Seorang Selebgram

Siang hari menjelang sore yang cerah, jalanan terlihat pada merayap. Diantara padatnya mobil - mobil yang melintas itu, terlihat sebuah BMW 440i yang rusak parah pada bagian depannya. Ya.. itu mobil Jester, di dalam mobil itu Jester terlihat mengendarai menuju ke salah satu hotel milik keluarganya Gates Hotel. Ketika Jester masuk kedalam, semua pekerja disana sangat menghormati Jester.

"Dimana keluargaku?" Tanya Jester kepada manajer hotel yang turut menyambut Jester di pintu masuk hotel

"Mari ikuti saya tuan muda" Manajer hotel itu mengarahkan Jester menuju sebuah Hall didalam hotel, di dalam hall itu terlihat sangat ramai dan para tamu adalah orang penting, orang kaya, dan orang terpandang kecuali....

"Jester!! bagaimana akhir dari drama Tuan Will di kampus?" Sapa Luke dengan nada sindiran

"Kalian masih berani muncul di hadapanku setelah kabur tanpa menolongku l?" Jester memandangi Luke dan Harry dengan tatapan ingin menerkam mereka, Jester terlihat sangat kesal

"Yah bagaimana lagi? mana mungkin kami rela dibilang menjadi kekasih sesama jenismu? apa kamu tidak punya malu Jester?!!" Tegas Harry mengatakannya, Jester bertambah kesal menatap Harry

"Kalian memang tidak punya malu dasar teman bodoh!!" teriakan Jester menarik perhatian orang - orang disana, Jester, Luke dan Harry terdiam sesaat dan saling menatap. Luke dan Harry mendadak tertawa keras sedangkan Jester mengatur nafasnya untuk menenangkan diri.

"Dimana Papa ku? kalian liat dia tidak?" tanya Jester yang sudah sedikit tenang, sambil menoleh kanan dan kiri mencari keberadaan William

"Lihat sih, tapi..." Luke mendadak sedih dan tidak tega untuk meneruskan kalimatnya, Jester pun sampai terbawa suasana dan merasa sangat khawatir.

"Kenapa? apa ada sesuatu terjadi pada papaku?" dengan perasaan khawatir Jester bertanya, Luke membuang mukanya dan mulai kembali melanjutkan kalimatnya yang terputus tadi.

"Dia bersama istri muda, sepertinya umurnya dibawah kita. Tuan Will juga tidak segan - segan mengenalkannya pada Nyonya Marrie" jawab Luke dengan wajah sedih, Harry pun sampai tidak dapat menahan air matanya

"Kasihan kamu Jester!! menjadi jomblo abadi sedangkan papa mu sudah punya dua istri!!" dengan tangisan Harry mengatakannya

"Kalian ini bodoh ya?!! Arrgghh aku kesal!!" Jester meninggalkan kedua sahabatnya dengan perasaan sangat marah,

tidak beberapa lama Jester yang berjalan mencari papanya tiba - tiba seseorang menarik lengan Jester hingga keluar dari hall menuju ke tempat sepi dibelakang pilar.

"Heeii Heii apa - apaan ini?!" tanya Jester dengan marah lalu mengalihkan pandangannya menatap orang yang menariknya secara paksa, ternyata orang yang menariknya adalah Naomi.

"Jelaskan siapa kamu dan kenapa kamu menyeret aku kedalam masalahmu ini!" Naomi dengan nada marah ingin minta penjelasan dari Jester, Jester merasa lega karena dia lebih dulu bertemu Naomi daripada bertemu kedua orangtuanya.

"Naomi... aah ya pertama aku ingin memberikan sepatu ini..." ucap Jester sambil memberikan sepatu yang Naomi lempar tadi, Naomi memberi gestur agar Jester membuang sepatunya itu.

"Tidak perlu, Tuan Will sudah membelikan aku sepatu dan baju baru. Lagian...." tiba tiba suaranya terdengar sedih, Jester terlihat panik saat suara Naomi berbuah menjadi sedih

"Apa? ada apa? papa ku melakukan hal buruk padamu? apa dia melakukan hal tidak senonoh kepadamu?" tanya Jester dengan cemas, Naomi menatap Jester dengan wajah kesal

"Pikiranmu kotor sekali? iiuuuh tidak seperti itu! Tuan Will membelikan ku baju pesta ini dan juga sepatu baru lalu membuang baju dan sepatu lamaku begitu saja entah kemana, jadi sepatu itu tidak memiliki pasangan sekarang" Jelas Naomi, Jester merasa dirinya menjadi orang terbodoh karena mencemaskan Naomi

