Aku Pinjam Dia

Aku Pinjam Dia

Orang Asing

Siang yang cerah di sebuah kampus swasta terkenal di fakultas ekonomi, para mahasiswa nampak berkumpul didepan sebuah layar besar yang menampilkan nilai ujian akhir semester mereka. wajah ceria sedih dan kaget terpampang jelas siang itu, namun ada satu mahasiswa yang dengan wajah datar melihat layar itu lalu segera meninggalkannya. Tidak beberapa lama, mahasiswa itu dirangkul oleh 2 orang lainnya

"Jester!! juara satu lagi" ucap Luke tersenyum menatap Jester disampingnya

"IPK sempurna lagi seperti biasa, kamu tidak bosan jadi nomer satu?" sindir Harry temannya yang lain

"Haah... itu mudah, aku bahkan mengikuti ujian ini dengan mata tertutup" Jester katakan itu dengan nada sombongnya

"Huuu... dasar kutu buku" Timpal kedua temannya yang terlihat kesal, sembari berjalan menuju taman fakultas dan duduk beristirahat disalah satu kursi taman

"Liburan semester kalian mau kemana?" Tanya Luke sembari meletakkan tasnya di meja taman

"Seperti biasa, aku harus kencan dengan pacarku Anna. Aku tidak tahu dengan kalian para jomblo" ucap Harry dengan nada sindiran

"Enak aja!! aku juga ada kencan, jangan samakan aku dengan si jomblo abadi ini" Luke menjawab sindiran Harry

"Bodo amat, aku sibuk untuk menatap semester tiga" sahut Jester sembari menatap langit cerah siang itu

"Dia sepertinya sedang menangis dalam hati" Luke berbisik pada Harry namun suaranya dapat didengar oleh Jester

"Jangan keras keras, nanti kamu dikutuk juga olehnya" Bisik Harry menyahut bisikan Luke dengan suara yang lumayan keras juga, mereka berdua sengaja untuk menyindir Jester

"Sial!! aku dengar bodoh!" teriak Jester sambil melempar sebuah buku kearah mereka berdua, lemparan itu ditangkap oleh Luke

"Lagian kamu ini kan kaya raya, papa mu juga yang membiayai kami kuliah disini" Harry heran dengan nasib sahabatnya satu ini, Harry merasa bahwa Jester tidak memiliki hal yang kurang untuk mendekati wanita.

"Tampangmu juga gak jelek jelek amat, tapi sejak SMP kamu gak pernah berpacaran" Luke menimpali keheranan Harry, mereka berdua nampak asyik mengejek Jester namun perhatian Jester saat itu tertuju pada seorang wanita yang kebetulan melewati mereka bersama teman temannya

"Camilla hah? sudahlah lupakan gadis itu" celetuk Luke melihat arah tatapan mata Jester

"Lagian apa sih mau Camilla? dia kan menggantungmu" Timpal Harry, mereka berdua terlihat tidak senang jika sahabatnya dekat dengan wanita itu

"Tidak, bukan seperti itu. Dia itu menginginkan aku fokus pada kuliahku karena dia tahu aku anak tunggal pewaris jaringan hotel Gates Corp." dengan nada sangat yakin Jester menjelaskan kepada keduanya

"Ternyata selain Jomblo abadi dia juga bodoh" Bisik Luke kepada Harry namun suaranya tetap keras

"Dia hanya pintar akademik, tapi urusan percintaan dia bodoh" sahut Harry sambil dan kemudian keduanya tertawa bersamaan

"Cukup!! Menjauh lah dariku jika ingin menggosip tentangku!! dasar kalian teman bodoh!!!" Jester kembali melempar sebuah buku kepada mereka sambil berteriak kesal, Jester beranjak meninggalkan kedua temannya untuk ke parkiran kampus namun kedua temannya terus mengikuti Jester di belakangnya.

"Mau apa kalian mengikuti ku bodoh?" kesal Jester sembari berbalik dan membentak keduanya

"Heeii kami berangkat bersama mu dan tentu pulang bersamamu juga kan? tega sekali mau meninggalkan kami disini" Luke terlihat kesal melihat Jester akan meninggalkannya, ketiganya kemudian terlibat pertengkaran kecil dan saling ejek sepanjang perjalanan menuju parkiran kampus.

