Siang hari menjelang sore yang cerah, jalanan terlihat pada merayap. Diantara padatnya mobil - mobil yang melintas itu, terlihat sebuah BMW 440i yang rusak parah pada bagian depannya. Ya.. itu mobil Jester, di dalam mobil itu Jester terlihat mengendarai menuju ke salah satu hotel milik keluarganya Gates Hotel. Ketika Jester masuk kedalam, semua pekerja disana sangat menghormati Jester.
"Dimana keluargaku?" Tanya Jester kepada manajer hotel yang turut menyambut Jester di pintu masuk hotel
"Mari ikuti saya tuan muda" Manajer hotel itu mengarahkan Jester menuju sebuah Hall didalam hotel, di dalam hall itu terlihat sangat ramai dan para tamu adalah orang penting, orang kaya, dan orang terpandang kecuali....
"Jester!! bagaimana akhir dari drama Tuan Will di kampus?" Sapa Luke dengan nada sindiran
"Kalian masih berani muncul di hadapanku setelah kabur tanpa menolongku l?" Jester memandangi Luke dan Harry dengan tatapan ingin menerkam mereka, Jester terlihat sangat kesal
"Yah bagaimana lagi? mana mungkin kami rela dibilang menjadi kekasih sesama jenismu? apa kamu tidak punya malu Jester?!!" Tegas Harry mengatakannya, Jester bertambah kesal menatap Harry
"Kalian memang tidak punya malu dasar teman bodoh!!" teriakan Jester menarik perhatian orang - orang disana, Jester, Luke dan Harry terdiam sesaat dan saling menatap. Luke dan Harry mendadak tertawa keras sedangkan Jester mengatur nafasnya untuk menenangkan diri.
"Dimana Papa ku? kalian liat dia tidak?" tanya Jester yang sudah sedikit tenang, sambil menoleh kanan dan kiri mencari keberadaan William
"Lihat sih, tapi..." Luke mendadak sedih dan tidak tega untuk meneruskan kalimatnya, Jester pun sampai terbawa suasana dan merasa sangat khawatir.
"Kenapa? apa ada sesuatu terjadi pada papaku?" dengan perasaan khawatir Jester bertanya, Luke membuang mukanya dan mulai kembali melanjutkan kalimatnya yang terputus tadi.
"Dia bersama istri muda, sepertinya umurnya dibawah kita. Tuan Will juga tidak segan - segan mengenalkannya pada Nyonya Marrie" jawab Luke dengan wajah sedih, Harry pun sampai tidak dapat menahan air matanya
"Kasihan kamu Jester!! menjadi jomblo abadi sedangkan papa mu sudah punya dua istri!!" dengan tangisan Harry mengatakannya
"Kalian ini bodoh ya?!! Arrgghh aku kesal!!" Jester meninggalkan kedua sahabatnya dengan perasaan sangat marah,
tidak beberapa lama Jester yang berjalan mencari papanya tiba - tiba seseorang menarik lengan Jester hingga keluar dari hall menuju ke tempat sepi dibelakang pilar.
"Heeii Heii apa - apaan ini?!" tanya Jester dengan marah lalu mengalihkan pandangannya menatap orang yang menariknya secara paksa, ternyata orang yang menariknya adalah Naomi.
"Jelaskan siapa kamu dan kenapa kamu menyeret aku kedalam masalahmu ini!" Naomi dengan nada marah ingin minta penjelasan dari Jester, Jester merasa lega karena dia lebih dulu bertemu Naomi daripada bertemu kedua orangtuanya.
"Naomi... aah ya pertama aku ingin memberikan sepatu ini..." ucap Jester sambil memberikan sepatu yang Naomi lempar tadi, Naomi memberi gestur agar Jester membuang sepatunya itu.