"Aaah yah.. tentu, papa ku memang seperti itu" jawab Jester sambil membuang sepatu Naomi ke keranjang sampah didekat mereka

"Jadi tolong beri tahu aku, kamu siapa dan mengapa kamu melakukan ini padaku?" Tanya Naomi kembali dengan nada marah, Jester heran menatap Naomi sebelum menjawabnya

"Kamu tidak mendengar keributan itu?" tanya Jester, Naomi menghela nafasnya

"Tidak, aku terlalu fokus sama handphone ku dan tiba - tiba kamu menarik tanganku lalu kamu bilang aku pacarmu dan sekarang aku ada di acara yang entah apa ini" Naomi nampak bingung sambil bersandar di pilar gedung, Jester mengalihkan pandangannya sambil menggaruk - garuk dahinya beberapa kali

"Aku minta maaf, tapi ada kesalahpahaman disini antara papa ku dan aku. dia menyangka aku kelainan dan kebetulan kamu berjalan mendekatiku, aku harus melindungi harga diriku karena papa ku berteriak tentang kesalahpahaman itu di kampus saat kampus lagi ramai" Jelas Jester, Naomi menatap Jester yang terlihat kebingungan saat itu.

"Ayahmu.... agak unik ya..." ucap Naomi dengan nada lembut, Jester kemudian menatap Naomi

"Yaah aku kadang tidak tahan dengan papa ku, pokoknya aku minta maaf dan..." belum selesai Jester berbicara, Naomi memotong

"Aku tidak mau terlibat lebih jauh, kamu harus akui bahwa aku bukan pacarmu sekarang" tegas Naomi menimpali, Jester panik saat Naomi mengatakannya.

"Eeeh tapi... tapi... aku membutuhkan bantuanmu" Jester yang panik berusaha meminta bantuan dari Naomi namun Naomi bergeming dan malah membuang muka saat Jester meminta tolong padanya

"Tidak, aku tidak suka berbohong. Selesaikan masalahmu sendiri, Selamat tinggal" Naomi hendak meninggalkan Jester namun tangan Jester tiba tiba menarik lengan Naomi untuk menahannya, tatapan mata Naomi langsung berbalik menatap Jester.

"Aku akan bayar untuk aktingmu, berapa pun itu untuk saat ini hingga aku mendapatkan cinta..." ucapan Jester terhenti ketika Naomi nampak kaget setelah melihat seseorang dibelakang Jester

Naomi memperhatikan dua orang yang akan memasuki Hall dan seketika langsung menarik tangan Jester, memeluknya, kemudian berputar lalu bersembunyi dibalik pilar gedung sembari terus memperhatikan dua orang tersebut memasuki hall.

"Waaa...upp..." Jester kaget ketika Naomi terlalu dekat dengannya namun mulut Jester ditutup dengan tangan Naomi, Naomi yang dalam posisi memeluk Jester menoleh kebelakang dan memperhatikan dua orang yang masih berada di depan pintu masuk hall.

"Kamu lihat orang yang akan masuk itu?" tanya Naomi, Jester hanya bisa menganggukkan kepalanya

"Kenapa mereka ada disini? ini gawat" masih dengan posisi kepala menoleh Naomi mengatakannya

Namun perhatian Jester lebih tertuju pada pelukan erat Naomi dan posisi itu membuat Jester dapat melihat belahan dada Naomi dibalik celah gaun pestanya, saat Naomi menatap mata Jester kembali Naomi tersadar mengapa wajah Jester memerah dan segera mendorongnya sangat keras hingga Jester tersungkur.

"Mesuumm!!!!" teriak Naomi sangat keras hingga menarik perhatian, Jester yang masih tersungkur mendongakkan kepalanya menatap Naomi dengan marah

"Aku kan korban disini!!" balas Jester dengan penuh emosi, wajah Naomi memerah menatap Jester sembari menutup dadanya dengan tangan kanannya.

"Diam dulu bodoh!! aku tidak boleh ketahuan ada ditempat seperti ini dengan..." belum selesai kalimat Naomi tiba tiba ada suara menyapa dari belakangnya

"Naomi?" ucap seorang perempuan paruh baya yang berada tepat dibelakang Naomi, Naomi pun perlahan menoleh menatap wanita paruh baya itu dengan wajah ketakutan.

"Aaahh.... eee...." Naomi tidak dapat berkata kata lagi, wajah takut kaget dan panik jelas tergambar saat itu. Jester yang masih terjatuh kemudian berdiri dan merasa heran atas kecanggungan suasana itu.

