NovelToon NovelToon

Aku Pinjam Dia

Orang Asing

Siang yang cerah di sebuah kampus swasta terkenal di fakultas ekonomi, para mahasiswa nampak berkumpul didepan sebuah layar besar yang menampilkan nilai ujian akhir semester mereka. wajah ceria sedih dan kaget terpampang jelas siang itu, namun ada satu mahasiswa yang dengan wajah datar melihat layar itu lalu segera meninggalkannya. Tidak beberapa lama, mahasiswa itu dirangkul oleh 2 orang lainnya

"Jester!! juara satu lagi" ucap Luke tersenyum menatap Jester disampingnya

"IPK sempurna lagi seperti biasa, kamu tidak bosan jadi nomer satu?" sindir Harry temannya yang lain

"Haah... itu mudah, aku bahkan mengikuti ujian ini dengan mata tertutup" Jester katakan itu dengan nada sombongnya

"Huuu... dasar kutu buku" Timpal kedua temannya yang terlihat kesal, sembari berjalan menuju taman fakultas dan duduk beristirahat disalah satu kursi taman

"Liburan semester kalian mau kemana?" Tanya Luke sembari meletakkan tasnya di meja taman

"Seperti biasa, aku harus kencan dengan pacarku Anna. Aku tidak tahu dengan kalian para jomblo" ucap Harry dengan nada sindiran

"Enak aja!! aku juga ada kencan, jangan samakan aku dengan si jomblo abadi ini" Luke menjawab sindiran Harry

"Bodo amat, aku sibuk untuk menatap semester tiga" sahut Jester sembari menatap langit cerah siang itu

"Dia sepertinya sedang menangis dalam hati" Luke berbisik pada Harry namun suaranya dapat didengar oleh Jester

"Jangan keras keras, nanti kamu dikutuk juga olehnya" Bisik Harry menyahut bisikan Luke dengan suara yang lumayan keras juga, mereka berdua sengaja untuk menyindir Jester

"Sial!! aku dengar bodoh!" teriak Jester sambil melempar sebuah buku kearah mereka berdua, lemparan itu ditangkap oleh Luke

"Lagian kamu ini kan kaya raya, papa mu juga yang membiayai kami kuliah disini" Harry heran dengan nasib sahabatnya satu ini, Harry merasa bahwa Jester tidak memiliki hal yang kurang untuk mendekati wanita.

"Tampangmu juga gak jelek jelek amat, tapi sejak SMP kamu gak pernah berpacaran" Luke menimpali keheranan Harry, mereka berdua nampak asyik mengejek Jester namun perhatian Jester saat itu tertuju pada seorang wanita yang kebetulan melewati mereka bersama teman temannya

"Camilla hah? sudahlah lupakan gadis itu" celetuk Luke melihat arah tatapan mata Jester

"Lagian apa sih mau Camilla? dia kan menggantungmu" Timpal Harry, mereka berdua terlihat tidak senang jika sahabatnya dekat dengan wanita itu

"Tidak, bukan seperti itu. Dia itu menginginkan aku fokus pada kuliahku karena dia tahu aku anak tunggal pewaris jaringan hotel Gates Corp." dengan nada sangat yakin Jester menjelaskan kepada keduanya

"Ternyata selain Jomblo abadi dia juga bodoh" Bisik Luke kepada Harry namun suaranya tetap keras

"Dia hanya pintar akademik, tapi urusan percintaan dia bodoh" sahut Harry sambil dan kemudian keduanya tertawa bersamaan

"Cukup!! Menjauh lah dariku jika ingin menggosip tentangku!! dasar kalian teman bodoh!!!" Jester kembali melempar sebuah buku kepada mereka sambil berteriak kesal, Jester beranjak meninggalkan kedua temannya untuk ke parkiran kampus namun kedua temannya terus mengikuti Jester di belakangnya.

"Mau apa kalian mengikuti ku bodoh?" kesal Jester sembari berbalik dan membentak keduanya

"Heeii kami berangkat bersama mu dan tentu pulang bersamamu juga kan? tega sekali mau meninggalkan kami disini" Luke terlihat kesal melihat Jester akan meninggalkannya, ketiganya kemudian terlibat pertengkaran kecil dan saling ejek sepanjang perjalanan menuju parkiran kampus.

Begitulah keseharian mereka bertiga, banyak mahasiswa lain yang menyebut mereka sebagai three musketeers. Tiga sahabat yang tidak dapat terpisahkan, walau sering bertengkar tapi mereka adalah sahabat yang saling mendukung satu sama lain. Selagi mereka berjalan sambil bercanda tidak sengaja Jester menabrak Camilla hingga terjatuh

"Aaaw..." rintih Camilla yang terjatuh, Jester terkejut dan berusaha menarik lengan Camilla

"Eee.... maaf.... Maaf Camilla" Sambil berusaha menolong Camilla yang terjatuh, namun mata Jester malah tertuju pada rok yang tersingkap sehingga paha putih Camilla pun terlihat jelas

"Matamu melihat kemana?" tanya Camilla sembari berusaha menutupi pahanya

"Aaah iya iya maaf... aku tidak bermaksud..." Jester salah tingkah saat itu

"Tidak apa si nomor satu, selamat ya juara satu lagi" dengan senyuman manis Camilla mengatakan itu

"OOh iya iya.. aku juara satu ya, aku juga tidak sangka... eeem Camilla anu eeee..." Jester terbata bata ingin mengatakan sesuatu

"heem? iya apa?" tanya Camilla dengan wajah penasaran

"Eeeh ya kamu tahu kan liburan... semester telah selesai... tentang rencanamu..." kalimat Jester benar benar tidak beraturan karena terlalu panik saat berhadapan dengan Camilla

"Iyaa tentang rencana liburan semesterku kan?" Tanya Camilla

"Camilla!! ayo kita pulang" Teman wanita Camilla memanggilnya

"Oooh iya, aku segera datang!! kamu ingin bicara apa Jester?" tanya Camilla lagi kepada Jester

"Tidak ada..." dengan wajah penuh penyesalan

"Ooh baiklah, sampai jumpa setelah liburan semester" Camilla meninggalkan Jester sambil melambaikan tangan dan penuh dengan senyuman, Jester pun melambaikan tangannya tanpa semangat melepaskan kepergian Camilla

"Tidak ada harapan, si jomblo abadi ini tidak memiliki harapan" bisik Luke pada Harry yang tepat berada dibelakang Jester

"Dasar perjaka, kutukan itu terlalu kuat memang" Timpal Harry dengan wajah kasihan menatap Jester

"Diam kalian dasar bodoh!! aku ini gugup!!" Jester meninggalkan mereka berdua dengan perasaan marah pada diri sendiri, mereka bertiga berjalan menuju mobil Jester yang terparkir di parkiran kampus dan sebelum mereka memasuki mobil itu tiba tiba Luke memegang pundak Jester, Jester berbalik menatap Luke dengan wajah heran.