"Tidak perlu, Tuan Will sudah membelikan aku sepatu dan baju baru. Lagian...." tiba tiba suaranya terdengar sedih, Jester terlihat panik saat suara Naomi berbuah menjadi sedih
"Apa? ada apa? papa ku melakukan hal buruk padamu? apa dia melakukan hal tidak senonoh kepadamu?" tanya Jester dengan cemas, Naomi menatap Jester dengan wajah kesal
"Pikiranmu kotor sekali? iiuuuh tidak seperti itu! Tuan Will membelikan ku baju pesta ini dan juga sepatu baru lalu membuang baju dan sepatu lamaku begitu saja entah kemana, jadi sepatu itu tidak memiliki pasangan sekarang" Jelas Naomi, Jester merasa dirinya menjadi orang terbodoh karena mencemaskan Naomi
"Aaah yah.. tentu, papa ku memang seperti itu" jawab Jester sambil membuang sepatu Naomi ke keranjang sampah didekat mereka
"Jadi tolong beri tahu aku, kamu siapa dan mengapa kamu melakukan ini padaku?" Tanya Naomi kembali dengan nada marah, Jester heran menatap Naomi sebelum menjawabnya
"Kamu tidak mendengar keributan itu?" tanya Jester, Naomi menghela nafasnya
"Tidak, aku terlalu fokus sama handphone ku dan tiba - tiba kamu menarik tanganku lalu kamu bilang aku pacarmu dan sekarang aku ada di acara yang entah apa ini" Naomi nampak bingung sambil bersandar di pilar gedung, Jester mengalihkan pandangannya sambil menggaruk - garuk dahinya beberapa kali
"Aku minta maaf, tapi ada kesalahpahaman disini antara papa ku dan aku. dia menyangka aku kelainan dan kebetulan kamu berjalan mendekatiku, aku harus melindungi harga diriku karena papa ku berteriak tentang kesalahpahaman itu di kampus saat kampus lagi ramai" Jelas Jester, Naomi menatap Jester yang terlihat kebingungan saat itu.
"Ayahmu.... agak unik ya..." ucap Naomi dengan nada lembut, Jester kemudian menatap Naomi
"Yaah aku kadang tidak tahan dengan papa ku, pokoknya aku minta maaf dan..." belum selesai Jester berbicara, Naomi memotong
"Aku tidak mau terlibat lebih jauh, kamu harus akui bahwa aku bukan pacarmu sekarang" tegas Naomi menimpali, Jester panik saat Naomi mengatakannya.
"Eeeh tapi... tapi... aku membutuhkan bantuanmu" Jester yang panik berusaha meminta bantuan dari Naomi namun Naomi bergeming dan malah membuang muka saat Jester meminta tolong padanya
"Tidak, aku tidak suka berbohong. Selesaikan masalahmu sendiri, Selamat tinggal" Naomi hendak meninggalkan Jester namun tangan Jester tiba tiba menarik lengan Naomi untuk menahannya, tatapan mata Naomi langsung berbalik menatap Jester.
"Aku akan bayar untuk aktingmu, berapa pun itu untuk saat ini hingga aku mendapatkan cinta..." ucapan Jester terhenti ketika Naomi nampak kaget setelah melihat seseorang dibelakang Jester
Naomi memperhatikan dua orang yang akan memasuki Hall dan seketika langsung menarik tangan Jester, memeluknya, kemudian berputar lalu bersembunyi dibalik pilar gedung sembari terus memperhatikan dua orang tersebut memasuki hall.
"Waaa...upp..." Jester kaget ketika Naomi terlalu dekat dengannya namun mulut Jester ditutup dengan tangan Naomi, Naomi yang dalam posisi memeluk Jester menoleh kebelakang dan memperhatikan dua orang yang masih berada di depan pintu masuk hall.
"Kamu lihat orang yang akan masuk itu?" tanya Naomi, Jester hanya bisa menganggukkan kepalanya
"Kenapa mereka ada disini? ini gawat" masih dengan posisi kepala menoleh Naomi mengatakannya
Namun perhatian Jester lebih tertuju pada pelukan erat Naomi dan posisi itu membuat Jester dapat melihat belahan dada Naomi dibalik celah gaun pestanya, saat Naomi menatap mata Jester kembali Naomi tersadar mengapa wajah Jester memerah dan segera mendorongnya sangat keras hingga Jester tersungkur.
"Mesuumm!!!!" teriak Naomi sangat keras hingga menarik perhatian, Jester yang masih tersungkur mendongakkan kepalanya menatap Naomi dengan marah
"Aku kan korban disini!!" balas Jester dengan penuh emosi, wajah Naomi memerah menatap Jester sembari menutup dadanya dengan tangan kanannya.
"Diam dulu bodoh!! aku tidak boleh ketahuan ada ditempat seperti ini dengan..." belum selesai kalimat Naomi tiba tiba ada suara menyapa dari belakangnya
"Naomi?" ucap seorang perempuan paruh baya yang berada tepat dibelakang Naomi, Naomi pun perlahan menoleh menatap wanita paruh baya itu dengan wajah ketakutan.
"Aaahh.... eee...." Naomi tidak dapat berkata kata lagi, wajah takut kaget dan panik jelas tergambar saat itu. Jester yang masih terjatuh kemudian berdiri dan merasa heran atas kecanggungan suasana itu.