"Ada apa? kamu mengenalnya Naomi?" tanya Jester dengan wajah bingung sambil menatap wanita paruh baya didepannya, Wanita paruh baya itu menatap Jester dengan tatapan tajamnya seperti elang yang sedang menargetkan mangsanya

"Ibu... kenapa ada disini?" tanya Naomi dengan nada ketakutan menatap ibunya itu

"Hah?! Ibu? apa aku tidak salah dengar?" terkejut Jester saat mengucapkannya.

Di sore yang cerah pada hari yang sama, setelah kejadian di lorong hotel. Mereka bertiga masuk kedalam Hall dimana ayah dan ibu Naomi bertemu dengan papa dan mama Jester, kedua orang tua terlihat sangat akrab dan saling mengenal. Terasa tidak ada kecanggungan diantara para orang tua, namun berbeda dengan anak mereka. Jester dengan wajah yang terlihat cemas sedangkan Naomi dengan wajah ketakutan, ekspresi Jester dan Naomi tergambar jelas ketika kedua orang tua mereka duduk bersama dalam satu meja makan.

"Aku tidak menyangka pacar anakku adalah putramu Will, badan tegapnya dan semangatnya sangat mirip denganmu. Naomi kamu akan aman kemanapun kamu pergi jika bersama Jester" Ucap Evans ayah Naomi, dengan nada yang terdengar sangat senang Evans mengatakannya.

"Hahaha.... benar, aku sedikit tenang karena pacar anak ku adalah putrimu. Dia sangat cantik, rambut panjangnya sangat indah, kaki nya panjang jenjang, tubuhnya yang proporsional sebagai wanita dewasa. apa lagi yang kurang dari Naomi Jester? hahaha" William sangat bersemangat saat itu, semua kesenangan dan kebahagiaan nampak berbanding terbalik dengan Jester dan Naomi dengan senyum yang dipaksakan dan bingung mendengar William dan Evans saling memuji pasangan anaknya.

"Maaf ayah ibu... bisakah aku dan Jester bicara berdua dulu?" tanya Naomi secara tiba tiba, Jester nampak terkejut dengan ide Naomi.

Mendengar permintaan Naomi saat itu membuat Naoko mengalihkan pandangannya menatap Naomi, senyuman Naoko pun mendadak menghilang.

"Naomi... bukankah tidak sopan kamu seperti itu?" terdengar begitu menekan Naoko ketika mengucapkannya, Naomi terkejut lalu menundukkan kepalanya

"Maaf..." Naomi mengatakan dengan nada penyesalan, Jester yang melihat Naoko memarahi Naomi pun berinisiatif untuk mendukung Naomi

"Aku juga meminta hal yang sama, jadi mohon di ijinkan" pinta Jester menatap Evans dan Naoko secara bergantian

Mendengar permintaan Jester saat itu William menoleh menatap Jester dan memahami jika anaknya ingin berduaan dengan pacarnya, dengan senyum lalu William menatap Evans.

"Hahaha sepertinya jiwa muda mereka ingin berduaan, bagaimana Evans? bolehkan?" Tanya William kepada Evans, senyum Evans menghilang dari raut wajahnya dan menatap William dengan tatapan serius

"Kamu pikir aku siapa Will?" Evans bertanya pada William dengan nada serius, mendadak suasana agak panas saat itu. Jester sampai berdiri agar suasana tidak menjadi lebih buruk

"Tuan Evans tidak apa jika kami tidak..." ucapan Jester dipotong oleh Evans

"tentu saja boleh!! kau pikir aku dan kamu ini siapa Will? hahaha" ucap Evans terdengar begitu senang, William dan Evans tertawa bersama dan saling berangkulan.

Melihat perubahan ekspresi yang begitu mendadak dari William dan Evans membuat Jester dan Naomi bingung harus bersikap seperti apa, tidak lama setelah mendapatkan izin mereka berdua pun berdiri untuk mencari tempat agar bisa berbicara berdua.

Sore menjelang senja, disalah satu sudut taman hotel. Terlihat sebuah gazebo terbuat dari kayu ditengah taman bunga, Jester dan Naomi dengan wajah kesal duduk bersebalahan di gazebo itu. Keduanya terdiam beberapa saat namun tidak saling bertatapan, Jester dan Naomi merasa kini situasinya semakin tidak terkendali.

