Jadi, Siapa Dia?

Pagi hari yang cerah, di jalan perkotaan yang sedikit lengang dengan udara pagi yang sejuk. Sebuah Porsche 911 berwarna merah melaju dengan kecepatan sedang, dua orang didalamnya terlihat mengobrol sambil menikmati perjalanan yang seakan menjadi sebuah keterpaksaan. Yaaah..lagi dan lagi ulah William yang membuat mereka dalam keadaan ini.

"Jadi... masih sakit?" Tanya Naomi yang mengkhawatirkan Jester karena wajahnya terlihat pucat pasi, Jester menoleh menatap Naomi

"Sakit sih, tapi ini sudah jadi makanan sehari - hariku" Jester mengatakan tanpa beban, seakan itu benar - benar menjadi kebiasaan antara Jester dan papanya. Naomi tersenyum namun menunjukkan wajah tidak percaya dengan apa yang baru saja dia lihat

"Jadi... ayahmu selalu melakukan itu padamu?" tanya Naomi mencoba meyakinkan dirinya sendiri atas jawaban Jester, perlahan Jester kembali menatap jalanan

"Bagaimana ya? papa ku itu sedikit aneh, katanya sih dulu dia semacam ketua gangster yang tidak terkalahkan dan sekarang sepertinya dia ingin aku tumbuh sekuat dirinya" jelas Jester mencoba untuk meyakinkan Naomi bahwa memang seperti itulah hubungannya dengan William

"Unik ya... tapi itu kan tindakan berbahaya..." Naomi mengatakannya sambil mengalihkan pandangannya menatap jendela kiri mobil menatap gedung - gedung perkotaan

"Ya iya sih, tapi sejak kecil aku sudah terlatih. Semua jenis bela diri pernah aku ikuti dan meraih sabuk tertinggi, jadi papa dan aku sudah paham batasan - batasannya. Bagaimana denganmu Naomi? kamu itu orang yang berbeda saat bersama kelurga..." belum selesai kalimat Jester, Naomi menimpali tanpa menatap wajah Jester

"Hanya saat Ibu ada di sekitarku..." Naomi menjawab singkat dan seakan tahu kearah mana Jester akan bertanya, Jester heran dengan jawaban Naomi

"Maksudnya?" Jester masih penasaran dengan jawaban Naomi

"Ibuku menjunjung tinggi budaya kesopanan ala orang asia, strata sangat penting dan sekat - sekat itu yang membuat hubungan kami kaku" Jelas Naomi, ekspresinya menampakkan kesedihan atas jawabannya sendiri.

"Kedengarannya bertolak belakang sekali ya" celetuk Jester dengan santainya

"Jujur kadang aku capek, aku iri melihat hubungan yang bebas seperti teman - temanku. bisa bercanda bebas, berkata bebas, bahkan bebas berpacaran dengan siapa saja" timpal Naomi mengatakannya dengan nada yang sedih

Ucapan Naomi sedikit membuat Jester merasa tidak enak hati, sedari tadi dia merespon perkataan Naomi tanpa berfikir untuk menjaga perasaan Naomi, setelah itu mereka terdiam hingga beberapa saat. Ditengah perjalanan Jester mengarahkan Porsche nya kesebuah restoran cepat saji, lalu masuk ke area parkir.

"Aku lapar, tidak keberatan kan aku mencari sarapanku dulu?" tanya Jester mencairkan suasana, selain karena memang dia sedang lapar.

"Ooh tentu.. kenapa tidak, mau pakai Drive Thru?" tanya Naomi dengan ekspresi yang kembali tenang dan santai, seakan tidak ada hal terjadi diantara mereka baru - baru saja.

"Enggak, aku sudah terlalu lapar. mau ikut?" Jester memarkirkan mobilnya di parkiran restoran cepat saji yang terlihat ramai, Naomi mulai mempersiapkan diri untuk turun dari mobilnya.

"Ya boleh, kenapa tidak. Lagian tidak melanggar kontrak" jawab Naomi santai sembari bersiap keluar, namun tiba - tiba Naomi menahan lengan Jester yang akan keluar mobil lalu menariknya kembali masuk kedalam mobil sambil memaksa Jester untuk menunduk.