Begitulah keseharian mereka bertiga, banyak mahasiswa lain yang menyebut mereka sebagai three musketeers. Tiga sahabat yang tidak dapat terpisahkan, walau sering bertengkar tapi mereka adalah sahabat yang saling mendukung satu sama lain. Selagi mereka berjalan sambil bercanda tidak sengaja Jester menabrak Camilla hingga terjatuh

"Aaaw..." rintih Camilla yang terjatuh, Jester terkejut dan berusaha menarik lengan Camilla

"Eee.... maaf.... Maaf Camilla" Sambil berusaha menolong Camilla yang terjatuh, namun mata Jester malah tertuju pada rok yang tersingkap sehingga paha putih Camilla pun terlihat jelas

"Matamu melihat kemana?" tanya Camilla sembari berusaha menutupi pahanya

"Aaah iya iya maaf... aku tidak bermaksud..." Jester salah tingkah saat itu

"Tidak apa si nomor satu, selamat ya juara satu lagi" dengan senyuman manis Camilla mengatakan itu

"OOh iya iya.. aku juara satu ya, aku juga tidak sangka... eeem Camilla anu eeee..." Jester terbata bata ingin mengatakan sesuatu

"heem? iya apa?" tanya Camilla dengan wajah penasaran

"Eeeh ya kamu tahu kan liburan... semester telah selesai... tentang rencanamu..." kalimat Jester benar benar tidak beraturan karena terlalu panik saat berhadapan dengan Camilla

"Iyaa tentang rencana liburan semesterku kan?" Tanya Camilla

"Camilla!! ayo kita pulang" Teman wanita Camilla memanggilnya

"Oooh iya, aku segera datang!! kamu ingin bicara apa Jester?" tanya Camilla lagi kepada Jester

"Tidak ada..." dengan wajah penuh penyesalan

"Ooh baiklah, sampai jumpa setelah liburan semester" Camilla meninggalkan Jester sambil melambaikan tangan dan penuh dengan senyuman, Jester pun melambaikan tangannya tanpa semangat melepaskan kepergian Camilla

"Tidak ada harapan, si jomblo abadi ini tidak memiliki harapan" bisik Luke pada Harry yang tepat berada dibelakang Jester

"Dasar perjaka, kutukan itu terlalu kuat memang" Timpal Harry dengan wajah kasihan menatap Jester

"Diam kalian dasar bodoh!! aku ini gugup!!" Jester meninggalkan mereka berdua dengan perasaan marah pada diri sendiri, mereka bertiga berjalan menuju mobil Jester yang terparkir di parkiran kampus dan sebelum mereka memasuki mobil itu tiba tiba Luke memegang pundak Jester, Jester berbalik menatap Luke dengan wajah heran.

"Camilla memang gadis yang cantik, kulitnya putih, wajah yang mempesona, bentuk tubuh yang bagus dan sifat ceria yang memberikan semangat. Namun kamu harus ingat bahwa kamu sudah pernah di tolaknya di awal semester" Luke mengatakan itu dengan wajah yang serius sambil terus menggenggam pundak Jester

"Luke kamu.... menggenggam pundak ku erat cuma untuk berbicara itu?" Jester heran dengan Luke

"Seperti mobil BMW mu ini, meski dia terlihat cantik jika kamu tidak memiliki uang untuk membelinya kamu hanya dapat memandanginya di showroom. Kamu harus memiliki modal yang cukup untuk membawa pulang BMW ini, sama dengan kasus mu dengan Camilla. kamu harus sadar modalmu tidak cukup" dengan nada bijak Luke menjelaskan, Jester dan Luke terdiam beberapa saat saling bertatapan.

Untuk pertama kalinya mereka melakukan percakapan dengan sangat serius tidak sepeti biasanya yang penuh dengan guyonan dan kekonyolan tingkah mereka bertiga. Jester tahu betul apa yang dibicarakan oleh Luke dan membuat Jester terdiam memikirkan baik - baik perkataan Luke, namun mendadak terdengar suara deru mobil yang tidak asing mendekat lalu menabrak bumper mobil Jester lumayan keras sampai menghancurkan lampu dan bumper depan mobil BMW 440i miliknya.

"Waaaa!!! apa apaan ini?!!" teriak Jester histeris sambil memegang kepalanya, mobil kesayangannya harus hancur tertabrak oleh mobil yang tiba - tiba muncul.