"Camilla memang gadis yang cantik, kulitnya putih, wajah yang mempesona, bentuk tubuh yang bagus dan sifat ceria yang memberikan semangat. Namun kamu harus ingat bahwa kamu sudah pernah di tolaknya di awal semester" Luke mengatakan itu dengan wajah yang serius sambil terus menggenggam pundak Jester

"Luke kamu.... menggenggam pundak ku erat cuma untuk berbicara itu?" Jester heran dengan Luke

"Seperti mobil BMW mu ini, meski dia terlihat cantik jika kamu tidak memiliki uang untuk membelinya kamu hanya dapat memandanginya di showroom. Kamu harus memiliki modal yang cukup untuk membawa pulang BMW ini, sama dengan kasus mu dengan Camilla. kamu harus sadar modalmu tidak cukup" dengan nada bijak Luke menjelaskan, Jester dan Luke terdiam beberapa saat saling bertatapan.

Untuk pertama kalinya mereka melakukan percakapan dengan sangat serius tidak sepeti biasanya yang penuh dengan guyonan dan kekonyolan tingkah mereka bertiga. Jester tahu betul apa yang dibicarakan oleh Luke dan membuat Jester terdiam memikirkan baik - baik perkataan Luke, namun mendadak terdengar suara deru mobil yang tidak asing mendekat lalu menabrak bumper mobil Jester lumayan keras sampai menghancurkan lampu dan bumper depan mobil BMW 440i miliknya.

"Waaaa!!! apa apaan ini?!!" teriak Jester histeris sambil memegang kepalanya, mobil kesayangannya harus hancur tertabrak oleh mobil yang tiba - tiba muncul.

Sebuah Mercedes Benz S600 berwarna hitam menabrak BMW 440i milik Jester, terlihat pria paruh baya keluar dari S600 dengan tuxedo dan kacamata hitamnya sambil membawa sebuah tongkat baseball memandangi Three Musketeers. Pria dengan otot kekar dan terlihat seperti kepala mafia itu lalu melepaskan kacamata hitamnya dan memandang ketiganya dengan tatapan seperti ingin membunuhnya, Ketiga sahabat itu nampak panik saat bertatapan mata dengan pria paruh baya itu.

"Kalian...." ucap pria paruh baya itu sambil mengacungkan tongkat baseball kearah ketiganya, Nampak jelas wajah ketakutan ketiganya

"Kalian... Penyuka sesama jenis!!!" teriak pria paruh baya itu dengan suara lantang, kejadian itu membuat ketiganya shock, seketika keributan itu menjadi bahan tontonan seisi kampus. Selain karena tabrakan itu, suara lantang dari pria paruh baya itu membuat seisi kampus berkumpul di area parkir

"Papa!!! apa yang kamu lakukan?!!" Teriak Jester panik karena menjadi bahan tontonan seisi kampus

"Hentikan perbuatan menyimpang kalian atau aku akan membunuh kalian disini sekarang juga!!" Ancam pria paruh baya itu yang ternyata adalah ayah dari Jester. Jester, Luke dan Harry masih menahan malunya namun berusaha agar tetap tenang.

"Tuan Will ada apa ini? kenapa aku jadi terlibat kejadian memalukan ini?!" Tanya Luke yang bingung harus berbuat apa ditengah kejadian memalukan itu.

"Ibuuu jemput aku tolong...." ucap Harry dengan nada ketakutan dan perasaan malu

"Sudahi sandiwara persahabatan kalian, aku sudah dengar rumor tentang anakku Jester" ucap William menjelaskan atas tindakannya hari ini

"Rumor?!" ketiganya kompak mengatakan hal yang sama

"Rumor bahwa anakku menyukai sesama jenis dan kalian lah kekasihnya!!!" William berteriak dan memukul kap mobil Jester dengan pemukul baseball nya, teriakan itu kembali menyulut keributan mahasiswa dan mahasiswi yang berkumpul ditempat itu.

"Apa yang papa katakan?!! dasar papa bodoh!!! aku ini normal!!!" Jester terlihat marah dan membentak William

"Kamu yang bodoh dasar anak bodoh!!" William membalas ejekan Jester, terjadi saling ejek antara ayah dan anak yang sangat seru.

"Kita tinggalkan saja urusan keluarga ini" bisik Luke kepada Harry, Harry menatap Luke dengan tatapan serius

"Kabuurr!!" teriak Harry sambil berlari pergi, Luke yang kaget Harry kabur duluan lalu memutuskan untuk lari juga tanpa sepatah katapun.

"Wooiii!!! bantuin aku bodoh!! jangan kabur!! Arrrhhhgg!" teriak Jester sambil melihat kedua sahabatnya kabur

"Sudahlah Jester... aku malu menjadi papa mu, jangan panggil aku papa lagi. Ciao" dengan santainya William hendak meninggalkan Jester, seperti tidak membuat keributan sebelumnya

"Papa yang membuat keributan dan papa juga yang malu? Aku yang malu memiliki papa sepertimu!!" sambil menunjuk nunjuk William Jester katakan itu, William menghentikan langkahnya dan kembali menatap Jester.

"Setidaknya papa sudah mencapai kesuksesan dalam bidang karir dan mendapatkan istri secantik mama mu, Sedangkan kamu? dasar anak penyuka sesama jenis" William terlihat akan memasuki mobilnya yang bagian depannya rusak parah karena tabrakan dengan mobil Jester

"Aku tidak kelainan!! aku punya pacar" dengan penuh keyakinan Jester mengatakan itu, perkataan Jester membuat William menunda untuk masuk kedalam mobil.

"Ooh iya? buktikan anak penyuka sesama jenis?!" dengan tatapan sinis William mengatakannya

Terlihat seorang mahasiswi berjalan sambil memperhatikan handphone nya seperti tidak peduli dengan keadaan sekitar melewati William dan menuju kearah Jester, tiba tiba Jester menarik tangan mahasiswi itu dan merangkulnya secara tiba tiba. Dengan wajah penuh kemenangan Jester menatap William, William terlihat terkejut saat itu.

"Dia! Dia pacarku!" dengan lantang Jester mengatakannya

"aaaa?? Apa???" Mahasiswi itu terkejut sambil menatap mata Jester yang berada disampingnya, William pun terdiam dengan wajah tidak percaya

"Benarkah? berbalik lah aku ingin melihat wajahmu wahai pacar anakku" dengan nada antusias dan sedikit memiliki harapan bahwa anaknya tidak memiliki kelainan seksual William mengatakannya. Mahasiswi itu berbalik badan dan menatap wajah William dengan wajah yang bingung.

"Siall!!! kamu cantik!!!" ucap William dengan teriakan saat melihat wajah mahasiswi itu, Jester terlihat menunjukkan wajah sombong dan meyakinkan didepan ayahnya.

"Siapa? siapa nama pacarmu ini wahai anakku yang bodoh" tanya William kepada Jester, Jester dengan wajah kebingungan menatap ke Mahasiswi itu

"Siapa? sial!! aku bahkan tidak mengenalnya!! siapa wanita ini?!! Tuhan tolong aku!!" dalam hati Jester bertanya dan memohon akan ada keajaiban, Jester dan mahasiswi itu saling tatap mata sejenak dan kemudian mahasiswi itu dengan senyuman manis kembali menatap William.