Model, fotografer, dan banyak kamera yang menyorot sedang mengarahkan dua orang model selebgram terkenal, sebuah sesi pemotretan dengan latar halaman restoran cepat saji yang akan Jester dan Naomi datangi menjadi lokasi acara tersebut. Para penggemar pun memadati lokasi pemotretan, pemandangan itu yang membuat Naomi menahan Jester agar tidak keluar dan menunduk.

"Ada apa?" Jester heran dengan tingkah aneh Naomi, wajahnya terlihat panik menatap Jester yang terlihat kebingungan

"Kamu lihat orang didepan?" tanya Naomi, Jester mencoba mengangkat kepalanya dan melihat kerumunan orang - orang didepan. Setelah yakin Jester kembali menunduk dan menatap Naomi

"Yang membawa kamera itu?" Jester menjawab dengan bingung, Naomi kesal menatap Jester yang seakan mengajaknya bercanda disaat dia sedang panik

"Aaah bodoh!! bukan, tapi model pria nya" Naomi mengatakan sambil memaksa Jester untuk melihat kembali, Jester yang dagunya ditahan oleh Naomi agar kembali melihat keluar mulai fokus menatap model pria yang sedang melakukan pemotretan itu

"Ooh iya iya... aku lihat... ada apa dengannya?" tanya Jester heran, tangan Naomi mulai melepaskan dagu Jester dan Jester kembali menunduk bertatapan dengan Naomi.

"Dia itu... pacarku..." jawab Naomi menggantung, Jester kembali merasa keheranan

"Yang sedang bermesraan dengan model wanitanya itu?" tanya Jester mencoba untuk memastikan namun lagi - lagi tanpa menjaga perasaan Naomi, mendadak Jester paham atas pertanyaan bodohnya itu lalu segera menutup mulutnya sendiri. Naomi menatap Jester dengan kesal meski masih diam.

"Itu profesionalisme kerja, bisa tinggalkan tempat ini?" pinta Naomi pada Jester dengan ketus, tanpa basa basi Jester kembali menghidupkan mobilnya dan segera akan mengemudi

"Tentu!" ucap Jester, namun tiba - tiba ada yang mengetok kaca mobil Jester.

Sontak keduanya terkejut, Jester mengambil sebuah topi dari dashboard mobil dan melemparkannya kearah Naomi. Setelah memastikan Naomi menyamarkan penampilannya, Jester pun membuka jendela dan menatap orang yang mengetok jendela mobil Jester.

"Ya... ada apa?" tanya Jester dengan nada panik, seorang pria paruh baya yang mengetok jendela mobil Jester pun melepas topinya sebelum mulai menjawab pertanyaan Jester.

"Aah anu maaf mengganggu, aku adalah produser kegiatan photo shoot hari ini. kebetulan Mobil peraga kami sedang mengalami kendala tidak dapat masuk ke area, boleh kami pinjam mobil ini? hanya sebentar saja selagi anda makan di dalam restoran" Pintanya dengan nada memohon, Jester berfikir keras untuk menolak secara wajar permintaan pria paruh baya itu.

"Aaa gimana ya? tapi sepertinya tidak bisa. Melihat keramaian ini kami memutuskan untuk pergi saja, haha maaf ya" Jawab Jester masih dengan nada panik, wajah pria paruh baya itu terlihat sedih.

"Yaa... tapi itu masalahnya..." ucap produser itu lagi sambil melihat sekeliling area parkiran, Jester heran dengan jawaban menggantung pria paruh baya itu.

"Kenapa?" tanya Jester yang keheranan

"Yang membuat mobil peraga kami tidak dapat masuk karena kerumunan ini dan sepertinya anda juga tidak dapat keluar dari tempat ini" jawab produser itu, dengan sigap Jester dan Naomi menoleh kanan - kiri dan baru sadar mereka sudah terjebak ditengah lautan manusia yang ingin melihat idolanya melakukan sesi foto.

Kerumunan orang benar - benar tidak dapat terbendung, Jester menatap panik kearah Naomi dan disaat bersamaan Naomi menarik nafas panjang sambil berusaha merapihkan penyamarannya lalu mengangguk menatap Jester dan segera keluar dari mobil. Jester memberikan ijin mobilnya dipinjam untuk di foto lalu keluar mengejar Naomi yang sudah lebih dulu menuju pintu masuk restoran dan melewati pacarnya dan seorang wanita yang dari tadi terus menempel pada pacar Naomi.