Sebuah Mercedes Benz S600 berwarna hitam menabrak BMW 440i milik Jester, terlihat pria paruh baya keluar dari S600 dengan tuxedo dan kacamata hitamnya sambil membawa sebuah tongkat baseball memandangi Three Musketeers. Pria dengan otot kekar dan terlihat seperti kepala mafia itu lalu melepaskan kacamata hitamnya dan memandang ketiganya dengan tatapan seperti ingin membunuhnya, Ketiga sahabat itu nampak panik saat bertatapan mata dengan pria paruh baya itu.

"Kalian...." ucap pria paruh baya itu sambil mengacungkan tongkat baseball kearah ketiganya, Nampak jelas wajah ketakutan ketiganya

"Kalian... Penyuka sesama jenis!!!" teriak pria paruh baya itu dengan suara lantang, kejadian itu membuat ketiganya shock, seketika keributan itu menjadi bahan tontonan seisi kampus. Selain karena tabrakan itu, suara lantang dari pria paruh baya itu membuat seisi kampus berkumpul di area parkir

"Papa!!! apa yang kamu lakukan?!!" Teriak Jester panik karena menjadi bahan tontonan seisi kampus

"Hentikan perbuatan menyimpang kalian atau aku akan membunuh kalian disini sekarang juga!!" Ancam pria paruh baya itu yang ternyata adalah ayah dari Jester. Jester, Luke dan Harry masih menahan malunya namun berusaha agar tetap tenang.

"Tuan Will ada apa ini? kenapa aku jadi terlibat kejadian memalukan ini?!" Tanya Luke yang bingung harus berbuat apa ditengah kejadian memalukan itu.

"Ibuuu jemput aku tolong...." ucap Harry dengan nada ketakutan dan perasaan malu

"Sudahi sandiwara persahabatan kalian, aku sudah dengar rumor tentang anakku Jester" ucap William menjelaskan atas tindakannya hari ini

"Rumor?!" ketiganya kompak mengatakan hal yang sama

"Rumor bahwa anakku menyukai sesama jenis dan kalian lah kekasihnya!!!" William berteriak dan memukul kap mobil Jester dengan pemukul baseball nya, teriakan itu kembali menyulut keributan mahasiswa dan mahasiswi yang berkumpul ditempat itu.

"Apa yang papa katakan?!! dasar papa bodoh!!! aku ini normal!!!" Jester terlihat marah dan membentak William

"Kamu yang bodoh dasar anak bodoh!!" William membalas ejekan Jester, terjadi saling ejek antara ayah dan anak yang sangat seru.

"Kita tinggalkan saja urusan keluarga ini" bisik Luke kepada Harry, Harry menatap Luke dengan tatapan serius

"Kabuurr!!" teriak Harry sambil berlari pergi, Luke yang kaget Harry kabur duluan lalu memutuskan untuk lari juga tanpa sepatah katapun.

"Wooiii!!! bantuin aku bodoh!! jangan kabur!! Arrrhhhgg!" teriak Jester sambil melihat kedua sahabatnya kabur

"Sudahlah Jester... aku malu menjadi papa mu, jangan panggil aku papa lagi. Ciao" dengan santainya William hendak meninggalkan Jester, seperti tidak membuat keributan sebelumnya

"Papa yang membuat keributan dan papa juga yang malu? Aku yang malu memiliki papa sepertimu!!" sambil menunjuk nunjuk William Jester katakan itu, William menghentikan langkahnya dan kembali menatap Jester.

"Setidaknya papa sudah mencapai kesuksesan dalam bidang karir dan mendapatkan istri secantik mama mu, Sedangkan kamu? dasar anak penyuka sesama jenis" William terlihat akan memasuki mobilnya yang bagian depannya rusak parah karena tabrakan dengan mobil Jester

"Aku tidak kelainan!! aku punya pacar" dengan penuh keyakinan Jester mengatakan itu, perkataan Jester membuat William menunda untuk masuk kedalam mobil.

"Ooh iya? buktikan anak penyuka sesama jenis?!" dengan tatapan sinis William mengatakannya

Terlihat seorang mahasiswi berjalan sambil memperhatikan handphone nya seperti tidak peduli dengan keadaan sekitar melewati William dan menuju kearah Jester, tiba tiba Jester menarik tangan mahasiswi itu dan merangkulnya secara tiba tiba. Dengan wajah penuh kemenangan Jester menatap William, William terlihat terkejut saat itu.