"Apa - apaan papaku itu, ck... aku tidak akan memaafkannya" kesal Jester memulai obrolan diantara mereka, Naomi mulai tidak tenang lalu menatap Jester

"Kenapa jadi seperti ini? kamu harus meluruskan ini" pinta Naomi agar Jester segera mencari cara untuk meluruskan kesalahpahaman itu, wajah Naomi terlihat sangat ketakutan.

"Tolonglah jangan sekarang, aku membutuhkanmu. aku akan membayar mu..." belum selesai Jester berkata Naomi memotong.

"Aku benci uang!!" dengan nada ketus Naomi memotong perkataan Jester, Jester pun dibuat heran dengan jawaban Naomi.

"Hah? maksudmu kamu benci uang?" tanya Jester yang keheranan, Naomi mengalihkan pandangannya menatap langit senja

"Aku punya alasan pribadi untuk itu, aku tidak butuh uangmu. aku anak dari pemilik jaringan Scott Hospital, aku juga sama terpandang nya dengan keluargamu" Tegas Naomi, Jester kemudian memahami bahwa uang bukan transaksi negosiasi yang tepat untuk Naomi

"Tapi aku benar benar membutuhkan pertolonganmu" pinta Jester dengan gestur memohon, Naomi kembali menatap Jester penuh sesal.

"Maaf... aku tidak bisa, aku menolaknya. kalau sampai pacarku tahu... aku bisa diputusin" tolak Naomi, namun Naomi terdengar bimbang tidak seperti sebelum - sebelumnya. Jester kembali menatap Naomi dengan heran

"Ooh... jadi kamu punya pacar... tapi bukannya kita bisa berpura - pura hanya ketika bertemu papa dan mama ku? aku tidak akan membocorkannya pada siapapun" Jester berusaha meyakinkan Naomi bahwa semuanya akan baik - baik saja, kali ini Naomi yang menatap Jester dengan heran

"Kamu beneran gak kenal siapa aku?" tanya Naomi dengan nada heran, Jester menggeleng - gelengkan kepalanya beberapa kali

"Tidak... memang kamu siapa?" Tanya Jester dengan wajah datarnya, mendadak Naomi kesal pada Jester.

"uuhhh kamu ini tinggal di tahun berapa sih? punya media sosial Ingram?" tanya Naomi kesal, Jester merasa dirinya diremehkan lalu mengeluarkan handphonenya.

"Tentu, siapa orang yang tidak pakai media sosial itu jaman sekarang" ucap Jester sembari menunjukkan ingram miliknya dan hanya memiliki 10 pengikut dan 10 yang di ikuti serta interaksi yang sangat sedikit. Naomi membatu melihat layar handphone Jester.

"Dasar Udik!! apa - apaan media sosial ini?!! haah!! tidak heran kamu masih menggunakan style kuno, apa itu? Style tahun 90an?" ejek Naomi terdengar begitu marah, Jester tersulut emosi juga karena ejekan Naomi

"Enak aja!! ini adalah Style keren ala Harry Potter kau tahu? kacamata ini juga hanya palsu, aku tidak menderita minus ataupun Plus" Bangga Jester namun Naomi langsung mengambil kacamata itu dan membantingnya ke tanah lalu menginjak - injak kacamata itu hingga hancur.

"Waaa!! apa yang kau lakukan Naomi!!! aku tidak akan..." belum selesai Jester berkata - kata, Naomi berbalik menghadap arah Jester dengan tatapan seram.

"Apa?!! kamu tidak akan apa?!!" Naomi terlihat sangat marah, Jester mendadak menciut dan mengalihkan pandangannya

"Tidak.... Ampuni aku.... jangan bunuh aku~" pinta Jester sembari memeluk pilar gazebo

"Aku adalah selebgram dengan follower 6,7 juta!! apa kamu tahu artinya?" ucap Naomi sambil menunjukkan handphone nya kepada Jester, Jester mengambil handphone Naomi lalu melihat foto dan vidio di akun Naomi

"Tidak... apa artinya?" heran Jester sambil scroll ingram Naomi terus - menerus, Naomi kembali dibuat kesal karena jawaban Jester.

"Arrhhh... aku sedang berbicara dengan manusia purba ya?! semua mata memandangku, sangat sulit untuk menyembunyikan kebohongan kita dan berita kita akan tersebar sangat cepat. jika pacarku sampai tahu, aku..." belum selesai Naomi berbicara Jester memotong

"Tapi... aku sudah melihat semua foto - fotomu... aku tidak melihat foto pacarmu disana?" tanya Jester sembari mengembalikan handphone milik Naomi

Naomi terdiam sejenak memandangi mata Jester, tidak lama Naomi mengambil dengan kasar Handphone miliknya dari tangan Jester lalu berjalan meninggalkan Jester disana. Ekspresi Naomi menjadi sedih dan seperti tersadar akan suatu hal, Jester mengejar Naomi yang nampak murung dan menarik lengannya agar berhenti berjalan.