Didalam restoran cepat saji itu, Naomi duduk disalah satu sudut restoran sembari menunggu Jester selesai memesan makanan dan tidak lama Jester kembali lalu duduk didepan Naomi.

"Beneran nih gapapa?" tanya Jester yang mengkhawatirkan Naomi, terlihat pasrah Naomi menyangga kepalanya dengan kedua tangannya sembari menatap Jester.

"Ya gimana lagi? semakin lama sesi photo shoot ini kita juga makin lama terjebak kan?" Naomi menjelaskan alasannya kenapa dia mengambil resiko besar ini, Jester mengangguk - anggukan kepala tanda setuju dengan keputusan Naomi.

"Pilihan bagus, tapi yang lebih penting aku ini lapar... jadi terima kasih" timpal Jester sambil memberi gestur terima kasih, wajah Naomi terlihat capek dan berharap semuanya akan baik - baik saja.

"Haah... semoga hal buruk tidak terjadi lagi" Naomi mengatakannya dengan kecemasan, tidak beberapa lama waitress datang dan menyajikan pesanan Jester. Pelayan itu terlihat sangat panik karena terjadi kerumunan yang tidak dia duga.

"Silahkan, maaf atas ketidaknyamanan ini. ada sesi pemotretan diluar jadi hari ini agak ramai" ucap Waitress itu, namun disaat bersamaan ada kerumunan yang berlari menabrak Waitress itu sehingga nampan yang dia pegang menabrak topi yang digunakan oleh Naomi hingga terlepas.

"Maaf maafkan... heii kamu kan..." Waitress itu kaget melihat Naomi yang topinya terlepas, Naomi menatap Waiters itu dengan tatapan panik

"Naomi selebgram itu!" Waitress itu histeris dan menarik perhatian orang - orang disana, orang didalam restoran pun mulai mengalihkan pandangannya ke Naomi yang sedang bersama Jester.

"Maaf" Naomi yang panik kemudian berdiri dan hendak lari dari tempat itu, beberapa orang mulai mengejar Naomi hingga ke pintu keluar restoran namun ketika baru keluar Naomi berpapasan dengan pacarnya.

"Naomi?!" ucap Daniel dengan nada kaget saat akan bertabrakan dengan Naomi didepan pintu keluar restoran, Naomi menatap Daniel dengan tatapan yang ketakutan.

"Aah.. eeh.. hai Daniel..." Naomi canggung saat itu berusaha menyembunyikan wajahnya kembali, namun percuma semua sudah tahu Naomi ada di tempat itu.

"Haaii haii Naomi, lama tidak berjumpa... bagaimana kabarmu?" dengan nada genit Sarah menyapa dan merangkul lengan Daniel tepat didepan Naomi, namun Naomi tidak berani memandang keduanya secara langsung dan memilih untuk menundukkan pandangannya

"Hai Sarah... baik. Sepertinya kalian sibuk sekali ya..." jawab Naomi gugup, kaki Naomi terlihat bergetar saat itu

Pertemuan tidak terduga antara Liam Daniel seorang selebgram dengan jumlah followers 5,3 juta dan Sarah Arielle yang juga adalah selebgram dengan followers 6,6 juta ditengah kerumunan penggemar membuat suasana canggung saat itu. Mereka adalah dua selebgram couple yang sering disebut couple goals, hampir semua konten mereka lakukan bersama dan tampak mesra sebagai sepasang kekasih, itu yang menjadikan mereka idola pasangan muda - mudi disana.

Kehebohan penggemar tiba - tiba terdengar seperti sedang menunggu sesuatu terjadi kepada ketiganya, namun diantara kehebohan itu hanya ada satu orang yang tidak peduli. Jester masih terdiam di kursi sambil terus melahap makanannya dengan wajah yang heran

"Mereka kenapa sih?" tanya Jester dengan santai.

Disaat bersamaan Naomi, Daniel dan Sarah masih terlibat dalam situasi yang tidak menyenangkan ditengah para penggemar mereka. Seakan menemukan tontonan baru, para penggemar mulai mengarahkan kamera handphone mereka masing - masing merekam kejadian langka ini.

"Aku pikir sejak kejadian foto itu tersebar kamu tidak akan keluar dari rumahmu Naomi" celetuk Sarah dengan nada sinis yang mulai memancing kehebohan para netizen, Daniel dan Naomi terkejut dengan celetukan Sarah.