"Selamat siang, Aku Naomi. senang bertemu dengan anda" ucap Naomi dengan nada lembut dan tenang

"Aarrrrhhh terima kasih!!! kamu benar benar seperti dewi penolong" dalam pikiran Jester mengucapkannya dan menangis terharu atas kebaikan orang asing yang dirangkulnya itu. William mendekati Jester dan memukul pipinya secara tiba - tiba sampai Jester terjatuh di tanah, Naomi terkejut melihat pria itu memukul wajahnya.

"Apa apaan ini papa bodoh?!" Teriak Jester, Naomi masih shock namun William menatap Jester dengan amarah

"Aku malu!!! aku malu mempunyai anak bodoh sepertimu!! mengapa kamu tidak mengenalkannya sejak pertama kali kalian berpacaran?! sungguh tidak sopan!!" bentak William menjelaskan tindakannya, Naomi terkejut setengah mati dengan perkataan William

"Haaah Pac..." Naomi berteriak namun Jester menutup mulut Naomi dengan kedua tangannya secepat mungkin

"Aku berencana mengenalkannya pada kalian malam ini saat acara ulang tahun pernikahan, haha" Ucap Jester sambil tertawa untuk menutupi kepanikan hingga berkeringat, Naomi menatap Jester penuh amarah.

"Terlalu lama!! aku akan segera membawanya" William menggandeng Naomi menuju mobil S600 di kursi penumpang depan dan mempersilahkan untuk masuk.

"Heeiiii..." Naomi memanggil Jester sebelum masuk, Jester menatap Naomi lalu tiba tiba Naomi mendaratkan salah satu sepatunya kearah Jester dan mengenai kepalanya. Jester terlihat kesakitan

"Maaf... tolong bawakan sepatu itu ya, PACAR!" dengan nada yang seram dan mata yang melotot Naomi mengatakannya pada Jester

"Hahaha, Bagus. Itu yang aku harapkan dari menantuku! hei kau anak bodoh, segera susul kami. Pacar cantikmu ini tidak pantas berada di mobil yang rusak seperti itu" William mengucapkannya sambil meninggalkan Jester disana, mahasiswa mahasiswi disana juga nampak mulai saling berbisik

"Sial... Sialll... Siallll!!! kan papa yang merusak mobilku hingga seperti ini!!!! dasar papa bodoh!!!!" marah malu panik menjadi satu didalam tubuh Jester saat itu.

Seorang Selebgram

Siang hari menjelang sore yang cerah, jalanan terlihat pada merayap. Diantara padatnya mobil - mobil yang melintas itu, terlihat sebuah BMW 440i yang rusak parah pada bagian depannya. Ya.. itu mobil Jester, di dalam mobil itu Jester terlihat mengendarai menuju ke salah satu hotel milik keluarganya Gates Hotel. Ketika Jester masuk kedalam, semua pekerja disana sangat menghormati Jester.

"Dimana keluargaku?" Tanya Jester kepada manajer hotel yang turut menyambut Jester di pintu masuk hotel

"Mari ikuti saya tuan muda" Manajer hotel itu mengarahkan Jester menuju sebuah Hall didalam hotel, di dalam hall itu terlihat sangat ramai dan para tamu adalah orang penting, orang kaya, dan orang terpandang kecuali....

"Jester!! bagaimana akhir dari drama Tuan Will di kampus?" Sapa Luke dengan nada sindiran

"Kalian masih berani muncul di hadapanku setelah kabur tanpa menolongku l?" Jester memandangi Luke dan Harry dengan tatapan ingin menerkam mereka, Jester terlihat sangat kesal

"Yah bagaimana lagi? mana mungkin kami rela dibilang menjadi kekasih sesama jenismu? apa kamu tidak punya malu Jester?!!" Tegas Harry mengatakannya, Jester bertambah kesal menatap Harry

"Kalian memang tidak punya malu dasar teman bodoh!!" teriakan Jester menarik perhatian orang - orang disana, Jester, Luke dan Harry terdiam sesaat dan saling menatap. Luke dan Harry mendadak tertawa keras sedangkan Jester mengatur nafasnya untuk menenangkan diri.

"Dimana Papa ku? kalian liat dia tidak?" tanya Jester yang sudah sedikit tenang, sambil menoleh kanan dan kiri mencari keberadaan William

"Lihat sih, tapi..." Luke mendadak sedih dan tidak tega untuk meneruskan kalimatnya, Jester pun sampai terbawa suasana dan merasa sangat khawatir.

"Kenapa? apa ada sesuatu terjadi pada papaku?" dengan perasaan khawatir Jester bertanya, Luke membuang mukanya dan mulai kembali melanjutkan kalimatnya yang terputus tadi.

"Dia bersama istri muda, sepertinya umurnya dibawah kita. Tuan Will juga tidak segan - segan mengenalkannya pada Nyonya Marrie" jawab Luke dengan wajah sedih, Harry pun sampai tidak dapat menahan air matanya

"Kasihan kamu Jester!! menjadi jomblo abadi sedangkan papa mu sudah punya dua istri!!" dengan tangisan Harry mengatakannya

"Kalian ini bodoh ya?!! Arrgghh aku kesal!!" Jester meninggalkan kedua sahabatnya dengan perasaan sangat marah,

tidak beberapa lama Jester yang berjalan mencari papanya tiba - tiba seseorang menarik lengan Jester hingga keluar dari hall menuju ke tempat sepi dibelakang pilar.

"Heeii Heii apa - apaan ini?!" tanya Jester dengan marah lalu mengalihkan pandangannya menatap orang yang menariknya secara paksa, ternyata orang yang menariknya adalah Naomi.

"Jelaskan siapa kamu dan kenapa kamu menyeret aku kedalam masalahmu ini!" Naomi dengan nada marah ingin minta penjelasan dari Jester, Jester merasa lega karena dia lebih dulu bertemu Naomi daripada bertemu kedua orangtuanya.

"Naomi... aah ya pertama aku ingin memberikan sepatu ini..." ucap Jester sambil memberikan sepatu yang Naomi lempar tadi, Naomi memberi gestur agar Jester membuang sepatunya itu.