"Ada apa? kamu mengenalnya Naomi?" tanya Jester dengan wajah bingung sambil menatap wanita paruh baya didepannya, Wanita paruh baya itu menatap Jester dengan tatapan tajamnya seperti elang yang sedang menargetkan mangsanya
"Ibu... kenapa ada disini?" tanya Naomi dengan nada ketakutan menatap ibunya itu
"Hah?! Ibu? apa aku tidak salah dengar?" terkejut Jester saat mengucapkannya.
Di sore yang cerah pada hari yang sama, setelah kejadian di lorong hotel. Mereka bertiga masuk kedalam Hall dimana ayah dan ibu Naomi bertemu dengan papa dan mama Jester, kedua orang tua terlihat sangat akrab dan saling mengenal. Terasa tidak ada kecanggungan diantara para orang tua, namun berbeda dengan anak mereka. Jester dengan wajah yang terlihat cemas sedangkan Naomi dengan wajah ketakutan, ekspresi Jester dan Naomi tergambar jelas ketika kedua orang tua mereka duduk bersama dalam satu meja makan.
"Aku tidak menyangka pacar anakku adalah putramu Will, badan tegapnya dan semangatnya sangat mirip denganmu. Naomi kamu akan aman kemanapun kamu pergi jika bersama Jester" Ucap Evans ayah Naomi, dengan nada yang terdengar sangat senang Evans mengatakannya.
"Hahaha.... benar, aku sedikit tenang karena pacar anak ku adalah putrimu. Dia sangat cantik, rambut panjangnya sangat indah, kaki nya panjang jenjang, tubuhnya yang proporsional sebagai wanita dewasa. apa lagi yang kurang dari Naomi Jester? hahaha" William sangat bersemangat saat itu, semua kesenangan dan kebahagiaan nampak berbanding terbalik dengan Jester dan Naomi dengan senyum yang dipaksakan dan bingung mendengar William dan Evans saling memuji pasangan anaknya.
"Maaf ayah ibu... bisakah aku dan Jester bicara berdua dulu?" tanya Naomi secara tiba tiba, Jester nampak terkejut dengan ide Naomi.
Mendengar permintaan Naomi saat itu membuat Naoko mengalihkan pandangannya menatap Naomi, senyuman Naoko pun mendadak menghilang.
"Naomi... bukankah tidak sopan kamu seperti itu?" terdengar begitu menekan Naoko ketika mengucapkannya, Naomi terkejut lalu menundukkan kepalanya
"Maaf..." Naomi mengatakan dengan nada penyesalan, Jester yang melihat Naoko memarahi Naomi pun berinisiatif untuk mendukung Naomi
"Aku juga meminta hal yang sama, jadi mohon di ijinkan" pinta Jester menatap Evans dan Naoko secara bergantian
Mendengar permintaan Jester saat itu William menoleh menatap Jester dan memahami jika anaknya ingin berduaan dengan pacarnya, dengan senyum lalu William menatap Evans.
"Hahaha sepertinya jiwa muda mereka ingin berduaan, bagaimana Evans? bolehkan?" Tanya William kepada Evans, senyum Evans menghilang dari raut wajahnya dan menatap William dengan tatapan serius
"Kamu pikir aku siapa Will?" Evans bertanya pada William dengan nada serius, mendadak suasana agak panas saat itu. Jester sampai berdiri agar suasana tidak menjadi lebih buruk
"Tuan Evans tidak apa jika kami tidak..." ucapan Jester dipotong oleh Evans
"tentu saja boleh!! kau pikir aku dan kamu ini siapa Will? hahaha" ucap Evans terdengar begitu senang, William dan Evans tertawa bersama dan saling berangkulan.
Melihat perubahan ekspresi yang begitu mendadak dari William dan Evans membuat Jester dan Naomi bingung harus bersikap seperti apa, tidak lama setelah mendapatkan izin mereka berdua pun berdiri untuk mencari tempat agar bisa berbicara berdua.
Sore menjelang senja, disalah satu sudut taman hotel. Terlihat sebuah gazebo terbuat dari kayu ditengah taman bunga, Jester dan Naomi dengan wajah kesal duduk bersebalahan di gazebo itu. Keduanya terdiam beberapa saat namun tidak saling bertatapan, Jester dan Naomi merasa kini situasinya semakin tidak terkendali.
"Apa - apaan papaku itu, ck... aku tidak akan memaafkannya" kesal Jester memulai obrolan diantara mereka, Naomi mulai tidak tenang lalu menatap Jester
"Kenapa jadi seperti ini? kamu harus meluruskan ini" pinta Naomi agar Jester segera mencari cara untuk meluruskan kesalahpahaman itu, wajah Naomi terlihat sangat ketakutan.