"Aku tidak tahu apa yang kamu katakan" timpal Naomi mencoba untuk tidak terpancing, Sarah tersenyum sinis menatap Naomi.

"Benarkah? aku sudah liat fotonya loh, mesra sekali kamu dengan pacarku..." Sarah menyindir Naomi saat itu, Daniel mulai terpancing dan menatap Sarah dengan marah.

"Sarah!! ini bukan waktunya untuk membahas itu!" bentak Daniel sambil memperhatikan respon para penggemar dengan wajah khawatirnya, namun Sarah seakan tidak peduli dan mulai memancing kembali.

"Kenapa? tapi benarkan foto itu asli? kamu dan dia berkencan di belakangku?" Sarah masih berusaha memanaskan situasi disana, para netizen mulai bergumam yang tidak - tidak merespon perkataan Sarah.

"Tidak... tidak seperti itu... aku..." Naomi nampak berusaha memberikan klarifikasi namun Naomi tidak mendapatkan ide apapun untuk mengelak, tubuhnya semakin bergetar saat itu. Daniel terlihat hanya terdiam dengan wajah penuh perasaan bersalah

***

Sebuah foto tersebar dibeberapa akun gosip lokal, foto sepasang pemuda yang diduga Liam Daniel bersama Naomi Scott terlihat mesra dengan tangan si pria menyentuh pipi wanitanya. Seperti diketahui Liam Daniel adalah pasangan dari Sarah Arielle, hal itu yang membuat foto itu menjadi ramai diperbincangkan.

***

Semua orang disana mulai berbisik dan membicarakan Naomi

"Heii benar... taukan foto Daniel dan Naomi yang terlihat mesra itu?" gumam seseorang

"Ooh iya... tangan Daniel menyentuh pipi Naomi sambil menatap matanya" terdengar seseorang lainnya merespon

"Iiiih ternyata Naomi orang yang seperti itu ya, aku tidak menyangka" gumam lainnya

"Dasar pelakor" semua saling sahut mengenai gosip yang beredar

Orang - orang disana mulai membicarakan Naomi yang tidak - tidak, gumaman itu terdengar jelas di telinga Jester yang berusaha menerobos kerumunan. Perdebatan antara Naomi, Sarah dan Daniel dilihat langsung oleh Jester, Jester melihat dengan sangat jelas Naomi begitu tertekan hingga tubuhnya bergetar dengan perkataan Sarah dan hujatan Netizen. Jester berjalan mendekati Naomi dan menarik lengannya hingga membuat punggung Naomi menempel pada dada Jester

"Heii aku dari tadi mencari mu, ternyata kamu disini" dengan nada santai Jester mengatakannya, tangan Jester lalu merangkul pundak Naomi

"Tega sekali kamu membiarkan pacarmu makan sendiri" Jester mengatakannya dengan nada sedikit kesal, terkejut lah Daniel, Sarah dan bahkan Naomi saat itu.

"Pacar?! kamu pacarnya?" spontan Sarah menanyakannya, Jester mengalihkan pandangannya lalu tersenyum melihat Sarah.

Sedangkan disaat bersamaan Daniel menatap Naomi dengan tatapan penuh kemarahan, Naomi yang sadar Daniel sedang marah kepadanya hanya dapat terdiam dan menundukkan kepalanya.

"Emang kenapa kalau Naomi pacarku? ayo kita pergi sayang" ajak Jester sembari menarik lengan Naomi dan melewati Daniel dan Sarah menuju parkiran, Sarah melepaskan rangkulan tangannya dari Daniel dan berlari mendekati Jester dan Naomi

"Tunggu!! jadi kamu beneran pacarnya?" tanya Sarah masih berusaha memastikan

Jester menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap Sarah dan Daniel, sambil menaruh tangannya di dagu dan bergaya sok cool.

"Apakah wajah tampan ini tidak pantas untuk Naomi sampai kalian semua ragu?!" dengan agak teriak Jester mengatakannya.