"Dia! Dia pacarku!" dengan lantang Jester mengatakannya

"aaaa?? Apa???" Mahasiswi itu terkejut sambil menatap mata Jester yang berada disampingnya, William pun terdiam dengan wajah tidak percaya

"Benarkah? berbalik lah aku ingin melihat wajahmu wahai pacar anakku" dengan nada antusias dan sedikit memiliki harapan bahwa anaknya tidak memiliki kelainan seksual William mengatakannya. Mahasiswi itu berbalik badan dan menatap wajah William dengan wajah yang bingung.

"Siall!!! kamu cantik!!!" ucap William dengan teriakan saat melihat wajah mahasiswi itu, Jester terlihat menunjukkan wajah sombong dan meyakinkan didepan ayahnya.

"Siapa? siapa nama pacarmu ini wahai anakku yang bodoh" tanya William kepada Jester, Jester dengan wajah kebingungan menatap ke Mahasiswi itu

"Siapa? sial!! aku bahkan tidak mengenalnya!! siapa wanita ini?!! Tuhan tolong aku!!" dalam hati Jester bertanya dan memohon akan ada keajaiban, Jester dan mahasiswi itu saling tatap mata sejenak dan kemudian mahasiswi itu dengan senyuman manis kembali menatap William.

"Selamat siang, Aku Naomi. senang bertemu dengan anda" ucap Naomi dengan nada lembut dan tenang

"Aarrrrhhh terima kasih!!! kamu benar benar seperti dewi penolong" dalam pikiran Jester mengucapkannya dan menangis terharu atas kebaikan orang asing yang dirangkulnya itu. William mendekati Jester dan memukul pipinya secara tiba - tiba sampai Jester terjatuh di tanah, Naomi terkejut melihat pria itu memukul wajahnya.

"Apa apaan ini papa bodoh?!" Teriak Jester, Naomi masih shock namun William menatap Jester dengan amarah

"Aku malu!!! aku malu mempunyai anak bodoh sepertimu!! mengapa kamu tidak mengenalkannya sejak pertama kali kalian berpacaran?! sungguh tidak sopan!!" bentak William menjelaskan tindakannya, Naomi terkejut setengah mati dengan perkataan William

"Haaah Pac..." Naomi berteriak namun Jester menutup mulut Naomi dengan kedua tangannya secepat mungkin

"Aku berencana mengenalkannya pada kalian malam ini saat acara ulang tahun pernikahan, haha" Ucap Jester sambil tertawa untuk menutupi kepanikan hingga berkeringat, Naomi menatap Jester penuh amarah.

"Terlalu lama!! aku akan segera membawanya" William menggandeng Naomi menuju mobil S600 di kursi penumpang depan dan mempersilahkan untuk masuk.

"Heeiiii..." Naomi memanggil Jester sebelum masuk, Jester menatap Naomi lalu tiba tiba Naomi mendaratkan salah satu sepatunya kearah Jester dan mengenai kepalanya. Jester terlihat kesakitan

"Maaf... tolong bawakan sepatu itu ya, PACAR!" dengan nada yang seram dan mata yang melotot Naomi mengatakannya pada Jester

"Hahaha, Bagus. Itu yang aku harapkan dari menantuku! hei kau anak bodoh, segera susul kami. Pacar cantikmu ini tidak pantas berada di mobil yang rusak seperti itu" William mengucapkannya sambil meninggalkan Jester disana, mahasiswa mahasiswi disana juga nampak mulai saling berbisik

"Sial... Sialll... Siallll!!! kan papa yang merusak mobilku hingga seperti ini!!!! dasar papa bodoh!!!!" marah malu panik menjadi satu didalam tubuh Jester saat itu.

Terpopuler

Comments

Athaya

Athaya

Mampir ya Thor 🤗🤗 awal yang lucu🤣🤣

2022-06-05

2

Felisya Muliawan 97

Felisya Muliawan 97

love

2022-04-26

1

linda sagita

linda sagita

aku mampir thor 🙏 jika berkenan kembali mampir" cinta dua batas"