"Tolonglah jangan sekarang, aku membutuhkanmu. aku akan membayar mu..." belum selesai Jester berkata Naomi memotong.
"Aku benci uang!!" dengan nada ketus Naomi memotong perkataan Jester, Jester pun dibuat heran dengan jawaban Naomi.
"Hah? maksudmu kamu benci uang?" tanya Jester yang keheranan, Naomi mengalihkan pandangannya menatap langit senja
"Aku punya alasan pribadi untuk itu, aku tidak butuh uangmu. aku anak dari pemilik jaringan Scott Hospital, aku juga sama terpandang nya dengan keluargamu" Tegas Naomi, Jester kemudian memahami bahwa uang bukan transaksi negosiasi yang tepat untuk Naomi
"Tapi aku benar benar membutuhkan pertolonganmu" pinta Jester dengan gestur memohon, Naomi kembali menatap Jester penuh sesal.
"Maaf... aku tidak bisa, aku menolaknya. kalau sampai pacarku tahu... aku bisa diputusin" tolak Naomi, namun Naomi terdengar bimbang tidak seperti sebelum - sebelumnya. Jester kembali menatap Naomi dengan heran
"Ooh... jadi kamu punya pacar... tapi bukannya kita bisa berpura - pura hanya ketika bertemu papa dan mama ku? aku tidak akan membocorkannya pada siapapun" Jester berusaha meyakinkan Naomi bahwa semuanya akan baik - baik saja, kali ini Naomi yang menatap Jester dengan heran
"Kamu beneran gak kenal siapa aku?" tanya Naomi dengan nada heran, Jester menggeleng - gelengkan kepalanya beberapa kali
"Tidak... memang kamu siapa?" Tanya Jester dengan wajah datarnya, mendadak Naomi kesal pada Jester.
"uuhhh kamu ini tinggal di tahun berapa sih? punya media sosial Ingram?" tanya Naomi kesal, Jester merasa dirinya diremehkan lalu mengeluarkan handphonenya.
"Tentu, siapa orang yang tidak pakai media sosial itu jaman sekarang" ucap Jester sembari menunjukkan ingram miliknya dan hanya memiliki 10 pengikut dan 10 yang di ikuti serta interaksi yang sangat sedikit. Naomi membatu melihat layar handphone Jester.
"Dasar Udik!! apa - apaan media sosial ini?!! haah!! tidak heran kamu masih menggunakan style kuno, apa itu? Style tahun 90an?" ejek Naomi terdengar begitu marah, Jester tersulut emosi juga karena ejekan Naomi
"Enak aja!! ini adalah Style keren ala Harry Potter kau tahu? kacamata ini juga hanya palsu, aku tidak menderita minus ataupun Plus" Bangga Jester namun Naomi langsung mengambil kacamata itu dan membantingnya ke tanah lalu menginjak - injak kacamata itu hingga hancur.
"Waaa!! apa yang kau lakukan Naomi!!! aku tidak akan..." belum selesai Jester berkata - kata, Naomi berbalik menghadap arah Jester dengan tatapan seram.
"Apa?!! kamu tidak akan apa?!!" Naomi terlihat sangat marah, Jester mendadak menciut dan mengalihkan pandangannya
"Tidak.... Ampuni aku.... jangan bunuh aku~" pinta Jester sembari memeluk pilar gazebo
"Aku adalah selebgram dengan follower 6,7 juta!! apa kamu tahu artinya?" ucap Naomi sambil menunjukkan handphone nya kepada Jester, Jester mengambil handphone Naomi lalu melihat foto dan vidio di akun Naomi
"Tidak... apa artinya?" heran Jester sambil scroll ingram Naomi terus - menerus, Naomi kembali dibuat kesal karena jawaban Jester.
"Arrhhh... aku sedang berbicara dengan manusia purba ya?! semua mata memandangku, sangat sulit untuk menyembunyikan kebohongan kita dan berita kita akan tersebar sangat cepat. jika pacarku sampai tahu, aku..." belum selesai Naomi berbicara Jester memotong
"Tapi... aku sudah melihat semua foto - fotomu... aku tidak melihat foto pacarmu disana?" tanya Jester sembari mengembalikan handphone milik Naomi
Naomi terdiam sejenak memandangi mata Jester, tidak lama Naomi mengambil dengan kasar Handphone miliknya dari tangan Jester lalu berjalan meninggalkan Jester disana. Ekspresi Naomi menjadi sedih dan seperti tersadar akan suatu hal, Jester mengejar Naomi yang nampak murung dan menarik lengannya agar berhenti berjalan.