Seperti sebuah petir disiang bolong, kata - kata Jester membuat Daniel, Sarah, dan Naomi membatu namun tidak bagi Jester. Jester merasa itu keren dan dirinya bangga berhasil menyelamatkan Naomi dari kerumunan orang - orang disana. Jester kembali menggandeng Naomi hingga menuju ke Porsche nya lalu meninggalkan tempat itu, didalam mobil Jester tampak masih menyimpan kebanggaan atas aksinya namun berbanding terbalik dengan Naomi yang masih membatu karena syok.

"Bagaimana? kita impas kan? aku hari ini menyelamatkanmu" dengan nada bangga Jester mengucapkannya

"Haah? tadi kamu bilang apa?" Naomi mengatakannya dengan nada yang manis sembari tersenyum menatap Jester

"Aku bilang aku sudah menyelamatkanmu, berterimakasih lah padaku" jawab Jester, tiba tiba Naomi memukuli Jester bertubi tubi

"Apa yang kamu lakukan?! kamu membuatku malu setengah mati!! apa - apaan itu tadi? kamu pikir kamu keren? hah?!! tindakanmu itu memalukan!! pacarku juga pasti akan marah padaku!!" Naomi terus memukuli Jester dengan penuh amarah, Jester yang sedang mengemudikan mobil agak terganggu dan membuat mobil berjalan zig zag

"Aaw Aaaw... hei hentikan... kita bisa kecelakaan, kenapa sih? aku kan berhasil membuatmu keluar dari situasi itu?" ucap Jester sambil berusaha terus menyetir dan menahan setiap pukulan Naomi.

"Ambil nyawaku Tuhan!!! Aku tidak berani keluar rumah lagi untuk 100 tahun ke depan!!!" Naomi berhenti memukul lalu Naomi meringkuk di jog mobil itu

"Tentang pacarmu, jadi sebenarnya dia siapa?" tanya Jester saat melihat Naomi mulai tenang, Naomi terlihat makin sedih saat Jester menanyakan tentang Daniel

"Aku bingung harus mulai dari mana, ceritanya panjang...." Naomi nampak bingung, perlahan Naomi menarik nafas panjang lalu menghembuskannya.

"Aku berpacaran dengannya sejak awal SMA, hubungan kami baik - baik saja sebelum akhirnya dia merencanakan keputusan yang bodoh. Tiba - tiba dia mengajakku bertunangan dan kami bertemu ibuku lalu disana petaka dimulai. aah lupakan aja, aku gak sanggup untuk lanjutin. aku memilih untuk lupakan kejadian itu, Huuuft...." ucap Naomi yang berusaha secara singkat menceritakan tentang dirinya, Jester menggaruk garuk dahinya beberapa kali.

"Kamu gak perlu lanjutin kalau memang menyakitkan buatmu" timpal Jester

"Andai saja ibuku tidak membedakan derajat dan martabat..." gumam Naomi

"Hah? tadi kamu lanjut cerita?" Tanya Jester yang tidak terlalu mendengar gumaman Naomi secara jelas

"Lupakan... di depan ada pos penjaga lalu belok kiri rumah ke empat, berhentilah disana. kita sudah sampai, terima kasih" ucap Naomi dengan ketus

"Aku gak tahu apa yang terjadi pada kalian, tapi kalau memang kamu merasa dia cinta sejatimu, cinta itu yang akan menguatkan hatimu untuk bertahan. jadi bersemangat lah kejar cintamu" Ucap Jester menyemangati Naomi, perkataan Jester itu membuat Naomi sampai menoleh menatap wajah Jester yang masih konsentrasi menyetir.

"kamu mengatakannya seperti orang ahli dalam percintaan" ucap Naomi yang terlihat tidak peduli namun senyumnya sedikit merekah sambil memalingkan wajah, kali ini Naomi merasa Jester menjadi sosok yang berbeda.