2022-03-22

3

lihat semua
Episodes
1 Orang Asing
2 Seorang Selebgram
3 Kontrak
4 Jadi, Siapa Dia?
5 Kecurigaan Naoko
6 Bakat Terpendam
7 Teman Baru
8 New Circle
9 Sebuah Pertanyaan
10 Hal Tidak Terduga
11 Dilema Jester
12 Sebuah Rasa
13 Pertemuan, Naomi dan Camilla
14 Labirin
15 Kecurigaan Selena
16 Rumah Baru
17 Hari Penuh Kejutan
18 Pesta Kecil
19 Apa Yang Terjadi?
20 Pinggiran Kota
21 Berteriaklah Naomi!!
22 Jester, Ada Apa Denganmu?
23 Awal Dari Kejutan Baru
24 Insting Grece
25 Serangan Camilla
26 Retakan, Naomi dan Selena
27 Rencana Camilla
28 Aku Lelah
29 Ungkapan Perasaan
30 Cemburu
31 Hari Yang Melelahkan
32 Jester Menghilang
33 Evans dan Masa Lalunya
34 Kebesaran Hati Naomi
35 Kunci Hati
36 Ciuman Pertama
37 Masa Lalu Naomi (1)
38 Masa Lalu Naomi (2)
39 Terbongkar
40 Jester dan Naomi Terpojok
41 Serangan Balik Naomi
42 Pembentukan Band Baru
43 Tamu
44 Make Over, Jester
45 Kencan Pertama, Jester dan Camilla
46 Redanya Api Cemburu
47 Liam Becca
48 Hati Yang Sudah Rapuh
49 Ikatan yang Masih Kuat
50 Terbukanya Segel Hati
51 Kenyataan Yang Menyakitkan
52 Kencan Yang Direncanakan
53 Tentang Sebelas Bulan Kedepan
54 Negosiasi
55 Sarah Arielle
56 Wanita Dibalik Telepon
57 Tak Lagi Sama
58 Dukungan dan Cinta
59 Tangisan Selena
60 Tersadar
61 Comfort Zone
62 Luka Lama Jester
63 Masa Lalu Jester
64 Kekhawatiran
65 Kehadiran Yang Tidak Diduga
66 Kotak Pandora
67 Analisa Luke dan Harry
68 Siasat Luke dan Harry
69 Langkah Pertama
70 Alasan
71 Kecewanya Jester
72 Sebuah Janji
73 Curiga Berlebihan
74 Aku Tidak Pantas
75 Hati Yang Sudah Damai
76 Ganjalan Di Hati
77 Untuk Kedua Kalinya
78 Janji Yang Telah Terucap
79 Rencana Awal Yang Berhasil
80 Ikatan Cinta
81 Normal Day
82 Terkubur
83 Kebencian Yang Memuncak
84 Pesta Ulang Tahun
85 Arti Kehadiran
86 Kamu Milikku!!
87 Sebuah Pengakuan
88 Terpuruk
89 Curahan Hati
90 Rencana Balas Dendam
91 Kedai Ice Cream
92 Luapan Isi Hati
93 Pemutusan Kontrak
94 Untuk Terakhir Kalinya
95 Aku Miliknya
96 Sikap Manis Jester
97 Semakin Mesra
98 Tiga Belas Hari
99 Komitmen Jester
100 Liburan
101 Bandara Charles de Gaulle
102 "My Last Dreams"
103 16 Jam Yang Lalu
