki anak dari orang yang dia cintai. Dia sedih karena suaminya tidak akan pernah tahu dia mengandung anaknya.
Kini setiap menjelang senja, Mala duduk merenung seorang diri. Menunggu suaminya di tempat yang biasa mereka datangi. Berharap ada keajaiban dan suaminya ada disini.
Di ujung senja yang kian beranjak malam, Mala menunggu dan tetap menunggu. Penantian yang sangat panjang.
Tak terasa perut Mala kian membesar. Kesedihan Mala tak jua sirna. Bara datang menawarkan bantuan. Bantuan untuk menggantikan posisi Gama di hidup Mala.
" Mala, kamu jangan terlalu sedih. Anakmu akan jadi anaku juga. Jika kamu bersedia, izinkan aku menjadi pengganti Gama. Aku akan merawatmu dan anakmu selamanya."
" Maafkan aku Bara, aku ingin mengasuh anakku sendiri."
" Apa kamu masih menunggu dia. Apa kamu tidak pernah berpikir jika Gama sengaja meninggalkan kamu karena dia sudah ingat masa lalunya. Apalah artinya seorang Mala dibanding kehidupan dia yang sesungguhnya. Dia pasti sudah melupakanmu."
" Dia sudah berjanji padaku bahwa dia tidak akan pernah meninggalkan aku walaupun dia sudah ingat kembali siapa dirinya," jawab Mala menghibur diri.
" Mala, itu perkataan ketika dia amnesia. Jika sekarang dia kembali ke kehidupannya apa dia masih ingat janjinya? Jangan membohongi diri sendiri."
Mala mulai ragu setelah mendengar ucapan Bara. Perkataannya saat amnesia, dia pasti tidak akan ingat lagi ketika sadar.
Kini dia hanya ingin merawat bukti cinta mereka. Seorang anak laki-laki yang manis akhirnya lahir dari rahimnya dalam keadaan sehat dan normal. Wajahnya belum menunjukkan mirip dengannya atau Gama.
Mala memberinya nama " GALA ".
Setelah memiliki seorang putra, Mala masih menyempatkan diri untuk terus menikmati senja bersama putranya. Gala tampak sangat senang berada di pesisir pantai.
Kehidupan sederhana keluarga Mala, membuat Mala ingin merubah hidup. Gala yang sudah berusia 3 tahun selalu bertanya dimana ayahnya. Dan Mala hanya bisa menjawab bahwa ayahnya sudah tiada.
Walaupun Mala tahu jawaban itu salah namun saat ini itu jawaban yang paling mudah dia berikan. Karena setelah 4 tahun menunggu, dia tidak pernah kembali. Pupus sudah harapan Mala.
Penantiannya sudah berakhir. Kini dia harus terus maju melangkah ke depan untuk putranya Gala. Mala memutuskan untuk kuliah lagi.
Walaupun sulit mengambil keputusan ini karena harus meninggalkan putra tercintanya untuk sementara. Namun ini terpaksa harus Mala lakukan untuk kelak bisa hidup yang lebih baik.
" Gala, ibu harus pergi. Gala jaga kakek dan nenek baik-baik ya? Gala adalah laki-laki yang kuat. Gala jangan nakal. Nurut apa kata kakek dan nenek," kata Mala memberi semangat putranya.
" Iya ibu. Gala tidak akan nakal. Gala juga mau sekolah?" jawab Gala pelan.
Mala memeluk tubuh kecil putranya. Airmatanya mulai menetes perlahan membasahi pipinya. Lalu Mala melepaskan pelukannya untuk segera pergi.
Bara mengantar Mala hingga ke kota dan mencarikan tempat kost yang dekat dengan tempat kuliahnya. Bara segera kembali setelah memastikan Mala akan baik-baik saja sendirian di kota yang belum di kenalnya.
Hari pertama masuk kuliah. Suasana perkuliahan yang sangat ramai. Kampus yang akan memberinya banyak ilmu.
Saat berjalan, secara tak sengaja Mala menabrak seseorang yang sedang bermain ponsel. Dan ponselnya terjatuh. Dia terlihat sangat marah. Dia adalah seorang kakak senior di kampus yang sangat populer. Namanya Andra.
" Hey...kamu. Apakah kamu tidak punya mata?" tanya Andra dengan nada tinggi.
" Maaf, tadi saya bener-bener tidak lihat," jawab Mala gugup.
" Kamu harus ganti."
" Menggantinya? Berapa? Saat ini saya tidak punya uang untuk menggantinya."
" Itu bukan urusanku," kata Andra kesal.
" Tolonglah...lain kali kita bisa bicara lagi. Saat ini aku sedang terburu-buru. Maaf..."
Setelah berkata begitu, Mala langsung berlari meninggalkan Andra yang tampak kesal karena ditinggal begitu saja.
" Hey, kenapa malah pergi..."
" Hallo bos, ada apa kenapa dia lari, apa bos bully dia," kata Radit temannya yang datang dengan beberapa teman lainnya.
" Bos, kenapa ponselnya, rusak?" tanya yang lain.
" Jangan-jangan wanita itu yang ngerusak ini ya bos?" tanya yang lainnya lagi.
" Kenapa kalian banyak sekali tanya. Sudah tahu rusak ya rusak," jawab Andra kesal.
" Tapi tidak biasanya bos melepaskan tersangka. Apakah dia spesial bos?" tanya Radit sambil tertawa.
" Spesial? Ah...tidak juga. Orangnya juga tidak terlalu cantik."
" Apa selama ini bos kurang wanita cantik. Sekali jentik jari pasti semua wanita cantik bakalan bersimpuh di kakimu. Tapi dia berbeda kan bos?!" tanya Radit lagi.
" Sepertinya iya. Dia sama sekali tidak terpengaruh dengan ketampanan si bos. Masak dia berani tinggalkan si bos, biasanya si bos yang tinggalkan cewek dan dibikin mewek," kata yang lain.
" Sudahlah bos, bagaimana kalau kita tangkap dia untuk bos," tambah Radit.
" Sudah jangan dibahas lagi. Biar aku urus sendiri," jawab Andra sambil berlalu pergi.
" Ayo-ayo ikuti si bos."
" Tunggu kami bos."
Teman-teman Andra mulai melihat perubahan pada sikap Andra , bos mereka. Bagaimana tidak, selama ini semua orang takut dan segan padanya karena Andra sangat tegas. Jika ada yang menyinggungnya maka balasannya dua kali lipat.
Apalagi ini ponsel kesayangannya hadiah dari pacarnya yang sudah tiada setahun yang lalu karena sakit kanker. Disitu berisi momen dan kenangan manis saat mereka bersama dulu.
Bukankah seharusnya menangkap wanita itu dan memarahinya habis-habisan serta memintanya untuk bertanggungjawab. Tapi Andra malah terlihat sedih tapi juga ada raut senyum yang tidak pernah mereka lihat sebelumnya.
Sementara Mala bergegas kembali ketempat tadi setelah urusannya dengan kepala dosen selesai. Tapi di sana sudah tidak ada siapa-siapa. Bagaimana Mala akan bertanggungjawab atas ponsel yang rusak tadi dan Mala sangat takut jika orang tersebut akan mengira dia lari dari tanggungjawab. Mala berharap semoga mereka akan bisa bertemu lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Cinta Suci
ilang ingatan tu gk zah nikahnya
2022-04-03
2
@ £I£I$ Mυɳҽҽყ☪️
ko aku tidak senang yah lihat pernikahan gama dengan Mala
secara gama, masih dalam hilang ingatan
2022-03-18
2