"Tidak perlu, Tuan Will sudah membelikan aku sepatu dan baju baru. Lagian...." tiba tiba suaranya terdengar sedih, Jester terlihat panik saat suara Naomi berbuah menjadi sedih

"Apa? ada apa? papa ku melakukan hal buruk padamu? apa dia melakukan hal tidak senonoh kepadamu?" tanya Jester dengan cemas, Naomi menatap Jester dengan wajah kesal

"Pikiranmu kotor sekali? iiuuuh tidak seperti itu! Tuan Will membelikan ku baju pesta ini dan juga sepatu baru lalu membuang baju dan sepatu lamaku begitu saja entah kemana, jadi sepatu itu tidak memiliki pasangan sekarang" Jelas Naomi, Jester merasa dirinya menjadi orang terbodoh karena mencemaskan Naomi

"Aaah yah.. tentu, papa ku memang seperti itu" jawab Jester sambil membuang sepatu Naomi ke keranjang sampah didekat mereka

"Jadi tolong beri tahu aku, kamu siapa dan mengapa kamu melakukan ini padaku?" Tanya Naomi kembali dengan nada marah, Jester heran menatap Naomi sebelum menjawabnya

"Kamu tidak mendengar keributan itu?" tanya Jester, Naomi menghela nafasnya

"Tidak, aku terlalu fokus sama handphone ku dan tiba - tiba kamu menarik tanganku lalu kamu bilang aku pacarmu dan sekarang aku ada di acara yang entah apa ini" Naomi nampak bingung sambil bersandar di pilar gedung, Jester mengalihkan pandangannya sambil menggaruk - garuk dahinya beberapa kali

"Aku minta maaf, tapi ada kesalahpahaman disini antara papa ku dan aku. dia menyangka aku kelainan dan kebetulan kamu berjalan mendekatiku, aku harus melindungi harga diriku karena papa ku berteriak tentang kesalahpahaman itu di kampus saat kampus lagi ramai" Jelas Jester, Naomi menatap Jester yang terlihat kebingungan saat itu.

"Ayahmu.... agak unik ya..." ucap Naomi dengan nada lembut, Jester kemudian menatap Naomi

"Yaah aku kadang tidak tahan dengan papa ku, pokoknya aku minta maaf dan..." belum selesai Jester berbicara, Naomi memotong

"Aku tidak mau terlibat lebih jauh, kamu harus akui bahwa aku bukan pacarmu sekarang" tegas Naomi menimpali, Jester panik saat Naomi mengatakannya.

"Eeeh tapi... tapi... aku membutuhkan bantuanmu" Jester yang panik berusaha meminta bantuan dari Naomi namun Naomi bergeming dan malah membuang muka saat Jester meminta tolong padanya

"Tidak, aku tidak suka berbohong. Selesaikan masalahmu sendiri, Selamat tinggal" Naomi hendak meninggalkan Jester namun tangan Jester tiba tiba menarik lengan Naomi untuk menahannya, tatapan mata Naomi langsung berbalik menatap Jester.

"Aku akan bayar untuk aktingmu, berapa pun itu untuk saat ini hingga aku mendapatkan cinta..." ucapan Jester terhenti ketika Naomi nampak kaget setelah melihat seseorang dibelakang Jester

Naomi memperhatikan dua orang yang akan memasuki Hall dan seketika langsung menarik tangan Jester, memeluknya, kemudian berputar lalu bersembunyi dibalik pilar gedung sembari terus memperhatikan dua orang tersebut memasuki hall.

"Waaa...upp..." Jester kaget ketika Naomi terlalu dekat dengannya namun mulut Jester ditutup dengan tangan Naomi, Naomi yang dalam posisi memeluk Jester menoleh kebelakang dan memperhatikan dua orang yang masih berada di depan pintu masuk hall.

"Kamu lihat orang yang akan masuk itu?" tanya Naomi, Jester hanya bisa menganggukkan kepalanya

"Kenapa mereka ada disini? ini gawat" masih dengan posisi kepala menoleh Naomi mengatakannya

Namun perhatian Jester lebih tertuju pada pelukan erat Naomi dan posisi itu membuat Jester dapat melihat belahan dada Naomi dibalik celah gaun pestanya, saat Naomi menatap mata Jester kembali Naomi tersadar mengapa wajah Jester memerah dan segera mendorongnya sangat keras hingga Jester tersungkur.

"Mesuumm!!!!" teriak Naomi sangat keras hingga menarik perhatian, Jester yang masih tersungkur mendongakkan kepalanya menatap Naomi dengan marah

"Aku kan korban disini!!" balas Jester dengan penuh emosi, wajah Naomi memerah menatap Jester sembari menutup dadanya dengan tangan kanannya.

"Diam dulu bodoh!! aku tidak boleh ketahuan ada ditempat seperti ini dengan..." belum selesai kalimat Naomi tiba tiba ada suara menyapa dari belakangnya

"Naomi?" ucap seorang perempuan paruh baya yang berada tepat dibelakang Naomi, Naomi pun perlahan menoleh menatap wanita paruh baya itu dengan wajah ketakutan.

"Aaahh.... eee...." Naomi tidak dapat berkata kata lagi, wajah takut kaget dan panik jelas tergambar saat itu. Jester yang masih terjatuh kemudian berdiri dan merasa heran atas kecanggungan suasana itu.

"Ada apa? kamu mengenalnya Naomi?" tanya Jester dengan wajah bingung sambil menatap wanita paruh baya didepannya, Wanita paruh baya itu menatap Jester dengan tatapan tajamnya seperti elang yang sedang menargetkan mangsanya

"Ibu... kenapa ada disini?" tanya Naomi dengan nada ketakutan menatap ibunya itu

"Hah?! Ibu? apa aku tidak salah dengar?" terkejut Jester saat mengucapkannya.

Di sore yang cerah pada hari yang sama, setelah kejadian di lorong hotel. Mereka bertiga masuk kedalam Hall dimana ayah dan ibu Naomi bertemu dengan papa dan mama Jester, kedua orang tua terlihat sangat akrab dan saling mengenal. Terasa tidak ada kecanggungan diantara para orang tua, namun berbeda dengan anak mereka. Jester dengan wajah yang terlihat cemas sedangkan Naomi dengan wajah ketakutan, ekspresi Jester dan Naomi tergambar jelas ketika kedua orang tua mereka duduk bersama dalam satu meja makan.

"Aku tidak menyangka pacar anakku adalah putramu Will, badan tegapnya dan semangatnya sangat mirip denganmu. Naomi kamu akan aman kemanapun kamu pergi jika bersama Jester" Ucap Evans ayah Naomi, dengan nada yang terdengar sangat senang Evans mengatakannya.

"Hahaha.... benar, aku sedikit tenang karena pacar anak ku adalah putrimu. Dia sangat cantik, rambut panjangnya sangat indah, kaki nya panjang jenjang, tubuhnya yang proporsional sebagai wanita dewasa. apa lagi yang kurang dari Naomi Jester? hahaha" William sangat bersemangat saat itu, semua kesenangan dan kebahagiaan nampak berbanding terbalik dengan Jester dan Naomi dengan senyum yang dipaksakan dan bingung mendengar William dan Evans saling memuji pasangan anaknya.

"Maaf ayah ibu... bisakah aku dan Jester bicara berdua dulu?" tanya Naomi secara tiba tiba, Jester nampak terkejut dengan ide Naomi.

Mendengar permintaan Naomi saat itu membuat Naoko mengalihkan pandangannya menatap Naomi, senyuman Naoko pun mendadak menghilang.