104 Masih Adakah Harapan
105 Kasih Sayang Seorang Ayah
106 Lagu Terakhir
107 Bioskop Terbuka Paris
108 Janji Yang Kau Ingkari
109 Seorang Pria Sejati
110 Pulang
111 Malaikat Pelindung
112 Pesan Terakhir
113 Aku Yang Sebenarnya
114 Menepati Janji
115 Awal Dari Semuanya
116 Akhir Semester
117 Kediaman Arthur Gates
118 Arthur Gates
119 Persidangan
120 Tantangan Arthur
121 Arielle Yang Tersisa
122 Harapan Untuk Keluarga Gates
123 Seleksi Di Mulai
124 Hasil Ujian
125 Penolakan Sarah
126 Kekompakan Jester dan William
127 Pembelaan Seorang Ibu
128 Sosok Yang Dibutuhkan
129 Ujian Seleksi Kedua
130 Hasil Ujian Kedua
131 Masa Lalu "GAS"
132 Kemarahan Arthur
133 Sejarah GAS
134 Darah Gates
135 Satu Minggu Terpisah
136 Disaat Yang Bersamaan
137 Sisi Lain Arthur
138 Nasihat
139 Seminggu Berlalu
140 Intuisi
141 Tahap Selanjutnya
142 Magic Word
143 Pertemuan Pertama
144 Suasana Baru
145 Tahap Akhir
146 Kemenangan
147 Melepas Rindu
148 Wajah Baru
149 Lembaran Baru
150 Keraguan
151 Yang Sedang Berjalan
152 Breaking News
153 Kegaduhan
154 Dua Pilihan Sulit
155 Sentuhan Lembut
156 Pesan Terakhir
157 Jeritan Pilu
158 Jester Yang Aku Kenal
159 Menjadi Jester
160 Suara Tawa Ditengah Hujan
161 Masa Lalu Camilla (1)
162 Masa Lalu Camilla (2)
163 Memaafkan
164 Dukungan Penuh
165 Berhasilnya Rencana Jester
166 Kemelut Di Malam Yang Sama
167 Uluran Tangan
168 Kebaikan Tanpa Alasan
169 Pertemuan Yang Penuh Amarah
170 Terulang
171 Konferensi pers
172 Kegagalan
173 Pegawai Baru
174 Pelukan Hangat
175 Berilah Kesempatan
176 Coffee Shop Di Tengah Kota
177 Tengah Malam
178 Kejutan Di Pagi Hari
179 Hati Yang Berubah
180 Kedatangan Yang Ditunggu
181 Maaf Yang Ingin Disampaikan
182 Mengganti Formasi
183 Acara Di Mulai
184 Kebimbangan Jester
185 Bonsai Pertama
186 Sebuah Pesan Yang Dilanggar
187 Ketulusan
188 Kedatangan William dan Marrie
189 Pertanyaan Selena
190 Kampus
191 Sarah dan Selena
192 Dua Orang Gagal
193 Ketegasan Justin
194 Kepulangan Naomi
195 Luapan Kerinduan
196 Hanggar Nomor Dua Belas
197 Intuisi Seorang Sahabat
198 Tak Kuasa Untuk Menahan
199 Masa Lalu Naoko (1)
200 Masa Lalu Naoko (2)
201 Masa lalu Naoko (3)
202 Epilog
Episodes