Terpopuler

Comments

Athaya

Athaya

Percintaan yang rumit🤭🤭

2022-06-06

2

lihat semua
Episodes
1 Orang Asing
2 Seorang Selebgram
3 Kontrak
4 Jadi, Siapa Dia?
5 Kecurigaan Naoko
6 Bakat Terpendam
7 Teman Baru
8 New Circle
9 Sebuah Pertanyaan
10 Hal Tidak Terduga
11 Dilema Jester
12 Sebuah Rasa
13 Pertemuan, Naomi dan Camilla
14 Labirin
15 Kecurigaan Selena
16 Rumah Baru
17 Hari Penuh Kejutan
18 Pesta Kecil
19 Apa Yang Terjadi?
20 Pinggiran Kota
21 Berteriaklah Naomi!!
22 Jester, Ada Apa Denganmu?
23 Awal Dari Kejutan Baru
24 Insting Grece
25 Serangan Camilla
26 Retakan, Naomi dan Selena
27 Rencana Camilla
28 Aku Lelah
29 Ungkapan Perasaan
30 Cemburu
31 Hari Yang Melelahkan
32 Jester Menghilang
33 Evans dan Masa Lalunya
34 Kebesaran Hati Naomi
35 Kunci Hati
36 Ciuman Pertama
37 Masa Lalu Naomi (1)
38 Masa Lalu Naomi (2)
39 Terbongkar
40 Jester dan Naomi Terpojok
41 Serangan Balik Naomi
42 Pembentukan Band Baru
43 Tamu
44 Make Over, Jester
45 Kencan Pertama, Jester dan Camilla
46 Redanya Api Cemburu
47 Liam Becca
48 Hati Yang Sudah Rapuh
49 Ikatan yang Masih Kuat
50 Terbukanya Segel Hati
51 Kenyataan Yang Menyakitkan
52 Kencan Yang Direncanakan
53 Tentang Sebelas Bulan Kedepan
54 Negosiasi
55 Sarah Arielle
56 Wanita Dibalik Telepon
57 Tak Lagi Sama
58 Dukungan dan Cinta
59 Tangisan Selena
60 Tersadar
61 Comfort Zone
62 Luka Lama Jester
63 Masa Lalu Jester
64 Kekhawatiran
65 Kehadiran Yang Tidak Diduga
66 Kotak Pandora
67 Analisa Luke dan Harry
68 Siasat Luke dan Harry
69 Langkah Pertama
70 Alasan
71 Kecewanya Jester
72 Sebuah Janji
73 Curiga Berlebihan
74 Aku Tidak Pantas
75 Hati Yang Sudah Damai
76 Ganjalan Di Hati
77 Untuk Kedua Kalinya
78 Janji Yang Telah Terucap
79 Rencana Awal Yang Berhasil
80 Ikatan Cinta
81 Normal Day
82 Terkubur
83 Kebencian Yang Memuncak
84 Pesta Ulang Tahun
85 Arti Kehadiran
86 Kamu Milikku!!
87 Sebuah Pengakuan
88 Terpuruk
89 Curahan Hati
90 Rencana Balas Dendam
91 Kedai Ice Cream
92 Luapan Isi Hati
93 Pemutusan Kontrak
94 Untuk Terakhir Kalinya
95 Aku Miliknya
96 Sikap Manis Jester
97 Semakin Mesra
98 Tiga Belas Hari
99 Komitmen Jester
100 Liburan
101 Bandara Charles de Gaulle
102 "My Last Dreams"