"Naomi... bukankah tidak sopan kamu seperti itu?" terdengar begitu menekan Naoko ketika mengucapkannya, Naomi terkejut lalu menundukkan kepalanya

"Maaf..." Naomi mengatakan dengan nada penyesalan, Jester yang melihat Naoko memarahi Naomi pun berinisiatif untuk mendukung Naomi

"Aku juga meminta hal yang sama, jadi mohon di ijinkan" pinta Jester menatap Evans dan Naoko secara bergantian

Mendengar permintaan Jester saat itu William menoleh menatap Jester dan memahami jika anaknya ingin berduaan dengan pacarnya, dengan senyum lalu William menatap Evans.

"Hahaha sepertinya jiwa muda mereka ingin berduaan, bagaimana Evans? bolehkan?" Tanya William kepada Evans, senyum Evans menghilang dari raut wajahnya dan menatap William dengan tatapan serius

"Kamu pikir aku siapa Will?" Evans bertanya pada William dengan nada serius, mendadak suasana agak panas saat itu. Jester sampai berdiri agar suasana tidak menjadi lebih buruk

"Tuan Evans tidak apa jika kami tidak..." ucapan Jester dipotong oleh Evans

"tentu saja boleh!! kau pikir aku dan kamu ini siapa Will? hahaha" ucap Evans terdengar begitu senang, William dan Evans tertawa bersama dan saling berangkulan.

Melihat perubahan ekspresi yang begitu mendadak dari William dan Evans membuat Jester dan Naomi bingung harus bersikap seperti apa, tidak lama setelah mendapatkan izin mereka berdua pun berdiri untuk mencari tempat agar bisa berbicara berdua.

Sore menjelang senja, disalah satu sudut taman hotel. Terlihat sebuah gazebo terbuat dari kayu ditengah taman bunga, Jester dan Naomi dengan wajah kesal duduk bersebalahan di gazebo itu. Keduanya terdiam beberapa saat namun tidak saling bertatapan, Jester dan Naomi merasa kini situasinya semakin tidak terkendali.

"Apa - apaan papaku itu, ck... aku tidak akan memaafkannya" kesal Jester memulai obrolan diantara mereka, Naomi mulai tidak tenang lalu menatap Jester

"Kenapa jadi seperti ini? kamu harus meluruskan ini" pinta Naomi agar Jester segera mencari cara untuk meluruskan kesalahpahaman itu, wajah Naomi terlihat sangat ketakutan.

"Tolonglah jangan sekarang, aku membutuhkanmu. aku akan membayar mu..." belum selesai Jester berkata Naomi memotong.

"Aku benci uang!!" dengan nada ketus Naomi memotong perkataan Jester, Jester pun dibuat heran dengan jawaban Naomi.

"Hah? maksudmu kamu benci uang?" tanya Jester yang keheranan, Naomi mengalihkan pandangannya menatap langit senja

"Aku punya alasan pribadi untuk itu, aku tidak butuh uangmu. aku anak dari pemilik jaringan Scott Hospital, aku juga sama terpandang nya dengan keluargamu" Tegas Naomi, Jester kemudian memahami bahwa uang bukan transaksi negosiasi yang tepat untuk Naomi

"Tapi aku benar benar membutuhkan pertolonganmu" pinta Jester dengan gestur memohon, Naomi kembali menatap Jester penuh sesal.

"Maaf... aku tidak bisa, aku menolaknya. kalau sampai pacarku tahu... aku bisa diputusin" tolak Naomi, namun Naomi terdengar bimbang tidak seperti sebelum - sebelumnya. Jester kembali menatap Naomi dengan heran

"Ooh... jadi kamu punya pacar... tapi bukannya kita bisa berpura - pura hanya ketika bertemu papa dan mama ku? aku tidak akan membocorkannya pada siapapun" Jester berusaha meyakinkan Naomi bahwa semuanya akan baik - baik saja, kali ini Naomi yang menatap Jester dengan heran

"Kamu beneran gak kenal siapa aku?" tanya Naomi dengan nada heran, Jester menggeleng - gelengkan kepalanya beberapa kali

"Tidak... memang kamu siapa?" Tanya Jester dengan wajah datarnya, mendadak Naomi kesal pada Jester.

"uuhhh kamu ini tinggal di tahun berapa sih? punya media sosial Ingram?" tanya Naomi kesal, Jester merasa dirinya diremehkan lalu mengeluarkan handphonenya.

"Tentu, siapa orang yang tidak pakai media sosial itu jaman sekarang" ucap Jester sembari menunjukkan ingram miliknya dan hanya memiliki 10 pengikut dan 10 yang di ikuti serta interaksi yang sangat sedikit. Naomi membatu melihat layar handphone Jester.

"Dasar Udik!! apa - apaan media sosial ini?!! haah!! tidak heran kamu masih menggunakan style kuno, apa itu? Style tahun 90an?" ejek Naomi terdengar begitu marah, Jester tersulut emosi juga karena ejekan Naomi

"Enak aja!! ini adalah Style keren ala Harry Potter kau tahu? kacamata ini juga hanya palsu, aku tidak menderita minus ataupun Plus" Bangga Jester namun Naomi langsung mengambil kacamata itu dan membantingnya ke tanah lalu menginjak - injak kacamata itu hingga hancur.

"Waaa!! apa yang kau lakukan Naomi!!! aku tidak akan..." belum selesai Jester berkata - kata, Naomi berbalik menghadap arah Jester dengan tatapan seram.

"Apa?!! kamu tidak akan apa?!!" Naomi terlihat sangat marah, Jester mendadak menciut dan mengalihkan pandangannya

"Tidak.... Ampuni aku.... jangan bunuh aku~" pinta Jester sembari memeluk pilar gazebo

"Aku adalah selebgram dengan follower 6,7 juta!! apa kamu tahu artinya?" ucap Naomi sambil menunjukkan handphone nya kepada Jester, Jester mengambil handphone Naomi lalu melihat foto dan vidio di akun Naomi

"Tidak... apa artinya?" heran Jester sambil scroll ingram Naomi terus - menerus, Naomi kembali dibuat kesal karena jawaban Jester.

"Arrhhh... aku sedang berbicara dengan manusia purba ya?! semua mata memandangku, sangat sulit untuk menyembunyikan kebohongan kita dan berita kita akan tersebar sangat cepat. jika pacarku sampai tahu, aku..." belum selesai Naomi berbicara Jester memotong

"Tapi... aku sudah melihat semua foto - fotomu... aku tidak melihat foto pacarmu disana?" tanya Jester sembari mengembalikan handphone milik Naomi

Naomi terdiam sejenak memandangi mata Jester, tidak lama Naomi mengambil dengan kasar Handphone miliknya dari tangan Jester lalu berjalan meninggalkan Jester disana. Ekspresi Naomi menjadi sedih dan seperti tersadar akan suatu hal, Jester mengejar Naomi yang nampak murung dan menarik lengannya agar berhenti berjalan.

"Naomi ada apa? ucapanku salah?" Jester nampak panik dengan perubahan ekspresi Naomi, namun Naomi hanya terdiam dan tertunduk

"Naomi kamu nangis?" Jester berusaha melihat wajah Naomi, namun tiba tiba Naomi mengangkat kepalanya dan tersenyum menatap Jester.