Updated 202 Episodes

1
Orang Asing
2
Seorang Selebgram
3
Kontrak
4
Jadi, Siapa Dia?
5
Kecurigaan Naoko
6
Bakat Terpendam
7
Teman Baru
8
New Circle
9
Sebuah Pertanyaan
10
Hal Tidak Terduga
11
Dilema Jester
12
Sebuah Rasa
13
Pertemuan, Naomi dan Camilla
14
Labirin
15
Kecurigaan Selena
16
Rumah Baru
17
Hari Penuh Kejutan
18
Pesta Kecil
19
Apa Yang Terjadi?
20
Pinggiran Kota
21
Berteriaklah Naomi!!
22
Jester, Ada Apa Denganmu?
23
Awal Dari Kejutan Baru
24
Insting Grece
25
Serangan Camilla
26
Retakan, Naomi dan Selena
27
Rencana Camilla
28
Aku Lelah
29
Ungkapan Perasaan
30
Cemburu
31
Hari Yang Melelahkan
32
Jester Menghilang
33
Evans dan Masa Lalunya
34
Kebesaran Hati Naomi
35
Kunci Hati
36
Ciuman Pertama
37
Masa Lalu Naomi (1)
38
Masa Lalu Naomi (2)
39
Terbongkar
40
Jester dan Naomi Terpojok
41
Serangan Balik Naomi
42
Pembentukan Band Baru
43
Tamu
44
Make Over, Jester
45
Kencan Pertama, Jester dan Camilla
46
Redanya Api Cemburu
47
Liam Becca
48
Hati Yang Sudah Rapuh
49
Ikatan yang Masih Kuat
50
Terbukanya Segel Hati
51
Kenyataan Yang Menyakitkan
52
Kencan Yang Direncanakan
53
Tentang Sebelas Bulan Kedepan
54
Negosiasi
55
Sarah Arielle
56
Wanita Dibalik Telepon
57
Tak Lagi Sama
58
Dukungan dan Cinta
59
Tangisan Selena
60
Tersadar
61
Comfort Zone
62
Luka Lama Jester
63
Masa Lalu Jester
64
Kekhawatiran
65
Kehadiran Yang Tidak Diduga
66
Kotak Pandora
67
Analisa Luke dan Harry
68
Siasat Luke dan Harry
69
Langkah Pertama
70
Alasan
71
Kecewanya Jester
72
Sebuah Janji
73
Curiga Berlebihan
74
Aku Tidak Pantas
75
Hati Yang Sudah Damai
76
Ganjalan Di Hati
77
Untuk Kedua Kalinya
78
Janji Yang Telah Terucap
79
Rencana Awal Yang Berhasil
80
Ikatan Cinta
81
Normal Day
82
Terkubur
83
Kebencian Yang Memuncak
84
Pesta Ulang Tahun
85
Arti Kehadiran
86
Kamu Milikku!!
87
Sebuah Pengakuan
88
Terpuruk
89
Curahan Hati
90
Rencana Balas Dendam
91
Kedai Ice Cream
92
Luapan Isi Hati
93
Pemutusan Kontrak
94
Untuk Terakhir Kalinya
95
Aku Miliknya
96
Sikap Manis Jester
97
Semakin Mesra
98
Tiga Belas Hari
99
Komitmen Jester
100
Liburan
101
Bandara Charles de Gaulle
102
"My Last Dreams"
103
16 Jam Yang Lalu
104
Masih Adakah Harapan
105
Kasih Sayang Seorang Ayah
106
Lagu Terakhir
107
Bioskop Terbuka Paris
108
Janji Yang Kau Ingkari
109
Seorang Pria Sejati
110
Pulang
111
Malaikat Pelindung
112
Pesan Terakhir
113
Aku Yang Sebenarnya
114
Menepati Janji
115
Awal Dari Semuanya
116
Akhir Semester
117
Kediaman Arthur Gates
118
Arthur Gates
119
Persidangan
120
Tantangan Arthur
121
Arielle Yang Tersisa
122
Harapan Untuk Keluarga Gates
123
Seleksi Di Mulai
124
Hasil Ujian
125
Penolakan Sarah
126
Kekompakan Jester dan William
127
Pembelaan Seorang Ibu
128
Sosok Yang Dibutuhkan
129
Ujian Seleksi Kedua
130
Hasil Ujian Kedua
131
Masa Lalu "GAS"
132
Kemarahan Arthur
133
Sejarah GAS
134
Darah Gates
135
Satu Minggu Terpisah
136
Disaat Yang Bersamaan
137
Sisi Lain Arthur
138
Nasihat
139
Seminggu Berlalu
140
Intuisi
141
Tahap Selanjutnya
142
Magic Word
143
Pertemuan Pertama
144
Suasana Baru
145
Tahap Akhir
146
Kemenangan
147
Melepas Rindu
148
Wajah Baru
149
Lembaran Baru
150
Keraguan
151
Yang Sedang Berjalan
152
Breaking News
153
Kegaduhan
154
Dua Pilihan Sulit
155
Sentuhan Lembut
156
Pesan Terakhir
157
Jeritan Pilu
158
Jester Yang Aku Kenal
159
Menjadi Jester
160
Suara Tawa Ditengah Hujan
161
Masa Lalu Camilla (1)
162
Masa Lalu Camilla (2)
163
Memaafkan
164
Dukungan Penuh
165
Berhasilnya Rencana Jester
166
Kemelut Di Malam Yang Sama
167
Uluran Tangan
168
Kebaikan Tanpa Alasan
169
Pertemuan Yang Penuh Amarah
170
Terulang
171
Konferensi pers
172
Kegagalan
173
Pegawai Baru
174
Pelukan Hangat
175
Berilah Kesempatan
176
Coffee Shop Di Tengah Kota
177
Tengah Malam
178
Kejutan Di Pagi Hari
179
Hati Yang Berubah
180
Kedatangan Yang Ditunggu
181
Maaf Yang Ingin Disampaikan
182
Mengganti Formasi
183
Acara Di Mulai
184
Kebimbangan Jester
185
Bonsai Pertama
186
Sebuah Pesan Yang Dilanggar
187
Ketulusan
188
Kedatangan William dan Marrie
189
Pertanyaan Selena
190
Kampus
191
Sarah dan Selena
192
Dua Orang Gagal
193
Ketegasan Justin
194
Kepulangan Naomi
195
Luapan Kerinduan
196
Hanggar Nomor Dua Belas
197
Intuisi Seorang Sahabat
198
Tak Kuasa Untuk Menahan
199
Masa Lalu Naoko (1)
200
Masa Lalu Naoko (2)
201
Masa lalu Naoko (3)
202
Epilog

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!