"Naomi ada apa? ucapanku salah?" Jester nampak panik dengan perubahan ekspresi Naomi, namun Naomi hanya terdiam dan tertunduk

"Naomi kamu nangis?" Jester berusaha melihat wajah Naomi, namun tiba tiba Naomi mengangkat kepalanya dan tersenyum menatap Jester.

"its oke, semua baik baik aja. yuk balik" ekspresi Naomi kembali seakan tidak terjadi apa apa, Naomi melepaskan genggaman Jester dan berjalan menuju hall.

Jester masih tidak paham dengan apa yang terjadi, namun dia tidak ingin memaksa Naomi untuk bicara dan hanya mengikuti Naomi untuk kembali kedalam Hall. Didalam Hall Semua berjalan normal antara orang tua Jester dan orang tua Naomi, suasana akrab hangat penuh tawa jelas terasa disana namun perhatian Jester tertuju pada wajah Naomi yang murung sejak kejadian itu hingga acaranya pun selesai.

William, Marry dan Jester mengantar Evans, Naoko dan Naomi menuju lobby hotel, mobil Mercedes Benz S600 hitam keluarga Scott pun tiba didepan mereka. Evans yang kakinya lumpuh dan harus menggunakan kursi roda dengan bantuan pengawalnya masuk kedalam mobil di kursi depan, Evans membuka kaca jendela mobil untuk mengucapkan salam perpisahan dengan keluarga Gates.

"Sampai jumpa Will, sekali lagi selamat ya atas ulang tahun pernikahannya" ucap Evans memberi salam perpisahan, William menepuk pundak Evans

"Aku yang harusnya berterima kasih karena kamu sudah memaksakan diri hadir dengan kursi rodamu itu, ayolah cepat sembuh, aku sudah rindu bermain Golf bersama" William memberikan semangat kepada Evans, Evans pun tertawa terbahak - bahak sampai tersedak

"Terima kasih atas jamuan yang luar biasa Nyonya Gates, kami sangat terkesan. Naomi ucapkan salam pada tuan dan nyonya Gates" Perintah Naoko, Naomi membungkukkan badannya dan memberi salam

"Terima kasih undangannya, semoga kita bertemu lagi" ucap Naomi, Marrie tersenyum manis menatap Naomi

"Kita pasti bertemu lagi, terima kasih sudah datang" ucap Marrie,

Naomi dan Naoko pun memasuki mobil di kursi belakang, tidak lama mobil keluarga Scott pun melaju dan pergi dari Hotel Gates. Namun Jester tetap memandangi mobil keluarga Scott meninggalkan hotel hingga mobil itu tidak terlihat lagi, seketika William membanting Jester dengan gaya Judo.

"Uuuaarrgg... apa lagi ini papa?!! kekerasan dalam rumah tangga!!" teriak Jester dengan rintih kesakitan, William memandang rendah Jester

"Apa itu tadi? tidak ada pelukan dan kecupan pengantar perpisahan? papa jadi curiga, dia benar - benar pacarmu atau bukan" tanya William dengan tegas seperti mencurigai sesuatu

"Aarrrh aku tidak tahan lagi!!!" Jester berdiri dan membalas bantingan papanya, keduanya saling terlibat adu judo namun beberapa kali Jester terbanting oleh William yang lebih jago.

"aaah~ kalian berdua benar - benar penuh kasih sayang, mama jadi gemes" gurau Marrie sambil tertawa memperhatikan suami dan anaknya beradu skill judo

Di dalam lobby hotel terlihat Luke dan Harry ditengah kerumunan pengunjung dan staff hotel yang melihat tingkah ayah anak beradu judo, kejadian memalukan itu benar - benar merubah pandangan Luke dan Harry tentang menjadi anak orang kaya seperti Jester.

"Aku senang jika ayahku kaya raya, tapi melihat mereka aku merasa beruntung lahir di keluargaku saat ini" celetuk Luke dengan perasaan senang tanpa beban, Harry menatap Luke dengan serius.

"Kamu benar... rasa iri pada Jester semakin terkikis. terima kasih Jester tanpa harus mengalami hal memalukan yang terjadi padamu, kami tetap bisa menikmati kemewahan ini. Bersulang untuk Jester" ucap Harry, Luke dan Harry Bersulang ditengah penderitaan Jester.