103 16 Jam Yang Lalu
104 Masih Adakah Harapan
105 Kasih Sayang Seorang Ayah
106 Lagu Terakhir
107 Bioskop Terbuka Paris
108 Janji Yang Kau Ingkari
109 Seorang Pria Sejati
110 Pulang
111 Malaikat Pelindung
112 Pesan Terakhir
113 Aku Yang Sebenarnya
114 Menepati Janji
115 Awal Dari Semuanya
116 Akhir Semester
117 Kediaman Arthur Gates
118 Arthur Gates
119 Persidangan
120 Tantangan Arthur
121 Arielle Yang Tersisa
122 Harapan Untuk Keluarga Gates
123 Seleksi Di Mulai
124 Hasil Ujian
125 Penolakan Sarah
126 Kekompakan Jester dan William
127 Pembelaan Seorang Ibu
128 Sosok Yang Dibutuhkan
129 Ujian Seleksi Kedua
130 Hasil Ujian Kedua
131 Masa Lalu "GAS"
132 Kemarahan Arthur
133 Sejarah GAS
134 Darah Gates
135 Satu Minggu Terpisah
136 Disaat Yang Bersamaan
137 Sisi Lain Arthur
138 Nasihat
139 Seminggu Berlalu
140 Intuisi
141 Tahap Selanjutnya
142 Magic Word
143 Pertemuan Pertama
144 Suasana Baru
145 Tahap Akhir
146 Kemenangan
147 Melepas Rindu
148 Wajah Baru
149 Lembaran Baru
150 Keraguan
151 Yang Sedang Berjalan
152 Breaking News
153 Kegaduhan
154 Dua Pilihan Sulit
155 Sentuhan Lembut
156 Pesan Terakhir
157 Jeritan Pilu
158 Jester Yang Aku Kenal
159 Menjadi Jester
160 Suara Tawa Ditengah Hujan
161 Masa Lalu Camilla (1)
162 Masa Lalu Camilla (2)
163 Memaafkan
164 Dukungan Penuh
165 Berhasilnya Rencana Jester
166 Kemelut Di Malam Yang Sama
167 Uluran Tangan
168 Kebaikan Tanpa Alasan
169 Pertemuan Yang Penuh Amarah
170 Terulang
171 Konferensi pers
172 Kegagalan
173 Pegawai Baru
174 Pelukan Hangat
175 Berilah Kesempatan
176 Coffee Shop Di Tengah Kota
177 Tengah Malam
178 Kejutan Di Pagi Hari
179 Hati Yang Berubah
180 Kedatangan Yang Ditunggu
181 Maaf Yang Ingin Disampaikan
182 Mengganti Formasi
183 Acara Di Mulai
184 Kebimbangan Jester
185 Bonsai Pertama
186 Sebuah Pesan Yang Dilanggar
187 Ketulusan
188 Kedatangan William dan Marrie
189 Pertanyaan Selena
190 Kampus
191 Sarah dan Selena
192 Dua Orang Gagal
193 Ketegasan Justin
194 Kepulangan Naomi
195 Luapan Kerinduan
196 Hanggar Nomor Dua Belas
197 Intuisi Seorang Sahabat
198 Tak Kuasa Untuk Menahan
199 Masa Lalu Naoko (1)
200 Masa Lalu Naoko (2)
201 Masa lalu Naoko (3)
202 Epilog
Episodes