"its oke, semua baik baik aja. yuk balik" ekspresi Naomi kembali seakan tidak terjadi apa apa, Naomi melepaskan genggaman Jester dan berjalan menuju hall.

Jester masih tidak paham dengan apa yang terjadi, namun dia tidak ingin memaksa Naomi untuk bicara dan hanya mengikuti Naomi untuk kembali kedalam Hall. Didalam Hall Semua berjalan normal antara orang tua Jester dan orang tua Naomi, suasana akrab hangat penuh tawa jelas terasa disana namun perhatian Jester tertuju pada wajah Naomi yang murung sejak kejadian itu hingga acaranya pun selesai.

William, Marry dan Jester mengantar Evans, Naoko dan Naomi menuju lobby hotel, mobil Mercedes Benz S600 hitam keluarga Scott pun tiba didepan mereka. Evans yang kakinya lumpuh dan harus menggunakan kursi roda dengan bantuan pengawalnya masuk kedalam mobil di kursi depan, Evans membuka kaca jendela mobil untuk mengucapkan salam perpisahan dengan keluarga Gates.

"Sampai jumpa Will, sekali lagi selamat ya atas ulang tahun pernikahannya" ucap Evans memberi salam perpisahan, William menepuk pundak Evans

"Aku yang harusnya berterima kasih karena kamu sudah memaksakan diri hadir dengan kursi rodamu itu, ayolah cepat sembuh, aku sudah rindu bermain Golf bersama" William memberikan semangat kepada Evans, Evans pun tertawa terbahak - bahak sampai tersedak

"Terima kasih atas jamuan yang luar biasa Nyonya Gates, kami sangat terkesan. Naomi ucapkan salam pada tuan dan nyonya Gates" Perintah Naoko, Naomi membungkukkan badannya dan memberi salam

"Terima kasih undangannya, semoga kita bertemu lagi" ucap Naomi, Marrie tersenyum manis menatap Naomi

"Kita pasti bertemu lagi, terima kasih sudah datang" ucap Marrie,

Naomi dan Naoko pun memasuki mobil di kursi belakang, tidak lama mobil keluarga Scott pun melaju dan pergi dari Hotel Gates. Namun Jester tetap memandangi mobil keluarga Scott meninggalkan hotel hingga mobil itu tidak terlihat lagi, seketika William membanting Jester dengan gaya Judo.

"Uuuaarrgg... apa lagi ini papa?!! kekerasan dalam rumah tangga!!" teriak Jester dengan rintih kesakitan, William memandang rendah Jester

"Apa itu tadi? tidak ada pelukan dan kecupan pengantar perpisahan? papa jadi curiga, dia benar - benar pacarmu atau bukan" tanya William dengan tegas seperti mencurigai sesuatu

"Aarrrh aku tidak tahan lagi!!!" Jester berdiri dan membalas bantingan papanya, keduanya saling terlibat adu judo namun beberapa kali Jester terbanting oleh William yang lebih jago.

"aaah~ kalian berdua benar - benar penuh kasih sayang, mama jadi gemes" gurau Marrie sambil tertawa memperhatikan suami dan anaknya beradu skill judo

Di dalam lobby hotel terlihat Luke dan Harry ditengah kerumunan pengunjung dan staff hotel yang melihat tingkah ayah anak beradu judo, kejadian memalukan itu benar - benar merubah pandangan Luke dan Harry tentang menjadi anak orang kaya seperti Jester.

"Aku senang jika ayahku kaya raya, tapi melihat mereka aku merasa beruntung lahir di keluargaku saat ini" celetuk Luke dengan perasaan senang tanpa beban, Harry menatap Luke dengan serius.

"Kamu benar... rasa iri pada Jester semakin terkikis. terima kasih Jester tanpa harus mengalami hal memalukan yang terjadi padamu, kami tetap bisa menikmati kemewahan ini. Bersulang untuk Jester" ucap Harry, Luke dan Harry Bersulang ditengah penderitaan Jester.

Kontrak

Di sore hari menjelang senja, perjalanan pulang keluarga Scott yang menegangkan dengan sedikit keheningan dan ketidaknyamanan dialami oleh Naomi didalam mobilnya, bagaimana tidak... Naomi merasa ibunya mencurigai sesuatu yang janggal atas hubungannya dengan Jester. Naomi yang hanya bisa tertunduk sepanjang perjalanan seakan bisa membaca situasi yang akan terjadi dalam perjalanan mereka pulang dari pesta keluarga Gates.

"Ayah tidak tahu kamu berpacaran dengan putra keluarga Gates, bagaimana itu bisa terjadi?" seketika suara Evans memecah keheningan dan mengagetkan Naomi

"Aah Eeh iya ayah, itu terjadi... begitu saja" dengan nada terbata namun lembut Naomi menjawab pertanyaan Evans

"Selama ini ayah sangat khawatir dengan masa depanmu, kamu tidak pernah terlihat dekat dengan seorang pria. Tapi ayah senang kamu berpacaran dengan putra sahabat ayah sendiri" nada senang terdengar jelas dari perkataan Evans, Naomi hanya tersenyum sedangkan Naoko terdiam memandangi wajah Naomi

"Benarkah Jester Gates pacarmu, Naomi?" pertanyaan dari Naoko ini yang Naomi khawatirkan

Naomi terlihat terkejut sambil memandangi wajah Naoko, sebuah pertanyaan sederhana dengan sedikit menekan sudah membuat Naomi seperti berada di ujung jurang. Naomi kembali menundukkan kepalanya untuk menghindari tatapan mata Naoko.

"Apa maksudmu Naoko? bukankah jelas tadi Naomi dibawa langsung oleh Will? jika bukan seorang pacar, lalu apa hubungan mereka? hahaha" Evans menimpali dengan nada bahagia dan tanpa rasa curiga sedikit pun

"Kamu benar Evans san, sepertinya ini adalah hal yang sangat membahagiakanmu" jawab Naoko sambil terus memandangi Naomi, sedangkan Naomi hanya bisa terus tertunduk. Pandangan Naoko pada Naomi benar benar menyiratkan kecurigaannya, tapi dia berusaha menutupinya dari Evans.

Di pelataran sebuah rumah yang megah, nampak seorang asisten dengan membawa kursi roda bersiap menyambut Evans. Keluarga Scott memang keluarga yang kaya raya, tak heran jika Evans mengkhawatirkan masa depan percintaan putri semata wayangnya.

Setelah mobil terparkir sempurna di carport mereka semua turun dari mobil, Naomi terkejut ketika secara tiba - tiba Naoko memegang lengannya dan membalikkan badan Naomi saat mereka mengikuti Evans dengan kursi rodanya yang sedang didorong oleh asisten untuk memasuki rumah.

"Ibu..." Ucap Naomi dengan nada takut, wajah ketakutan dan terkejutnya tergambar jelas saat itu dan menambah kecurigaan Naoko pada Naomi.