Terpopuler

Comments

Athaya

Athaya

Temen lucknat🤣🤣

2022-06-05

2

Novi Diah

Novi Diah

lanjut Thor,menarik bgt ceritanya

2022-02-02

5

lihat semua
Episodes
1 Orang Asing
2 Seorang Selebgram
3 Kontrak
4 Jadi, Siapa Dia?
5 Kecurigaan Naoko
6 Bakat Terpendam
7 Teman Baru
8 New Circle
9 Sebuah Pertanyaan
10 Hal Tidak Terduga
11 Dilema Jester
12 Sebuah Rasa
13 Pertemuan, Naomi dan Camilla
14 Labirin
15 Kecurigaan Selena
16 Rumah Baru
17 Hari Penuh Kejutan
18 Pesta Kecil
19 Apa Yang Terjadi?
20 Pinggiran Kota
21 Berteriaklah Naomi!!
22 Jester, Ada Apa Denganmu?
23 Awal Dari Kejutan Baru
24 Insting Grece
25 Serangan Camilla
26 Retakan, Naomi dan Selena
27 Rencana Camilla
28 Aku Lelah
29 Ungkapan Perasaan
30 Cemburu
31 Hari Yang Melelahkan
32 Jester Menghilang
33 Evans dan Masa Lalunya
34 Kebesaran Hati Naomi
35 Kunci Hati
36 Ciuman Pertama
37 Masa Lalu Naomi (1)
38 Masa Lalu Naomi (2)
39 Terbongkar
40 Jester dan Naomi Terpojok
41 Serangan Balik Naomi
42 Pembentukan Band Baru
43 Tamu
44 Make Over, Jester
45 Kencan Pertama, Jester dan Camilla
46 Redanya Api Cemburu
47 Liam Becca
48 Hati Yang Sudah Rapuh
49 Ikatan yang Masih Kuat
50 Terbukanya Segel Hati
51 Kenyataan Yang Menyakitkan
52 Kencan Yang Direncanakan
53 Tentang Sebelas Bulan Kedepan
54 Negosiasi
55 Sarah Arielle
56 Wanita Dibalik Telepon
57 Tak Lagi Sama
58 Dukungan dan Cinta
59 Tangisan Selena
60 Tersadar
61 Comfort Zone
62 Luka Lama Jester
63 Masa Lalu Jester
64 Kekhawatiran
65 Kehadiran Yang Tidak Diduga
66 Kotak Pandora
67 Analisa Luke dan Harry
68 Siasat Luke dan Harry
69 Langkah Pertama
70 Alasan
71 Kecewanya Jester
72 Sebuah Janji
73 Curiga Berlebihan
74 Aku Tidak Pantas
75 Hati Yang Sudah Damai
76 Ganjalan Di Hati
77 Untuk Kedua Kalinya
78 Janji Yang Telah Terucap
79 Rencana Awal Yang Berhasil
80 Ikatan Cinta
81 Normal Day
82 Terkubur
83 Kebencian Yang Memuncak
84 Pesta Ulang Tahun
85 Arti Kehadiran
86 Kamu Milikku!!
87 Sebuah Pengakuan
88 Terpuruk
89 Curahan Hati
90 Rencana Balas Dendam
91 Kedai Ice Cream
92 Luapan Isi Hati
93 Pemutusan Kontrak
94 Untuk Terakhir Kalinya
95 Aku Miliknya
96 Sikap Manis Jester
97 Semakin Mesra
98 Tiga Belas Hari
99 Komitmen Jester
100 Liburan
101 Bandara Charles de Gaulle