Updated 202 Episodes

1
Orang Asing
2
Seorang Selebgram
3
Kontrak
4
Jadi, Siapa Dia?
5
Kecurigaan Naoko
6
Bakat Terpendam
7
Teman Baru
8
New Circle
9
Sebuah Pertanyaan
10
Hal Tidak Terduga
11
Dilema Jester
12
Sebuah Rasa
13
Pertemuan, Naomi dan Camilla
14
Labirin
15
Kecurigaan Selena
16
Rumah Baru
17
Hari Penuh Kejutan
18
Pesta Kecil
19
Apa Yang Terjadi?
20
Pinggiran Kota
21
Berteriaklah Naomi!!
22
Jester, Ada Apa Denganmu?
23
Awal Dari Kejutan Baru
24
Insting Grece
25
Serangan Camilla
26
Retakan, Naomi dan Selena
27
Rencana Camilla
28
Aku Lelah
29
Ungkapan Perasaan
30
Cemburu
31
Hari Yang Melelahkan
32
Jester Menghilang
33
Evans dan Masa Lalunya
34
Kebesaran Hati Naomi
35
Kunci Hati
36
Ciuman Pertama
37
Masa Lalu Naomi (1)
38
Masa Lalu Naomi (2)
39
Terbongkar
40
Jester dan Naomi Terpojok
41
Serangan Balik Naomi
42
Pembentukan Band Baru
43
Tamu
44
Make Over, Jester
45
Kencan Pertama, Jester dan Camilla
46
Redanya Api Cemburu
47
Liam Becca
48
Hati Yang Sudah Rapuh
49
Ikatan yang Masih Kuat
50
Terbukanya Segel Hati
51
Kenyataan Yang Menyakitkan
52
Kencan Yang Direncanakan
53
Tentang Sebelas Bulan Kedepan
54
Negosiasi
55
Sarah Arielle
56
Wanita Dibalik Telepon
57
Tak Lagi Sama
58
Dukungan dan Cinta
59
Tangisan Selena
60
Tersadar
61
Comfort Zone
62
Luka Lama Jester
63
Masa Lalu Jester
64
Kekhawatiran
65
Kehadiran Yang Tidak Diduga
66
Kotak Pandora
67
Analisa Luke dan Harry
68
Siasat Luke dan Harry
69
Langkah Pertama
70
Alasan
71
Kecewanya Jester
72
Sebuah Janji
73
Curiga Berlebihan
74
Aku Tidak Pantas
75
Hati Yang Sudah Damai
76
Ganjalan Di Hati
77
Untuk Kedua Kalinya
78
Janji Yang Telah Terucap
79
Rencana Awal Yang Berhasil
80
Ikatan Cinta
81
Normal Day
82
Terkubur
83
Kebencian Yang Memuncak
84
Pesta Ulang Tahun
85
Arti Kehadiran
86
Kamu Milikku!!
87
Sebuah Pengakuan
88
Terpuruk
89
Curahan Hati
90
Rencana Balas Dendam
91
Kedai Ice Cream
92
Luapan Isi Hati
93
Pemutusan Kontrak
94
Untuk Terakhir Kalinya
95
Aku Miliknya
96
Sikap Manis Jester
97
Semakin Mesra
98
Tiga Belas Hari
99
Komitmen Jester
100
Liburan
101
Bandara Charles de Gaulle
102
"My Last Dreams"
103
16 Jam Yang Lalu
104
Masih Adakah Harapan
105
Kasih Sayang Seorang Ayah
106
Lagu Terakhir
107
Bioskop Terbuka Paris
108
Janji Yang Kau Ingkari
109
Seorang Pria Sejati
110
Pulang
111
Malaikat Pelindung
112
Pesan Terakhir
113
Aku Yang Sebenarnya
114
Menepati Janji
115
Awal Dari Semuanya
116
Akhir Semester
117
Kediaman Arthur Gates
118
Arthur Gates
119
Persidangan
120
Tantangan Arthur
121
Arielle Yang Tersisa
122
Harapan Untuk Keluarga Gates
123
Seleksi Di Mulai
124
Hasil Ujian
125
Penolakan Sarah
126
Kekompakan Jester dan William
127
Pembelaan Seorang Ibu
128
Sosok Yang Dibutuhkan
129
Ujian Seleksi Kedua
130
Hasil Ujian Kedua
131
Masa Lalu "GAS"
132
Kemarahan Arthur
133
Sejarah GAS
134
Darah Gates
135
Satu Minggu Terpisah
136
Disaat Yang Bersamaan
137
Sisi Lain Arthur
138
Nasihat
139
Seminggu Berlalu
140
Intuisi
141
Tahap Selanjutnya
142
Magic Word
143
Pertemuan Pertama
144
Suasana Baru
145
Tahap Akhir
146
Kemenangan
147
Melepas Rindu
148
Wajah Baru
149
Lembaran Baru
150
Keraguan
151
Yang Sedang Berjalan
152
Breaking News
153
Kegaduhan
154
Dua Pilihan Sulit
155
Sentuhan Lembut
156
Pesan Terakhir
157
Jeritan Pilu
158
Jester Yang Aku Kenal
159
Menjadi Jester
160
Suara Tawa Ditengah Hujan
161
Masa Lalu Camilla (1)
162
Masa Lalu Camilla (2)
163
Memaafkan
164
Dukungan Penuh
165
Berhasilnya Rencana Jester
166
Kemelut Di Malam Yang Sama
167
Uluran Tangan
168
Kebaikan Tanpa Alasan
169
Pertemuan Yang Penuh Amarah
170
Terulang
171
Konferensi pers
172
Kegagalan
173
Pegawai Baru
174
Pelukan Hangat
175
Berilah Kesempatan
176
Coffee Shop Di Tengah Kota
177
Tengah Malam
178
Kejutan Di Pagi Hari
179
Hati Yang Berubah
180
Kedatangan Yang Ditunggu
181
Maaf Yang Ingin Disampaikan
182
Mengganti Formasi
183
Acara Di Mulai
184
Kebimbangan Jester
185
Bonsai Pertama
186
Sebuah Pesan Yang Dilanggar
187
Ketulusan
188
Kedatangan William dan Marrie
189
Pertanyaan Selena
190
Kampus
191
Sarah dan Selena
192
Dua Orang Gagal
193
Ketegasan Justin
194
Kepulangan Naomi
195
Luapan Kerinduan
196
Hanggar Nomor Dua Belas
197
Intuisi Seorang Sahabat
198
Tak Kuasa Untuk Menahan
199
Masa Lalu Naoko (1)
200
Masa Lalu Naoko (2)
201
Masa lalu Naoko (3)
202
Epilog

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!