"Ibu tidak ingat pernah mengajarimu berbohong, Naomi... benarkah Jester Gates itu Pacarmu?" Naoko menatap tajam Naomi yang terlihat tertekan, Naomi hanya tertunduk ketakutan tanpa berkata apapun untuk menjawab pertanyaan Naoko. Naoko melepaskan tangannya dari lengan Naomi lalu meninggalkan Naomi

"Ibu kecewa padamu" dengan sedikit tekanan Naoko mengatakannya dan berjalan meninggalkan Naomi di pelataran rumah

"Iya..." gumam Naomi dengan nada yang pelan, meski tidak terdengar jelas namun Naoko menghentikan langkahnya tanpa berbalik menatap Naomi yang berada dibelakangnya.

"Iya... dia pacarku bu, tapi hubungan kami sedang tidak baik saat pertemuan tadi. Kami bertengkar kecil dan itu sebabnya kami canggung, aku bisa buktikan jika ibu memaksanya" ucap Naomi mempertegas jawabannya sembari berbalik menatap Naoko yang memunggunginya

"Evans san sangat senang dengan putra Will san, jangan kecewakan ayahmu dengan kebohongan" ucap Naoko lalu berjalan meninggalkan Naomi di pelataran rumah itu, untuk beberapa saat Naomi masih terlihat tidak dapat menggerakkan kakinya untuk masuk kedalam rumah

Pagi yang cerah keesokan harinya, liburan akhir semester sedang berlangsung dan para mahasiswa - mahasiswi tidak memiliki kegiatan yang berhubungan dengan kampus. Di rumah keluarga Gates terlihat Jester masih tidur nyenyak, dengan kaos dan boxer Jester terlihat sangat menikmati hari - hari menganggurnya. Masih seperti biasanya ketika libur semester tiba, si kutu buku itu selalu menghabiskan masa liburannya dengan tidur dan tidur tanpa kegiatan berarti lainnya.

"Smack Down!!!" William berteriak sembari berlari masuk kedalam kamar Jester lalu melompat dan menjatuhkan badannya kearah Jester yang masih tidur

"Buuuuuffffhhh!!!! apa lagi ini papa?!!" teriak Jester dengan rintih kesakitan, William beranjak dan berdiri disebelah kasur Jester dengan memamerkan otot - ototnya yang besar

"Bangun pemalas! ini memang liburan tapi bukan berarti kamu boleh bermalas malasan" ucap William penuh semangat, Jester dengan wajah kesal kemudian berdiri dan hendak menerkam papanya

"Uugh... dasar papa!! kenapa setiap pagi selalu seperti ini!!!" bentak Jester, dengan penuh semangat Jester dan William bergulat di kamar, saling kunci dan banting menjadi pemandangan Marry saat masuk kedalam kamar Jester

"Uuuuh~ hubungan papa dan anak ini memang selalu mesra..." celetuk Marrie dengan gemas, Marry tersenyum manis melihat kelakuan suami dan anaknya yang terkesan brutal ini

"Mama!!! suruh suami mu ini berhenti!!! aarrrgghh" teriak Jester saat tangan dan kaki nya di kunci oleh William sehingga dirinya sudah tidak dapat bergerak lagi

"Kamu lihat? Papa masih terlalu kuat bagi kamu, hahahaha" William melepaskan kuncian nya lalu berdiri dan kembali memamerkan otot - ototnya dengan bangga di hadapan Marry, Marry pun tertawa melihat pertarungan itu telah usai

"Dasar papa gila!! uughh" Jester masih berguling - guling kesakitan dilantai, namun Marrie dan William hanya melihat Jester yang kesakitan itu.

"Jess ada tamu yang mau bertemu denganmu, karena itu mama membangunkan mu" ucap Marrie lembut, Jester terlihat tidak antusias dan malah memunggungi Marry sambil duduk dilantai

"Suruh dia pulang, aku tidak ingin di ganggu saat ini" tegas Jester, William dan Marry tersenyum saat itu

"Tapi tamu mu sudah ada disini" ucap Marrie sambil menarik lengan Naomi ke sebelahnya memasuki kamar Jester, namun Jester masih memunggungi Marry dan Naomi tanpa sepatah katapun.

"Selamat pagi...." dengan wajah malu Naomi mengucapkan salam, Jester mengenali suara itu lalu berbalik untuk memastikan dugaannya.

"Waaa!! kenapa kamu bisa tahu rumahku?!" Jester terkejut namun tiba tiba kaki William menempel di pipi, William dengan wajah kesal menatap putranya itu

"Ya tentu saja karena dia pacarmu!! apa maksud dari pertanyaanmu itu?!" bentak William, Jester melirik William yang kakinya masih ada di pipinya dengan perasaan kesal dan malu.

"Baiklah, papa tidak akan mengganggu pergulatan kalian. Nikmati masa muda kalian!!" dengan tatapan dan senyum nakal William mengatakannya

William dan Marry meninggalkan Jester dan Naomi berdua dikamar, didalam kamar itu nampak Jester berdiri lalu merapihkan kamarnya yang berantakan karena kekacauan yang dilakukan oleh William. Naomi melihat Jester yang merapihkan kamarnya sembari berjalan menuju sebuah sofa dikamar itu lalu duduk dengan santainya.

"Maaf kamu harus melihat kelakuan brutal papaku" celetuk Jester yang menahan perasaan malunya karena memiliki keluarga yang terbilang unik, Naomi tersenyum sembari menatap langit - langit kamar Jester

"Hubungan Kalian sangat.... berbeda ya..." sedikit bergumam Naomi mengatakannya, Jester menoleh menatap Naomi dengan heran.

"Apa maksudnya?" tanya Jester, Naomi tersentak mendengar pertanyaan Jester

"Ooh tidak tidak... cuma kalian sangat... tidak tersekat" jawab Naomi lalu menunduk dan seperti tidak ingin meneruskan pembicaraan itu, Jester kembali merapihkan kamarnya

"Oooh ya mungkin... tapi kenapa kamu tahu rumahku?" tanya Jester dengan nada heran

"Kamu bodoh ya? siapa yang tidak tahu dimana rumah keluarga Gates" jawab Naomi sambil mencari sesuatu didalam sling bag nya.

Sementara itu Jester berjalan mendekati Naomi dengan kepala yang dipenuhi pikiran kotor "wanita, dikamar, berdua" kata kata itu memenuhi kepalanya sebelum akhirnya pikiran itu tiba - tiba terhenti karena Naomi menyodorkan sebuah kertas di depan Jester

"Apa ini?" tanya Jester sembari mengambil kertas yang disodorkan oleh Naomi

"Kontrak, aku bersedia bersandiwara denganmu tapi kamu harus menandatangani kontrak itu. setiap pelanggaran aku akan adukan kamu ke polisi" Ucap Naomi dengan ancaman, Jester memandang Naomi dengan wajah kesal lalu membaca kontrak itu.

Tidak beberapa lama Jester nampak bergemetar sambil memegangi kertas itu, seakan Jester membaca sesuatu yang menakutkan.