102 "My Last Dreams"
103 16 Jam Yang Lalu
104 Masih Adakah Harapan
105 Kasih Sayang Seorang Ayah
106 Lagu Terakhir
107 Bioskop Terbuka Paris
108 Janji Yang Kau Ingkari
109 Seorang Pria Sejati
110 Pulang
111 Malaikat Pelindung
112 Pesan Terakhir
113 Aku Yang Sebenarnya
114 Menepati Janji
115 Awal Dari Semuanya
116 Akhir Semester
117 Kediaman Arthur Gates
118 Arthur Gates
119 Persidangan
120 Tantangan Arthur
121 Arielle Yang Tersisa
122 Harapan Untuk Keluarga Gates
123 Seleksi Di Mulai
124 Hasil Ujian
125 Penolakan Sarah
126 Kekompakan Jester dan William
127 Pembelaan Seorang Ibu
128 Sosok Yang Dibutuhkan
129 Ujian Seleksi Kedua
130 Hasil Ujian Kedua
131 Masa Lalu "GAS"
132 Kemarahan Arthur
133 Sejarah GAS
134 Darah Gates
135 Satu Minggu Terpisah
136 Disaat Yang Bersamaan
137 Sisi Lain Arthur
138 Nasihat
139 Seminggu Berlalu
140 Intuisi
141 Tahap Selanjutnya
142 Magic Word
143 Pertemuan Pertama
144 Suasana Baru
145 Tahap Akhir
146 Kemenangan
147 Melepas Rindu
148 Wajah Baru
149 Lembaran Baru
150 Keraguan
151 Yang Sedang Berjalan
152 Breaking News
153 Kegaduhan
154 Dua Pilihan Sulit
155 Sentuhan Lembut
156 Pesan Terakhir
157 Jeritan Pilu
158 Jester Yang Aku Kenal
159 Menjadi Jester
160 Suara Tawa Ditengah Hujan
161 Masa Lalu Camilla (1)
162 Masa Lalu Camilla (2)
163 Memaafkan
164 Dukungan Penuh
165 Berhasilnya Rencana Jester
166 Kemelut Di Malam Yang Sama
167 Uluran Tangan
168 Kebaikan Tanpa Alasan
169 Pertemuan Yang Penuh Amarah
170 Terulang
171 Konferensi pers
172 Kegagalan
173 Pegawai Baru
174 Pelukan Hangat
175 Berilah Kesempatan
176 Coffee Shop Di Tengah Kota
177 Tengah Malam
178 Kejutan Di Pagi Hari
179 Hati Yang Berubah
180 Kedatangan Yang Ditunggu
181 Maaf Yang Ingin Disampaikan
182 Mengganti Formasi
183 Acara Di Mulai
184 Kebimbangan Jester
185 Bonsai Pertama
186 Sebuah Pesan Yang Dilanggar
187 Ketulusan
188 Kedatangan William dan Marrie
189 Pertanyaan Selena
190 Kampus
191 Sarah dan Selena
192 Dua Orang Gagal
193 Ketegasan Justin
194 Kepulangan Naomi
195 Luapan Kerinduan
196 Hanggar Nomor Dua Belas
197 Intuisi Seorang Sahabat
198 Tak Kuasa Untuk Menahan
199 Masa Lalu Naoko (1)
200 Masa Lalu Naoko (2)
201 Masa lalu Naoko (3)
202 Epilog
Episodes