"Naomi ada apa? ucapanku salah?" Jester nampak panik dengan perubahan ekspresi Naomi, namun Naomi hanya terdiam dan tertunduk
"Naomi kamu nangis?" Jester berusaha melihat wajah Naomi, namun tiba tiba Naomi mengangkat kepalanya dan tersenyum menatap Jester.
"its oke, semua baik baik aja. yuk balik" ekspresi Naomi kembali seakan tidak terjadi apa apa, Naomi melepaskan genggaman Jester dan berjalan menuju hall.
Jester masih tidak paham dengan apa yang terjadi, namun dia tidak ingin memaksa Naomi untuk bicara dan hanya mengikuti Naomi untuk kembali kedalam Hall. Didalam Hall Semua berjalan normal antara orang tua Jester dan orang tua Naomi, suasana akrab hangat penuh tawa jelas terasa disana namun perhatian Jester tertuju pada wajah Naomi yang murung sejak kejadian itu hingga acaranya pun selesai.
William, Marry dan Jester mengantar Evans, Naoko dan Naomi menuju lobby hotel, mobil Mercedes Benz S600 hitam keluarga Scott pun tiba didepan mereka. Evans yang kakinya lumpuh dan harus menggunakan kursi roda dengan bantuan pengawalnya masuk kedalam mobil di kursi depan, Evans membuka kaca jendela mobil untuk mengucapkan salam perpisahan dengan keluarga Gates.
"Sampai jumpa Will, sekali lagi selamat ya atas ulang tahun pernikahannya" ucap Evans memberi salam perpisahan, William menepuk pundak Evans
"Aku yang harusnya berterima kasih karena kamu sudah memaksakan diri hadir dengan kursi rodamu itu, ayolah cepat sembuh, aku sudah rindu bermain Golf bersama" William memberikan semangat kepada Evans, Evans pun tertawa terbahak - bahak sampai tersedak
"Terima kasih atas jamuan yang luar biasa Nyonya Gates, kami sangat terkesan. Naomi ucapkan salam pada tuan dan nyonya Gates" Perintah Naoko, Naomi membungkukkan badannya dan memberi salam
"Terima kasih undangannya, semoga kita bertemu lagi" ucap Naomi, Marrie tersenyum manis menatap Naomi
"Kita pasti bertemu lagi, terima kasih sudah datang" ucap Marrie,
Naomi dan Naoko pun memasuki mobil di kursi belakang, tidak lama mobil keluarga Scott pun melaju dan pergi dari Hotel Gates. Namun Jester tetap memandangi mobil keluarga Scott meninggalkan hotel hingga mobil itu tidak terlihat lagi, seketika William membanting Jester dengan gaya Judo.
"Uuuaarrgg... apa lagi ini papa?!! kekerasan dalam rumah tangga!!" teriak Jester dengan rintih kesakitan, William memandang rendah Jester
"Apa itu tadi? tidak ada pelukan dan kecupan pengantar perpisahan? papa jadi curiga, dia benar - benar pacarmu atau bukan" tanya William dengan tegas seperti mencurigai sesuatu
"Aarrrh aku tidak tahan lagi!!!" Jester berdiri dan membalas bantingan papanya, keduanya saling terlibat adu judo namun beberapa kali Jester terbanting oleh William yang lebih jago.
"aaah~ kalian berdua benar - benar penuh kasih sayang, mama jadi gemes" gurau Marrie sambil tertawa memperhatikan suami dan anaknya beradu skill judo
Di dalam lobby hotel terlihat Luke dan Harry ditengah kerumunan pengunjung dan staff hotel yang melihat tingkah ayah anak beradu judo, kejadian memalukan itu benar - benar merubah pandangan Luke dan Harry tentang menjadi anak orang kaya seperti Jester.
"Aku senang jika ayahku kaya raya, tapi melihat mereka aku merasa beruntung lahir di keluargaku saat ini" celetuk Luke dengan perasaan senang tanpa beban, Harry menatap Luke dengan serius.
"Kamu benar... rasa iri pada Jester semakin terkikis. terima kasih Jester tanpa harus mengalami hal memalukan yang terjadi padamu, kami tetap bisa menikmati kemewahan ini. Bersulang untuk Jester" ucap Harry, Luke dan Harry Bersulang ditengah penderitaan Jester.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 202 Episodes
Comments
Athaya
Temen lucknat🤣🤣
2022-06-05
2
Novi Diah
lanjut Thor,menarik bgt ceritanya
2022-02-02
5