"Kenapa? aku bersedia jika kamu menandatangani itu, masalah bayaran jika menurutmu terlalu besar aku masih mau menegosiasikannya, selain bayaran aku..." Belum selesai Naomi menjelaskan Jester menggebrak meja dengan kontrak yang disodorkan

"Jangan bercanda.... Jangan bercanda!!" bentak Jester yang terlihat begitu marah dan penuh emosi, Naomi sampai terkejut saat Jester tiba - tiba membentaknya

"Haaa? apa maksudmu?" tanya Naomi yang sedikit ketakutan karena Jester tiba - tiba membentak

"Semua yang ada dalam kontrak ini hanya ada jenis - jenis pelecehan seksual!! tidak ada hal lain selain itu bahkan tentang bayaran yang baru saja kamu sebutkan, di larang mencium, dilarang menyentuh, dilarang pegang tangan, dilarang memandang ke area sensitif dan lain - lain lagi tentang pelecehan. Kamu pikir aku ini predator?!" dengan nada marah Jester mengatakan itu, Naomi berdiri sambil menunjuk wajah Jester

"Ini untuk melindungi ku! lagian kamu terlalu memiliki pikiran kotor, kamu harusnya malu karena aku tahu dalam pikiranmu tadi saat kita sedang berduaan dikamar ini!! tatapanmu itu membuatku merinding!!" bentak Naomi, Jester pun terdiam dan memandang Naomi dengan tatapan kesal.

"Lagian, ini cuma demi orangtuamu agar kamu tidak dianggap kelainan kan?!" tanya Naomi lalu kembali duduk di Sofa, Jester kembali menatap kertas itu dengan wajah kesal.

"Aarrh aku kesal, kontrak ini membuat aku terlihat seperti predator, tapi aku gak punya pilihan lain" kesal Jester yang terlihat pasrah, Naomi tersenyum menatap Jester.

"Bagus... nih tanda tangan" Naomi menyodorkan ballpoint, Jester mengambilnya dan kemudian menandatangani kontrak itu lalu keduanya berjabat tangan

"Senang berbisnis denganmu" ucap Naomi sambil tersenyum

"Aku juga" walaupun hatinya kesal namun Jester merasa lega mendapatkan pacar bohongan untuk sementara waktu sampai dirinya berhasil mendapatkan Camilla

"Waah pasangan muda - mudi ini sudah mau melakukan bisnis bersama ya... bahagianya" tiba tiba Marrie muncul masuk kedalam kamar Jester tanpa mengetok pintu lebih dahulu, Jester dan Naomi secara bersamaan menatap Marrie yang berjalan mendekati keduanya

"Waaa Mama!! kenapa tidak ketok pintu dulu?!" Jester kaget sembari menutupi meja tempat Jester menandatangani kontrak

"Aaah Nyonya Marrie..." ucap Naomi lalu dengan sigap mengambil kertas itu dan menaruh kembali kertas itu kedalam sling bag nya, Marrie berusaha melihat kertas yang Naomi pegang

"Kertas apa itu? boleh aku membacanya?" Tanya Marrie dengan senyum manis menatap keduanya, Jester dan Naomi semakin terlihat panik.

"Ahahaha tidak tidak... itu cuma sesuatu yang tidak penting" ucap Jester panik, Jester menatap Naomi yang berada di belakangnya dan memberikan kode kedipan mata agar mendukungnya

"Aah.. Eeh... benar Nyonya Marrie... ini tidak penting" Naomi menimpali sambil menatap Jester, namun Naomi bukan orang yang pandai berbohong. Wajahnya sangat terlihat dia sedang menutupi sesuatu

"Ooh iya!! Naomi, kamu ada urusan kan? terima kasih ya sudah mampir" masih dengan nada panik Jester mencoba mengalihkan pembicaraan, Jester memahami bahwa Naomi adalah pembohong yang buruk. Masih dengan kode kedipan mata Jester menatap Naomi sambil mengatakannya

"Ooh benar, aku pamit ya... dadah... Nyonya Marrie aku pamit" Naomi membungkukkan badannya memberi salam lalu berlari kecil melewati Marrie yang berdiri didepan pintu masuk, Marrie hanya terdiam menatap Naomi

"Aku akan mengantarkan ke depan Naomi" ucap Jester sembari mengejar Naomi.

Nampak Jester dan Naomi pergi dari kamar dengan wajah lega, namun senyum yang biasa Marrie tunjukkan mendadak hilang dan menatap pintu keluar kamar dengan tatapan penuh kecurigaan.

Jester dan Naomi berjalan berdua hingga didepan pelataran rumah keluarga Gates tanpa sepatah kata pun, disana Naomi tiba tiba terkejut. Naomi agak berlari mendekati carport seakan sedang mencari sesuatu, kepalanya menoleh ke kanan dan ke kiri.

"Ada apa Naomi?" tanya Jester yang menyadari kebingungan Naomi

"Dimana mobil dan supirku?" tanya Naomi dengan nada kebingungan, Jester mulai menoleh kanan kiri mencari mobil dan supir Naomi namun di carport dan sekitaran halaman tidak ada tanda mobil Naomi berada diarea itu.

"Ooh kamu sama supir pribadi, mungkin dia sakit perut dan keburu cari kamar mandi. aku pesankan taksi ya" jawab Jester yang hendak kembali masuk kedalam rumah untuk mengambil handphone nya

Tapi tiba - tiba William berlari mendekat kearah Jester yang hendak masuk kedalam rumah dari arah carport, melewati Naomi yang sangat terkejut karena tiba - tiba pukulan William mendarat di perut Jester.

"Uuuoooogghhh!!!!" Jester berlutut sambil menahan rasa sakit, kepalanya perlahan membentur lantai dan posisi Jester berubah menjadi bersujud sambil memeluk perutnya.

"Tuan Will... apa ini?" Naomi nampak syok dan tidak percaya ada seorang ayah yang melakukan itu kepada anaknya tanpa alasan yang jelas, William menatap anaknya yang bersujud sambil memegangi perut dengan tatapan kesal.

"Anak bodoh... aku sudah mengusir supir Nona Naomi... Haah.." ucap William sambil melempar sebuah kunci mobil ke sebelah kepala Jester

"Gunakan Porsche papa dan bawalah Nona Naomi jalan - jalan, jangan tunjukkan wajahmu lagi didepan papa jika Nona Naomi tidak mendapatkan kesenangan di hari pertama liburan semester ini" tegas William lalu meninggalkan mereka dan masuk kedalam rumah sambil menutup pintu dengan sikap yang cool, tidak lama Naomi mendekati Jester lalu bersimpuh dan melihat keadaan Jester

"Heeiii... kamu masih hidup kan? itu pukulan yang keras loh" Naomi berkata dengan nada yang santai dan wajah tanpa dosa.

"Papa.... aku akan membalas mu...." ucap Jester dengan nada bergetar terlihat akan pingsan di pelataran rumah itu

Terlihat kasar dan aneh, yah begitulah perilaku William kepada putranya.Tapi dia adalah sosok ayah yang begitu penuh perhatian terhadap putranya. Hal seperti itu sudah menjadi makanan sehari hari bagi Jester dan papa nya dan menjadikan sebuah kekonyolan yang menghibur bagi Marrie Gates.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!