Updated 202 Episodes

1
Orang Asing
2
Seorang Selebgram
3
Kontrak
4
Jadi, Siapa Dia?
5
Kecurigaan Naoko
6
Bakat Terpendam
7
Teman Baru
8
New Circle
9
Sebuah Pertanyaan
10
Hal Tidak Terduga
11
Dilema Jester
12
Sebuah Rasa
13
Pertemuan, Naomi dan Camilla
14
Labirin
15
Kecurigaan Selena
16
Rumah Baru
17
Hari Penuh Kejutan
18
Pesta Kecil
19
Apa Yang Terjadi?
20
Pinggiran Kota
21
Berteriaklah Naomi!!
22
Jester, Ada Apa Denganmu?
23
Awal Dari Kejutan Baru
24
Insting Grece
25
Serangan Camilla
26
Retakan, Naomi dan Selena
27
Rencana Camilla
28
Aku Lelah
29
Ungkapan Perasaan
30
Cemburu
31
Hari Yang Melelahkan
32
Jester Menghilang
33
Evans dan Masa Lalunya
34
Kebesaran Hati Naomi
35
Kunci Hati
36
Ciuman Pertama
37
Masa Lalu Naomi (1)
38
Masa Lalu Naomi (2)
39
Terbongkar
40
Jester dan Naomi Terpojok
41
Serangan Balik Naomi
42
Pembentukan Band Baru
43
Tamu
44
Make Over, Jester
45
Kencan Pertama, Jester dan Camilla
46
Redanya Api Cemburu
47
Liam Becca
48
Hati Yang Sudah Rapuh
49
Ikatan yang Masih Kuat
50
Terbukanya Segel Hati
51
Kenyataan Yang Menyakitkan
52
Kencan Yang Direncanakan
53
Tentang Sebelas Bulan Kedepan
54
Negosiasi
55
Sarah Arielle
56
Wanita Dibalik Telepon
57
Tak Lagi Sama
58
Dukungan dan Cinta
59
Tangisan Selena
60
Tersadar
61
Comfort Zone
62
Luka Lama Jester
63
Masa Lalu Jester
64
Kekhawatiran
65
Kehadiran Yang Tidak Diduga
66
Kotak Pandora
67
Analisa Luke dan Harry
68
Siasat Luke dan Harry
69
Langkah Pertama
70
Alasan
71
Kecewanya Jester
72
Sebuah Janji
73
Curiga Berlebihan
74
Aku Tidak Pantas
75
Hati Yang Sudah Damai
76
Ganjalan Di Hati
77
Untuk Kedua Kalinya
78
Janji Yang Telah Terucap
79
Rencana Awal Yang Berhasil
80
Ikatan Cinta
81
Normal Day
82
Terkubur
83
Kebencian Yang Memuncak
84
Pesta Ulang Tahun
85
Arti Kehadiran
86
Kamu Milikku!!
87
Sebuah Pengakuan
88
Terpuruk
89
Curahan Hati
90
Rencana Balas Dendam
91
Kedai Ice Cream
92
Luapan Isi Hati
93
Pemutusan Kontrak
94
Untuk Terakhir Kalinya
95
Aku Miliknya
96
Sikap Manis Jester
97
Semakin Mesra
98
Tiga Belas Hari
99
Komitmen Jester
100
Liburan
101
Bandara Charles de Gaulle
102
"My Last Dreams"
103
16 Jam Yang Lalu
104
Masih Adakah Harapan
105
Kasih Sayang Seorang Ayah
106
Lagu Terakhir
107
Bioskop Terbuka Paris
108
Janji Yang Kau Ingkari
109
Seorang Pria Sejati
110
Pulang
111
Malaikat Pelindung
112
Pesan Terakhir
113
Aku Yang Sebenarnya
114
Menepati Janji
115
Awal Dari Semuanya
116
Akhir Semester
117
Kediaman Arthur Gates
118
Arthur Gates
119
Persidangan
120
Tantangan Arthur
121
Arielle Yang Tersisa
122
Harapan Untuk Keluarga Gates
123
Seleksi Di Mulai
124
Hasil Ujian
125
Penolakan Sarah
126
Kekompakan Jester dan William
127
Pembelaan Seorang Ibu
128
Sosok Yang Dibutuhkan
129
Ujian Seleksi Kedua
130
Hasil Ujian Kedua
131
Masa Lalu "GAS"
132
Kemarahan Arthur
133
Sejarah GAS
134
Darah Gates
135
Satu Minggu Terpisah
136
Disaat Yang Bersamaan
137
Sisi Lain Arthur
138
Nasihat
139
Seminggu Berlalu
140
Intuisi
141
Tahap Selanjutnya
142
Magic Word
143
Pertemuan Pertama
144
Suasana Baru
145
Tahap Akhir
146
Kemenangan
147
Melepas Rindu
148
Wajah Baru
149
Lembaran Baru
150
Keraguan
151
Yang Sedang Berjalan
152
Breaking News
153
Kegaduhan
154
Dua Pilihan Sulit
155
Sentuhan Lembut
156
Pesan Terakhir
157
Jeritan Pilu
158
Jester Yang Aku Kenal
159
Menjadi Jester
160
Suara Tawa Ditengah Hujan
161
Masa Lalu Camilla (1)
162
Masa Lalu Camilla (2)
163
Memaafkan
164
Dukungan Penuh
165
Berhasilnya Rencana Jester
166
Kemelut Di Malam Yang Sama
167
Uluran Tangan
168
Kebaikan Tanpa Alasan
169
Pertemuan Yang Penuh Amarah
170
Terulang
171
Konferensi pers
172
Kegagalan
173
Pegawai Baru
174
Pelukan Hangat
175
Berilah Kesempatan
176
Coffee Shop Di Tengah Kota
177
Tengah Malam
178
Kejutan Di Pagi Hari
179
Hati Yang Berubah
180
Kedatangan Yang Ditunggu
181
Maaf Yang Ingin Disampaikan
182
Mengganti Formasi
183
Acara Di Mulai
184
Kebimbangan Jester
185
Bonsai Pertama
186
Sebuah Pesan Yang Dilanggar
187
Ketulusan
188
Kedatangan William dan Marrie
189
Pertanyaan Selena
190
Kampus
191
Sarah dan Selena
192
Dua Orang Gagal
193
Ketegasan Justin
194
Kepulangan Naomi
195
Luapan Kerinduan
196
Hanggar Nomor Dua Belas
197
Intuisi Seorang Sahabat
198
Tak Kuasa Untuk Menahan
199
Masa Lalu Naoko (1)
200
Masa Lalu Naoko (2)
201
Masa lalu Naoko (3)
202
Epilog

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!